Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PROSES KEPERAWATAN PADA GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULER

OLEH KELOMPOK 3:
1. I Gede Putu Yoga Darmika
2. Desak Putu Bella Andriyani
3. I Made Sutama
4. I Gede Suka Arta Giri
5. I Gusti Agung Dafni
6. Ni Luh Suartini
7. Ni Made Cynthia Rini Aryana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN ALIH JENJANG
2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi atas
Waranugraha Beliaulah penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”Konsep
i
Proses Keperawatan Pada Gangguan Sistem Kardiovaskuler” ini tepat pada
waktunya. Dalam kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang sudah membantu baik bantuan secara fisik maupun batin
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
mengenai konsep proses keperawatan pada gangguan kardiovaskuler. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis sangat menyadari bahwa makalah
yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dalam cara penulisannya,
pemilihan katanya atau dalam penyusunannya. Maka dari itu, penulis sangat
mengharapkan pada para pembaca agar memberikan masukan positif yang
membangun.

Denpasar, 22 September 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
D. Manfaat........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
A. Konsep Gangguan Sistem Kardiovaskuler................................................... 4
1. Definisi ………………….......................................................................... 4
2. Etiologi ……............................................................................................ 5
3. Klasifikasi ……........................................................................................ 6
4. Manifestasi Klinis .................................................................................... 8
5. Pathway ……………………………………………………………………… 9
6. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 10
7. Penatalaksanaan .................................................................................... 12
B. Konsep Proses Keperawatan ...................................................................... 15
1. Pengkajian .............................................................................................. 15
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 21
3. Intervensi Keperawatan ………………..................................................... 21
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 31
A. Simpulan ........................................................................................................ 31
B. Saran ............................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menuanya organ tubuh tak lebih dari sebuah proses alamiah. Namun,
sangat sulit membedakan antara penuaan normal yang tidak bisa dicegah
dengan kerusakan organ akibat penuaan yang sebenarnya dapat dicegah, Dari
seluruh penyakit yang mendera manusia, penyakit kardiovaskular menempati
urutan paling atas. Kerusakan akibat penuaan biasanya akan mengalami dua
macam interaksi, yang berasal dari penuaan itu sendiri atau proses patologis
yang mengikuti penyakit jantung tersebut.
Penyakit kardiovaskuler merupakan sosok penyakit yang sangat
menakutkan. Angka kematian di seluruh dunia akibat penyakit kardiovaskuler
adalah 30%, dari semua penyebab kematian (laporan WHO tahun 2004). Terjadi
satu kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung
setiap lima detik dan akibat stroke setiap enam detik. Bisa dibayangkan berapa
banyak orang yang meninggal saat kita sedang menghabiskan waktu kita selama
10 menit menyantap makan siang. Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang
meninggal akibat penyakit kardiovaskular dengan angka yang terus menaik.
Pada tahun 2005, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai
17,5 juta. Sekitar 7,6 juta diantaranya terjadi karena penyakit jantung koroner dan
5,7 juta karena stroke. Diperkirakan kematian global akibat penyakit
kardiovaskular mencapai sekitar 25 juta pada tahun 2020. Ini merupakan angka
yang cukup menghebohkan, meskipun di tahun-tahun berikutnya bisa lebih
menghebohkan lagi.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di seluruh
dunia. Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara maju maupun negara
berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan penyakit yang umumnya terbatas
pada orang dewasa dan orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas,
karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit
kardiovaskuler, namun hal yang mengkhawatirkan adalah kecenderungan
terdapat semakin banyaknya orang-orang usia muda yang menderita penyakit ini
1
di seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup,
terutama pada orang muda perkotaan modern. Kemajuan di bidang pariwisata,
komunikasi, informasi, dan cara berpikir justru menjadi pedang bermata dua yang
dapat digunakan oleh manusia untuk memajukan kepentingannya atau justru
menghancurkan diri sendiri.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap
cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan
siap saji (fast food), makanan berkadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok,
minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah
menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku
tersebut merupakan faktor-faktor penyebab penyakit kardiovaskuler. Masyarakat
hanya ingin menikmati pemuasan perutnya saja, tanpa berpikir bahwa apa yang
dia makan dan kerjakan saat ini mungkin saja merupakan faktor penentu
kelangsungan hidupnya kelak. Orang tidak akan berpikir untuk berhenti ketika
menikmati makanan cepat saji karena rasa yang dihidangkan. Akan tetapi jika
saja mereka memahami dengan baik bahwa makanan cepat saji yang beredar
adalah makanan yang tidak memiliki gizi dan merupakan salah satu faktor
pembunuh jantung, mereka mungkin akan langsung berhenti makan dan
membuangnya. Hal ini berlaku juga untuk kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol, kurang berolahraga, dan lain-lain.
Dari uraian diatas maka penulis akan membahas tentang konsep dasar
keperawatan tentang gangguan kardiovaskuler.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari gangguan sistem kardiovaskuler ?
2. Apa sajakah etiologic dari gangguan sistem kardiovaskuler ?
3. Apa sajakah klasifikasi dari gangguan sistem kardiovaskuler ?
4. Bagaimanakah manifestasi klinis dari gangguan sistem kardiovaskuler ?
5. Bagaimanakah pathway dari gangguan sistem kardiovaskuler ?
6. Apa sajakah pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada gangguan
sistem kardiovaskuler ?
7. Bagaimanakah pentalaksanaan pada gangguan sistem kardiovaskuler ?
8. Bagaimanakah proses pengkajian pada gangguan sistem kardiovaskuler ?
9. Apa sajakah diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan
sistem kardiovaskuler ?

2
10. Apa sajakah intervensi yang dapat dilakukan pada gangguan sistem
kardiovaskuler ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari gangguan sistem kardiovaskuler
2. Untuk mengetahui etiologi dari gangguan sistem kardiovaskuler
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari gangguan sistem kardiovaskuler
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari gangguan sistem kardiovaskuler
5. Untuk mengetahui pathway dari gangguan sistem kardiovaskuler
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari gangguan sistem
kardiovaskuler
7. Untuk mengetahui penatalaksaan dari gangguan sistem kardiovaskuler
8. Untuk mengetahui pengkajian dari gangguan sistem kardiovaskuler
9. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari
gangguan sistem kardiovaskuler
10. Untuk mengetahui intervensi dari gangguan sistem kardiovaskuler
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
tambahan bagi mahasiswa mengenai gangguan sistem kardiovaskuler dan
juga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penerapan ilmu keperawatan
khususnya dibidang kardiovaskuler.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Gangguan Sistem Kardiovaskuler


1. Definisi
Gangguan sistem kardiovaskuler adalah adalah penyakit yang
mengganggu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah jantung dan urat-
urat darah. Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka penyakit
kardiovaskular sangat berbahaya bagi kesehatan. Ada banyak macam
penyakit kardiovaskular, tetapi yang paling umum dan paling terkenal adalah
penyakit jantung dan stroke. Dalam banyak kasus kelainan jantung baru
terdeteksi saat terjadi serangan jantung. Berikut beberapa jenis penyakit
kardiovaskular yang umum. Salah satu faktor pemicu penyakit kardiovaskular
misalnya adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung
(cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan
karena ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut
disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah
lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis).
Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain
lewat makanan, penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung
yang lemah sejak lahir (inherited heart disorder).
Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan
peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai
penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian
nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti
kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia
lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat
kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, disiplidemia dan diabetes
mellitas.

2. Etiologi
4
Terdapat berbagai macam faktor penyebab terjadinya gangguan
kardiovaskuler, yaitu diantaranya :
a. Usia
Pria berusia 45 tahun dan wanita 55 tahun paling berisiko terserang
penyakit kardiovaskular. Sebab melalui sebuah penelitian, terbukti bahwa
83 persen orang yang meninggal akibat serangan jantung koroner berusia
65 tahun ke atas.
b. Jenis Kelamin
Jika dibandingkan dengan wanita, pria lebih berisiko terkena serangan
jantung dini daripada wanita. Penelitian pun mengungkap bahwa hormon
seks yang bernama estrogen mempengaruhi peningkatan kolesterol jahat
dan menurunkan kolesterol baik pada pria. Maka dari itu, mereka lebih
berisiko besar terserang penyakit kardiovaskular.
c. Perokok
Rokok dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak empat
kali lipat. Sebab kandungan kimia dalam rokok merusak fungsi jantung dan
pembuluh darah tubuh. Padahal, faktor penyakit kardiovaskular ini
tergolong bisa dicegah daripada dua penyebab yang sebelumnya telah
disebutkan.
d. Kolesterol
Jika kolesterol dalam darah meningkat, maka risiko penyakit
kardiovaskular pun ikut meningkat. Sebab kolesterol memicu
penggumpalan pembuluh darah dan menghambat suplainya ke jantung.
Maka dari itu, sangat penting untuk memperhatikan jenis makanan yang
kita konsumsi. Sebab makanan adalah salah satu faktor pemicu
meningkatnya kolesterol jahat dalam tubuh.
e. Tekanan darah tinggi
Darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras, sehingga
mengakibatkan penebalan dan kekakuan. Pada akhirnya, penderita
hipertensi pun berisiko terserang penyakit jantung.
f. Stres

5
Stress adalah salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Selain itu,
makanan dan gaya hidup yang tidak sehat juga ikut mempengaruhi
tekanan darah seseorang.
g. Gen
Seperti masalah usia dan risiko tinggi yang dialami pria, faktor penyakit
kardiovaskular yang tidak bisa dihindari adalah gen. Jadi jika Anda
memiliki orang tua atau saudara dekat yang mengidap penyakit jantung,
Anda pun berisiko terserang penyakit serupa.
h. Obesitas
Penderita obesitas, terutama jika lemak menumpuk di bagian pinggang,
juga berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Meskipun mereka
tidak memiliki faktor pemicu lain yang disebutkan.
i. Diabetes
Diabetes adalah faktor pemicu penyakit kardiovaskular yang sangat serius.
Sebab kebanyakan pasien penyakit jantung rupanya juga mengidap
diabetes tipe 2. Setidaknya, tiga perempat penderita diabetes meninggal
karena komplikasi penyakit kardiovaskular.
j. Gaya hidup
Sibuknya aktivitas sehari-hari sering dijadikan alasan orang-orang untuk
menghindari olahraga. Padahal malas olahraga adalah faktor penyakit
kardiovaskular.

3. Klasifikasi
Klasifikasi gangguan kardiovaskuler meliputi :
a. Penyakit jantung koroner (serangan jantung) adalah penyakit pembuluh
darah yang mensuplai jantung. Pembuluh darah ini disebut pembuluh
darah koroner. Aterosklerosis adalah penyebab paling umum dari penyakit
jantung koroner. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan
pembuluh arteri koroner jantung oleh pembentukan plak (kerak) dan
penyumbatan. Penyakit jantung koroner disebabkan faktor resiko seperti
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, diabetes, pola
hidup sedentary (tidak aktif bergerak), usia tua, dan faktor keturunan.
Implikasinya meliputi infark miokard (serangan jantung), angina (nyeri
dada), dan aritmia (irama jantung abnormal).
6
b. Penyakit serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang
mensuplai otak. Implikasinya meliputi transient ischaemic attack
(kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau
gerakan).
c. Penyakit vaskular perifer (Peripheral vascular disease, PVD) atau
penyakit arterial peripheral (peripheral arterial disease, PAD) adalah
penyakit pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki yang berakibat
rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram
otot kaki saat olah raga. Faktor resiko penyakit ini antara lain tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, diabetes, tidak aktif
bergerak, usia tua, dan faktor keturunan.
d. Penyakit jantung bawaan, penyakit jantung ini disebabkan kelainan jantung
atau pembentukan struktur jantung tidak normal saat lahir. Hal ini terjadi
bisa merupakan karena faktor keturunan atau karena faktor lain. Faktor
resiko penyakit jantung bawaan antar lain ibu menggunakan narkoba,
minum banyak alkohol, mengalami penyakit tertentu, atau ibu kurang gizi.
Faktor-faktor resiko tersebut dapat menyebabkan bayi lahir cacat, salah
satunya dapat menyebabkan bayi memiliki cacat jantung.
e. Stroke (cerebrovascular accident, CVA) terjadi jika suplai darah ke otak
terhambat. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah di otak tersumbat
atau pecah. Orang beresiko mengalami stroke adalah penderita darah
tinggi, memiliki gangguan irama detak jantung, memiliki kolesterol tinggi,
perokok, penderita diabetes dan orang lanjut usia.
f. Gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure), gagal jantung
kongestif terjadi jika otot-otot jantung tidak mampu memompa darah ke
pembuluh darah. Orang yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif
antara lain orang yang memiliki tekanan darah tinggi, gangguan irama
detak jantung, serangan jantung, obesitas, dsb.
g. Penyakit vena dalam (Deep Vein Thrombosis), penyakit vena dalam (Deep
Vein Thrombosis, DVT) adalah terjadinya gumpalan darah beku pada
pembuluh vena kaki yang menyebabkan nyeri dan kaki tidak bisa
digerakkan. Gumpalan darah beku ini dapat berpindah ke jantung dan
paru-paru yang menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa.
7
Faktor resiko penyakit ini antara lain operasi pembedahan yang lama,
trauma, obesitas, kanker, baru melahirkan, menggunakan alat kontrasepsi
telan, terapi penggantian hormon, dsb.
h. Penyakit jantung rematik, penyakit ini terjadi karena kerusakan otot jantung
dan katup jantung akibat demam rematik (rheumatic fever). Demam
rematik disebabkan infeksi bakteri streptococcal.
i. Penyakit kardiovaskular lain, ada banyak jenis-jenis penyakit
kardiovaskular lainnya, tetapi jarang terjadi seperti tumor pembuluh darah,
aneurysm pada pembuluh darah otak, cardiomyopathy, penyakit katup
jantung, pericarditis, aortic aneurysm, dsb.

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari gangguan sistem kardiovaskuler, meliputi :
a. Nyeri dada
b. Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan
aktivitas yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan.
Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
c. Penurunan kesadaran
d. Peka terhadap rasa dingin karena aliran darah ke ekstremitas tidak adekuat
e. Perubahan warna kulit karena berkurangnya aliran darah ke suatu daerah
area tubuh. Akibat iskemia, area darah tersebut menjadi pucat.
f. Dapat diraba penurunan denyut arteri
g. Keringat dingin dan berdebar-debar
h. Mual dan muntah
i. Kelemahan yang luar biasa

8
5. Pathway
Latihan fisik Makanan tinggi
Stes kolesterol
Spasme Pajanan
pembuluh darah terhadap dingin
Adrenalin Kebutuhan O2 Aliran O2 ke
meningkat jantung jantung
vasokontriksi
menurun

Aliran O2 arteri
koronaria
menurun

Selular hipoksia Jantung kekurangan O2 Kelemahan fisik

ANSIETAS Iskemia otot jantung Keterbatasan


Kontraktilitas
bergerak
turun
Nyeri GANGGUAN
GANGGUAN KURANG POLA TIDUR DEFISIT
COP Turun
PERFUSI JARINGAN PENGETAHUAN GANGGUAN PERAWTAAN
RASA NYAMAN DIRI

9
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram (EKG)
Alat diagnostik yang secara rutin digunakan untuk menilai fungsi listrik dan
otot jantung. Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan –
perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.
Elekrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu.

Gambar 1. Pemeriksaan EKG

b. Ekokardiogram
Memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh darah
besar, berperan dalam diagnosa berbagai kelainan jantung. Mendeteksi
struktur anatomi katup-katup jantung (kekakuan, pembukaan / penutupan,
tebalnya, geraknya, perlekatan ). Mengetahui ukuran ruang - ruang jantung.
Menilai kemampuan gerak otot -otot dinding jantung akibat penyempitan
pembuluh koroner. Menilai fungsi pompa dan pengembangan jantung.
Melihat massa tumor seperti trombus, vegetasi atau adanya cairan di
selaput jantung.

c. Kateterisasi jantung
 Kateterisasi jantung kanan berfungsi untuk mengetahui saturasi O2 dan
tekanan darah pada semua bagian jantung kanan mulai dari Vena Cava
sampai Arteri Pulmonari.
 Kateterisasi jantung kiri berfungsi untuk mengetahui saturasi O2 dan
tekanan darah dari bagian Kiri Jantung, Aorta kecuali Arterium Kiri

10
Gambar 2. Katerisasi jantung

d. Computerized tomography (CT) scan pada jantung


Tomografi Jantung Terkomputerisasi (CT) scan adalah tes non-invasif yang
memeriksa arteri jantung, pembuluh darah yang memasok darah
beroksigen ke dinding jantung. Plak adalah kumpulan lemak dan substansi
lainnya termasuk kalsium, yang dapat mempersempit arteri atau bahkan
menutup aliran darah ke jantung dari wktu ke waktu. Ini mungkin
mengakibatkan nyeri dada atau serangan jantung. CT jantung adalah scan
relative tidak nyeri yang memungkinkan dokter untuk mendapatkan
informasi tentang lokasi dan jangkauan kalsifikasi plak pada arteri jantung
dengan tingkat akurasi lebih tinggi

Gambar 3. Hasil pemeriksaan CT-Scan Jantung

e. Magnetic resonance imaging (MRI) pada jantung


11
MRI scan jantung adalah sebuah tindakan atau prosedur diagnostik
menggunakan alat pemindai untuk menampilkan gambar struktur jantung.
Alat pemindai yang digunakan tersebut memakai medan magnet dan energi
gelombang radio sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik
daripada tindakan dengan cara lain. Sebenarnya MRI scan tidak hanya
ditujukan pada jantung saja, tetapi bisa juga digunakan untuk memeriksa
organ tubuh lainnya seperti otak, saraf tulang belakang, tulang dan sendi,
payudara, dan organ dalam lainnya mulai dari hati, ginjal, pankreas, limpa,
rahim, dan lain sebagainya.

Gambar 4. Pemeriksaan MRI

7. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mengurangi Beban Kerja Jantung
Berbagai upaya keperawatan dapat turut berperan dalam mengurangi
beban kerja jantung dan sistem kardiovaskuler. Menyeimbangkan istirahat
dan aktivitas dapat membantu mempertahankan tonus otot dan
penggunaan oksigen secara efisien, yang dapat menurunkan kebutuhan
jaringan terhadap darah yang mengandung oksigen. Untuk mencapai
keseimbangan ini aktivitas harus terjadwal sepanjang hari. Aplikasi
langsung dari penambahan oksigen juga menurunkan beban kerja jantung
dengan meningkatkan jumlah oksigen yang dibawa oleh molekul
hemoglobin. Tindakan-tindakan untuk menurunkan ansietas membantu

12
menghentikan pelepasan katekolamin yang bersikulasi yang dapat
meningkatkan tuntutan kebutuhan jantung.
Dengan mengurangi sirkulasi volume klien melalui pembatasan cairan
atau pembatasan natrium atau keduanya atau melalui pemberian diuretik,
volume darah total yang harus dipompa oleh jantung telah berkurang.
Tindakan keperawatan dependen untuk mengurangi beban kerja jantung
terdiri dari pemberian agens penghambat β adrenergik untuk menurunkan
kebutuhan oksigen miokardium dan obat-obatan seperti vasodilator untuk
mengurangi resistensi pembuluh darah perifer dari sistem arteri.
b. Peningkatan Fungsi
Fungsi jantung yang efektif memerlukan keseimbangan yang baik
antara kontraktilitas serta kecepatan dan irama yang teratur. Upaya-upaya
keperawatan untuk meningkatkan kontraktilitas termasuk memantau
keseimbangan elektrolit dan memberikan suplemen yang diperlukan,
memastikan keadekuatan aliran balik darah vena melalui pemantauan
tekanan darsh dan keseimbangan darah dan keseimbangan cairan secara
hati-hati, dan memberikan obat-obat kardiotonik seperti preparat digitalis.
Tindakan keperawatan yang kritis untuk populasi ini adalah pengkajian
secara hati-hati pada efek samping atau efek yang lain yang tidak
diinginkan dari preparat digitalis. Karena lansia secara spesifik sangat
sensitif terhadp efek toksik dari obat-obatan ini, mereka memerlukan
pengkajian yang berkelanjutan. Ahli genetik sering memberikan digoksin
dosis pedriatik bagi lansia untuk memberikan dosis satu kali sehari tanpa
memicu keracunan. Obat-obat yang mungkin diresepkan bersama digoksin
(misalnya quanidin, verapamil, dan pada tingkatan yang lebih sedikit,
nifidepin) meningkatkan kadar serum digitalis. oleh karena itu, lansia yang
menerima obat-obatan kombinasi tersebut harus sering diobservasi untuk
mengetahui adanya gejala-gejala overdosis.
Kecepatan dari irama jantung yang teratur sangat penting untuk
fungsi yang efektif. Lansia sering memerlukan agens antidisritmia untuk
menstabilkan denyut dan irama jantungnya karena hilangnya sel-sel pace-
maker dalam nodus sinoatrial atau nodus attrioventrikular. Walaupun obat-
obatan ini umumnya diresepkan, kebutuhan klien akan obat-obatan
13
tersebut harus ditinjau ulang secara teratur karena adanya efek samping
yang terjadi dengan penggunaan dalam waktu yang lama. Selain itu,
penggunaan alat pacu jantingkatkan kemampuan jantung secara
keseluruhan pada lansia yang mengalami sick sinus syndrome atau gejala
bradikardia dan meningkatkan toleransi mereka terhadap aktivitas.
Biasanya lansia, beradaptasi dengan baik terhadap penggunaan alat-alat
ini dengan bantuan dan dukungan minimal.
Elemen kuci untuk pendokumentasian termasuk perkembangan dan
resolusi tanda dan gejala dari gangguan dan respons klien terhadap terapi.
Perubahan yang menyertai dalam mentasi atau peningkatan napas yang
pendek selama aktivitas dapat mengindikasikan efek obat yang tidak
diinginkan atau lebih memburuknya kondisi jantung. Bunyi nafas harus
diauskultasi dan dicatat secara teratur. Keseimbangan cairan selama 24
jam adalah indikator awal dan sensitif terhadap perubahan status jantung
(pada keadaan tidak adanya kegagalan ginjal), dan karenanya harus
dipanta secara teratur, karena hubungan nilai-nilai tersebut terhadap
berfungsinya sistem kardiovaskular secara efktif.
Pendokumentasian respons klien terhadap aktivitas sangat penting.
Denyut jantung dan tekanan darah dicatat sebelum, selama dan setelah
aktivitas. Jumlah aktivitas harus dihitung (yaitu dalam menit atau jumlah
langkah-langkah yang dilakukan) untuk memberikan kesempatan dalam
pengkajian dari kemajuan klien selama beberapa waktu. Selain itu, persepsi
klien terhadap tingkat aktifitas, dari yang ringan sampai yang paling berat,
merupakan ukuran dari beban jantung.

14
B. Konsep Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Dalam pengkajian yang dilakukan dalam beberapa tahapan, meliputi
pengumpulan data yang merupakan upaya untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan sebagai informasi tentang klien. Data yang dibutuhkan
mencakup data tentang 11 pola kesehatan fungsional dari klien, data yang
berhubungan dengan masalah klien serta data tentang factor-faktor yang
mempengaruhi atau yang berhubungan dengan klien seperti data tentang
keluarga, lingkungan yang ada di mana data-data tersebut dapat diperoleh
dari klien, keluarga klien atau orang lain yang ada hubungan dengan klien,
catatan medik serta tim kesehatan lainnya (Hidayat, 2004).
Adapun data data-data yang dikumpulkan adalah:
a) Biodata
Data lengkap dari klien meliputi: nama lengkap, umur, jenis kelamin,
kawin / belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, alamat serta identitas penanggung, meliputi : nama lengkap,
jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
hubungan dengan klien dan alamat.
b) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan oleh klien pada saat
dilakukan pengkajian dan merupakan keluhan yang paling mengganggu
klien dalam memperoleh rasa aman dan nyamannya. Pada umumnya
klien dengan gangguan kardiovaskuler akan mengeluh adanya nyeri,
baik itu bersifat nyeri ringan, nyeri sedang, ataupun nyeri hebat.
2) Riwayat keluhan utama mengambarkan keluhan pada saat datang ke
Rumah Sakit dan keluhan pada saat pengkajian.
3) Riwayat kesehatan dahulu, pada riwayat kesehatan dahulu, pernahkah
klien menderita penyakit yang sama, apakah klien pernah mengalami
penyakit yang berat atau suatu penyakit tertentu yang memungkinkan
akan berpengaruh pada kesehatnnya sekarang.
4) Riwayat kesehatan keluarga dengan menggunakan gonogram tiga
generasi, apakah dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit
yang sama dengan klien atau penyakit keturunan.
c) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada
jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung,
15
maka penting terlebih dahulu melihat pasien secara keseluruhan/keadaan
umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan
frekuensi pernafasan. Keadaan umum secara keseluruhan yang perlu
dilihat adalah :
 Bentuk tubuh gemuk/kurus
 Adanya anemis
 Sianosis
 Sesak nafas
 Munculnya keringat dingin
 Muka sembab
 Oedem kelopak mata
 Asites
 Bengkak tungkai/pergelangan kaki
 Clubbing ujung jari-jari tangan

Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan


pemeriksaan nadi adalah :
 Kecepatan/menit
 Kuat/lemah (besar/kecil)
 Teratur atau tidak
 Isi setiap denyut sama kuat atau tidak.

1. Inspeksi
a. Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada
pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang perlu
diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum (Point of Maximum
Impulse). Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis
midklavikular kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri
berarti ada pembesaran jantung kiri atau jantung terdorong atau
tertarik kekiri.

b. Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada
“Veussure Cardiac” dinding totaks di bagian jantung menonjol
16
menandakan penyakit jantung kongenital. Benjolan ini dapat
dipastikan dengan perabaan.
c. Vena Jugularis Eksterna (dileher kiri dan kanan)
Teknik :

- Posisi pasien setengah duduk dengan kemiringan ± 45º


- Leher diluruskan dan kepala menoleh sedikit kekiri pemeriksa di
kanan pasien
- Perhatikan vena jugularis eksterna yang terletak di leher ;
apakah terisi penuh/sebagian, di mana batas atasnya bergerak
naik turun
- Dalam keadaan normal vena jugularis eksterna tersebut
kosong/kolaps

Vena jugularis yang terisi dapat disebabkan oleh :


- Payah jantung kanan (dengan atau tanpa jantung kiri)
- Tekanan intra toraks yang meninggi
- Tamponade jantung
- Tumor mediastinum yang menekan vena cava superior.

2. Palpasi
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan
denyut jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui
getaran yang terjadi ketika darah mengalir melalui katup yang
menyempit atau mengalami gangguan. Dengan posisi pasien tetap
terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati pada inspeksi.
Perabaan dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau
dengan telapak tangan. Yang perlu dinilai adalah :
 Lebar impuls iktus kordis
 Kekuatan angkatnya
 Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari

 Iktus kordis yang kuat dan melebar tanda dari


pembesaran/hipertropi otot jantung akibat latihan/atlit, hipertensi,
hipertiroid atau kelainan katup jantung.

17
3. Perkusi
Dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang kita lakukan
pemeriksaan perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas
jantung (batas atas kanan kiri). Teknik perkusi menuntut penguasaan
teknik dan pengalaman, diperlukan keterampilan khusus. Pemeriksa
harus mengetahui tentang apa yang disebut sonor, redup dan timpani.

4. Auskultasi
a. Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama
jantung, bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub).
b. Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung
merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya katup dan
terdengar di titik spesifik dari dinding dada.
c. Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler
(mitral dan trikuspidalis).
d. Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar
(aorta dan pulmonal).
e. Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler
dihasilkan oleh pengisian ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
f. Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi
ventrikel pada diastole yang lambat karena meningkatnya tekanan
diastole ventrikel atau lemahnya penggelembungan ventrikel.
g. Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan
katup jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada
setiap bising jantung adalah :
 Apakah bising sistolik atau diastolic atau kedua-duanya
 Kenyaringan (keras-lemah) bising
 Lokasi bising (yang maksimal)
 Penyebaran bising.

Adapun derajat kenyaringan bising jantung dipengaruhi oleh :


 Kecepatan aliran darah yang melalui katup.
 Derajat kelainan/gangguan katup.
 Tebal tipisnya dinding toraks.
18
 Ada tidaknya emfisema paru.

Tingkat kenyaringan bising jantung meliputi :

 Tingkat I : sangat lemah, terdengar pada ruangan amat sunyi.

 Tingkat II : lemah, dapat didengar dengan ketelitian.

 Tingkat III : nyaring, segera dapat terdengar/mudah didengar.

 Tingkat IV : amat nyaring tanpa thrill.

 Tingkat V : amat nyaring dengan thrill (getaran teraba)

 Tingkat VI : dapat didengar tanpa stetoskop.

Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah
besar disebabkan oleh bertambahnya turbulensi aliran. Pada murmur
dapat ditentukan :

- Lokasi : daerah tertentu/menyebar

- Waktu : setiap saat, ketika sistolik/diastolic

- Intensitas :

a) Tingkat 1 : sangat redup

b) Tingkat 2 : redup

c) Tingkat 3 : agak keras

d) Tingkat 4 : keras

e) Tingkat 5 : sangat keras

f) Tingkat 6 : kemungkinan paling keras.

- Puncak : kecepatan aliran darah melalui katup dapat berupa


rendah, medium dan tinggi.

- Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.

19
- Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan
visceral oleh perikarditis. Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi
tergantung posisi klien.

d) 11 Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)


Yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
 Pola persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan: klien merasakan
kondisi kesehatan dan bagaimana cara menangani
 Pola nutrisi/metabolik : gambaran pola makan dan kebutuhan
cairan b/d kebutuhan metabolik dan suplai nutrisi
 Pola eliminasi: gambaran pola fungsi pembuangan (BAB, BAK, melalui
kulit)
 Pola aktifitas/olah raga : gambaran pola aktifitas, olahraga, santai,
rekreasi
 Pola istirahat-tidur : gambaran pola tidur, istirahat, dan relaksasi
 Pola kognitif dan perceptual:
gambaran pola konsep diri klien dan persepsi terhadap dirinya
 Pola persepsi diri : gangguan yang berhubungan dengan gangguan
citra diri karena adanya perubahan struktur anatomi
 Pola peran/hubungan : gambaran pola peran dalam berpartisipasi /
berhubungan dengan orang lain
 Pola seksualitas/reproduksi : gambaran pola kenyamanan/tidak
nyaman dengan pola seksualitas dan gambaran pola reproduksi
 Pola koping: gambaran pola koping klien secara umum
dan efektifitas dalam toleransi terhadap stress
 Pola nilai/keyakinan : gambaran pola nilai-nilai, keyakinan-keyakinan
(termasuk aspek spiritual), dan tujuan yang dapat mengarahkan menen
tukan pilihan/keputusan

e) Data Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan radiologi

2. Diagnosa Keperawatan
20
Diagnosa keperawatan yang muncul pada gangguan-gangguan system
kardiovaskuler:
a. Penurunan curah jantung (0008).
b. Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif (0014).
c. Pola Nafas Tidak Efektif (0005).
d. Intolerasi Aktifitas (0056).
e. Hipervolemia (0022).
f. Nyeri Akut (0077).
g. Ansietas (0080).

21

Anda mungkin juga menyukai