Anda di halaman 1dari 8

BAB 10

Coring dan Analisis Coring

A. Pengertian Coring dan Analisis Coring


1. Coring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam
lubang bor
2. Core analysis merupakan tahapan analisa setelah contoh batuan bawah
permukaan (core) diperoleh.
B. Tujuan Core Analisis
Tujuan dari core analysis adalah untuk mengidentifikasikan karakteristik
batuan bawah permukaan yang diwakili oleh core yang diambil.
C. Metode Coring
1. Bottom hole coring
Bottom hole coring adalah coring yang dilakukan bersamaan dengan proses
pemboran, sampel diambil pada dasar lubang. Terdapat beberapa jenis Bottom
hole coring, yaitu :
a. Conventional Coring
Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan core bit biasa (
rotary core bit) atau Diamond bit. Ukuran core yaitu memiliki diameter 3 –
5 inchi dengan panjang 30-70 ft. Keuntungan yang didapat melalui metode
conventional coring antara lain ukuran diameter core besar hampir seperti
ukuran lubang bor, persentasi perolehan core formasi tinggi, dapat
digunakan pada sebagian besar formasi, dan tidak membutuhkan peralatan
pemboran tambahan di permukaan. Kelemahan metode ini adalah pada
pentingnya proses pencabutan drill pipe untuk menjaga kondisi core setelah
tiap core dipotong.
Conventional Rotary Core

b. Diamond Core Bit


Kelebihan metode diamond coring antara lain umur bit lebih panjang,
kemungkinan pemotongan sampai 90 ft core setiap running, persentase
perolehan core tinggi, diameter core besar, dan dapat disesuaikan untuk
berbagai formasi. Kelemahan metode ini antara lain adalah mahalnya bit
dan core barrel, membutuhkan kondisi operasi yang layak dalam
penggunaan metode ini, setiap akan mengambil core dari core barrel
dilakukan round trip, dan membutuhkan operator yang mengetahui
operasional diamond coring,
Diamond Bit Core

c. Wire Line Coring


Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak perlu
mencabut rangkain pipa bor pada saat mengambil core dari core barel.
Memiliki ukuran diamter core 11/8 – 2 inchi dan Panjang 10 – 20 ft
Kelemahan metode ini antara lain penggunaan metode ini terbatas pada
formasi lunak, persentase perolehan core rendah, diameter core lebih kecil
dari pada metode conventional.

2. Side wall coring


Side wall coring merupakan coring yang dilakukan pada saat pemboran
telah terlewati. Sampel diambil pada dinding lubang bor pada kedalaman
tertentu yang dipilih berdasarkan log lithologi dan hasil analisa cutting. Pada
metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur yang telah dibor
terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan. Pengambilan core dilakukan
saat pemboran dihentikan sementara, dengan cara menurunkan peralatan core,
yang dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan
diikatkan pada kawat baja (wireline). Peluru–peluru tersebut dioperasikan
secara elektris dari permukaan dan dapat ditembakkan secara simultan baik
bersama–sama atau sendiri–sendiri. Dengan menembusnya peluru ke dalam
dinding lubang bor maka core akan terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan
adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka peralatan sidewall
coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core yang didapat
dengan cara ini mempunyai diameter ¾ – 1 3/16 inci dan panjangnya hanya
2 ¼ inci. Keuntungan dari metode sidewall coring adalah mendapatkan sampel
pada kedalaman berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu
interpretasi log.xKelemahan dari metode ini adalah ukuran core terlalu kecil
untuk analisa lengkap laboratorium, sampel formasi telah terinvasi oleh mud
filtrat, kondisi core yang dihasilkan sering dalam keadaan rusak akibat
terjadinya benturan antara peluru dengan formasi yang mengakibatkan
kompaksi. Akibat yang lebih lanjut adalah terjadinya perubahan pada harga
sifat–sifat fisik core dari keadaan aslinya.

D. Core Handling
Core Handling adalah semua proses yang dilakukan setelah core sampai di
permukaan. Core handlingmeliputi :
1. Pemotongan
Saat sampai dipermukaan, core dikeluarkan dari barel dan dipotong
setiap 3 ft (atau ± 1meter ) dengan meggunakan core cutter. Tujuan dari
pemotongan ini agar memudahkan dalam pengangkutan ke laboratorium.
Setelah core dikeluarkan semua dari barel kemudian core yang telah dipotong
tersebut disusun dalam box (tempat core, yang terbuat dari kayu atau fiber
glass) dan diberi tanda top dan bottomnya.
2. Pembungkusan
Tujuan dari pembungkusan ini adalah agar core tidak mengalami
perubahan kandungan fluida serta terjadi kerusakan selama proses
pengangkutan. Terdapat 3 cara pembungkusan core, yaitu :
a. Pembungkusan dengan lilin (wax)
Langkah-langkahnya:
 Core dibungkus dengan plastik tipis
 Kemudian dibungkus lagi dengan kertas alluminium
(alluminium foil) dan diberi label
 Diikat dengan tali dan dicelupkan dalam wax (lilin)
b. Pipa PVC
Cara ini dilakukan dengan memasukkan core kedalam pipa PVS
dan kedua ujungnya ditutup rapat.
c. Fiber-glass
Fiber glass sudah terpasang pada core barel sehingga pada saat
di permukaan sudah berada dalam pipa fiber-glass. Kemudian core
dipotong dan setelah itu diinjeksikan resin dengan maksud untuk
menjaga core agar tidak mengalami goncangan selama transportasi
dan ujungnya ditutup dengan rapat (dicelupkan pada wax).
3. Pemberian Label
Tujuan dari pemberian label ini agar tidak terjadi kesalahan dalam
interpretasi atau analisanya.
a. Pelabelan :

• Nama sumur

• Kedalaman

• Lapangan

• Nomor core
• Tanda panah Top-Bottomnya

b. Setelah pemberian label, core dimasukkan dalam core box dan siap untuk
dikirim ke laboratorium.

E. Analisa Core
1. Dengan melakukan analisa core akan diperoleh informasi sebagai berikut:

a. Dalam bidang Teknik Pemboran

1) Sifat mekanik dari batuan

2) Sifat-sifat swelling

3) Pengaruh zat-zat kimia dalam lumpur

b. Dalam bidang Teknik Produksi


1) Analisa butiran
2) Penentuan parameter untuk proyek peretakan dan pengasaman
c. Dalam bidang Teknik Reservoir
1) Penentuan kedalaman, ketebalan lapisan
2) Penetuan porositas (), permeabilitas (k) dan saturasi
3) Penetuan sifat tekanan kapiler
2. Teknik analisa core
a. Analisa Core Rutin
Terdapat 3 teknik dalam melakukan analisa core atau biasa disebut
dengan analisa core rutin yaitu sebagai berikut:
 Conventional core analysis dengan Plug kecil
Data yang diperoleh dariconventional core analysis yaitu
permeabilitas, porositas, saturasi fluida, grain density, dan bulk density
 Whole core analysis
Teknik ini digunakan karena adanya fracture atau vugs,
sehingga dengan teknik menggunakan small plugs menjadi tidak benar.
Data yang diperoleh, yaitu permeabilitas horisontal, porositas, dan
saturasi fluida
 Side wall core analysis
Dilakukan sebagai pembanding dari conventional core terutama
pada penentuan saturasi fluida.
b. Analisa Core Spesial
Selain analisa core rutin, disamping itu masih ada analisa core special
yaitu analisa karakteristik batuan untuk mengevaluasi formasi yang
mencakup distribusi saturasi fluida dalam formasi serta karakteristik aliran
2 fasa di dalam formasi. Data yang dapat diperoleh dari analisa core special,
antara lain:
• Tekanan kapiler
• Relatif gas/oil permeability (kro, krg)
• Relatif water/oil permeability
• Formation faktor dan resistivity ratio
• wettabilitas
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi core
a. Adanya pembilasan (flushing) oleh lumpur pemboran saat operasi coring
sehingga menyebabkan kandungan hidrokarbon akan berkurang dan
kandungan air meningkat.
b. Adanya penurunan tekanan dan temperatur menyebabkan gas yang terlarut
dalam minyak akan terbebaskan. Peristiwa tersebut adalah gambaran
miniatur dari “Dissolved Gas Drive“ (sehingga gas yang terbebaskan
tersebut akan mendorong minyak dan air keluar dari pori).

Anda mungkin juga menyukai