Anda di halaman 1dari 2

Lingkungan Ekonomi Makro

Penduduk dan tingkat pendapatan


Penduduk dilihat dari kuantitas (jumlah) dan daya belinya
Tingkat pendapatan memakai Pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata setiap
penduduk dalam satu tahun. Pendapatan per kapita merupakan ukuran yang kurang pas (kasar)
Karena tidak mencerminkan pendapatan penduduk sebenarnya dan tidak mencerminkan
kemerataan distribusi pendapatan

Permisalan
Pendapatan per kapita Indonesia $ 1000 atau setara Rp. 12.000.000 per penduduk dalam setiap
tahunnya. Maka jika ada satu keluarga dengan anggota 5 orang, diasumsikan keluarga tersebut
pendapatan satu tahun sebesar Rp. 60.000.000,- (Tapi di Indonesia faktanya tidak seperti itu)

Faktanya:
1. Di DIY satu keluarga yang bekerja ayah dan ibu dengan pendapatan total sebulan Rp.
2.600.000,- setahun Rp. 31.200.000,-
2. Di DKI satu keluarga yang bekerja ayah dan ibu dengan pendapatan total sebulan Rp.
12.000.000,- setahun Rp. 144.000.000,-

Maka ada usulan pendapatan per kapita disesuaikan dengan Purchasing Power Parity (PPP)

Beberapa kesalahan dalam memperkirakan peluang pasar di Negara-negara kurang berkembang


dan sedang berkembang

Kesalahan asumsi 1

Orang miskin tidak punya uang. Kenyataannya daya beli agregat dari masyarakat miskin cukup
berarti

Kesalahan asumsi 2

Orang miskin terlalu berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar daripada


membuang uang mereka untuk barang-barang yang tidak perlu

Kesalahan asumsi 3

Barang-barang yang dijual di pasar sedang berkembang sedemikian murah sehingga tidak ada
peluang untuk pendatang baru memperoleh keuntungan
Kesalahan asumsi 4

Orang-orang berpenghasilan rendah tidak dapat menggunakan teknologi maju

2. Sistem Ekonomi
3. Infrastruktur
4. Saling Ketergantungan ekonomi
5.

Lingkungan Ekonomi Mikro

1. Sumber-sumber persaingan
2. Keunggulan Bersaing

Anda mungkin juga menyukai