Anda di halaman 1dari 6

1.

Maksud dan tujuan konservasi airtanah


Konservasi airtanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan
keadaan, sifat, dan fungsi airtanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang. Konservasi airtanah dilakukan secara menyeluruh pada
cekungan airtanah, mencakup daerah imbuhan dan daerah lepasan airtanah. Kegiatan
konservasi airtanah antara lain mencakup:
1. perlindungan dan pelestarian airtanah;
2. pengawetan airtanah dan penghematan airtanah;
3. penentuan zona konservasi airtanah.
Kegiatan konservasi airtanah merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya air tepadu,
telah diatur dalam UU Sumber Daya Air BAB III, yang kemudian diperinci dalam
Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Airtanah Tahun 2007. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan konservasi airtanah, masih memerlukan pedoman yang lebih rinci agar kegiatan
konservasi tersebut dapat berjalan dengan optimal.
Heru Hendrayana. & Doni Prakasa Eka Putra. 2008. sebuah pemikiran: Fakultas Teknik
UGM

2. Alasan perlu konservasi


Kebutuhan airtanah yang begitu banyaknya oleh manusia maka airtanah yang ada
perlu diadakannya konservasi. Airtanah merupakan sumberdaya alam yang dapat
diperbarui dan keberadaannya sangat diperlukan namun air tanah juga berpotensi untuk
tercemar. Dengan demikian airtanah memerlukan adanya kegiatan konservasi agar airtanah
yang ada tetap lestari dan dapat memenuhi kebutuhan hidup khususnya manusia.
Christianto, J. (2014). Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Universitas Terbuka.
Konservasi yang berguna melestarikan air yang pemakaiannya sangat besar sehingga
perlu dijaga agar tidak rusak. Walau air dapat di perbarui namun penggunaannya harus
dengan bijak karena banyak wilayah yang masih kekurangan sehingga harus menggunakan
air seperlunya sehingga air dapat terus terjaga pada waktu yang lama

3. Dampak negatif pengambilan air tanah


Berdasarkan hokum darcy, dijelaskan jika tinggi muka air tanah mengalami penurunan
yang berkelanjutan, akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan maka:
a. Rembesan air sungai ke akuifer sangat besar. jika akuifer terbentuk dari tanah dengan
permeabilitas besar dapat mempengaruhi adanya pencemaran air tanah.
b. Menurunnya muka air tanah(land subsidence). Hal ini mengakibatkan penurunan gaya
angkat tanah karena terjadi peningkatan tegangan efektif tanah.
c. Terjadinya erosi bagian dalam tanah akibat terangkutnya butir tanah dibawah muka
tanah
Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2010). Tata ruang air. Jakarta: Penerbit Andi

4. Kondisi muka airtanah sebelum dan sesudah pemompaan


Air tanah sebelum terjadi pemompaan cenderung tidak terjadi perubahan yang berarti
terhadap muka airtanah. Air tanah yang belum dimanfaatkan volume dan debitnya dapat
dikatakan melimpah. Adanya pemompaan mengakibatkan muka airtanah akan cenderung
menurun namun lama kelamaan muka airtanah kembali pada keadaan semua atau pada
ketinggian semula. Pada penggunaan airtanah skala besar dan terus menerus, muka airtanah
akan semakin turun dan ketersediaan airtanah semakin berkurang. Turunnya muka airtanah
ini akan berdampak pada intrusi airlaut, penurunan muka airtanah, dan amblesan tanah
Indra, T. T. (2009). Permasalahan Airtanah Pada Daerah Urban. Universitas Gadjah Mada.

5. Airtanah dan amblesan tanah


Penyebab amblesan tanah diduga akibat pemampatan endapan aluvial secara alami,
pembebanan bangunan, pengurugan tanah dan ekstraksi air tanah melebihi kemampuannya
(Safe Yield) Holtz (1985)
Amblesan tanah (land subsidence) telah banyak diteliti antara lain Rappley (1933) dalam
Poland dan Devis (1969); Mohz dan kovac (1981), Whittaker dan Reddish (1989), Johnson
(1991), Fulton (1997), Yin dkk (2006), Carbogin (2003) Donelly (2006), Piend dan
Natalaya (2008). Hasil penelitian menjelaskan secara umum penyebab amblesan tanah
antara lain : turunnya air bawah tanah, pemadatan lempung pada akuifer, penambangan dan
pemadatan sedimen, pemampatan endapan aluvial secara alami, timbunan tanah dan
pembebanan bangunan.
Holtz.,Konvacs,1985. An Introduction to Geotechnical Engineeering, Prentice Hall New
Jersay
Poland J.F dan Davis, G. H (1969). Land Subsidence due to with drawal of fluids, A.R.
Eng.Geol, USGS, Sacra and Wash, DC Vol 2, P 187-269.
6. Kegiatan konservasi airtanah (minimal 8 kegiatan, disertasi penjelasan)
1. Melindungi lingkungan sumber air tanah
Cara melestarikan air tanah yang pertama yakni melindungi lingkungan sumber air
tanah. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar air tanah terhindar dari berbagai faktor
pencemaran air seperti sampah dan zat kimia berbahaya Dengan melindungi sumber air
tanah dari pencemaran, maka air tanah dapat terjaga kelestariannya.
2. Melakukan konservasi air tanah
Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan. Sumur
resapan ini berfungsi untuk sebagai resapan air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
Dengan adanya sumur resapan, air hujan akan terserap dengan cepat ke dalam tanah dan
tidak menimbulkan genangan di permukaan. Selain itu, manfaat sumur resapan yakni dapat
dijadikan sebagai cadangan air saat musim kemarau.
3. Tidak menimbun sampah di dekat sumber air tanah
Menimbun sampah atau membuka tempat pembuangan akhir sampah di dekat sumber
air tanah dapat merusak kebersihan air tanah. Ketika tibunan sampah terkena air hujan,
maka air hujan akan membawa kotoran- kotoran yang kemudian terserap ke dalam tanah.
Air tanah bisa saja menjadi keruh, tidak jernih lagi dan berbau tak sedap . Oleh sebab itu,
kita tidak boleh menimbun sampah di dekat sumber air tanah agar kebersihan air tanah tetap
terjaga. Masih berhubungan dengan sampah, hendaknya kita bisa mengurangi produksi
sampah dengan cara mendaur ulang sampah terutama sampah plastik. Sampah plastik
membutuhkan waktu puluhan tahun agar terurai. Hal ini dapat mencemari sumber air
maupun tanah itu sendiri. Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi
sampah yakni membawa tas belanja sendiri ketika hendak ke pasar, mengurangi pembelian
produk- produk yang menggunakan banyak plastik dan membawa air minum sendiri ketika
bepergian.
4. Menggunakan air tanah secara bijak
Setiap orang harus bijak dalam menggunakan air. Kita tidak bisa mengeksplorasi air
tanah secara berlebihan karena dapat mengancam kelestarian air. Kita bisa melakukan
penghematan air di mulai dari rumah sendiri. Beberapa contoh kegiatan menghemat air
yaitu menutup keran secara rapat setelah digunakan untuk menyiram bunga atau mencuci
piring, tidak membuka keran secara longgar ketika mengalirkan air tanpa menampungnya
dan tidak boros air ketika mandi atau mencuci pakaian. Dengan menghemat penggunaan
air di rumah, maka kelestarian air tanah bisa tetap terjaga dan kita terhindar dari bencana
kekeringan saat musim kemarau.
5. Mengurangi penggunaan zat kimiawi
Bahan kimia yang terlarut di dalam air bisa terserap ke dalam tanah dan akhirnya
mencemari sumber air tanah. Air tanah yang ada tidak dapat digunakan karena tercemar
oleh zat kimia. Jika sumber air tercemar maka yang akan mengalami kerugian adalah
manusia itu sendiri. Manusia bisa saja kekurangan sumber air bersih. Tidak hanya manusia,
hewan ternak juga akan kekurangan air, tanaman di lahan pertanian juga akan mengalami
kekeringan. Jika sudah demikian, lagi- lagi manusia yang mengalami kerugian.

6. Melakukan edukasi pada masyarakat


Berbagai permasalahan tentang air seperti kekurangan air bersih dan pencemaran air
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketidakpahaman masyarakat tentang
cara melestarikan air. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang
pentingnya menjaga kelestarian air. Edukasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan dan seminar- seminar baik untuk masyarakat perkotaan maupun
penduduk di desa. Masyarakat juga dapat diajak untuk bergotong royong melakukan
kerjabakti membersihkan lingkungan dari sampah yang mencemari air tanah. Dengan
demikian, kesadaran masyarakat akan mulai terbangun dan dapat berperan aktif dalam
melestarikan sumber air.
7. Melindungi dan melestarikan hutan
Seperti yang telah kita pahami, bahwa hutan memiliki peran penting dalam
ketersediaan air tanah. Akar- akar pohon di hutan dapat membantu menyerap air hujan yang
jatuh di tanah. Air tersebut disimpan dan dapat dijadikan cadangan air ketika musim
kemarau. Apabila hutan gundul, maka kita sendiri yang akan kesulitan memperoleh air
bersih. Untuk itu, kita harus melindungi hutan dari penebangan pohon secara liar dan juga
kebakaran hutan. Rehabilitasi hutan yang rusak perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Setiap orang juga bisa memulai menanam pohon di rumah dan di lingkungan tempat
tinggal. Berbagai kegitan yang kita lakukan untuk melindungi hutan sama saja melestarikan
keberadaan sumber air bersih.
8. Melakukan perawatan pipa air
Agar air tanah dapat digunakan, maka air harus dipompa dari dalam tanah dan
dialirkan menuju ke permukaan. Untuk mengalirkan air, masyarakat biasanya
menggunakan pipa. Pipa- pipa yang digunakan untuk mengalirkan air harus dirawat secara
berkala. Perlu dilakukan pengecekan pada pipa secara rutin untuk mengetahui kondisi pipa.
Jika ada pipa yang bocor atau rusak maka harus segera diganti. Apabila tidak melakukan
pengecekan terhadap pipa air, kita tidak akan tahu jika ada pipa yang bocor. Pipa yang
bocor ini bisa menyebabkan pemborosan air. Air yang keluar dari lubang pipa bocor akan
terbuang secara sia- sia, padahal kebutuhan air sangatlah banyak. Hal itu akan
mempengaruhi kuantitas air sehingga kita bisa saja mengalami kekurangan air.

7. Metode zonasi konservasi airtanah


Metode yang digunakan untuk penentuan prioritas pengelolaan zona konservasi air tanah
dengan menentukan nilai parameter prioritas pengelolaan, yaitu: (a) keterdapatan dan
potensi air tanah, (b) kedudukan muka air tanah, (c) kualitas air tanah, (d) lingkungan air
tanah, (e) ketersediaan sumber air selain air tanah, (f) prioritas pemanfaatan air tanah, serta
(g) kepentingan masyarakat dan pembangunan.
Batas daerah imbuhan air tanah dan daerah lepasan air tanah ditetapkan melalui analisis
data geologi dan hidrogeologi yang ada, yaitu dengan mendasarkan metoda sebagai berikut:
• Analisis morfologi tekuk lereng
• Analisis pemunculan mata air
• Analisis kedudukan dan kerapatan kontur muka air tanah
• Hubungan antara kedudukan muka air tanah dan air permukaan
Ramadhika, R., & Hendrayana, H. (2016). Prioritas Pengelolaan Zona Konservasi Air
Tanah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geologi
UGM.

8. Metode pemulihan cadangan airtanah, jika daerah tersebut telah mengalami pemompaan
airtanah berlebihan (minimal 2 metode, disertasi penjelasan)
Metode ABSAH
Bangunan ABSAH selengkapnya terdiri dari bak pemasukan air, bak akuifer buatan, bak
reservoir dan bak pemanfaatan air, di mana ruang antar bak dihubungkan oleh suatu rooster
dan ijuk. dengan demikian, semua proses pemasukan air, pergerakan air dalam akuifer
buatan, penyimpanan air dan pengambilan air berada dalam bangunan yang
terkendali.Akuifer buatan ini berfungsi selain sebagai filter, juga bertindak sebagai media
penambah mineral melalui kontak butir material batuan dengan air, serta menirukan proses
fisik, kimia dan biologis seperti yang terjadi dalam akuifer alami. "roses gerakan air di
dalamnya diusahakan berjalan lambat (aliran laminer) dan dengan lintasan yang panjang.
untuk menjaga temperatur air konstan, mencegah sinar matahari dan polusi dari luar masuk,
serta mencegah pertumbuhan ganggang dalam air, maka hampir seluruh bangunan ini
dibuat tertutup rapat dan ditanam sebagian ke dalam tanah

9. Metode pemulihan kualitas airtanah, jika daerah tersebut telah mengalami pencemaran
airtanah berlebihan (minimal 2 metode, disertasi penjelasan)
10. Studi kasus permasalahan airtanah di daerah/wilayah masing-masing, sumber dari
koran/majalah cetak/online, jurnal, buku (bukan blog)

Anda mungkin juga menyukai