ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh leverage, ukuran dan
pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas Perusahaan Daerah Air Minum di Provinsi Jawa Tengah
selama periode 2004-2007. Sampel penelitian diambil atas dasar purposive sampling. Kriteria sampel yang
memenuhi sebanyak 21 perusahaan. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dengan teknik ordinary least square (OLS). Jumlah sampel yang memenuhi normalitas sebanyak
81 yang selanjutnya digunakan untuk analisis. Hasil analisis membuktikan bahwa secara bersama-sama
variabel leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas
PDAM yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai F sig 0,000 yang berarti
signifikan pada level kurang dari 0,05. sedangkan secara parsial, variabel leverage dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas PDAM.
ABSTRACT
This research is conducted as a mean to test influence of leverage, company size and growth to
profitability of Distric Drinking Water Company (PDAM) in Central Java Province during period 2004-
2007. Research sample taken on sampling purposive basis. Criterion of Sample fulfilling counted 21
companies. Analysis technique using multiple regression with of ordinary square least (OLS) technique.
Amount of sampel fulfilling normalitas counted 81 was later on used for analysiseses. Result of analysis
prove that by simultan variable of leverage, company size and growth of company have an effect on
profitability of PDAM which in Central Java Province. This Result is shown with F sig 0,000 or at level less
than 0,05. while by parsial, two independent variable the having an effect on is variable of leverage company
size and posed at with signifikansi equal to 0,014 and 0,000 while variable growth of company do not have
an effect on to profitability of PDAM.
melalui penyediaan air bersih dengan tarif yang Di dalam Financial Accounting
terjangkau sesuai kemampuan masyarakat. Di Standard Board (FASB) Statement of Financial
samping fungsi sosial di atas, PDAM juga Accounting No. 1, dinyatakan bahwa sasaran
mengemban fungsi komersil berkewajiban utama pelaporan keuangan adalah memberikan
untuk memberikan kontribusi laba dalam informasi tentang prestasi perusahaan yang
menunjang pendapatan asli daerah (PAD). disajikan melalui pengukuran laba dan
Peran ganda tersebut membuat komponennya. Profitabilitas mengambarkan
perusahaan seolah jalan di tempat; di satu sisi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
perusahaan tidak bisa leluasa menentukan tarif laba. Menurut Brigham (2006), ukuran yang
air karena dibatasi aturan mengingat fungsi bisa mewakili profitabilitas diantaranya Return
sosialnya menyediakan air dengan harga on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
terjangkau masyarakat; di sisi lain perusahaan Profit Margin on Sales dan Basic Earning
dituntut untuk menghasilkan laba. Kemampuan Power (BEP). Rasio-rasio profitabilitas tersebut
menghasilkan laba atau profitabilitas ini salah menunjukkan hubungan antara dua data
satu menjadi ukuran tingkat kesehatan keuangan keuangan. Analisa dan penafsiran berbagai rasio
PDAM sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri akan memberikan pemahaman yang lebih baik
47 Tahun 1999. terhadap kinerja dan kondisi perusahaan.
Di samping masalah di atas, sebagian Terdapat beberapa faktor yang bisa
PDAM mengalami kesulitan keuangan akibat mempengaruhi profitabilitas, diantaranya
timbulnya hutang di masa lalu. Perusahaan leverage (pengungkit) yaitu dana pinjaman yang
mengalami kesulitan likuiditas untuk membayar digunakan untuk meningkatkan profit. Menurut
hutang yang terdiri dari angsuran pokok, bunga, Modigliani dan Miller dalam Husnan (2002)
denda keterlambatan pembayaran. Timbulnya dengan modal yang berasal dari hutang maka
hutang, sebagian besar terjadi beberapa tahun bunga yang dibayarkan bisa mengurangi
silam yang melibatkan manajemen lama, penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax
sedangkan manajemen baru saat ini merasa deductable) sehingga meningkatkan profit.
tidak harus bertanggung jawab. Dengan Menurut Machfoedz (1994), yang menguji
demikian kondisi kinerja keuangan manajemen manfaat rasio keuangan dalam memprediksi
baru akan selalu terlihat buruk bila dilihat dari perubahan laba di masa mendatang, hasilnya
rasio-rasio keuangan yang ada. Dari kondisi adalah leverage berpengaruh positif terhadap
tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak perubahan laba. Hal ini juga sejalan dengan
PDAM belum dapat memberikan kontribusi penelitian yang dilakukan Ediningsih (2004)
bagi pendapatan asli daerah dalam bentuk yang meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap
pembagian laba karena adanya beban bunga pertumbuhan laba, hasilnya rasio
pinjaman mengakibatkan tingkat laba masih indebtenes/equity berpengaruh positif paling
rendah ataupun masih menderita kerugian. dominan terhadap pertumbuhan laba ke dua
Profit atau laba perusahaan diperlukan tahun ke depan. Penelitian sejenis juga
untuk kepentingan kelangsungan hidup dilakukan oleh Widodo (2001), meneliti asosiasi
perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan likuiditas, struktur modal dan kualitas aktiva
dalam mendapatkan laba akan menyebabkan produktif terhadap profitabilitas bank, hasilnya
kebangkrutan perusahaan. Profit berasal dari struktur modal (diwakili rasio debt to asset)
pendapatan perusahaan setelah dikurangi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
dengan beban yang dikeluarkan untuk Namun demikian leverage atau penggunaan
memperoleh pendapatan tersebut. Untuk hutang bisa berpengaruh negatif terhadap
memperoleh profit, perusahaan harus profitabilitas, hal ini diteliti oleh Martono
melakukan kegiatan operasional, yang dapat (2002), yang menghasilkan leverage dan
terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber intensitas modal berpengaruh negatif terhadap
daya yang bisa dilihat dalam neraca, sumber Return on Equity.
daya yang dimiliki yang bersumber dari hutang Permasalahan tersebut pernah diteliti
maupun modal sendiri. oleh Wildaniningrum (2006) yang meneliti
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
pengaruh likuiditas, struktur modal dan tarif terhadap tingkat keuntungan perusahaan
terhadap profitabilitas pada perusahaan daerah (profitabilitas); 2) Bagaimana pengaruh ukuran
air minum di provinsi Jawa Tengah. Hasil perusahaan terhadap tingkat keuntungan
pengujian secara parsial menunjukkan bahwa perusahaan (profitabilitas); 3) Bagaimana
variabel yang mempunyai pengaruh positif pengaruh pertumbuhan perusahan terhadap
signifikan terhadap profitabilitas adalah tingkat keuntungan perusahaan (profitabilitas) ?
likuiditas dan struktur modal. Sedangkan
variabel tarif tidak berpengaruh dan tidak LANDASAN TEORI
signifikan terhadap profitabilitas. Kelemahan Teori Keagenan (Agency Theory)
dari penelitian tersebut adalah variabel tarif Tujuan utama perusahaan adalah untuk
yang (ditetapkan oleh perusahaan) tidak meningkatkan nilai perusahaan melalui
memperhitungkan penutupan biaya (cost peningkatan kemakmuran pemilik atau para
coverage) tetapi lebih ditekankan oleh faktor pemegang saham (Brigham, 2006). Namun
politik. Di samping itu dalam penelitian itu pihak manajemen atau manajer perusahaan
tidak membedakan perusahaan dari skalanya sering mempunyai tujuan lain yang
(ukuran perusahaan) serta adanya tingkat bertentangan dengan tujuan utama tersebut.
pertumbuhan yang berbeda sehingga perusahaan Sehingga timbul konflik kepentingan antara
yang memiliki profitabilitas rendah tidak bisa manajer dan pemilik yang dikenal dengan
dianggap memiliki kinerja yang tidak baik. problem keagenan (agency problem). Hubungan
Disamping unsur leverage yang bisa antara principal dan agent ini merupakan
mempengaruhi profit perusahaan, perbedaan intisari dari teori keagenan (agency theory).
skala/ukuran perusahaan dan pertumbuhan Pada agency theory yang disebut hubungan
perusahaan juga dapat mempengaruhi keagenan (agency relationship) merupakan
profitabilitas. Tolok ukur yang menunjukkan kontrak dimana satu atau beberapa orang yang
besar kecilnya perusahaan, antara lain total merupakan principal memberi tugas kepada
penjualan, total aktiva, jumlah pelanggan tetap. orang lain (agent) untuk melakukan tugas/jasa
Perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses atas nama principal dan mendelegasikan
pasar modal dibanding perusahaan kecil. wewenang kepada agent (Jensen dan
Dengan tersedianya dana akan memberi Meckling,1976). Dalam teori ini principal
kemudahan perusahaan untuk melaksanakan adalah pemilik/pemegang saham dan yang
peluang investasi yang ada. dimaksud dengan agent adalah manajemen yang
Dengan latar belakang kondisi tersebut, mengelola perusahaan.
dalam proposal tesis ini penulis akan melakukan
Manajemen perusahaan mempunyai
penelitian untuk melihat faktor-faktor yang kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan
yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain.
(profitabilitas) yang bisa dicapai manajemen Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
perusahaan melalui rasio leverage, ukuran
agency problem akan terjadi bila proporsi
perusahaan serta pertumbuhan perusahaan. kepemilikan manajer atas saham perusahaan
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan
kurang dari 100% sehingga manajer cenderung
daerah air minum di Provinsi Jawa Tengah, bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya
karena adanya unsur hutang dalam neraca
dan sudah tidak berdasarkan maksimalisasi
perusahaan yang digunakan untuk sumber
nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan.
pendanaan. Jensen dan Meckling menyatakan bahwa
Adapun permasalahan dalam
kondisi di atas merupakan konsekuensi dari
penelitiaan ini bahwa profitabilitas dapat pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi
dipengaruhi oleh leverage, ukuran perusahaan
kepemilikan atau sering disebut dengan the
dan pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan separation of the decision-making and risk
rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan-
bearing functions of the firm. Manajemen tidak
pertanyaan penelitian dapat dirinci sebagai menanggung risiko atas kesalahan dalam
berikut:1) Bagaimana pengaruh rasio leverage
mengambil keputusan, risiko tersebut
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
bahwa tendensi untuk melakukan investasi penjualan dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan
adalah terjadi pada perusahaan-perusahaan yang yang berada dalam industri yang mempunyai
berada dalam industri yang sedang tumbuh. laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, harus
menyediakan modal yang cukup untuk
Pertumbuhan perusahaan dapat
ditunjukkan pertumbuhan aset yang dimiliki membelanjai pengeluaran perusahaan.
Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung
perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional lebih banyak menggunakan hutang daripada
perusahaan yang tumbuh secara lambat. Bagi
perusahaan. Semakin besar aset diharapkan
semakin besar hasil operasional yang dihasilkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan
oleh perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti
peningkatan hasil operasi akan semakin menggunakan hutang sebagai sumber dana
menambah kepercayaan pihak luar terhadap eksternal yang lebih besar bila dibandingkan
dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhan
perusahaan. Dengan meningkatknya
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan penjualannya rendah.
maka usaha perusahaan untuk menambah
hutang menjadi lebih mudah sehingga Penelitian Terdahulu
mengakibatkan proporsi hutang semakin lebih Beberapa penelitian yang menghubung
besar daripada modal sendidri. Hal ini kan antara leverage, ukuran dan pertumbuhan
didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana perusahaan terhadap profitabilitas telah
yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin dilakukan oleh peneliti terdahulu dan
oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan. menunjukkan temuan hasil yang bervariasi.
Selain itu, indikator pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat dari kenaikan
Tabel 1
Penelitian tentang Hubungan Leverage, Size, Pertumbuhan dan Profitabilitas
Peneliti Variabel dalam Penelitian Hasil temuan
Mahfoedz “Financial Ratio Analysis and The Rasio leverage (diwakili Net Income
(1994) Prediction of Earning Changes in to Total Liability; Net Income to Total
Indonesia Liabilities; net Worth to Total
Liabilities) berpengaruh positif
terhadap perubahan laba
Widodo Penggunaan Rasio Keuangan untuk Rasio Loan to Debt Rasio
(2001) Prediksi Probablilitas Kebangkrutan Bank berpengaruh terhadap BOPO dan
ROA
Martono Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, leverage keuangan berpengaruh
(2002) Rasio Leverage Keuangan Tertimbang negatif terhadap ROA dan ROE
Dan Intensitas Modal Tertimbang Serta
Pangsa Pasar Terhadap "ROA" dan "ROE"
Perusahaan Manufaktur yang Go- Public
dii Indonesia
Ediningsih Rasio Keuangan dan Prediksi Rasio indebteness/equity berpengaruh
(2004) Pertumbuhan Laba, Studi Empris pada positif paling dominant terhadap
Perusahaan Manufaktur di BEJ pertumbuhan laba dua tahun ke depan
Marti (2005) Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Struktur modal tidak berpengaruh
Modal dan Profitabilitas Industri terhadap signifikan terhadap profitabilitas
Profitabilitas Perusahaan perusahaan
Campbell Ownership Structure and The Operating Ukuran perusahaan maupun intensitas
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
Fitzsimons, Growth and Profitability in Small and Tidak ada hubungan yang konsisten
Steffens, Medium Sized Australian Firms, dan jelas antara pertumbuhan
Douglas perusahaan dengan profitabilitas
(2005)
Sumber : dari berbagai Jurnal
Hubungan Leverage dan Profitabilitas Sedangkan dana yang bersumber dari luar
Perusahaan perusahaan berupa hutang/pinjaman atau modal
dari pemilik.
Dalam mempertimbangkan penggu naan
dana yang berasal dari hutang perlu Masing masing penggunaan modal yang
memperhatikan kemampuan perusahaan untuk bersumber dari luar baik hutang maupun modal
memenuhi kewajiban tetapnya. Semakin besar dari pemilik memiliki keuntungan dan
jumlah hutang dan semakin pendek jangka kelemahan. Oleh karenanya harus dilakukan
waktu pelunasannya maka semakin besar beban analisis secara cermat agar setiap dana yang
tetap perusahaan. Selain itu perlu diperhatikan tertanam dalam aktiva dapat digunakan seefisien
antara manfaat yang diperoleh dengan mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat
pengorbanan yang diambil sehingga keuntungan yang maksimal. Dengan kata lain
penggunaan hutang bisa meningkatkan nilai perlu diupayakan keseimbangan yang optimal
perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan dari kedua sumber tersebut. Struktur modal
profitabilitas perusahaan. yang optimal mendasarkan pada aturan struktur
finansial konservatif, dimana dinyatakan bahwa
Untuk menjalankan perusahaan, maka
manajer perusahaan membutuhkan sumber hutang tidak boleh lebih besar dari modal yang
menjadi jaminannya/agunannya (modal sendiri).
dana. Sumber dana dapat diperoleh dari dalam
perusahaan atau dari luar perusahaan. Dana (Riyanto, 2001) menyatakan struktur
yang bersumber dari dalam perusahaan antara modal adalah perimbangan perbandingan antara
lain adalah laba ditahan dan cadangan. modal asing dengan modal sendiri. Baik
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
buruknya struktur modal akan mempunyai efek perusahaan kecil dan perusahaan dengan ukuran
langsung kepada posisi finansial perusahaan. kecil pada umumnya mempunyai tingkat
Perusahaan yang mempunyai hutang besar efisiensi yang rendah dan leverage finansial
menanggung beban/biaya dana berupa bunga yang lebih tinggi. Investor yang bersikap hati-
yang lebih berat dibanding yang hutangnya hati (risk adverse) cenderung melakukan
sedikit. investasi saham pada perusahaan besar karena
Bagi perusahaan yang menggunakan mempunyai tingkat risiko lebih kecil.
modal sendiri, biaya dananya adalah Hasil penelitian Kristanti (2003) yang
keuntungan yang disyaratkan kepada pemilik. menggunakan prediktor profitabilitas dan
Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut leverage, hasilnya menunjukkan bahwa ukuran
belum tentu lebih kecil dibanding bunga perusahaan dapat dijadikan sebagai prediktor
pinjaman. profitabilitas perusahaan. Sehingga peneliti
Dalam melakukan pemilihan struktur mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut:
modal tidak ada satu carapun yang dianggap H2=Ukuran perusahaan berpengaruh
tepat. Dengan menggunakan berbagai metode positif terhadap profitabilitas
tersebut seorang manajer keuangan akan bisa perusahaan
mendapatkan informasi yang cukup untuk
mengambil keputusan yang rasional. Pemilihan
struktur modal dipengaruhi oleh beberapa faktor Hubungan Pertumbuhan Perusahaan dan
antara lain lokasi distribusi keuntungan, Profitabilitas Perusahaan
stabilitas penjualan dan keuntungan (Husnan, Pertumbuhan perusahaan
2002). menggambarkan tolok ukur atau rata-rata
Untuk menentukan struktur modal yang pertumbuhan, perubahan kekayaan perusahaan.
optimal, perlu dipertimbangkan waktu yang Suatu perusahaan yang sedang berada pada
tepat dalam mengeluarkan surat berharga, baik tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana
saham maupun obligasi, karena tidak hanya yang besar. Karena kebutuhan dana semakin
faktor dari dalam perusahaan yang berpengaruh besar, maka perusahaan lebih cenderung
terhadap struktur modal, tetapi juga dipengaruhi menahan sebagian besar labanya. Semakin besar
juga faktor dari luar perusahaan. Sehingga laba yang ditahan dalam perusahaan, berarti
struktur modal yang tidak optimal akan semakin rendah deviden yang dibayarkan
menurunkan nilai perusahaan melalui kepada pemegang saham, sehingga tidak
penurunan profitabilitas sampai dengan menarik lagi.
kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Tingkat pertumbuhan penjualan yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan semakin cepat mengindikasikan bahwa
oleh Martono (2002) yang menunjukkan bahwa perusahaan mengadakan ekspansi. Kegagalan
struktur modal berpengaruh negatif terhadap ekspansi akan mengakibatkan beban
ROA dan ROE. Oleh karena itu, maka hipotesis perusahaan, karena harus menutup
alternatif yang diajukan adalah : pengembalian biaya ekspansi. Makin besar
H1=leverage berpengaruh negatif risiko perusahaan makin kurang prospektif
perusahaan yang bersangkutan. Hipotesis yang
terhadap profitabilitas perusahaan
diajukan adalah :
Tabel 2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No. Variabel Definisi Pengukuran Skala
1. NIBE/TA Rasio antara laba sebelum pos luar Laba sebelum pos luar biasa Rasio
biasa terhadap total aktiva Total Aktiva
2. Leverage Rasio hutang terhadap total aktiva Hutang Rasio
Total Aktiva
3. Ukuran Perusahaan Total penjualan dalam bentuk log Nilai absolut
Ln Total Penjualan
natural
4. Pertumbuhan Kenaikan penjualan tahun ke-t Penjualan t – Penjualan t-1 Rasio
Perusahaan dibanding tahun sebelumnya t-1 Penjualan t-1
Sumber : data diolah dan kembangkan untuk penelitian
dan 3 variabel independen yaitu Debt to Asset Jumlah PDAM di Jawa Tengah 35 perusahaan
(DTA), Ukuran Perusahaan (Sales), Periode 5 tahun
Pertumbuhan Perusahaan (Sales Growth).
Tahun dasar 2004
Dengan menggunakan data panel didapatkan 84
sampel yang kemudian dijadikan bahan analisis. Periode amatan 4 tahun
Untuk kepentingan normalitas data penelitian Memenuhi kriteria profitabilitas 21 perusahaan
maka dilakukan transformasi dan mengeluarkan Sampel (jumlah perusahaan x periode) 84 perusahaan
data outlier dari sampel sehingga tersisa 81 data
Memenuhi kriteria normalitas residual 81 perusahaan
sampel.
Tabel 3 Sumber : data diolah
Populasi dan Sampel Penelitian
Deskripsi statistik data penelitian dapat dilihat
Uraian Jumlah sampel
pada tabel berikut:
Tabel 4
Statistik Deskriptif Profitabilitas, Leverarage, Ukuran
dan Pertumbuhan Perusahaan
Descriptive Statistics
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan hal-hal penjualan bervariasi dengan rata-rata
sebagai berikut: sebesar Rp 9.074 juta dan minimum sebesar
(1) NIBE/TA (nibta_1) merupakan Rp 3754,48 juta dan nilai maksimum
perbandingan antara laba sebelum pos luar sebesar Rp 26304,78 juta. Dengan standar
biasa dan total aktiva periode sebelumnya. deviasi sebesar Rp 4250,01 juta.
Nilai NIBE/TA bervariasi naik turun dengan (4) Pertumbuhan Perusahaan
rata-rata sebesar 7,09% dan minimum (Salgro)merupakan perbandingan antara
sebesar 0,12% dan nilai maksimum sebesar selisih posisi total penjualan tahun berjalan
17,85%. Dengan standar deviasi sebesar dengan tahun sebelumnya dibandingkan
0,048 menunjukkan variasi naik turun tahun sebelumnya. Nilai pertumbuhan
NIBE/TA pada rentang 4,8%. bervariasi naik turun dengan rata-rata
(2) Debt to Total Asset (dta) merupakan sebesar 1,70% dan minimum sebesar 0,64%
perbandingan antara total hutang dengan dan nilai maksimum sebesar 90,15%.
total aktiva. Nilai DTA bervariasi naik turun Dengan standar
dengan rata-rata sebesar 27,29% dan deviasi sebesar 0,1534 menunjukkan variasi
minimum sebesar 2,32% dan nilai naik turun pada rentang 15,34%.
maksimum sebesar 59,99%. Dengan standar Pengujian Normalitas Error (Residual)
deviasi sebesar 0,1675 menunjukkan variasi Dalam penelitian ini digunakan
naik turun DTA pada rentang 16,75%. pengujian secara statistik yaitu dengan melihat
(3) Ukuran Perusahaan (Sales t) merupakan nilai Rasio Skewnes dari Residual. Data
besaran perusahaan yang ditunjukkan berdistribusi normal jika Nilai Z Statistik atau
dengan posisi jumlah penjualan. Nilai nilai kritis berkisar antara -1,96 sampai
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
dengan 1,96. Hasil pengujian normalitas dalam bentuk logaritma natural (Ln). Setelah uji
masing-masing variabel ditunjukkan dalam normalitas pada data awal dilakukan ternyata
tabel 2 sebagai berikut: variabel pengganggu tidak berdistribusi normal,
Berdasarkan hasil uji normalitas maka dilakukan tahapan mengeluarkan data
terhadap data awal sebanyak 84 diketahui outlier. Data outlier ditentukan dengan melihat
bahwa variabel pengganggu tidak berdistribusi standardized value dari residual, dimana untuk
normal, selain itu variabel ukuran perusahaan tingkat kesalahan yang ditolerir 5 % maka data
perlu dilakukan transformasi data mengingat dengan nilai residual yang distandarkan sebagai
nilai perusahaan merupakan nilai absolut dalam data outlier adalah diatas 1,96.
jumlah yang cukup besar (ratusan juta sampai Hasil uji normalitas variabel
dengan milyar rupiah) sedangkan variabel lain pengganggu (residual) setelah data outlier
dalam bentuk rasio, maka terhadap variabel dikeluarkan adalah sebagai berikut:
ukuran perusahaan dilakukan transformasi ke
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Residual
Setelah Dilakukan Transformasi dan Outlier Dikeluarkan
N Skewness Kurtosis
ZSkewnes
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 81 0,48529 0,267302 -0,76227 0,528675 1,81551
Valid N (listwise) 81
Sumber : ouput SPSS
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
Tabel 6 Tabel 7
Hasil Uji Determinasi
Hasil Uji F
Sum of Mean Adjusted Std. Error
Mode Square Squar R R of the
l s Df e F Sig. Model R Square Square Estimate
1 Regressio 20,23 ,000(a 1 ,720(a) ,519 ,493 ,0345388
,097 4 ,024
n 9 )
Residual 7 a Predictors: (Constant), Lag_nibta_1, dta, Salgro, LnSales
,089 ,001 b Dependent Variable: nibta_1
5
Total 7
,186
9 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
a Predictors: (Constant), Lag_nibta_1, dta, Salgro, LnSales Sesuai dengan hipotesis yang
b Dependent Variable: nibta_1
Sumber : Lampiran 3 hal. 2 diajukan dalam penelitian ini, maka uji
Dari tabel tersebut dapat hipotesis adalah menguji pengaruh variabel-
disimpulkan bahwa nilai F hitung sebesar variabel independen yang terdiri dari
20,239, dimana F hitung tersebut lebih besar variabel leverage, ukuran perusahaan, dan
dari nilai Ftabel sebesar 2,49. jika Fhitung > pertumbuhan perusahaan diregres pada
dari Ftabel maka Ho ditolak dan Ha NIBE/TA. Selain itu juga menguji tanda
diterima. Dengan demikian terdapat arah (sifat) hubungan pengaruh antara
pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan variabel independen dengan variabel
pertumbuhan perusahaan terhadap dependen. Secara rinci, hasil pengujian
profitabilitas pada tingkat signifikansi hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut.
sebesar 5%.
Leverage Berpengaruh Negatif terhadap
Koefisien Determinasi Profitabilitas Perusahaan
Koefisien Determinasi adalah Leverage adalah dana pinjaman
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang bisa digunakan untuk meningkatkan
model dalam menerangkan variasi variabel profit perusahaan. Dengan sumber dana
dependen. Nilai koefisien determinasi yang berasal dari hutang maka bunga yang
adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang dibayarkan bisa mengurangi penghasilan
kecil berarti kemampuan variabel-variabel kena pajak. Namun demikian, konsekuensi
independen dalam menjelaskan variasi dari leverage yang terlalu besar akan
variabel dependen terbatas. Nilai yang menanggung beban bunga yang makin besar
mendekati satu berarti variabel-variabel yang justru makin menurunkan tingkat profit
independen memberikan hampir semua perusahaan. Sejauh manfaat atau return
informasi yang dibutuhkan untuk masih lebih besar dari beban bunga hutang,
memprediksi variasi variabel dependen. leverage masih diperbolehkan namun
Hasil regresi pengaruh variabel apabila beban bunga sudah tidak dapat
independen terhadap variabel dependen ditutup oleh manfaatnya maka perlu
ditunjukkan dari besarnya R2 sebesar 0,519. dilakukan penataan struktur leverage. Oleh
Hal ini berarti bahwa 51,9% variasi karena itu hipotesis pertama dalam
profitabilitas perusahaan dapat dijelaskan penelitian ini adalah leverage berpengaruh
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103
Husnan, S. dan Pudjiastuti. 2002. Dasar Miyajima, Hideaki, Yusuke Omi dan Nao
Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Saito. 2003. ”Corporate Governance
ketiga. Jogjakarta: AMP YKPN and Performance in Twentieth Century
Japan”. Business and Economic
Jensen, M. and W. Meckling, 1976. “Theory
History. Vol 1.
of the firm: Managerial behavior,
agency costs and capital structure”, Murwati. 2005. “Analisis Pengaruh
Journal of Financial Economics 3, Leverage Financial, Ukuran
305-360. Perusahaan, dan Corporate Growth
terhadap ROA”. Program Magister
Kaaro, H. 2000. “Analisis Leverage dan
Manajemen Stiekubank, Semarang.
Dividen dalam Lingkungan
Ketidakpastian : Pecking Order dan Myers and Majluf. 1984. ”Corporate
Balancing Theory”. Simposium Financing and Investment Decision,
Nasional Akuntansi IV. When Firms Have Information
Investor Do Not Have”. Journal of
Kaaro, H. 2002. “Prediksi Kinerja
Finance Economic. 13. 187-221.
Perusahaan Berbasis Investment
Opportunity Set dan Rasio Keuangan Ramezani, Cyrus A., Luc Soenen, dan Alan
Tertimbang”, Jurnal Bisnis dan Jung. 2002. ”Growth, Corporate
Akuntansi Vol 4. Profitability dan Value Creation.
Financial Analysis Journal. Vol. 63
Kaen, FR and Baumann H. 2003. “Firm
No. 3 p.56-66.
Size, Employees and Profitability in
U.S. Manufacturing Industries”, The Riyanto. 2001. Dasar dasar Pembelanjaan
Review of Economics and Statistics Perusahaan Edisi keempat. Jogjakarta:
BPFE
Kristianti. 2003. “Rasio-rasio Keuangan
sebagai Prediktor DPR dan Short, H. and K. Keasey. 1999. ”Ownership
Profitabilitas Perusahaan”, Kompak. Structure, Managerial Behavior dan
Corporate Value: Evidence from the
Machfoedz, M. 1994. “Financial Ratio
UK”. Journal of Corporate Finance.
Analysis and The Prediction of
Earning Changes in Indonesia”, Kelola Siregar, SV dan S. Utama, 2005. ”Pengaruh
No. 7. Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, dan Praktek Corporate
Martono, C. 2002. “Analisis Pengaruh
Governance terhadap Pengelolaan
Profitabilitas Industri, Rasio Leverage
Laba (Earning Management)”,
Keuangan Tertimbang Dan Intensitas
Simposium Nasional Akuntansi VIII
Modal Tertimbang Serta Pangsa Pasar
Terhadap "ROA" dan "ROE" Standar Akuntansi Keuangan. 2007. IAI.
Perusahaan Manufaktur yang Go- Jakarta: Salemba Empat
Public dii Indonesia”, Jurnal Titman, S and R. Wessel. 1988. ”The
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No.2. Determinant of Capital Structure
Marti. 2005. “Analisis Pengaruh Likuiditas, Choice”. The Journal of Finance”. 43;
Struktur Modal dan Profitabilitas 1-19.
Industri terhadap Profitabilitas Weston, J.F dan T. Copeland. 1997.
Perusahaan”. Program Magister Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi 9.
Manajemen Unisbank, Semarang. Binarupa Aksara.
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103