Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN ISLAM: PEMIKIRAN K. H.

ABDUL WAHID HASYIM

Jauza Ronna Agustine1, Milleni Risputrikamaya2, Syahlan Sri Ummiati3


Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur1
Jauzaaronna@gmail.com, milleheree@gmail.com, syahlana8@gmail.com.

ABSTRACT

Education has an important role in supportimg human quality, until


now, edication continues to be built and developed, especially
islmaic education. This writing aims to review the concept of
Islamic education proposed by K.H. Abdul Wahid Hasyim. The
method used in this writing is qualitative, using literature studies
(Library Research). The result obtained are thinking of the Islamic
education model used by K.H Abdul Wahid Hasyim copied a lot
from the educational model used by his father Hasyim Asy’ari.
Keywords : Education, Islam

ABSTRAK
Pendidikan mempunyai peran penting dalam menunjang kualitas
manusia, hingga kini pendidikan terus menerus dibangung dan
dikembangkan, khusunya pendidikan islam.penulisan ini bertujuan
untuk mengulas kembali konsep konsep pendidikan islam yang
dikemukakan oleh K.H. Abdul Wahid Hasyim. Metode yang
digunakan dalam penulisan ini ialah kualitatif, dengan
menggunakan kajian kepustakaan (Library Research). Adapun hasil
yang didapatkan ialah pemikiran model pendidikan islam yang
digunakan oleh K.H. Abdul Wahid Hasyim banyak mencontoh dari
model pendidikan yang digunakan oleh ayahnya yakni Hasyim
Asy’ari.

Kata Kunci : Pendidikan, Islam


PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran penting dalam menunjang kualitas manusia, hingga


kini pedidikan terus menerus di bangun dan dikembangkan, khusunya pendidikan islam.
Dalam dunia pendidikan islam, kita dapat menemukan banyak sekali tokoh tokoh
pendidikan islam yang memiliki gagasan atau ide ide kreatif dan cerdas yang dapat
dijadikan inspirasi untuk pendidikan islam.

Pendidikan islam menjadi sebuah kebutuhan utama bagi manusia untuk kebutuhan
hidup dan juga untuk membantu orang lain. Untuk itu pendidikann mempunyai kedudukan
yang sangat penting di segala aspek kehidupan manusia itu sendiri. Untuk mencapai
sebuah pendidikan yang baik, dibutuhkan sebuah konsep pendidikan yang baik pula.

Mengkaji kembali pemikiran pemikiran tentang konsep pendidikan islam, para


tokoh pendidikan islam di Indonesia menjadi sebuah solusi untuk membuat sebuah konsep
pendidikan yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan islam. Tokoh-
tokoh itulah yang mampu merekontruksi konsep pendidikan islam yang dapat disesuaikan
dengan zaman yang semakin berkembang ini. Untuk itu kami akan membahas pemikiran
pendidikan islam K. H. Abdul Wahid Hasyim.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kualitatif, mengunakan teknik pengumpulan data dilakukan
dengan kajian kepustakaan (library Research), yaitu penelitian menggunakan kepustakaan
seperti buku dan jurnal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Biografi K. H. A. Wahid Hasyim
K. H. Abdul Wahid Hasyim atau yang sering disapa Gus wahid dilahirkan di
Jombang, Jawa Timur pada tanggal 1 Juni 1914 dan wafat pada tanggal 19 April 1953 di
Cimahi, Jawa Barat. Beliau adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dan Mentri
Agama dalam kabinet pertama Indonesia.
Wahid hasyim berasal dari keluarga yang taat beragama, beliau memiliki keluarga
pesantren yang sangat erat dengan tradisi. Wahid hasyim tumbuh dalam lingkungan
pesantren. Ibunya merupakan putri dari seorang kiai yang memimpin sebuah pesantren di
madiun. Sejak usia nya 5 tahun ia sudah belajar membaca al-qur’an oleh ayahnya setiap
selesai shalat zuhur dan setelah selesai shalat maghrib. Ia sekolah di madrasah salafiyah
dekat rumahnya. Di usi nya yang ke-7 tahun ia sudah mempelajari kitab Fathul Qarib dan
al-minhaj al-qawim. Sejak kecil ia sangat gemar membaca, berbagai macam kitab
ditelaahnya.
Wahid hasyim merupakan salah satu putra bangsa yang turut serta mengukir sejarah
pada awal kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Setelah ia menimba ilmu agama ke
berbagai pesantren di Jawa Timur, ia membuat sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan
pada zamannya, saat itu usianya masih 21 tahun, dengan semangat memajukan pendidikan
di pesantren, ia memadukan pola pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran
agama dengan pelajaran umum.
B. Pemikiran Pendidikan K. H. A. Wahid Hasyim
1. Orientasi Pendidikan Islam
Sebagai seorang santri, fokus utama K. H. Abdul wahid hasyim adalah
meningkatkan kualitas sumberdaya umat islam melalui pendidikan, khususnya pesantren.
Seorang muslim harus memiliki kualitas nalar yang harus selalu diasah sehingga
kedepannya mampu memberikan solusi yang tepat, adil, dan sesuai ajaran islam.
Menjadikan santri dalam posisi yang sejajar bahkan lebih tinggi dengan kelompok
lain menjadi keinginan yang tumbuh sejak usia muda, karena ia tidak ingin melihat santri
dipandang rendah oleh masyarakat.
Model pertama yang ia coba ialah dengan menerapkan model pendidikan klasikal
dengan menyatukan ilmu agama dengan ilmu umum di pesantren yang ia bina. Dan
ternyata metode yang ia gunakan tersebut dinilai berhasil. Karena itu ia dikenal sebagai
perintis pendidikan klasik dan modern dalam dunia pesantren.
Wahid hasyim banyak memberikan sumbangsih pemikirannya dalam melakukan
perubahan di dunia pesantren. Karena banyak perubahan yang harus dilakukan mulai dari
tujuan sampai metode pengajarannya. Langkah langkah perubahan yang ia lakukan ialah
sebagai berikut :
a. Menggambarkan tujuan dengan sejelas-jelasnya.
b. Menggambarkan cara mencapai tujuan dan menggambarkan cara mencapai
tujuan tersebut.
2. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan islam yang di rancang oleh K. H. Abdul Wahid Hasyim dibagi
menjadi 3 bagian sebagai berikut :
a. Ilmu Agama Islam, seperti Fiqh, tafsir, ilmu hadits, dan lainnya.
b. Ilmu Umum, seperti matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan lainnya.
c. Kemampuan Bahasa, Seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa
Belanda.
3. Metode Pendidikan
Metode pendidikan yang digunakan oleh K. H. Abdul Wahid Hasyim banyak
mencontoh dari model pengajaran yang dipakai ayahnya (Hasyim Asy’ari) yakni
menanamkan kepercayaan diri kepada muridnya. Dalam hal ini wahid hasyim banyak
menerapkan dari system dan metode yang dilakukan ayahnya dipetakan menjadi tanggung
jawab murid dan tanggung jawab guru sebagai berikut :
a. Tanggung Jawab Murid
 Tidak menunda-nunda kesempatan belajar
 Berhati-hati untuk menghindari hal-hal yang kurang bemanfaat
 Memuliakan dan memperhatikan guru
 Duduk rapih saat berhadapan dengan guru
 Berbicara dengan sopan dan satun kepada guru
 Bertanya bila ada sesuatu yang tidak dipahami
 Istiqomah dalam mempelajari ilmu yang telah diberikan guru
 Memiliki cita cita yang tinggi
 Antusias dalam belajar
b. Tanggung Jawab Guru
 Bersikap tenang dan berhati hati dalam bertindak
 Mengamalkan sunnah nabi
 Tidak menggunakan ilmu nya semata-mata untuk meraih dunia
 Berakhlakul karimah dan selalu menebar salam
 Menhdindarkan diri dari tempat kotor dan maksiat
 Memberi nasihat dan menegur anak yang melanggar aturan
 Mendahulukan materi materi penting

KESIMPULAN
Wahid hasyim merupakan salah satu putra bangsa yang turut serta mengukir sejarah
pada awal kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Setelah ia menimba ilmu agama ke
berbagai pesantren di Jawa Timur, ia membuat sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan
pada zamannya, saat itu usianya masih 21 tahun, dengan semangat memajukan pendidikan
di pesantren, ia memadukan pola pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran
agama dengan pelajaran umum.
Metode pendidikan yang digunakan oleh K. H. Abdul Wahid Hasyim banyak
mencontoh dari model pengajaran yang dipakai ayahnya (Hasyim Asy’ari) yakni
menanamkan kepercayaan diri kepada muridnya. Dalam hal ini wahid hasyim banyak
menerapkan dari system dan metode yang dilakukan ayahnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nizar, Samsul. 2002. Filsafat pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press.
Basori, Ruchman. 2008. Pesantren Modern Indonesia. Jakarta : Inceis.
Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovativ. Jember : Word Editor.

Anda mungkin juga menyukai