Anda di halaman 1dari 21

`

BAB II

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

A. Tinjauan umum

Sebuah proyek akan berhasil jika proyek tersebut mempunyai manajemen yang

baik, untuk melaksanakan hal tersebut diperlukan suatu organisasi proyek yang benar.

Pengorganisasian proyek merupakan suatu cara pengelolaan proyek yang bertujuan

untuk mengatur tahap-tahap pelaksanaan suatu pekerjaan agar dapat mencapai sasaran.

Organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja

sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan dan untuk mewujudkan hal tersebut

diperlukan suatu struktur organisasi yang baik, oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat

di dalamnya harus dapat menjalin suatu kerja sama dan memiliki tanggung jawab

terhadap tugas, kewajiban, serta wewenang sesuai dengan bidang dan keahlian masing-

masing.

Dengan adanya organisasi dalam suatu proyek akan diperoleh beberapa

keuntungan, antara lain :

1. pekerjaan dapat direncanakan secara lebih matang,

2. pekerjaan dapat dilaksanakan lebih efektif,

3. dengan adanya pembagian tugas dan wewenang sesuai dengan bidang dan keahlian

masing-masing pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari, dan

4. dapat mengoptimalkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang ada

secara maksimal.

Sebagai suatu proses, manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang

logis yang menggambarkan bahwa tindakan-tindakan manajemen semata-mata

diarahkan kepada pencapaian sasaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, setiap

9
`

manajemen harus diawali dengan suatu planning, kemudian diikuti dengan suatu

organizing, staffing, actuating dan controlling.

Secara umum proses manajemen yang menggambarkan tindakan-tindakan yang

logis dan dengan adanya pembagian tugas dan wewenang sesuai dengan bidang

keahlian masing-masing dapat diuraikan seperti dalam gambar siklus sebagai

berikut.

PLANNING

MONITORING dan ORGANIZING


CONTROLLING

ACTUATING STAFFING

Sumber: www.ilmusipil.com

Gambar 2. Bagan Siklus Manajemen

1. Planning

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan tujuan-tujuan kepada organisasi

dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan itu. Di samping itu, dengan

adanya suatu rencana maka akan tercapai hasil yang baik. Ada beberapa kemungkinan

antara lain.

a. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai tujuan-tujuan.

10
`

b. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten

dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih.

c. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat

diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

Perencanaan adalah Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.

Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Walaupun perencanaan

tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kegiatan-kegiatan para karyawan, hal ini

merupakan suatu bagian yang terpadu (integral ) dari jabatan manajer.

Pada dasarnya perencanaan kreatif merupakan pekerjaan penentuan faktor-

faktor, kekuatan, pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Semua fungsi lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi

lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat

dan berkesinambungan. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung

pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

2. Organizing

Setelah menetapkan tujuan–tujuan dan menyusun rencana atau program untuk

mencapainya, maka perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan

dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses.

Pengorganisasian adalah :

a. penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi,

b. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan

membawa rencana tersebut ke arah tujuan,

c. penugasan tanggung jawab tertentu, dan

11
`

d. pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu – individu untuk

melaksanakan tugas – tugasnya.

Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan,dibagi dan

dikoordinasikan.

3. Staffing

Staffing adalah penarikan ( recruitment ), latihan, dan pengembangan serta

penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang

menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan

persyaratan-persyaratan fisik, mental dan emosional untuk posisi-posisi jabatan yang

ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan kemudian menarik

karyawan yang diperlukan dengan karakteristik-karakteristik personalia tertentu.

Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan tertentu seperti pembuatan sistem penggajian

untuk pelaksanaan kerja yang efektif, penilaian karyawan untuk promosi, transfer, atau

bahkan pemecatan serta latihan dan pengembangan karyawan.

4. Actuating

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya langkah

berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah

ditentukan. Fungsi actuating secara sederhana adalah untuk membuat atau

mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.

Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan

kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

12
`

5. Controlling

Controlling adalah penemuan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa

rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif

maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan

organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatif mencoba untuk

menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau

terjadi kembali.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup beberapa unsur sebagai berikut.

a. Penetapan standar pelaksanaan.

b. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.

c. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah

ditetapkan.

d. Pengambilan tindakan koreksi yang dibutuhkan bila pelaksanaan menyimpang dari

standar.

B. Unsur-Unsur Pengelola Proyek

Unsur pengelolaan proyek Pembanguanan Jembatan Sejiwan (Lanjutan) Di

Desa Trirejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, sebagai pemilik atau pengawas

adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo. Selaku

pelaksana proyek adalah kontraktor PT. Yudha Cakti. Selaku pengendali proyek adalah

konsultan pengawas PT. Jaya Yogyakarta. Dituntut harus mampu melaksanakan suatu

koordinasi yang menyediakan komunikasi secara tepat antara komponen organisasi

terhadap deskripsi tugas dan wewenangnya masing-masing agar tercapai tujuan

bersama secara efektif dan efisien, serta mampu menerapkan sistem manajemen mutu

konstruksi.

13
`

1. Pemilik Proyek

Pemilik / Owner adalah perorangan, badan instansi pemerintah,

maupun swasta yang mempunyai gagasan atau menghendaki suatu

pekerjaan konstruksi dan dilaksanakan oleh pihak lain, sesuai dengan

kepentingannya. Pemilik juga yang menentukan spesifikasi konstruksi

yang diinginkan dengan menyediakan serta mengusahakan dana yang

diperlukan, sehingga nantinya akan menerima hasil pekerjaan.

Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sejiwan Kecamatan

Loano Kabupaten Purworejo ini yang bertindak selaku pemilik

sekaligus pengawas proyek adalah Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Purworejo.

Adapun tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut.

1. Melakukan kerja sama dengan instansi daerah untuk

memastikan koordinasi yang efektif dari keseluruhan aktifitas

proyek.

2. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk

terwujudnya proyek.

3. Mengecek dan menganalisa dokumen tender dan gambar-

gambarnya.

4. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan

proyek tersebut.

5. Menunjuk konsultan pengawas untuk mengawasi secara

langsung pelaksanaan proyek di lapangan.

14
`

6. Mengawasi dan mengontrol seluruh staf proyek termasuk

pihak kontraktor dan konsultan yang ditunjuk.

7. Mengawasi dan mengontrol keseluruhan perkembangan

pekerjaan dan memastikan telah terpenuhinya spesifikasi dan

standar yang telah ditetapkan.

8. Menerima laporan pekerjaan dari pihak kontraktor selaku

pelaksana dan berhak untuk menegur apabila pekerjaan tidak

sesuai dengan permintaan.

Dari sruktur organisasi Bagian Pelaksana Kegiatan

Pembangunan Jembatan Sejiwan dan Jalan Aksesnya mengandung

suatu distribusi wewenang maupun tanggung jawab dari masing-masing

unsur yang ada. Adapun tugas, kewajiban, serta tanggung jawab dari

unsur-unsur dalam struktur organisasi pemilik proyek adalah sebagai

berikut.
Pemilik Proyek

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten


Purworejo

Kontraktor Pelaksana Konsultan Pengawas

PT. Yudha Cakti PT. Jaya

Keterangan:

= Hubungan Kontrak

= Hubungan Koordinasi

Gambar 3. Struktur Organisasi Proyek

15
`

C. Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Struktur organisasi pemilik proyek pembangunan jembatan Sejiwan meliputi

beberapa bagian seperti pada bagan berikut.

Pengguna Anggaran
Plt.Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Purworejo
SURANTO, S.SOS.MPA

Kuasa Pengguna Anggaran


Kepala Bidang Perencanaan Teknis dan Pengembangan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo
Ir. DWI ASTUTI W B

Pejabat Pembuat Komitmen


Kepala Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan
PRONO SUMBOGO, SST

Pengelola Teknik Pekerjaan (PTP)/Staf Teknis 1


ETI KUSUMAWATI, ST

Pengelola Teknik Pekerjaan (PTP)/Staf Teknis 2


SUPARMONO, SST

Gambar 4. Bagan Struktur organisasi pemilik proyek

Setiap bagian dari struktur organisasi mempunyai bebrapa tugas dan kewajiban

yang harus terpenuhi agar tercapai dengan yang direncanakan. Beberapa tugas dan

kewajiban dari struktur organisasi diatas, antara lain sebagai berikut.

1. Pengguna Anggaran

Tugas dan kewajiban Pengguna Anggaran adalah sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek sehingga semua

tugas dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sasaran maupun

tujuan yang telah ditetapkan dalam DIP ( Daftar Isian Proyek ).

16
`

b. Mengusahakan terlaksananya koordinasi yang sebaik-baiknya dengan

semua instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.

c. Mengatur penggunaan dana sesuai dengan ketentuan dalam DIP.

d. Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan dari bagian proyek.

e. Menandatangani SPK (Surat Perintah Kerja) / Kontrak Pekerjaan dari

Bagian Proyek.

f. Memberikan bimbingan dan pedoman-pedoman kepada unsur

pembantu dan unsur pelaksana dalam melaksanakan tugasnya.

g. Bertanggung jawab atas penyelesaian fisik proyek.

2. Kuasa Pengguna Anggaran

Tugas dan kewajiban Kuasa Pengguna Anggaran adalah sebagai berikut :

a. Mengendalikan tata laksana keuangan proyek.

b. Menyelenggarakan pengurusan penata usahaan keuangan proyek yang

diserahkan kepadanya.

c. Melaksanakan pembayaran atas perintah pejabat pembuat komitmen.

d. Membantu pejabat pembuat komitmen dalam menguji kebenaran dan

kelengkapan dokumen tagihan.

e. Membantu pejabat pembuat komitmen dalam membuat surat

pertanggung jawaban pelaksanaan anggaran proyek.

3. Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan

Tugas dan kewajiban Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan adalah sebagai

berikut :

a. Pengawasan / pelaksanaan operasional di lapangan.

17
`

b. Mempelajari dan memeriksa usul design atau sejenisnya, mengadakan

evaluasi teknik dan biaya.

c. Mengendalikan produk–produk pekerjaan secara berkelanjutan dan

terperinci hasil–hasil test laborat dan pemeriksaan visual lapangan dan

melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran guna langkah–langkah

selanjutnya.

2. Kontraktor

Kontraktor adalah salah satu penyedia jasa sebagai pelaksana

konstruksi. Setelah menandatangani kontrak kerja konstruksi dalam

mekanisme pelelangan / tender proyek dengan pengguna jasa (pemilik

proyek / owner) yang memuat hak dan kewajiban masing-masing maka

kontraktor resmi menjadi pelaksana konstruksi. Hal tersebut sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Pada

proyek Pembangunan Jembatan Sejiwan Kecamatan Loano Kabupaten

Purworejo, yang bertindak sebagai Kontraktor Pelaksana adalah PT. Yudha

Cakti.

Adapun tugas dan kewajibannya secara umum antara lain :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-

syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

2. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan

dan diserahkan kepada pihak direksi.

3. Menyusun rencana teknis kerja proyek.

4. Menerima biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemilik proyek,

sesuai nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

18
`

5. Membuat laporan kemajuan hasil pekerjaan.

6. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan.

7. Menyediakan tenaga kerja, barang, peralatan dan prasarana kerja

lainnya secara memadai.

8. Membuat gambar detail pelaksanaan dan akhir pekerjaan.

9. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakan kerja bagi tenaga

kerjanya.

10. Menyerahkan hasil pekerjaan apabila pekerjaan telah selasai

dilaksanakan.

Bagian-bagian kontraktor dapat dilihat pada bagan berikut ini :

19
`

Gambar 5. Bagan Struktur organisasi kontraktor

Setiap bagian dari struktur organisasi mempunyai bebrapa tugas dan

kewajiban yang harus terpenuhi agar tercapai dengan yang direncanakan.

Beberapa tugas dan kewajiban dari struktur organisasi diatas, antara lain

sebagai berikut :

1. Direktur

Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai

berikut ini :

a. Memimpin dan mengarahkan kegiatan kerja administrasi

dan teknis lapangan beserta seluruh staf proyek.

b. Mengontrol semua kemajuan dalam pelaksanaan proyek.

c. Mengkoordinasikan semua pekerjaan dalam proyek.

20
`

d. Mewakili dan bertindak atas nama kontraktor dalam

hubungan ke dalam maupun ke luar.

2. General Superintendent

Tugas dan tanggung jawab General Superintendent

adalah sebagai berikut ini :

a. Menyusun rencana jadwal kerja pelaksanaan.

b. Mengendalikan proyek dalam hal pengambilan

keputusan.

c. Melaporkan kemajuan pekerjaan kepada owner.

d. Mengatur manajemen tenaga kerja maupun teknis

pekerjaan di lapangan untuk mencapai waktu yang telah

di tetapkan.

e. Menghitung prestasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh

mandor.

3. Keuangan dan Administrasi

Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan dan

administrasi adalah sebagai berikut ini :

a. Menghitung dan memperkirakan jumlah bahan maupun

peralatan yang digunakan.

b. Mengatur penggunaan alat, bahan dan tenaga kerja.

c. Mengawasi pengeluaran pada pekerjaan teknis di

lapangan.

21
`

d. Meneliti dan melaporkan anggaran biaya pekerjaan,

tambahan dan pengurangan pekerjaan.

4. Petugas K3

Tugas dan tanggung jawab bagian K3 adalah sebagai

berikut ini :

a. Merencanakan dan menyusun program K3.

b. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan

ketentuan K3.

c. Mengelola program K3

d. Mengevaluasi pelaksanaan program, prosedur, dan

instruksi kerja penerapan ketentuan K3.

e. Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja serta keadaan darurat

5. Quality Control

Tugas dan tanggung jawab bagian Quality Control

adalah sebagai berikut ini :

a. Memantau perkembangan hasil kerja agar sesuai

spesifikasi teknis yang telah ditentukan.

b. Mengawasi kualitas fisik baik material maupun alat

kerja di lapangan.

c. Melakukan koordinasi dengan bagian logistik dan

Quantity Control mengenai kualitas alat dan material

yang digunakan.

22
`

d. Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes

yang dilakukan pada bahan kerja di lapangan.

e. Memastikan kualitas hasil kerja sesuai dengan

spesifikasi teknis.

6. Quantity Control

Tugas dan tanggung jawab bagian Quantity Control

adalah sebagai berikut ini :

a. Memantau jumlah pekerjaan yang telah selesai

b. Berkoordinasi dengan bagian logistik mengenai jumlah

material yang digunakan dan yang dibutuhkan.

c. Melakukan pengawasan terhadap jumlah tenaga kerja di

lapangan.

7. Pelaksana

Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai

berikut ini :

a. Membuat Rencana Kerja Mingguan sesuai kesepakatan

dan memantau realisasinya secara berkala serta

melaporkannya.

b. Menyimpan gambar kerja status “terkendali“ dari

Pengendalian Proyek dengan baik, tidak boleh merubah/

mencoret-coret tanpa sepengetahuan pengendali proyek.

c. Melaksanakan disposisi terhadap hasil pekerjaannya

yang tidak sesuai dengan persyaratan.

23
`

d. Memelihara bukti-bukti kerjanya.

8. Logistik

Tugas dan tanggung jawab logistik adalah sebagai

berikut ini :

a. Mengadakan pembelian, penyimpanan dan pengaturan

bahan yang diperlukan selama proyek berlangsung.

b. Menjaga keamanan gudang sebagai tempat penyimpanan

peralatan dan bahan.

c. Mencatat bahan dan peralatan yang keluar masuk.

9. Surveyor

Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah sebagai

berikut ini :

a. Melakukan pengukuran di lapangan.

b. Menyiapkan dan menyimpan data survey.

c. Mengawasi dan memonitor pekerjaan proyek secara

langsung di lapangan.

d. Mengambil keputusan teknis secara langsung terhadap

permasalahan yang timbul di lapangan.

e. Melakukan koordinasi secara langsung dengan pihak

mandor dan pekerja di lapangan mengenai teknis

pekerjaan di lapangan.

10. Tenaga Laboratorium

24
`

Tugas dan tanggung jawab tenaga laboratorium adalah

sebagai berikut ini :

a. Bertanggung jawab mengenai kuantitas bahan yang

diperlukan dalam pelaksanaan proyek.

b. Memonitor kualitas pekerjaan yang berhubungan

dengan pekerjaan tanah, beton,

( semen, agregat, admixture ), penulangan / pembesian,

dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan quality.

c. Memonitor kegiatan laborat lapangan untuk mamastikan

agar semua test sesuai dengan persyaratan spesifikasi

teknik.

d. Menyiapkan gambar skema yang menunjukkan hasil test.

e. Menyiapkan laporan bulanan kegiatan laborat yang

menyatakan jumlah, frekuensi, dan hasil test dari setiap

bagian pekerjaan

3. Konsultan Pengawas

Konsultan adalah suatu badan / organisasi yang ditunjuk oleh

pemilik proyek untuk mewakili dalam mengelola, melakukan

pengendalian proyek, dan sebagai pengawas dalam pelaksanakan

pekerjaan proyek.

Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sejiwan Kecamatan

Loano Kabupaten Purworejo, pemilik proyek menunjuk PT. Jaya

sebagai konsultan pengawas untuk pengendalian proyek.

Secara umum hak dan kewajiban konsultan pada proyek ini adalah :

25
`

1. Merekomendasikan perlu dan layak atau tidaknya suatu

konstruksi untuk suatu proyek.

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pengujian dari

pemilik proyek.

3. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah

dilaksanakan oleh kontraktor.

4. Bersaama pemilik proyek melakukan pengawasan terhadap

pekerjaan kontraktor di lapangan.

5. Mengajukan proposal apabila terjadi ketidaksesuaian antara

perencanaan perhitungan dengan kenyataan di lapangan.

D. Koordinasi Antar Pengelola Proyek

Dalam melaksanakan suatu proyek harus direncanakan sistem hubungan kerja.

Hal tersebut diperlukan karena perlunya diadakan kerjasama dan koordinasi yang baik

dan juga perlu penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya. Hubungan kerja

tersebut dituangkan dalam suatu Dokumen Kontrak.

Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut,

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas

a. Ada ikatan kontrak kerja.

b. Konsultan pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik proyek

c. Pemilik proyek memberi imbalan jasa kepada konsultan pengawas.

1. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor

a. Ada ikatan kontrak kerja.

26
`

b. Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya kepada

pemilik proyek.

c. Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi

kepada kontraktor.

2. Hubungan kerja antara konsultan dan kontraktor

a. Adanya ikatan aturan pelaksanaan proyek.

b. Kontraktor melaksanakan proyek sesuai dengan perencanaan.

c. Konsultan pengawas memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek

yang dikerjakan kontraktor.

E. Tenaga Kerja

Dalam melaksanakan suatu proyek, peranan tenaga kerja adalah hal yang utama.

Tenaga kerja merupakan pelaksanaaan proyek sehingga tercapai suatu hasil yang

diinginkan. Kelancaran pelaksanaan suatu pekerjaan proyek diantaranya ditentukan

oleh kualitas tenaga kerja.

Pada Proyek Pembuatan Jembatan Sejiwan Kecamatan Loano Kabupaten

Purworejo tenaga kerja yang terlibat di dalam pelaksanaan di lapangan ada beberapa

golongan berdasarkan SKA (Sertifikat Keahlian). Golongan tersebut antara lain.

a. Tenaga Ahli

Tenaga ahli adalah Orang-orang yang mengerti dan mampu menangani bidang

pekerjaannya dengan baik, dalam arti mampu menguasai teori dan prakteknya.

Tenaga ahli ini umumnya lulusan perguruan tinggi dan telah berpengalaman

dalam bidangnya, tenaga ahli memegang jabatan sebagai Koordinator proyek.

b. Tenaga Ahli Menengah

27
`

Tenaga ahli menengah ini lulusan perguruan tinggi atau sekolah menengah

teknik yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Tenaga ini menduduki

jabatan sebagai Pelaksana.

c. Tenaga Menengah

Tenaga menengah ini biasanya mempunyai pengalaman dan hanya mempunyai

satu macam pekerjaan saja. Misalnya : mandor besi, mandor kayu, dan lain-lain.

d. Tenaga Kasar

Tenaga kasar adalah Tenaga-tenaga buruh seperti tukang, buruh langsir, dan

lain-lain.

F. Jam Kerja dan Upah

Jangka waktu pelaksanaan Pembuatan Jembatan Sejiwan Kecamatan

Loano Kabupaten Purworejo adalah 165 (dua ratus dua puluh lima) hari

kalender. Waktu kerja yang dilakukan satu minggu selama 7 (tujuh) hari kerja,

sehingga hari minggu dan hari biasa tetap kerja. Waktu kerja yang berlaku pada

proyek ini yaitu dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 dengan

waktu istirahat pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00.

Pada proyek ini dilakukan kerja lembur mengingat terbatasnya waktu

untuk pelaksanaan. Hal-hal yang menyebabkan dilakukannya kerja lembur

karena untuk pekerjaan yang dilaksanakan secara menerus,

misalnya pengecoran lantai beton bertulang dengan memakai campuran beton

siap pakai (Ready mix), waktu kerja bisa diperpanjang sampai pekerjaan selesai.

Sistem pembayaran upah tenaga kerja adalah sebagai berikut.

28
`

a. Upah Bulanan

Upah bulanan diberikan kepada staf atau pegawai tetap kontraktor

maupun konsultan.

b. Upah Mingguan

Penerima upah mingguan adalah tenaga kerja atau tukang, dalam

hal ini pembayaran dikelola oleh keuangan dari pihak Kontraktor.

Pembayaran tersebut diberikan berdasarkan pada volume pekerjaan

yang telah diselesaikan.

c. Upah Lembur

Upah lembur diberikan jika ada pekerjaan lembur.

29

Anda mungkin juga menyukai