Anda di halaman 1dari 21

Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN DAN PERTUMBUHAN


PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS

Sunarto dan Agus Prasetyo Budi


Program Pascasarjana Universitas Stikubank
email : sunarto_pps@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh leverage, ukuran dan
pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas Perusahaan Daerah Air Minum di Provinsi Jawa Tengah
selama periode 2004-2007. Sampel penelitian diambil atas dasar purposive sampling. Kriteria sampel yang
memenuhi sebanyak 21 perusahaan. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dengan teknik ordinary least square (OLS). Jumlah sampel yang memenuhi normalitas sebanyak
81 yang selanjutnya digunakan untuk analisis. Hasil analisis membuktikan bahwa secara bersama-sama
variabel leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas
PDAM yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai F sig 0,000 yang berarti
signifikan pada level kurang dari 0,05. sedangkan secara parsial, variabel leverage dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas PDAM.

Kata Kunci : Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas

ABSTRACT

This research is conducted as a mean to test influence of leverage, company size and growth to
profitability of Distric Drinking Water Company (PDAM) in Central Java Province during period 2004-
2007. Research sample taken on sampling purposive basis. Criterion of Sample fulfilling counted 21
companies. Analysis technique using multiple regression with of ordinary square least (OLS) technique.
Amount of sampel fulfilling normalitas counted 81 was later on used for analysiseses. Result of analysis
prove that by simultan variable of leverage, company size and growth of company have an effect on
profitability of PDAM which in Central Java Province. This Result is shown with F sig 0,000 or at level less
than 0,05. while by parsial, two independent variable the having an effect on is variable of leverage company
size and posed at with signifikansi equal to 0,014 and 0,000 while variable growth of company do not have
an effect on to profitability of PDAM.

Keyword : Leverage, Company Size, Company, Growth , and Profitability

PENDAHULUAN keberadaan dan kelangsungan hidupnya harus


Perusahaan daerah air minum dipertahankan. Menurut Undang-undang
merupakan badan usaha milik daerah yang Sumber Daya Air (UU Nomor 7 Tahun 2004),
memiliki fungsi sosial dan fungsi komersial. negara menjamin hak setiap orang untuk
Fungsi sosial PDAM yang sangat vital adalah mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal
memberikan pelayanan penyediaan air minum guna memenuhi kebutuhannya yang sehat,
dengan kualitas dan kuantitas sesuai standar bersih dan produktif. PDAM sebagai BUMD
yang ditetapkan untuk kebutuhan hidup manusia juga mengemban peran dan fungsi pemerintah
(PP 16 Tahun 2005, pasal 63), sehingga dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

melalui penyediaan air bersih dengan tarif yang Di dalam Financial Accounting
terjangkau sesuai kemampuan masyarakat. Di Standard Board (FASB) Statement of Financial
samping fungsi sosial di atas, PDAM juga Accounting No. 1, dinyatakan bahwa sasaran
mengemban fungsi komersil berkewajiban utama pelaporan keuangan adalah memberikan
untuk memberikan kontribusi laba dalam informasi tentang prestasi perusahaan yang
menunjang pendapatan asli daerah (PAD). disajikan melalui pengukuran laba dan
Peran ganda tersebut membuat komponennya. Profitabilitas mengambarkan
perusahaan seolah jalan di tempat; di satu sisi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
perusahaan tidak bisa leluasa menentukan tarif laba. Menurut Brigham (2006), ukuran yang
air karena dibatasi aturan mengingat fungsi bisa mewakili profitabilitas diantaranya Return
sosialnya menyediakan air dengan harga on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
terjangkau masyarakat; di sisi lain perusahaan Profit Margin on Sales dan Basic Earning
dituntut untuk menghasilkan laba. Kemampuan Power (BEP). Rasio-rasio profitabilitas tersebut
menghasilkan laba atau profitabilitas ini salah menunjukkan hubungan antara dua data
satu menjadi ukuran tingkat kesehatan keuangan keuangan. Analisa dan penafsiran berbagai rasio
PDAM sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri akan memberikan pemahaman yang lebih baik
47 Tahun 1999. terhadap kinerja dan kondisi perusahaan.
Di samping masalah di atas, sebagian Terdapat beberapa faktor yang bisa
PDAM mengalami kesulitan keuangan akibat mempengaruhi profitabilitas, diantaranya
timbulnya hutang di masa lalu. Perusahaan leverage (pengungkit) yaitu dana pinjaman yang
mengalami kesulitan likuiditas untuk membayar digunakan untuk meningkatkan profit. Menurut
hutang yang terdiri dari angsuran pokok, bunga, Modigliani dan Miller dalam Husnan (2002)
denda keterlambatan pembayaran. Timbulnya dengan modal yang berasal dari hutang maka
hutang, sebagian besar terjadi beberapa tahun bunga yang dibayarkan bisa mengurangi
silam yang melibatkan manajemen lama, penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax
sedangkan manajemen baru saat ini merasa deductable) sehingga meningkatkan profit.
tidak harus bertanggung jawab. Dengan Menurut Machfoedz (1994), yang menguji
demikian kondisi kinerja keuangan manajemen manfaat rasio keuangan dalam memprediksi
baru akan selalu terlihat buruk bila dilihat dari perubahan laba di masa mendatang, hasilnya
rasio-rasio keuangan yang ada. Dari kondisi adalah leverage berpengaruh positif terhadap
tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak perubahan laba. Hal ini juga sejalan dengan
PDAM belum dapat memberikan kontribusi penelitian yang dilakukan Ediningsih (2004)
bagi pendapatan asli daerah dalam bentuk yang meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap
pembagian laba karena adanya beban bunga pertumbuhan laba, hasilnya rasio
pinjaman mengakibatkan tingkat laba masih indebtenes/equity berpengaruh positif paling
rendah ataupun masih menderita kerugian. dominan terhadap pertumbuhan laba ke dua
Profit atau laba perusahaan diperlukan tahun ke depan. Penelitian sejenis juga
untuk kepentingan kelangsungan hidup dilakukan oleh Widodo (2001), meneliti asosiasi
perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan likuiditas, struktur modal dan kualitas aktiva
dalam mendapatkan laba akan menyebabkan produktif terhadap profitabilitas bank, hasilnya
kebangkrutan perusahaan. Profit berasal dari struktur modal (diwakili rasio debt to asset)
pendapatan perusahaan setelah dikurangi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
dengan beban yang dikeluarkan untuk Namun demikian leverage atau penggunaan
memperoleh pendapatan tersebut. Untuk hutang bisa berpengaruh negatif terhadap
memperoleh profit, perusahaan harus profitabilitas, hal ini diteliti oleh Martono
melakukan kegiatan operasional, yang dapat (2002), yang menghasilkan leverage dan
terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber intensitas modal berpengaruh negatif terhadap
daya yang bisa dilihat dalam neraca, sumber Return on Equity.
daya yang dimiliki yang bersumber dari hutang Permasalahan tersebut pernah diteliti
maupun modal sendiri. oleh Wildaniningrum (2006) yang meneliti
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

pengaruh likuiditas, struktur modal dan tarif terhadap tingkat keuntungan perusahaan
terhadap profitabilitas pada perusahaan daerah (profitabilitas); 2) Bagaimana pengaruh ukuran
air minum di provinsi Jawa Tengah. Hasil perusahaan terhadap tingkat keuntungan
pengujian secara parsial menunjukkan bahwa perusahaan (profitabilitas); 3) Bagaimana
variabel yang mempunyai pengaruh positif pengaruh pertumbuhan perusahan terhadap
signifikan terhadap profitabilitas adalah tingkat keuntungan perusahaan (profitabilitas) ?
likuiditas dan struktur modal. Sedangkan
variabel tarif tidak berpengaruh dan tidak LANDASAN TEORI
signifikan terhadap profitabilitas. Kelemahan Teori Keagenan (Agency Theory)
dari penelitian tersebut adalah variabel tarif Tujuan utama perusahaan adalah untuk
yang (ditetapkan oleh perusahaan) tidak meningkatkan nilai perusahaan melalui
memperhitungkan penutupan biaya (cost peningkatan kemakmuran pemilik atau para
coverage) tetapi lebih ditekankan oleh faktor pemegang saham (Brigham, 2006). Namun
politik. Di samping itu dalam penelitian itu pihak manajemen atau manajer perusahaan
tidak membedakan perusahaan dari skalanya sering mempunyai tujuan lain yang
(ukuran perusahaan) serta adanya tingkat bertentangan dengan tujuan utama tersebut.
pertumbuhan yang berbeda sehingga perusahaan Sehingga timbul konflik kepentingan antara
yang memiliki profitabilitas rendah tidak bisa manajer dan pemilik yang dikenal dengan
dianggap memiliki kinerja yang tidak baik. problem keagenan (agency problem). Hubungan
Disamping unsur leverage yang bisa antara principal dan agent ini merupakan
mempengaruhi profit perusahaan, perbedaan intisari dari teori keagenan (agency theory).
skala/ukuran perusahaan dan pertumbuhan Pada agency theory yang disebut hubungan
perusahaan juga dapat mempengaruhi keagenan (agency relationship) merupakan
profitabilitas. Tolok ukur yang menunjukkan kontrak dimana satu atau beberapa orang yang
besar kecilnya perusahaan, antara lain total merupakan principal memberi tugas kepada
penjualan, total aktiva, jumlah pelanggan tetap. orang lain (agent) untuk melakukan tugas/jasa
Perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses atas nama principal dan mendelegasikan
pasar modal dibanding perusahaan kecil. wewenang kepada agent (Jensen dan
Dengan tersedianya dana akan memberi Meckling,1976). Dalam teori ini principal
kemudahan perusahaan untuk melaksanakan adalah pemilik/pemegang saham dan yang
peluang investasi yang ada. dimaksud dengan agent adalah manajemen yang
Dengan latar belakang kondisi tersebut, mengelola perusahaan.
dalam proposal tesis ini penulis akan melakukan
Manajemen perusahaan mempunyai
penelitian untuk melihat faktor-faktor yang kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan
yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain.
(profitabilitas) yang bisa dicapai manajemen Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
perusahaan melalui rasio leverage, ukuran
agency problem akan terjadi bila proporsi
perusahaan serta pertumbuhan perusahaan. kepemilikan manajer atas saham perusahaan
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan
kurang dari 100% sehingga manajer cenderung
daerah air minum di Provinsi Jawa Tengah, bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya
karena adanya unsur hutang dalam neraca
dan sudah tidak berdasarkan maksimalisasi
perusahaan yang digunakan untuk sumber
nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan.
pendanaan. Jensen dan Meckling menyatakan bahwa
Adapun permasalahan dalam
kondisi di atas merupakan konsekuensi dari
penelitiaan ini bahwa profitabilitas dapat pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi
dipengaruhi oleh leverage, ukuran perusahaan
kepemilikan atau sering disebut dengan the
dan pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan separation of the decision-making and risk
rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan-
bearing functions of the firm. Manajemen tidak
pertanyaan penelitian dapat dirinci sebagai menanggung risiko atas kesalahan dalam
berikut:1) Bagaimana pengaruh rasio leverage
mengambil keputusan, risiko tersebut
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

sepenuhnya ditanggung pemegang saham Profitabilitas adalah hasil akhir dari


(principal). Oleh karena itu manajemen sejumlah kebijakan dan keputusan yang
cenderung melakukan pengeluaran yang bersifat dilakukan oleh perusahaan (Brigham, 2006).
konsumtif dan tidak produktif untuk Profitabilitas sering juga disebut Rentabilitas
kepentingan pribadinya, seperti peningkatan yang berarti kemampuan suatu perusahaan
gaji, fasilitas dan status. untuk mendapatkan laba selama periode
Konflik kepentingan antara manajer dan tertentu. Menurut Riyanto (2001), rentabilias
perusahaan menunjukkan perbandingan antara
pemegang saham dapat diminimumkan dengan
suatu konsekuensi adanya agency cost atau laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba. Bagi perusahaan pada
biaya keagenan. Jensen dan Meckling
mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari umumnya masalah rentabilitas adalah lebih
(1) the monitoring expenditures by principal, penting daripada masalah laba, karena laba
besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa
yang merupakan mekanisme pengawasan yang
dilakukan oleh pemilik, dalam praktek hal ini perusahaan itu telah dapat bekerja dengan
efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan
dapat dilihat dengan adanya dewan komisaris,
komite audit serta auditor eksternal; (2) the membandingkan laba yang diperoleh dengan
kekayaan atau modal yang menghasilkan laba
bonding expenditure by the agent, berupa
pemberian remunerasi, bonus, jasa produksi tersebut. Dengan demikian yang harus
diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya
serta fasilitas lain kepada manajer sebagai agent
untuk menjamin manajer tidak akan melakukan bagaimana usaha untuk membesarkan laba,
tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk
tindakan yang membahayakan perusahaan;
mempertinggi rentabilitasnya.
(3)residual loss, berupa sejumlah uang yang
mengurangi kekayaan pemilik akibat hubungan Rasio profitabilitas akan menunjukkan
keagenan. kombinasi efek dari likuiditas, manajemen
aktiva dan utang pada hasil-hasil operasi
Pendekatan terhadap biaya keagenan
(agency cost) juga turut menjadi pertimbangan (Brigham, 2006). Rasio profitabilitas dapat
digunakan untuk menentukan apakah
dalam menentukan komposisi atau proporsi
yang optimal antara ekuitas dari luar (Outside perusahaan mempunyai prospek yang cukup
baik. Perusahaan yang profitabel umumnya
Equity) dengan pendanaan utang (Debt) ataupun
Struktur Kepemilikan. Peningkatan biaya akan berkembang di masa yang akan datang.
Tetapi harus pula disadari bahwa tingkat
keagenan terjadi manakala kepemilikan
keuntungan (profitabilitas) untuk masing-
perusahaan dari luar meningkat, sedangkan
secara teoritis biaya keagenan mancapai masing jenis industri bisa berbeda-beda
tergantung sifat usaha dan risiko. Meskipun
maksimal ketika seluruh pendanaan dari utang
tanpa adanya ekuitas dari luar. Titik biaya tingkat keuntungan tersebut berbeda-beda, tetapi
selalu ada tingkat hasil minimum yang
keagenan minimal terjadi ketika perbandingan
ekuitas dari luar dengan utang mencapai diharapkan yaitu lebih besar dari tingkat
keuntungan investasi bebas risiko.
optimal. Sementara untuk menentukan jumlah
optimal sumber pendanaan yang berasal dari
utang dapat ditentukan dengan melihat marginal
Leverage
agency cost. Disamping untuk menentukan
proporsi kepemilikan, konsep biaya keagenan Leverage atau pengungkit adalah
dapat menentukan skala optimal suatu istilah keuangan yang dimaksudkan sebagai
perusahaan, yaitu dengan melihat biaya dana pinjaman yang bisa digunakan untuk
monitoring dan pemberian kompensasi meningkatkan/mengungkit profit. Menurut
(monitoring and bonding cost) terhadap kurva Modigliani dan Miller dalam Husnan (2002)
indiferen (Jensen dan Meckling, 1976) dengan sumber dana modal yang berasal dari
hutang maka bunga yang dibayarkan bisa
Konsep Variabel Penelitian digunakan untuk mengurangi penghasilan yang
Profitabilitas dikenakan pajak (bersifat tax deductable)
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

sehingga bisa menaikan profit. Konsekuensi Ukuran Perusahaan


dari leverage menurut Weston dan Copeland
Ukuran perusahaan merupakan
(1997) apabila dari penggunaan hutang ternyata ukuran atas besarnya aset yang dimiliki
tingkat pengembalian atas aktiva (return) lebih
perusahaan sehingga perusahaan besar
besar dari biaya hutang, leverage tersebut umumnya mempunyai total aktiva yang besar
menguntungkan dan hasil pengembalian atas
pula. Perusahaan besar dapat lebih mudah untuk
modal dengan penggunaan leverage ini juga mengakses pasar modal dibandingkan dengan
meningkat, sebaliknya jika hasil pengembalian
perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran
atas aktiva lebih kecil daripada biaya hutang, perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan
maka leverage akan mengurangi tingkat
modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar,
pengembalian atas modal. Makin besar leverage sehingga investor tertarik untuk menanamkan
yang digunakan suatu perusahaan, makin besar modalnya pada perusahaan tersebut sehingga
pengurangannya. Sebagai akibatnya, leverage
menaikan nilai perusahaan. Dengan tersedianya
dapat digunakan untuk meningkatkan dana tersebut maka memberi kemudahan
profitabilitas, tetapi dengan risiko akan
perusahaan untuk melaksanakan peluang
meningkatkan kerugian pada masa suram. Jadi investasi.
keuntungan dan kerugian akan diperbesar oleh
leverage, dan makin besar leverage yang Beaver, Kettler dan Scholes (1970)
digunakan oleh suatu perusahaan makin besar menyatakan bahwa semakin besar nilai yang
pula ketidaktepatan atau naik turunnya dihasilkan suatu perusahaan, yang tercermin
profitabilitas. dari nilai aset yang dimilikinya, maka akan
mempengaruhi prospek perusahaan di masa
Penggunaan leverage disamping depan. Perusahaan yang mempunyai prospek
ditentukan oleh pilihan manajer sesuai pecking
baik dalam jangka waktu yang lama akan
order theory juga memperhatikan perlunya menyebabkan saham perusahaan menarik bagi
keseimbangan dalam struktur modal. Menurut
investor. Ukuran perusahaan juga dapat
balancing theory, berbagai faktor seperti dijadikan sebagai proxy atas tingkat
corporate tax, biaya kebangkrutan dan personal
ketidakpastian saham, perusahaan dengan skala
tax dipertimbangkan untuk menjelaskan besar cenderung dikenal oleh masyarakat
mengapa suatu perusahaan memilih struktur
sehingga informasi mengenai prospek
modal tertentu, esensi dari balancing theory perusahaan berskala besar relatif lebih mudah
adalah menyeimbangkan manfaat dan
diperoleh investor daripada perusahaan dengan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat
skala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan
penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih dihadapi oleh calon investor mengenai masa
lebih besar, hutang akan ditambah. Tetapi
depan perusahaan akan dapat diperkecil dengan
apabila pengorbanan karena menggunakan semakin banyaknya informasi yang diperoleh.
hutang sudah lebih besar, maka hutang tidak
Selain itu Short dan Keasey (1999) menyatakan
boleh lagi ditambah (Husnan, 2002). bahwa perusahaan berukuran skala besar akan
Pengorbanan karena menggunakan hutang
semakin mampu mencapai skala ekonomisnya
tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan yang akhirnya akan meningkatkan nilai
(bankrupty cost) dan biaya keagenan (agency
perusahaan.
cost). Biaya kebangkrutan antara lain terdiri
legal fee yaitu biaya yang harus dibayar kepada Pertumbuhan perusahaan
ahli hukum untk menyelesaikan klaim dan Pertumbuhan perusahaan menggambar
disstress price yaitu kekayaan perusahaan yang kan tolok ukur keberhasilan perusahaan.
terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu Keberhasilan tersebut juga menjadi tolok ukur
perusahaan dianggap bangkrut. Semakin besar investasi untuk pertumbuhan pada masa yang
kemungkinan terjadi kebangkrutan dan semakin akan datang. Titman dan Wessel (1988)
besar biaya kebangkrutan, semakin tidak mengatakan bahwa kesempatan tumbuh sebagai
menarik menggunakan hutang. perusahaan merupakan proxy yang tepat untuk
biaya agency hutang. Mereka menyarankan
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

bahwa tendensi untuk melakukan investasi penjualan dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan
adalah terjadi pada perusahaan-perusahaan yang yang berada dalam industri yang mempunyai
berada dalam industri yang sedang tumbuh. laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, harus
menyediakan modal yang cukup untuk
Pertumbuhan perusahaan dapat
ditunjukkan pertumbuhan aset yang dimiliki membelanjai pengeluaran perusahaan.
Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung
perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional lebih banyak menggunakan hutang daripada
perusahaan yang tumbuh secara lambat. Bagi
perusahaan. Semakin besar aset diharapkan
semakin besar hasil operasional yang dihasilkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan
oleh perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti
peningkatan hasil operasi akan semakin menggunakan hutang sebagai sumber dana
menambah kepercayaan pihak luar terhadap eksternal yang lebih besar bila dibandingkan
dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhan
perusahaan. Dengan meningkatknya
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan penjualannya rendah.
maka usaha perusahaan untuk menambah
hutang menjadi lebih mudah sehingga Penelitian Terdahulu
mengakibatkan proporsi hutang semakin lebih Beberapa penelitian yang menghubung
besar daripada modal sendidri. Hal ini kan antara leverage, ukuran dan pertumbuhan
didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana perusahaan terhadap profitabilitas telah
yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin dilakukan oleh peneliti terdahulu dan
oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan. menunjukkan temuan hasil yang bervariasi.
Selain itu, indikator pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat dari kenaikan

Tabel 1
Penelitian tentang Hubungan Leverage, Size, Pertumbuhan dan Profitabilitas
Peneliti Variabel dalam Penelitian Hasil temuan

Mahfoedz “Financial Ratio Analysis and The Rasio leverage (diwakili Net Income
(1994) Prediction of Earning Changes in to Total Liability; Net Income to Total
Indonesia Liabilities; net Worth to Total
Liabilities) berpengaruh positif
terhadap perubahan laba
Widodo Penggunaan Rasio Keuangan untuk Rasio Loan to Debt Rasio
(2001) Prediksi Probablilitas Kebangkrutan Bank berpengaruh terhadap BOPO dan
ROA
Martono Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, leverage keuangan berpengaruh
(2002) Rasio Leverage Keuangan Tertimbang negatif terhadap ROA dan ROE
Dan Intensitas Modal Tertimbang Serta
Pangsa Pasar Terhadap "ROA" dan "ROE"
Perusahaan Manufaktur yang Go- Public
dii Indonesia
Ediningsih Rasio Keuangan dan Prediksi Rasio indebteness/equity berpengaruh
(2004) Pertumbuhan Laba, Studi Empris pada positif paling dominant terhadap
Perusahaan Manufaktur di BEJ pertumbuhan laba dua tahun ke depan
Marti (2005) Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Struktur modal tidak berpengaruh
Modal dan Profitabilitas Industri terhadap signifikan terhadap profitabilitas
Profitabilitas Perusahaan perusahaan
Campbell Ownership Structure and The Operating Ukuran perusahaan maupun intensitas
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Peneliti Variabel dalam Penelitian Hasil temuan


(2002) Performance of Hungarian Firm modal berpengaruh positif terhadap
profitabilitas
Kaen & Firm Size, Employees and Profitability in Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
Baumann U.S. Manufacturing Industries terhadap profit
(2003)
Siregar & ”Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Ukuran perusahaan mempunyai
Utama (2005) Perusahaan, dan Praktek Corporate pengaruh negatif signifikan terhadap
Governance terhadap Pengelolaan Laba besaran pengelolaan laba
(Earning Management)
Damayanti & Analisis Pengaruh Investas, Likuiditas, Tidak ada pengaruh yang signifikan
Achyani Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan antara ukuran terhadap Dividen
(2006) dan Ukuran Perusahaan terhadap Payout Ratio
Kebijakan Deviden Payout Ratio

Ramezani, Growth, Corporate Profitability dan Value Memaksimalkan pertumbuhan


Soenen dan Creation. Financial Analysis tidaklah memaksimalkan profitabilitas
Jung (2002)
Hadori Yunus Variabel dependen: Penjualan memiliki pengaruh yang
(2003)  Profitabilitas (EVA) negatif terhadap penjualan
Variabel independen :
 Pertumbuhan penjualan
 Pertumbuhan pendapatan

Fitzsimons, Growth and Profitability in Small and Tidak ada hubungan yang konsisten
Steffens, Medium Sized Australian Firms, dan jelas antara pertumbuhan
Douglas perusahaan dengan profitabilitas
(2005)
Sumber : dari berbagai Jurnal

Hubungan Leverage dan Profitabilitas Sedangkan dana yang bersumber dari luar
Perusahaan perusahaan berupa hutang/pinjaman atau modal
dari pemilik.
Dalam mempertimbangkan penggu naan
dana yang berasal dari hutang perlu Masing masing penggunaan modal yang
memperhatikan kemampuan perusahaan untuk bersumber dari luar baik hutang maupun modal
memenuhi kewajiban tetapnya. Semakin besar dari pemilik memiliki keuntungan dan
jumlah hutang dan semakin pendek jangka kelemahan. Oleh karenanya harus dilakukan
waktu pelunasannya maka semakin besar beban analisis secara cermat agar setiap dana yang
tetap perusahaan. Selain itu perlu diperhatikan tertanam dalam aktiva dapat digunakan seefisien
antara manfaat yang diperoleh dengan mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat
pengorbanan yang diambil sehingga keuntungan yang maksimal. Dengan kata lain
penggunaan hutang bisa meningkatkan nilai perlu diupayakan keseimbangan yang optimal
perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan dari kedua sumber tersebut. Struktur modal
profitabilitas perusahaan. yang optimal mendasarkan pada aturan struktur
finansial konservatif, dimana dinyatakan bahwa
Untuk menjalankan perusahaan, maka
manajer perusahaan membutuhkan sumber hutang tidak boleh lebih besar dari modal yang
menjadi jaminannya/agunannya (modal sendiri).
dana. Sumber dana dapat diperoleh dari dalam
perusahaan atau dari luar perusahaan. Dana (Riyanto, 2001) menyatakan struktur
yang bersumber dari dalam perusahaan antara modal adalah perimbangan perbandingan antara
lain adalah laba ditahan dan cadangan. modal asing dengan modal sendiri. Baik
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

buruknya struktur modal akan mempunyai efek perusahaan kecil dan perusahaan dengan ukuran
langsung kepada posisi finansial perusahaan. kecil pada umumnya mempunyai tingkat
Perusahaan yang mempunyai hutang besar efisiensi yang rendah dan leverage finansial
menanggung beban/biaya dana berupa bunga yang lebih tinggi. Investor yang bersikap hati-
yang lebih berat dibanding yang hutangnya hati (risk adverse) cenderung melakukan
sedikit. investasi saham pada perusahaan besar karena
Bagi perusahaan yang menggunakan mempunyai tingkat risiko lebih kecil.
modal sendiri, biaya dananya adalah Hasil penelitian Kristanti (2003) yang
keuntungan yang disyaratkan kepada pemilik. menggunakan prediktor profitabilitas dan
Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut leverage, hasilnya menunjukkan bahwa ukuran
belum tentu lebih kecil dibanding bunga perusahaan dapat dijadikan sebagai prediktor
pinjaman. profitabilitas perusahaan. Sehingga peneliti
Dalam melakukan pemilihan struktur mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut:
modal tidak ada satu carapun yang dianggap H2=Ukuran perusahaan berpengaruh
tepat. Dengan menggunakan berbagai metode positif terhadap profitabilitas
tersebut seorang manajer keuangan akan bisa perusahaan
mendapatkan informasi yang cukup untuk
mengambil keputusan yang rasional. Pemilihan
struktur modal dipengaruhi oleh beberapa faktor Hubungan Pertumbuhan Perusahaan dan
antara lain lokasi distribusi keuntungan, Profitabilitas Perusahaan
stabilitas penjualan dan keuntungan (Husnan, Pertumbuhan perusahaan
2002). menggambarkan tolok ukur atau rata-rata
Untuk menentukan struktur modal yang pertumbuhan, perubahan kekayaan perusahaan.
optimal, perlu dipertimbangkan waktu yang Suatu perusahaan yang sedang berada pada
tepat dalam mengeluarkan surat berharga, baik tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana
saham maupun obligasi, karena tidak hanya yang besar. Karena kebutuhan dana semakin
faktor dari dalam perusahaan yang berpengaruh besar, maka perusahaan lebih cenderung
terhadap struktur modal, tetapi juga dipengaruhi menahan sebagian besar labanya. Semakin besar
juga faktor dari luar perusahaan. Sehingga laba yang ditahan dalam perusahaan, berarti
struktur modal yang tidak optimal akan semakin rendah deviden yang dibayarkan
menurunkan nilai perusahaan melalui kepada pemegang saham, sehingga tidak
penurunan profitabilitas sampai dengan menarik lagi.
kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Tingkat pertumbuhan penjualan yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan semakin cepat mengindikasikan bahwa
oleh Martono (2002) yang menunjukkan bahwa perusahaan mengadakan ekspansi. Kegagalan
struktur modal berpengaruh negatif terhadap ekspansi akan mengakibatkan beban
ROA dan ROE. Oleh karena itu, maka hipotesis perusahaan, karena harus menutup
alternatif yang diajukan adalah : pengembalian biaya ekspansi. Makin besar
H1=leverage berpengaruh negatif risiko perusahaan makin kurang prospektif
perusahaan yang bersangkutan. Hipotesis yang
terhadap profitabilitas perusahaan
diajukan adalah :

Hubungan Ukuran Perusahaan dan H3=Pertumbuhan perusahaan


berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan profitabilitas perusahaan
kemampuan perusahaan dalam menghadapi
ketidakpastian. Perusahaan dengan ukuran besar Kerangka Pemikiran Teoritis
relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibandingkan dengan
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Jika dituangkan dalam model Populasi dalam penelitian ini


penelitian dapat dirumuskan secara grafis meliputi semua perusahaan daerah air minum
sebagai berikut: (PDAM) di wilayah Provinsi Jawa Tengah
dalam kurun waktu Tahun 2004 sampai dengan
LEVERAGE Tahun 2007, dimana terdapat 35 PDAM di
H1 wilayah Provinsi Jawa Tengah yang dimiliki
UKURAN
pemerintah kabupaten ataupun kotamadya
PERUSAHAAN H2 dengan berbagai ukuran aset, jumlah pelanggan
PROFITA dan golongan pelanggan.
BILITAS Pengambilan sampel dalam
H3
PERTUMBUHAN penelitian ini menggunakan metode purposive
PERUSAHAAN sampling yaitu pengambilan sampel pada
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian PDAM bersifat tidak acak dan sampel dipilih
berdasarkan pertimbangan pertimbangan atau
Berdasarkan gambar tersebut kriteria-kriteria tertentu. Dengan adanya
menunjukkan bahwa variabel independen terdiri konsekuensi terbatasnya data yang diperoleh,
dari leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini
perusahaan, sedangkan variabel dependen adalah:
adalah profitabilitas.
 Perusahaan telah menyusun laporan
keuangan tepat waktu
METODE PENELITIAN
 Perusahaan tidak menderita kerugian
Populasi dan Sampel Penelitian

Tabel 2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No. Variabel Definisi Pengukuran Skala
1. NIBE/TA Rasio antara laba sebelum pos luar Laba sebelum pos luar biasa Rasio
biasa terhadap total aktiva Total Aktiva
2. Leverage Rasio hutang terhadap total aktiva Hutang Rasio
Total Aktiva
3. Ukuran Perusahaan Total penjualan dalam bentuk log Nilai absolut
Ln Total Penjualan
natural
4. Pertumbuhan Kenaikan penjualan tahun ke-t Penjualan t – Penjualan t-1 Rasio
Perusahaan dibanding tahun sebelumnya t-1 Penjualan t-1
Sumber : data diolah dan kembangkan untuk penelitian

Teknik Analisis Data Jika dituangkan dalam model matematis dapat


dirumuskan sebagai berikut:
Analisis data bertujuan untuk
menguji pengaruh leverage, ukuran perusahaan
dan pertumbuhan perusahaan terhadap Y =  + 1 L + 2 S + 3 G + e
profitabilitas perusahaan oleh karena itu
menggunakan analisis regresi berganda.
Profitabilitas merupakan variabel Keterangan :
dependen dan dinyatakan dalam NIBE/TA Y = NIBE/TA
sedangkan leverage, ukuran dan pertumbuhan L = Leverage
perusahaan merupakan variabel independen. S = Ukuran perusahaan (Size)
G = Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

1 = Koefisien regresi variabel Leverage secara bersama-sama terhadap variabel


2= Koefisien regresi variabel Ukuran dependen dapat dilihat dari koefisien
perusahaan determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi
3 = Koefisien regresi variabel Pertumbuhan menunjukkan persentase variasi yang dapat
perusahaan dijelaskan oleh persamaan regresi yang
e = errors dihasilkan. Namun karena jumlah variabel lebih
dari dua maka besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen untuk
Uji Normalitas model regresi digunakan adjusted R2.
Digunakan adjusted R2 karena adanya
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
kelemahan mendasar pada koefisien determinasi
apakah dalam model regresi variabel dependen
(R2), kelemahan tersebut bisa terhadap jumlah
maupun independen mempunyai distribusi
variabel independen yang masuk dalam model.
normal atau tidak. Model regresi yang baik
Setiap tambahan satu variabel independen maka
adalah jika residual berdistribusi normal.
koefisien determinasi (R2) meningkat tidak
Adapun untuk menguji apakah residual
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan
signifikan terhadap variabel independen atau
dengan uji statistik sederhana, yaitu dengan
tidak (Ghozali, 2006). Adjusted R2 ditunjukkan
mendasarkan pada nilai skewness. Pengujian
dengan hasil regresi berganda untuk melihat
dilakukan dengan membandingkan nilai z
besarnya pengaruh pada hipotesis. Adjusted R2
skewness dan z kurtosis dengan nilai kritis. Data
yang semakin besar mendekati 1 merupakan
berdistribusi normal jika nilai kritisnya berkisar
indikator yang menunjukkan semakin besar
antara + 1,96.
kemampuan menjelaskan perubahan variabel
Uji asumsi klasik (Xi) terhadap variabel dependen (Y).
Pengujian terhadap asumsi klasik meliputi Uji Hipotesis
berikut ini:
Uji t digunakan untuk mengetahui
(1) Tidak terdapat multikolinieritas antar signifikansi dari pengaruh variabel independen
variabel independen; secara individual/parsial terhadap variabel
(2) Tidak terdapat autokorelasi; dependen dengan menganggap variabel
independen lainnya konstan. Bila digunakan uji
(3) Variabel pengganggu (disturbance dua sisi kanan dengan keyakinan 95% (  =
error) adalah konstan 5%/2 atau 2,5%) dengan df = n – k, maka akan
(homoskedastisitas). didapat nilai t tabel (periksa tabel t).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Uji Model (Goodness of Fit)
Uji F Statistik Deskriptif
Uji F digunakan untuk menguji Sebagaimana disebutkan dalam bab
keberartian pengaruh variabel-variabel sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan
independen secara keseluruhan terhadap mengambil studi kasus Perusahaan Daerah Air
variabel dependen.Jika nilai signifikansi lebih Minum di Jawa Tengah. Sampel yang diambil
kecil dari 0,05, maka model dinyatakan layak sebanyak 21 perusahaan dari 35 perusahaan
atau secara bersama-sama variabel independen yang ada di Jawa Tengah dengan periode waktu
berpengaruh terhadap variabel dependen. dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.

Sampel tersebut kemudian dipooling


Uji Determinasi sebagai bahan analisis dengan satu variabel
Untuk menguji kontribusi dependen yaitu Net Income Before
kemampuan menjelaskan variabel independen Extraordinary Item to Total Asset (NIBE/TA)
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

dan 3 variabel independen yaitu Debt to Asset Jumlah PDAM di Jawa Tengah 35 perusahaan
(DTA), Ukuran Perusahaan (Sales), Periode 5 tahun
Pertumbuhan Perusahaan (Sales Growth).
Tahun dasar 2004
Dengan menggunakan data panel didapatkan 84
sampel yang kemudian dijadikan bahan analisis. Periode amatan 4 tahun
Untuk kepentingan normalitas data penelitian Memenuhi kriteria profitabilitas 21 perusahaan
maka dilakukan transformasi dan mengeluarkan Sampel (jumlah perusahaan x periode) 84 perusahaan
data outlier dari sampel sehingga tersisa 81 data
Memenuhi kriteria normalitas residual 81 perusahaan
sampel.
Tabel 3 Sumber : data diolah
Populasi dan Sampel Penelitian
Deskripsi statistik data penelitian dapat dilihat
Uraian Jumlah sampel
pada tabel berikut:
Tabel 4
Statistik Deskriptif Profitabilitas, Leverarage, Ukuran
dan Pertumbuhan Perusahaan
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.


Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Deviation
Statistic
nibta_1 81 ,0012 ,1785 ,070953 ,0053749 ,0483740
dta 81 ,0232 ,5999 ,272399 ,0186095 ,1674857
SALES t 81 3754,48 26304,78 9074,9776 472,22372 4250,014
Salgro 81 ,0064 ,9015 ,182986 ,0170499 ,1534495
Valid N (listwise) 81

Sumber : Lampiran 3 hal. 1

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan hal-hal penjualan bervariasi dengan rata-rata
sebagai berikut: sebesar Rp 9.074 juta dan minimum sebesar
(1) NIBE/TA (nibta_1) merupakan Rp 3754,48 juta dan nilai maksimum
perbandingan antara laba sebelum pos luar sebesar Rp 26304,78 juta. Dengan standar
biasa dan total aktiva periode sebelumnya. deviasi sebesar Rp 4250,01 juta.
Nilai NIBE/TA bervariasi naik turun dengan (4) Pertumbuhan Perusahaan
rata-rata sebesar 7,09% dan minimum (Salgro)merupakan perbandingan antara
sebesar 0,12% dan nilai maksimum sebesar selisih posisi total penjualan tahun berjalan
17,85%. Dengan standar deviasi sebesar dengan tahun sebelumnya dibandingkan
0,048 menunjukkan variasi naik turun tahun sebelumnya. Nilai pertumbuhan
NIBE/TA pada rentang 4,8%. bervariasi naik turun dengan rata-rata
(2) Debt to Total Asset (dta) merupakan sebesar 1,70% dan minimum sebesar 0,64%
perbandingan antara total hutang dengan dan nilai maksimum sebesar 90,15%.
total aktiva. Nilai DTA bervariasi naik turun Dengan standar
dengan rata-rata sebesar 27,29% dan deviasi sebesar 0,1534 menunjukkan variasi
minimum sebesar 2,32% dan nilai naik turun pada rentang 15,34%.
maksimum sebesar 59,99%. Dengan standar Pengujian Normalitas Error (Residual)
deviasi sebesar 0,1675 menunjukkan variasi Dalam penelitian ini digunakan
naik turun DTA pada rentang 16,75%. pengujian secara statistik yaitu dengan melihat
(3) Ukuran Perusahaan (Sales t) merupakan nilai Rasio Skewnes dari Residual. Data
besaran perusahaan yang ditunjukkan berdistribusi normal jika Nilai Z Statistik atau
dengan posisi jumlah penjualan. Nilai nilai kritis berkisar antara -1,96 sampai
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

dengan 1,96. Hasil pengujian normalitas dalam bentuk logaritma natural (Ln). Setelah uji
masing-masing variabel ditunjukkan dalam normalitas pada data awal dilakukan ternyata
tabel 2 sebagai berikut: variabel pengganggu tidak berdistribusi normal,
Berdasarkan hasil uji normalitas maka dilakukan tahapan mengeluarkan data
terhadap data awal sebanyak 84 diketahui outlier. Data outlier ditentukan dengan melihat
bahwa variabel pengganggu tidak berdistribusi standardized value dari residual, dimana untuk
normal, selain itu variabel ukuran perusahaan tingkat kesalahan yang ditolerir 5 % maka data
perlu dilakukan transformasi data mengingat dengan nilai residual yang distandarkan sebagai
nilai perusahaan merupakan nilai absolut dalam data outlier adalah diatas 1,96.
jumlah yang cukup besar (ratusan juta sampai Hasil uji normalitas variabel
dengan milyar rupiah) sedangkan variabel lain pengganggu (residual) setelah data outlier
dalam bentuk rasio, maka terhadap variabel dikeluarkan adalah sebagai berikut:
ukuran perusahaan dilakukan transformasi ke

Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Residual
Setelah Dilakukan Transformasi dan Outlier Dikeluarkan

N Skewness Kurtosis
ZSkewnes
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 81 0,48529 0,267302 -0,76227 0,528675 1,81551
Valid N (listwise) 81
Sumber : ouput SPSS
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Dari perhitungan di atas Sejalan dengan penelitian ini bisa


menunjukkan bahwa Zskewness berada pada diasumsikan jika profitabilitas saat ini
kisaran -1,96 dan 1,96 yang berarti dapat ternyata dipengaruhi oleh tingkat
disimpulkan bahwa residual berdistribusi profitabilitas periode sebelumnya, namun
normal. Dengan demikian model regresi demikian penambahan variabel lag dalam
layak dilanjutkan karena telah memenuhi penelitian ini hanya digunakan untuk
syarat normalitas. mengatasi masalah autokorelasi. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan adalah
Pengujian Asumsi Klasik menambah variabel independen dalam
Uji Autokorelasi model regresi dengan NIBE/TA periode
Untuk menguji ada tidaknya sebelumnya (Lag NIBE/TA t-1) pada
autokorelasi maka dapat ditempuh pengujian persamaan regresi, data yang digunakan
dengan beberapa cara. Dalam penelitian ini adalah data NIBE/TA yang diperlamban
yang digunakan adalah pengujian Durbin (lag), pada alat uji SPSS dengan melakukan
Watson. Dari pengujian Durbin Watson transformasi variabel NIBE/TA menjadi lag
diperoleh hasil sebesar 0,548, nilai ini akan NIBE/TA. Kemudian dilakukan anaylsis
dibandingkan dengan nilai tabel dengan regresi pada model yang baru.
menggunakan angka signifikansi 5% jumlah Setelah dilakukan penambahan
sampel 81 (N) dan jumlah variabel variabel lag pada model regresi, kemudian
independen 3 (k=3), maka tabel Durbin dilakukan Uji Durbin-Watson maka
Watson akan didapatkan nilai dl (1,560) dan diperoleh hasil Nilai sebesar 1,902 tersebut
nilai du (1,715) oleh karena nilai DW 0,548 akan dibandingkan dengan nilai tabel
lebih kecil dari nilai dl, maka dapat dengan menggunakan angka signifikansi 5%
disimpulkan terdapat autokorelasi positif. jumlah sampel 81 (N) dan jumlah variabel
Untuk mengatasi masalah independen 4 (k=4), maka tabel Durbin
autokorelasi yang biasa terjadi pada data Watson akan didapatkan nilai dl (1,534) dan
runtut waktu (time series) dilakukan dengan nilai du (1,743) oleh karena DW 1,942 lebih
menambah variabel independen yang berasal besar dari du (1,743) dan lebih kecil dari
dari variabel dependen periode sebelumnya nilai 4-du (2,257) atau du < DW < 4-du,
(lag variabel). Model regresi semacam itu maka dapat disimpulkan tidak terdapat
disebut dengan autoregression (Gujarati, masalah autokorelasi pada model regresi.
2003). Hal ini bisa disebabkan salah satu
explanatory variabel (variabel penjelas) Uji Multikolinieritas
adalah nilai lag dari variabel dependen Untuk mengetahui apakah ada
tersebut. korelasi diantara variabel-variabel
Menurut Gujarati, dalam regresi independen dapat diketahui dengan melihat
dengan data runtut waktu dicontohkan nilai korelasi parsial antar variabel
variabel dependen adalah pengeluaran independen nilai tolerance dan nilai VIF.
konsumsi saat ini ternyata dipengaruhi Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance
variabel pengeluaran konsumsi periode < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
sebelumnya (variabel lag dependen sebagai Hasil pengujian multikolinieritas
variabel independen). Penjelasan yang disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai
sederhana untuk masalah tersebut adalah tolerance juga menunjukkan semua variabel
konsumen tidak mengubah kebiasaan independen memiliki nilai tolerance lebih
berkonsumsi mereka akibat efek psikolgis, dari 0,10 dan hasil perhitungan nilai
teknologi maupun alasan lainnya. variance inflation factor (VIF) juga
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

menunjukkan tidak satupun variabel 3=Koefisien regresi variabel


independen yang memiliki VIF > 10, jadi Pertumbuhan perusahaan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
e = errors
multikolinieritas antar variabel independen
dalam regresi. Berdasarkan hasil perhitungan
program SPSS dengan metode regresi
Uji Heteroskedastisitas berganda diperoleh hasil yang ditunjukkan
Pengujian ada tidaknya pada tabel berikut:
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
cara pengujian statistik. Pengujian yang Adjus ANOVA UJI t
dipakai dalam penelitian ini adalah Uji Varibel ted
F sig t Unstdβ sig
R2
Glejser. Dari hasil pengujian didapatkan -
(Constant) -0.389 0,000
perhitungan disimpulkan tidak terjadi 4,322
heteroskedastisitas, hal tersebut ditunjukkan -
Dta -0.062 0,014
2,520
dengan angka signifikansi masing-masing 0.493 20,239 0.000
LnSales 4,625 0,047 0,000
variabel independen lebih besar dari 0,05.
Salgro 1,576 0,041 0,119
Hasil signifikansi variabel independen
Lag_nibta_1 7,778 0,631 0,000
terhadap residualnya masing-masing adalah
DTA 0,695, Ln Sales 0,277dan
Pertumbuhan Penjualan 0,073 serta Lag Dari tabel tersebut dapat dijelaskan
Nibeta 0,181. bahwa dengan memperhatikan nilai
unstandardized coeficient, maka diperoleh
Ringkasan hasil Regresi model persamaan regresi berganda sebagai
Model yang digunakan dalam berikut:
analisis data adalah model regresi berganda
dengan tujuan untuk menguji pengaruh Y = -0,389 - 0,062 L + 0,047 S +
leverage, ukuran perusahaan dan 0,041 G + 0,631 Yl + e
pertumbuhan perusahaan terhadap
profitabilitas. Model tersebut dapat Dengan anggapan bahwa variabel
dituliskan dalam persamaan sebagai berikut: independen lainnya dianggap konstan, maka
masing-masing koefisien mempunyai makna
Y =  + 1 L + 2 S + 3 G + e sebagai berikut:
(1) Jika rasio leverage naik satu satuan,
Keterangan : maka profitabilitas akan berkurang
Y = NIBE/TA sebesar 0,062.
(2) Jika ukuran perusahaaan satu satuan,
L = Leverage maka profitabilitas akan bertambah
S = Ukuran perusahaan (Size) sebesar 0,047.
(3) Jika rasio pertumbuhan satu satuan,
G = Pertumbuhan Perusahaan maka profitabilitas akan bertambah
(Growth) sebesar 0,041.
1= Koefisien regresi variabel Hasil Uji Model
Leverage Uji F
Dalam pengujian model
2= Koefisien regresi variabel Ukuran menggunakan uji F memiliki tujuan untuk
perusahaan mengetahui apakah variabel independen
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

secara serentak berpengaruh terhadap dari variasi keempat variabel leverage,


variabel dependen NIBE/TA. Pengujian ukuran perusahaan dan pertumbuhan
statistik dengan menggunakan program perusahaan serta Lag_Nibe/TA sedangkan
SPSS diperoleh hasil yang terlihat dalam sisanya sebesar 48,1% dijelaskan oleh
tabel sebagai berikut: variabel lain di luar model.

Tabel 6 Tabel 7
Hasil Uji Determinasi
Hasil Uji F
Sum of Mean Adjusted Std. Error
Mode Square Squar R R of the
l s Df e F Sig. Model R Square Square Estimate
1 Regressio 20,23 ,000(a 1 ,720(a) ,519 ,493 ,0345388
,097 4 ,024
n 9 )
Residual 7 a Predictors: (Constant), Lag_nibta_1, dta, Salgro, LnSales
,089 ,001 b Dependent Variable: nibta_1
5
Total 7
,186
9 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
a Predictors: (Constant), Lag_nibta_1, dta, Salgro, LnSales Sesuai dengan hipotesis yang
b Dependent Variable: nibta_1
Sumber : Lampiran 3 hal. 2 diajukan dalam penelitian ini, maka uji
Dari tabel tersebut dapat hipotesis adalah menguji pengaruh variabel-
disimpulkan bahwa nilai F hitung sebesar variabel independen yang terdiri dari
20,239, dimana F hitung tersebut lebih besar variabel leverage, ukuran perusahaan, dan
dari nilai Ftabel sebesar 2,49. jika Fhitung > pertumbuhan perusahaan diregres pada
dari Ftabel maka Ho ditolak dan Ha NIBE/TA. Selain itu juga menguji tanda
diterima. Dengan demikian terdapat arah (sifat) hubungan pengaruh antara
pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan variabel independen dengan variabel
pertumbuhan perusahaan terhadap dependen. Secara rinci, hasil pengujian
profitabilitas pada tingkat signifikansi hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut.
sebesar 5%.
Leverage Berpengaruh Negatif terhadap
Koefisien Determinasi Profitabilitas Perusahaan
Koefisien Determinasi adalah Leverage adalah dana pinjaman
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang bisa digunakan untuk meningkatkan
model dalam menerangkan variasi variabel profit perusahaan. Dengan sumber dana
dependen. Nilai koefisien determinasi yang berasal dari hutang maka bunga yang
adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang dibayarkan bisa mengurangi penghasilan
kecil berarti kemampuan variabel-variabel kena pajak. Namun demikian, konsekuensi
independen dalam menjelaskan variasi dari leverage yang terlalu besar akan
variabel dependen terbatas. Nilai yang menanggung beban bunga yang makin besar
mendekati satu berarti variabel-variabel yang justru makin menurunkan tingkat profit
independen memberikan hampir semua perusahaan. Sejauh manfaat atau return
informasi yang dibutuhkan untuk masih lebih besar dari beban bunga hutang,
memprediksi variasi variabel dependen. leverage masih diperbolehkan namun
Hasil regresi pengaruh variabel apabila beban bunga sudah tidak dapat
independen terhadap variabel dependen ditutup oleh manfaatnya maka perlu
ditunjukkan dari besarnya R2 sebesar 0,519. dilakukan penataan struktur leverage. Oleh
Hal ini berarti bahwa 51,9% variasi karena itu hipotesis pertama dalam
profitabilitas perusahaan dapat dijelaskan penelitian ini adalah leverage berpengaruh
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

negatif terhadap profitabilitas PDAM. berkurang, sebaliknya financial distress


Dari hasil penelitian menunjukkan perusahaan justru meningkat. Peningkatan
bahwa leverage yang diwakili oleh rasio risiko tersebut menyebabkan biaya utang
Debt to Total Asset berpengaruh negatif dan menjadi semakin besar.
signifikan terhadap profitabilitas Penjelasan tersebut sejalan dengan
perusahaan. Hal tersebut ditunjukkan dari fenomena yang dihadapi PDAM saat ini,
hasil uji F maupun uji t dimana t hitung > t dimana sebagian PDAM yang memiliki
tabel yang berarti Ho ditolak dan Ha hutang tidak mampu menghasilkan tingkat
diterima dengan tingkat signifikansi lebih profit yang diinginkan bahkan sebagian
kecil dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa lainnya menderita kerugian akibat pinjaman
setiap kenaikan Rasio Debt to Total Asset kepada pemerintah pusat cq Departemen
akan menurunkan profit sebesar 0,216 atau Keuangan dalam jumlah besar dan belum
dengan kata lain jika prosentasi hutang diselesaikan meskipun telah jatuh tempo.
terhadap aktiva meningkat, maka beban Kegagalan investasi yang didanai dari
bunga yang ditimbulkan akan menurunkan pinjaman jangka panjang mengakibatkan
profitabilitas. PDAM tidak dapat memperoleh pendapatan
Hasil penelitian ini sesuai dengan dari hasil investasi tersebut. Di sisi lain
hipotesis pertama dimana leverage beban penyusutan akibat investasi yang
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. gagal tersebut tidak dapat tercover dengan
Secara teori pengaruh leverage keuangan perolehan pendapatan sehingga
dapat bersifat negatif atau positif. Teori mengakibatkan kerugian bagi PDAM.
yang menyatakan leverage keuangan Penelitian ini juga sesuai dengan
berpengaruh positif terhadap profitabilitas penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang
didasarkan argumentasi bahwa penggunaan dilakukan Martono (2002) bahwa leverage
hutang akan mengurangi laba yang terkena berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
pajak, sehingga dipandang lebih perusahaan. Hasil penelitian ini
menguntungkan perusahaan perusahaan bertentangan dengan yang dikemukakan
karena terdapat penghematan pajak. Marti (2005) bahwa leverage tidak
Argunentasi teori tersebut mengacu pada berpengaruh terhadap profitabilitas
teori Modigliani dan Miller (MM) dengan perusahaan disebabkan ada faktor-faktor lain
mempertimbangkan pajak perusahaan. Hasil di luar perusahaan yang mempengaruhi
penelitian ini tidak mendukung teori MM yaitu suku bunga, nilai tukar, dan faktor
bahwa perusahaan dengan leverage lainnya.
keuangan lebih baik daripada perusahaan
tanpa leverage keuangan (Martono, 2002). Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif
Sebaliknya, Trade Off Theory (Brigham, terhadap Profitabilitas
Gapensky, dan Dave 1999: 427) dalam Ukuran perusahaan mencerminkan
Martono (2002) tentang struktur modal kemampuan perusahaan dalam menghadapi
berargumentasi bahwa corner solution ketidakpastian. Perusahaan besar
seperti yang disarankan dalam teori MM (diprediksi) relatif lebih stabil dan lebih
tidak terjadi karena proporsi penggunaan mampu menghasilkan laba dibandingkan
hutang yang terlalu tinggi membawa dengan perusahaan kecil, dan perusahaan
implikasi pada risiko technical insolvency, kecil pada umumnya mempunyai tingkat
semakin tinggi penggunaan hutang efisiensi yang rendah dan leverage finansial
menyebabkan manfaat penghematan pajak yang tinggi.
yangdiperoleh dari hutang menjadi Hasil penelitian menunjukkan
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

bahwa ukuran perusahaan yang diwakili pertumbuhan ditandai peningkatan aktiva


oleh besaran nilai penjualan berpengaruh maupun peningkatan penjualan (omzet)
positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang mengindikasikan bahwa perusahaan
perusahaan. Hal tersebut ditunjukkan dari sedang melakukan ekspansi, tetapi
hasil uji F maupun uji t dimana t hitung > t kegagalan ekspansi akan meningkatkan
tabel yang berarti Ho ditolak dan Ha beban perusahaan.
diterima dengan tingkat signifikansi lebih Hasil penelitian menunjukan
kecil dari 0,05. Dari hasil penelitian ini pertumbuhan perusahaan yang diwakili oleh
dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan perbandingan penambahan penjualan
logaritma natural penjualan akan menaikan dibanding penjualan tahun sebelumnya tidak
profit sebesar 0,399. Penjelasan tersebut berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
sejalan dengan kondisi PDAM ketika profitabilitas perusahaan. Hal tersebut
pendapatan makin meningkat baik melalui ditunjukkan dari hasil uji F maupun uji t
penjualan air dari konsumsi air pelanggan dimana t hitung < t tabel yang berarti Ho
maupun penambahan langganan akan diterima dan Ha ditolak dengan tingkat
meningkatkan profitabilitas perusahaan. signifikansi menunjukkan lebih besar dari
Penelitian ini juga sesuai dengan 0,05.
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Penjelasan tersebut sejalan dengan
Campbell (2002) yang menunjukkan fakta kondisi yang dihadapi PDAM saat ini
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh dimana peningkatan pendapatan operasi
positif terhadap profitabilitas, sementara yang dihasilkan dari peningkatan konsumsi
hasil penelitian Siregar & Utama (2005) air maupun penambahan sambungan rumah
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang baru, tidak serta merta menaikan profit
berpengaruh secara negatif terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan investasi
profitabilitas. Sedangkan hasil penelitian dalam bentuk aset untuk menambah jaringan
Damayanti & Achyani (2006) menunjukkan dalam jumlah besar serta pengantian dan
hasil yang berbeda dengan penelitian ini, pemeliharaan mengandung konsekuensi
dimana ukuran perusahaan tidak meningkatkan beban penyusutan yang besar.
berpengaruh terhadap profitabilitas. Di samping itu penjualan yang dicatat
menurut akuntansi dalam basis akrual akan
Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh meningkatkan meningkatkan jumlah
Positif terhadap Profitabilitas piutang, dan bila banyak piutang yang tidak
Pertumbuhan perusahaan tertagih akan meningkatkan beban
menggambarkan rata-rata pertumbuhan, penyisihan perusahaan yang justru
perubahan kekayaan perusahaan maupun menurunkan profit perusahaan. Di satu sisi
peningkatan kinerja. Suatu perusahaan yang peningkatan penjualan tidak sebanding
sedang berada pada tahap pertumbuhan akan dengan beban penyusutan maupun beban
membutuhkan dana yang besar. Karena penyisihan serta beban pemeliharaan.
kebutuhan dana semakin besar, maka Hasil penelitian ini juga sesuai
perusahaan cenderung menahan sebagian dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
bear pendapatannya. Secara teoritik oleh Ramezani, Soenen dan Jung (2002)
pertumbuhan perusahaan menggambarkan yang menunjukkan fakta bahwa
tolok ukur keberhasilan perusahaan. memaksimalkan pertumbuhan tidaklah
Keberhasilan tersebut juga menjadi tolok memaksimalkan profitabilitas. Serta
ukur investasi untuk pertumbuhan pada penelitian oleh Damayanti & Achyani
masa yang akan datang. Tingkat (2006) dan Fitzsimons, Stefens, Douglas
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

(2005) yang menunjukkan tidak ada penambahan piutang macet maupun


pengaruh yang signifikan serta hubungan adanya idle cash yang terlalu besar.
yang konsisten antara pertumbuhan
perusahaan terhadap profitabilitas Implikasi
(1) Leverage terbukti berpengaruh negatif
PENUTUP terhadap profitabilitas perusahaan. Hal
Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa pendanaan
Penelitian ini bertujuan untuk dari dalam perusahaan tidak
menguji pengaruh leverage, ukuran memperbaiki profitabilitas perusahaan.
perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan Pendanaan berupa pinjaman membebani
terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil uji perusahaan dengan bunga pinjaman yang
normalitas dan asumsi klasik secara umum tingkat bunganya lebih tinggi dari
menunjukkan bahwa semua syarat regresi tingkat return investasi. Oleh karena itu
adalah terpenuhi. Berdasarkan analisis data pemilik perusahaan c.q Pemerintah
dan pembahasan sebelumya dapat diambil Daerah agar mempertimbangkan struktur
kesimpulan sebagai berikut: modal dengan cara lain selain pinjaman
(1) Pengujian secara simultan/ bersama agar tidak membawa efek yang
sama menunjukkan bahwa variabel membawa perusahaan pada
independen yang terdiri atas leverage, kebangkrutan.
ukuran perusahaan dan pertumbuhan (2) Ukuran perusahaan yang diwakili
perusahaan mempunyai pengaruh yang besarnya penjualan terbukti berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas terhadap profitabilitas perusahaan. Hal
perusahaan. ini menunjukkan omzet penjualan yang
(2) Pengujian secara parsial menunjukkan makin tinggi makin menguntungkan
bahwa tidak semua variabel independen perusahaan. Oleh karena itu manajer
mempunyai pengaruh signifikan perlu merencanakan untuk
terhadap profitabilitas. Variabel yang meningkatkan penjualan misalnya
mempunyai pengaruh negatif signifikan dengan penambahan pelanggan baru
terhadap profitabilitas adalah leverage, dengan cara meningkatkan investasi
variabel ukuran perusahaan berpengaruh jaringan dan sambungan langganan baru.
positif signifikan, sedangkan variabel (3) Pertumbuhan perusahaan tidak
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh dan tidak signifikan
berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas perusahaan. Hal
profitabilitas. tersebut disebabkan peningkatan
(3) Tidak berpengaruh dan tidak signifikan penjualan tanpa diiringi dengan efisiensi
pertumbuhan perusahaan terhadap biaya tidak akan meningkatkan profit,
profitabilitas disebabkan peningkatan mengingat peningkatan penjualan
penjualan disertai peningkatan biaya melalui penambahan aktiva yang tidak
yang lebih besar sehingga profit yang berorientasi pada peningkatan profit.
diharapkan tidak tercapai, disamping Oleh karena itu manajer perlu hati-hati
faktor lain diantara investasi untuk dalam mengelola dana yang akan
meningkatkan penjualan seperti diinvestasikan, dalam hal ini perlu untuk
penambahan aktiva yang dilakukan melakukan studi kelayakan sebelum
ternyata tidak menghasilkan keuntungan investasi dilaksanakan.
yang berarti hal ini disebabkan tidak (4) Mengingat terbatasnya periode
adanya studi kelayakan atas investasi, penelitian dan studi kasus hanya di
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Provinsi Jawa Tengah diharapkan Atmaja, L.S. 1999. Manajemen Keuangan.


penelitian mendatang diperluas ke Andi Offset
populasi yang lebih luas serta menambah Beaver, W., P. Kettler and M. Scholes.
variabel lain yang lebih relevan. 1970; “The Association Between
Market-Determined and Accounting-
Keterbatasan Penelitian Determined Risk Measures”, The
(1) Pada pengukuran profitabilitas terdapat Accounting Review, October, pp. 654-
kelemahan yaitu sampel yang digunakan 682.
tidak membedakan perusahaan dengan
skala kecil atau besar maupun Brigham. 2006. Manajemen Keuangan Edisi
cara/sistem pengolahan air. Karena cara kedelapan. Jakarta: Erlangga
dan sistem pengolahan air sangat Brigham and Houston. 2006. Dasar-dasar
berpengaruh terhadap pengeluaran biaya Manajemen Keuangan. Edisi 10.
dan perhitungan tarif air. Jakarta, Penerbit Salemba.
(2) Penelitian ini hanya terbatas pada
sampel perusahaan yang merupakan Campbell, 2002. “Ownership Structure and
Badan Usaha Milik Daerah yang ada di The Operating Performance of
Jawa Tengah dengan kurun waktu 4 Hungarian Firm”, Working Paper No.
tahun dari tahun 2004 sampai dengan 9 University College London
2007. Pada perusahaan milik daerah, Damayanti, S dan F. Achyani, 2006.
faktor politik merupakan unsur penting “Analisis Pengaruh Investas,
yang tidak dapat dikendalikan. Demikian Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan
juga peranan pemilik dalam hal ini Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
Pemerintah Daerah selaku pengendali terhadap Kebijakan Deviden Payout
perusahaan belum dapat menjalankan Ratio”, Jurnal Akuntansi dan
tugas secara maksimal. Keuangan Vol.5, 51-62.
Ediningsih. 2004. ”Rasio Keuangan dan
Saran Prediksi Pertumbuhan Laba, Studi
Peneliti lain yang tertarik pada topik Empris pada Perusahaan Manufaktur
leverage, ukuran dan pertumbuhan di BEJ”, Jurnal Wahana Volume 7,
perusahaan hendaknya memasukkan No.1
variabel lain yang mungkin berpengaruh Fitzsimmons, Steffen and Douglas. 2005.
terhadap profitabilitas misalnya tingkat Growth and Profitability in Small and
kebocoran air, faktor politik, kebijakan tarif, Medium Sized Australian Firms,
preferensi tingkat profitabilitas tahun AGSE Entrepreneurship Exchange
sebelumnya. Melbourne.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
DAFTAR PUSTAKA Edisi IV: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Ang, R. 1999. Buku Pintar Pasar Modal
Indonesia (The Inteligent Guide to Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics.
Indonesian Capital Market). Jakarta. Fourth Edition. International Edition:
Mediasoft Indonesia. McGraw-Hill Higher Education.
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Husnan, S. dan Pudjiastuti. 2002. Dasar Miyajima, Hideaki, Yusuke Omi dan Nao
Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Saito. 2003. ”Corporate Governance
ketiga. Jogjakarta: AMP YKPN and Performance in Twentieth Century
Japan”. Business and Economic
Jensen, M. and W. Meckling, 1976. “Theory
History. Vol 1.
of the firm: Managerial behavior,
agency costs and capital structure”, Murwati. 2005. “Analisis Pengaruh
Journal of Financial Economics 3, Leverage Financial, Ukuran
305-360. Perusahaan, dan Corporate Growth
terhadap ROA”. Program Magister
Kaaro, H. 2000. “Analisis Leverage dan
Manajemen Stiekubank, Semarang.
Dividen dalam Lingkungan
Ketidakpastian : Pecking Order dan Myers and Majluf. 1984. ”Corporate
Balancing Theory”. Simposium Financing and Investment Decision,
Nasional Akuntansi IV. When Firms Have Information
Investor Do Not Have”. Journal of
Kaaro, H. 2002. “Prediksi Kinerja
Finance Economic. 13. 187-221.
Perusahaan Berbasis Investment
Opportunity Set dan Rasio Keuangan Ramezani, Cyrus A., Luc Soenen, dan Alan
Tertimbang”, Jurnal Bisnis dan Jung. 2002. ”Growth, Corporate
Akuntansi Vol 4. Profitability dan Value Creation.
Financial Analysis Journal. Vol. 63
Kaen, FR and Baumann H. 2003. “Firm
No. 3 p.56-66.
Size, Employees and Profitability in
U.S. Manufacturing Industries”, The Riyanto. 2001. Dasar dasar Pembelanjaan
Review of Economics and Statistics Perusahaan Edisi keempat. Jogjakarta:
BPFE
Kristianti. 2003. “Rasio-rasio Keuangan
sebagai Prediktor DPR dan Short, H. and K. Keasey. 1999. ”Ownership
Profitabilitas Perusahaan”, Kompak. Structure, Managerial Behavior dan
Corporate Value: Evidence from the
Machfoedz, M. 1994. “Financial Ratio
UK”. Journal of Corporate Finance.
Analysis and The Prediction of
Earning Changes in Indonesia”, Kelola Siregar, SV dan S. Utama, 2005. ”Pengaruh
No. 7. Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, dan Praktek Corporate
Martono, C. 2002. “Analisis Pengaruh
Governance terhadap Pengelolaan
Profitabilitas Industri, Rasio Leverage
Laba (Earning Management)”,
Keuangan Tertimbang Dan Intensitas
Simposium Nasional Akuntansi VIII
Modal Tertimbang Serta Pangsa Pasar
Terhadap "ROA" dan "ROE" Standar Akuntansi Keuangan. 2007. IAI.
Perusahaan Manufaktur yang Go- Jakarta: Salemba Empat
Public dii Indonesia”, Jurnal Titman, S and R. Wessel. 1988. ”The
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4 No.2. Determinant of Capital Structure
Marti. 2005. “Analisis Pengaruh Likuiditas, Choice”. The Journal of Finance”. 43;
Struktur Modal dan Profitabilitas 1-19.
Industri terhadap Profitabilitas Weston, J.F dan T. Copeland. 1997.
Perusahaan”. Program Magister Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi 9.
Manajemen Unisbank, Semarang. Binarupa Aksara.
Bambang Koencoro & Marlien TEMA Vol 6 Edisi 1, Maret 2009 hal 86 - 103

Widodo. 2001. ”Penggunaan Rasio


Keuangan untuk Prediksi Probablilitas
Kebangkrutan Bank”. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen.
Wildaniningrum, DA. 2006. “Analisis
Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal dan
Tarif terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Daerah Air Minum (Studi Kasus
di Provinsi Jawa Tengah)”. Program
Magister Manajemen Unisbank, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai