ANTONIA UTERI
DISUSUN OLEH :
Pertama - tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dalam makalah ini kami ingin memaparkan atau menjelaskan tentang “Antonia uteri” dan
dengan makalah ini kami mengharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan
kepada pembaca, Selain itu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik dari segi isi makalah, tatabahasa, pengejaan dan penataan tanda baca. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan bisa menjadi acuan
kedepannnya agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi.
Pada akhirnya, Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi
Penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa defenisi atonia uteri merupakan
perdarahan pasca persalinan dimana akibat dari kegagalan serabut – serabut otot uterus terjadi
perdarahan post partum dimana terjadi setelah plasenta lahir atau 4 jam setelah plasenta lahir
(Anik dan Yulianigsih, 2009)
2.2. Etiologi
Lemahnya kontraksi miometrium merupakan akibat dari kelelahan karena persalinan lama
atau persalinan dengan tenaga besar, terutama bila mendapatkan stimulasi. Hal ini dapat pula
terjadi sebagai akibat dari inhibisi kontraksi yang disebabkan oleh obat-obatan, seperti agen
anestesi terhalogenisasi, nitrat, obat-obat antiinflamasi nonsteroid, magnesium sulfat, beta-
simpatomimetik dan nifedipin. Penyebab lain yaitu plasenta letak rendah, toksin bakteri
(korioamnionitis, endomiometritis, septikemia), hipoksia akibat hipoperfusi atau uterus
couvelaire pada abruptio plasenta dan hipotermia akibat resusitasi masif. Data terbaru
menyebutkan bahwa grandemultiparitas merupakan faktor resiko independen untuk terjadinya
perdarahan post partum.
Perdarahan yang banyak dalam waktu singkat dapat diketahui. Tetapi, bila perdarahan
sedikit dalam waktu banyak tanpa disadari, pasien (ibu) telah kehilangan banyak darah
sebelum ibu tanpak pucat dan gejala lainnya. Perdarahan karena atonia uteri, uterus tanpak
lembek membesar.
2.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang selalu ada pada perdarahan postpartum akibat Atonia Uteri
adalah :
2.3.1 Perdarahan segera setelah anak lahir
2.3.2 Pada palpasi,meraba Fundus Uteri disertai perdarahan yang memancur jalan lahir.
2.3.3 Perut terasa lembek atau tidak adanya kontraksi
2.3.4 Perut terlihat membesar
2.4 Diagnosa
Diagnose ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan
banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setingi pusat atau lebih
dengan kontraksi yang lembek. Antonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detk
setelah dilakukan rangsangan traktil (Masase) pada daerah fundus uteri.
Perluh diperhatikan bahwa pada saat antonia uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga masih
ada darah sebanyak 500-1000cc ang sudah keluar dari pembuluh darah, tetapi asih terperangka
dalam uterus dan harus di perhitungkan dalam pemberian darah penganti. Jika perabaan dinding
perut, fundus uteri terasa keras dan darah yang keluar berwana merah segar, dapatlah di katakan
perdarahan itu disebabkan oleh laserasi atau robekan di jalan lahir, jika perabaan fundus uteri
terasa lembek dan laserasi telah di singkirkan pada pendarahan ini disebabkan oleh antnia uteri.
2.6 Komplikasi
Pendarahan post partum primer yang dapat mengakibatkan sok. Bila terjadi syok yang
berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam
masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsi. Pada
pendarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi
organ-organ seperti gagal ginjal mendadak. Komplikasi perdarahan pasca partum yaitu anemia
yang memerlukan perhatian tentang manifestasi klinis, umumnya meliputi pusing,lemah dan
berdebar, manifestasi klinis khusus pada reproduksi meliputi muda terjadi infeksi, produksi
laktasi jumlah dan kualitasnya kurang dan kembalinya alat reproduksi terlambat, selain itu
dapat terjadi sindrom sheehan shok karna pendarahan antepartus dan pascapartum
menyebabkan terjadinya nekrosi hipoksia anterior yang berfariasi disertai gangguan
pengeluaran hormone gona dokrovi, terjadi bersamaan pada hipotalamus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta
setelah bayi dan plasenta lahir. Perdarahan oleh karena atonia uteri dapat dicegah
dengan. Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua wanita yang
bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden pendarahanpasca persalinan akibat
atonia uteri.Pemberian misoprostol peroral 2 – 3 tablet (400 – 600 µg) segera setelah
bayi lahir. Regangan rahim berlebihan karena gemeli, polihibramnion, atau anak
terlalu besar. Kelelahan karena persalinan lama atau persalina kasep. Kehamilan
grande-multipara. Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau menderita
penyakit menahun. Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim. Infeksi intrauterin
(korioamnionitis). Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
B. Saran
Diharapkan bidan serta tenaga kesehatan lainnya mampu meminimalkan faktor
risiko dari atonia uteri demi mempertahankan dan meningkatkan status derajat
kesehatan ibu dan anak. Selain itu , mahasiswa dengan latar belakang medis sebagai
calon tenaga kesehatan mampu menguasai baik secara teori maupun skil untuk dapat
diterapkan pada masyarakat secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Febianto H.N. perdarahan pasca persalinan. Falkultas kedokteran universitas sriwijaya, 2007
Wiknjosatro H, dkk, editor,ilmu kebidanan. Bina pustaka sarwono prawiroharjo.jakarta, 1994