Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1. Irfan Eka Adian NIM : 1813.0010
2. Salman Alfarisi NIM : 1813.0026
3. Ade Fajar Ramdhani NIM : 1813.0038
I. Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital dewasa ini menunjukan peningkatan yang begitu signifikan.
Menurut laporannya yang disadur dari situs katadata.com, transaksi penjualan melalui media
marketplace menunjukan kecenderungan yang meningkat, hal ini dapat dilihat dari jumlah transaksi
yang berhasil dilakukan pada aplikasi Shopee pada tahun 2017 berhasil mencatatakan penjualan
sebanyak 244 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp 23 Triliyun1, belum lagi kalau kita melihat pada
aplikasi marketplace yang lain seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada.
Besarnya penjualan yang berhasil dicatatkan oleh penyedia aplikasi toko online ini setidaknya
membuka peluang bagi masyarakat kebanyakan untuk dapat melakukan penjualan barang kebutuhan
apapun dengan lebih mudah dan juga memudahkan pembeli untuk melakukan transaksi tanpa harus
datang langsung ke toko secara fisik.
Seiring dengan semakin bertumbuhnya transaksi pada aplikasi penyedia toko online ini secara
tidak langsung berdampak positif terhadap pertumbuhan aplikasi penyedia pembayaran online atau
biasa juga disebut dengan aplikasi financial technology atau fintech.
Bertumbuhnya Industri baru yang disebut dengan fintech ini setidaknya semakin memudahkan
masyarakat untuk mengakses kegiatan-kegiatiatan keuangan yang sebelumnya hanya bisa diakses oleh
Bank melalui beragam layanannya.
Industri fintech ini sekain hari semakin bertumbuh subur di Indonesia, mulai dari perbankan
yang menyediakan layanan dengan nama rekening Ponsel seperti yang disediakan oleh bank Mandiri
dengan produk e-cash, bank Niaga dengan produk rekening ponsel, dll. Perusahaan Telekomunikasi
seperti Telkomsel juga tidak mau kehilangan momentum dengan meluncurkan produk T-Cash. Kemudian
bermunculan berbagai perusahaan fintech yang dikelola oleh perusahaan swasta lainnya seperti Doku,
Akulaku, dsb.
Fintech menurut Bank Indonesia2 adalah “Financial technology/FinTech merupakan hasil
gabungan antar jasa keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari
konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam membayar harus bertatap-muka dan membawa
sejumlah uang kas, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran yang
dapat dilakukan dalam hitungan detik saja”. Fintech menurut Jens Munch 3 “is the new technology and
innovation that aims to compete with traditional financial methods in the delivery of financial services”,
dan menurut National Digital Research Centre di Dublin, Irlandia mendefinisikan financial technology
atau fintech sebagai: “innovation in financial services” atau “inovasi dalam layanan keuangan”.
1
https://katadata.co.id/berita/2018/09/03/shopee-catatkan-transaksi-rp-59-triliun-40-dari-indonesia
2
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/fintech/
3
https://www.hottopics.ht/3182/what-is-fintech-and-why-it-matters/
1|Page
Yang dimaksud dengan inovasi layanan keuangan ini adalah suatu inovasi baru yang
menggunakan sarana teknologi untuk meningkatkan kegiatan di bidang keuangan dengan menggunakan
sarana seperti Smart Phone, layanan investasi elektronik dan Cryptocurrency merupakan sarana yang
akan memudahkan masyarakat umum dalam mengaksesnya.
Kemudahan masyarakat dalam mengakses dan mempergunakannya menyebabkan peralihan
sebagian besar kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan, seperti bila sebelumnya
dalam melakukan pembelian kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pribadi harus diakses dengan
mendatangi toko, sekarang cukup mengutak-atik smartphone barang tersebut sudah bisa dipesan dan
sudah bisa dibayarkan pada saat yang sama, atau bagi pengguna layanan transportasi dimana
sebelumnya harus datang kepangkalan bila menggunakan ojek maka pada saat ini cukup memesan dari
rumah dan ojek akan datang pada saat yang tidak seberapa lama, atau dalam melakukan segala jenis
pembayaran yang biasa harus datang ke lokasi pembayaran misalnya; pembayaran PLN, maka seat ini
hal itu sudah tidak diperlukan karena cukup mengerjakan dirumah dan segala jenis permasalahan
pembayaran sudah dapat diselesaikan.
Kemudahan lain yang dirasakan oleh konsumen adalah dengan semakin bermunculan
perusahaan startup Fintech yang bergerak dalam bidang jasa Pinjaman menggunakan sarana Elektronik
dan pada saat yang sama perusahaan tersebut bergerak dalam bidang Investasi.
Kehadiran perusahaan seperti ini setidaknya memunculkan era persaingan baru dimana
sebelumnya jasa ini juga telah lama ditawarkan oleh perbankan. Perbankan pada dasarnya berfungsi
kemudian disalurkan kepada pihak yang membutuhkan melalui pinjaman dengan beragam bentuknya.
Namun bila ditelisik lebih mendalam, peranan lembaga Fintech ini menjadi sarana bisnis
tersendiri yang berbeda dibandingkan lembaga perbankan. Dimana lembaga Fintech ini menawarkan
kemudahan dan kecepatan bagi masyarakat dalam mengakses produk-produk keuangan yang bila
dikolaborasikan dengan lembaga perbankan maka dapat membantu pemerintah dan institusi finansial
lainnya dalam memperluas jenis layanan dan jangkauan layanan. Menurut Bank Indonesia keuntungan4
penggunaan Fintech setidaknya dapat dikategorikan kepada 3 sektor sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Konsumen
a. Mendapat layanan yang lebih baik
b. Pilihan yang lebih banyak
c. Harga yang lebih murah
2. Manfaat Bagi Produsen atau penyedia jasa
a. Menyederhanakan rantai transaksi
b. Menekan biaya operasional dan biaya modal
c. Membekukan alur informasi
3. Manfaat Bagi Pemerintah
a. Mendorong transmisi kebijakan ekonomi
b. Meningkatkan kecepatan perputaran uang sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat
c. Di Indonesia, FinTech turut mendorong Strategi Nasional Keuangan Inklusif/SKNI
4
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/fintech/Pages/
2|Page
II. Pembahasan
Begitu berkembangnya pemanfaatan Fintech ini mendorong banyak pihak untuk terus
melakukan inovasi yang mendukung kemudahaan, keamanan, dan kecepatan masyarakat dalam
mengakses sarana lembaga keuangan.
Sebagaimana dalam laporan OJK5, sampai dengan September 2018, terdapat setidaknya 73
lembaga penyelenggara Fintech dengan segala jenis dan perbedaannya, tentu sebuah angka yang besar
dan menunjukkan geliat serta perkembangan yang cukup signifikan. Menurut Bank Indonesia,
setidaknya Fintech dapat dibedakan menjadi 4 jenis6, yaitu sebagai penyedia layanan pembayaran,
sebagai e-aggregator atau alat pengambil keputusan, sebagai aplikasi manajemen risiko dan investasi
dan sebagai peet to peer lending atau wadah yang mempertemukan investor dengan pencari pinjaman.
Sebagai sebuah teknologi Informasi, maka perkembangan Fintech dewasa ini semakin
mematangkan dan semakin bermunculan inovasi layanan yang semakin canggih dan semakin rumit,
sebut saja dengan viral nya kemuncula Cryptocurrency.
Cryptocurrency adalah mata uang digital dimana transaksinya dalat dilakukan didalam jaringan
(online). Tidak seperti mata uang kertas, cryptocurrency didesain dengan memecahkan soal-soal
matematika berdasarkan kriptografi7.
Indonesia pun seakan tidak mau kalah dalam hal memunculkan inovasi baru dan yang sedang
menjadi pembicaraan pada akhir-akhir ini. Pada bulan Maret 2018 muncullah sebuah platform baru
yang entitas usahanya lebih menitikberatkan sebagai sarana pear to rear lending, yaitu Platform
Cyronium. Hal ini juga telah didukung dengan keputusan Bappebti yang melegalkan mata uang crypto
untuk diperdagangkan dalam perdagangan bursa berjangka.
5
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Penyelenggara-Fintech-Terdaftar-di-
OJK-per-Oktober-2018/Penyelenggara%20Terdaftar%20per%20Oktober%20%202018.pdf
6
PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang penyelenggaraan Teknologi Finansial
7
https://www.finansialku.com/apa-yang-dimaksud-dengan-cryptocurrency-mata-uang-digital/
3|Page
Cyronium adalah digital aset atau cryptoasset. Cryptoasset adalah derifative (produk turunan)
bisnis dunia maya/digital atas sebuah aset di sektro riil. Cyronium ini diciptakan dengan
mengkombinasikan blockchain project dan logam mulia8. (Mardigu, 2018)
8
https://cyronium.com/documents/whitepaper-id.pdf
4|Page
Berdasarkan pengalaman tersebut, CAD memutuskan untuk melahirkan Cyronium, sebuah
Cryptocurrency yang tersusun dari Advance Technology dan Precious Metal. Emas tersebut akan
digunakan sebagai underlying assets dan sebagai jaminan dari Initial Coin Offering (ICO) Cyronium,
dengan perincian setiap 1 token Cyronium sama dengan 1 koin fisik Emas yang terdiri dari 20 gram Emas
perkoinnya.
Setidaknya terdapat 3 jenis bisnis nyata yang ada dalam Cyro Platform, yaitu:
1. TREE (Komoditas Berbasis Perkebunan) aset fisik adalah tanaman spesifik yang ditanam dalam
ekosistem bisnis yang dikelola oleh Cyronium
2. VOLKO (Ditujukan kepada usaha kecil dan menengah) aset fisiknya adalah bisnis yang dimiliki oleh
usaha kecil dan menengah yang dikelola dibawah tim Cyronium
3. KAINAKO (Berbasis pembelian dan penjualan, serta sewa menyewa) aset fisiknya adalah keuntungan
dari aset fisik tertentu yang ditanamkan oleh Investor dan dibagi berdasarkan jumlah kepemilikan
koin.
5|Page
Setiap usaha yang akan tergabung dalam ekosistem Cyronium akan diverifikasi terkait dengan laporan
keuangan tiga tahun terakhir dan mengalami pertumbuhan yang positif. Setiap unit dalam ekosistem
Cyronium akan dipantau secara berkala untuk memastikan bisnis telah dijalankan dengan sesuai dan
meminimalisir kerugian akibat moral hazard. Maka dalam perkembangannya Cyronium memiliki
perbedaan dengan Cryptocurency lain, dengan perbedaan sbb:
1. Terdapat jaminan fisik berupa emas seberat 20gr per koinnya sementara pada Cryptocurency lain
tidak terdapat jaminan emas
2. Modal awal yang cukup rendah, yaitu sebesar Rp. 30.000,00 untuk minimam membeli 0.001 cyro
3. Risiko investasi yang rendah, dijarenakan adanya jaminan fisik berupa emas
Cyronium dalam perkembangannya memiliki potensi peningkatan harga, hal ini disebabkan dengan
beberapa hal, sbb:
1. Trend harga emas yang cenderung meningkat dimasa depan
2. Proyeksi permintaan yang tinggi terhadap token Cyro karena penggunaannya sebagai alat transaksi
utama dalam Cyronium
6|Page
II.3 Potensi kerugian
Segala bentuk investasi memiliki potensi kerugian, tidak terkecuali dalam Cryptocurrency ini.
Seperti banyak istilah yang sering kita dengar, “high risk high return”. Namun Cyronium telah
meminimalisir potensi kerugian tersebut dengan cara menyeleksi setiap jenis usaha yang akan diberikan
pembiayaan dan adanya jaminan emas setiap tokennya, yaitu 1 token di back up dengan emas seberat
20gram.
Dalam perjalanannya Cyronium menggunakan teknologi blokchain, dengan keunggulan:
1. Memangkas proses dan biaya administrasi bank
2. Memangkas sistem pinjam meminjam dan memberi modal kepada pelaku usaha
3. Menciptakan sistem yang lebih transparan dan berorientasi kepada teknologi informasi
7|Page
Keterangan:
43% digunakan untuk membeli emas sebagai jaminan token CYRO
31% untuk future project development, mengembangkan child chain Cyronium berlandaskan sektor
usaha riil
15% untuk pemasaran produk Cyronium di Indonesia dan luar negeri
5% untuk membiayai operasional Cyronium, fixed cost maupun variable cost
3% untuk legal admin, berhubungan dengan perizinan dan administrasi
3% untuk crypto and banking
1. Jadi UKM yang diberikan modal oleh Cyronium dengan pinjaman tanpa bunga, oleh UKM tersebut
akan digunakan untuk memodali usaha dan memblokchainkan usaha miliknya dengan melakukan
ICO (Initial Coin Offering).
2. Setelah itu ditawarkan kepada Investor berupa penawaran permohonan tambahan modal, dengan
menginformasikan prospek usaha, histori keuntungan selama 1 tahun terakhir, dan jenis usahanya.
8|Page
Bentuk penawaran UMKM kepada Investor setelah kebutuhan modal di Blockchain kan:
9|Page
Bentuk penjualan di SANTARA
9
MajmuFatawa 6/295
10 | P a g e
sebenarnya. Jika kita ingin mengetahui hukum tentang cyronium maka perlu memahami definisi dari
cyronium.
Seperti disampaikan diatas, Cyronium adalah sebuah teknologi layanan investasi elektronik
untuk membuat mata uang digital yang diciptakan dengan mengkombinasikan Blockchain Project
(sistem pencatatan atau database yang tersebar luas di jaringan ) dan logam mulia.
Cyronium diciptakan menggunakan teknologi NXT. NXT adalah platform blockchain yang sudah
ada, yang secara khusus dikenal sebagai platform untuk mengembangkan aplikasi dan jasa keuangan.
Cyronium di wakili oleh token CYRO yang dikeluarkan oleh perusahaan. Setiap satu token CYRO akan
dijamin dengan 1 koin fisik terbuat dari 20 gram emas. Koin fisik ini berfungsi untuk menjaga harga batas
bawah CYRO yang tidak akan lebih rendah dari harga emas dunia. Penjualan Cyronium dengan harga Rp.
30.000.000,00 per 1 CYRO. Pembelian minimal bisa dilakukan di angka 1 Orcle, setara dengan 0,001
CYRO seharga Rp. 30.000,00.
Misalnya seseorang ingin berinvestasi dan masuk menjadi salah satu Investor Cyronium dengan
menanamkan modalnya sebesar Rp. 3.000.000,00, dengan begitu ia mendapatkan uang digital sebesar
0,1Orcle dalam akunnya dan 2 gram emas tidak tunai karena nilai investasinya belum mencapai
kelipatan 1 CYRO atau sebesar Rp. 30.000.000,00. Dengan rincian penggunaannya sebagai berikut :
43 % sebagai Jaminan Emas sebesar 2 gram dengan harga Rp. 1.290.000 tidak tunai
31 % sebagai nilai investasi untuk disalurkan kepada Usaha riil dengan akad MUSYAROKAH
MUROBAHAH sebesar Rp. 930.000,00
15 % sebagai biaya pemasaran Produk Cyronium sebesar Rp. 450.000,00
5 % sebagai biaya operasional Cyronium sebesar Rp. 150.000,00
3 % sebagai biaya legal amin sebesar Rp. 90.000,00
3 % untuk Crypto dan bank sebesar Rp. 90.000,00
Untuk proses transaksi seperti di atas cyronium membagi dana investor ke dalam beberapa akad di
antaranya :
1. Akad jual beli emas secara tidak tunai
Akad ini hukumnya haram dan merupakan bagian dari Transaksi Riba A Nasi’ah10. Karena adanya
barter antara emas dam uang dengan cara tidak tunai. Rasulullah dengan tegas melarang transaksi
ini.
الذهب بالذهب والفضة بالفضة والبر بالبر والشعير بالشعير والتمر بالتمر والملح بالملح مثال بمثل سواء
فإذا اختلفت هذه األصناف فبيعوا كيف شئتم إذا كان يدا بيد رواه مسلم,بسواء يدا بيد
10
Menukar salah satu harta riba dengan harta riba lainnya yang sejenis atau berlainan jenis dengan cara tidak
tunai, ( lihat dalam Buku Harta Haram Ust Dr ErwandiTirmizi, MH Cet : 13 hal 538.
11 | P a g e
Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, Sya’ir (salah
satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, korma dijual dengan korma, dan garam dijual dengan
garam, sama timbangannya dan dilakukan secara tunai, bila jenis barang berbeda, makasilahkan
engkau membarterkannya dengan cara sesuka hatimu, bila hal itu dilakukan dengan cara kontan.”
(HR Muslim)
Solusi
Agar akad ini menjadi halal maka System tukar – menukarnya di ubah dari tidak tunai menjadi tunai,
dengan kelipatan setoran uang senilai satu koin emas dengan berat 2 gram misalnya.
2. Akad Mudhorobah
Seorang investor memberikan dana dengan nisbat 31 % dari total biaya investasi untuk disalurkan
kepada para pengusaha yang usahanya telah masuk dalam bagian Cyronium dan tercyrptokan dalam
bentuk saham dengan bagi hasil keuntungan dan kerugian yang ditanggung bersama. ini hukumnya
boleh selama perusahaan tersebut bergerak dalam bidang halal, Hal ini merupakan keputusan
Majma Al Fiqh Al Islami ( Divisi Fikih OKI ) No. 63 (1/7) 1992, berbunyi, “ Berdasarkan hukum asal
sebuah Muamalat adalah mubah ( boleh ) maka mendirikan sebuah emiten yang bergerak di bidang
halal hukumnya boleh”. 11
Hukum boleh ini juga ditegaskan oleh AAOIFI, ‘ boleh menerbitkan saham apabila tujuan perusahaan
emiten dalah hal yang dibolehkan, yaitu: perusahaan tidak bertujuan melakukan hal – hal yang
diharamkan, seperti : Produksi Khamar dan tujuannya, perdagangan babi atau melakukan transaksi
riba, apabila kegiatan perusahaan tersebut di bidang haram, maka hukum mendirirkan dan
menerbitkan saham yang merupakan modal dari perusahaan tersebut juga diharamkan.12
3. Akad Al WakalahBilUjroh
Seorang investor dengan ini memberikan kuasa kepada cyronium yang dipandang sebagai ahli untuk
dapat mengelola keuangan yang di amanahkan oleh investor dengan imbalan pemberian ujroh
(upah/fee). Hokumnya boleh berdasarkan hadist busr bin said ra tentang mengambil imbalan atas
tugas menarik zakat. 13
IV. Kesimpulan
Dalam praktiknya, cyronium tidak sama dengan Bitcoin atau yang sama jenisnya, karena
beberapa hal fundamental yang telah disampaikan diatas, yaitu adanya jaminan emas yang menjamin
batas bawah nilai coin dalam Cyronium, dan kejelasan peruntukan dari 1 koin yang ada akan
diperuntukan kepada bidang yang mana.
11
Journal Islamic Fiqh Council, edisi VI, jilid 2, Hal 1273
12
AAOIFI, Al Ma’ayirAsSyar’iyyah, Hal 296
13
HR BukhoriNo 1496
12 | P a g e
Cyronium ini menjadi salah satu peluang untuk UMKM memperoleh dana yang murah untuk
mengembangan usahanya menjadi lebih baik, dan Cyronium menjadi jembatan dalam menemukan
atara investor dengan pemilik usaha. Penggunaan Cyronium adalah sebagai sarana untuk
mempermudah keterhubungan itu semua, yaitu memangkas jaringan perbankan yang sudah tumbuh
matang dan memangkas kesulitan pemilik usaha dalam memperoleh kesempatan mendapatkan dana.
Maka dapat disimpulkan bahwa Cyronium merupakan sarana Investasi yang diperbolehkan dan
halal menurut Syariat selama memperhatikan dan sesuai dengan pandangan syariat yang telah
dijabarkan diatas.
Semoga Alloh selalu menjaga kita dari hal-hal yang dapat mendorong kita kepada kesia-siaan
dan kita senantiasa dapat menjaga datangnya harta yang akan kita Konsumsi agar tidak menjadi
pemberat amal diakhirat kelak.
13 | P a g e