Anda di halaman 1dari 9

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

LAYANAN E-SAPAWARGA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS


PELAYANAN KOTA SURABAYA DARI PRESPEKTIF BIROKRASI

Chyntya Putri Purwaningsih1


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
Implementation of electronic goverment in the organization of public services in the city of Surabaya, realized in a
program E-Sapawarga Surabaya become one of the activities undertaken by the government of Surabaya City in an
effort to improve the quality of public services. The research raises the question of the program E-Sapawarga and
factors that become obstacles in this program. Therefore, the purpose of this study was to understand the
implementation of the program E-Sapawarga in improving public service and to understand the factors constraints
faced by this program. The results showed that the implementation of E-Sapawarga can run well, but less than the
maximum because of many obstacles faced in communication and resource factors.

Keywords: Implementation, E-government, public services

Pendahuluan 8 Cambodia 32.45


Berbagai macam cara dalam penerpan
teknologi yang dikaitkan dengan pemerintahan, hampir
semua negara saat ini telah menggunakan teknologi Sumber : Data Olahan Institute of E-
dan internet untuk menunjang kinerjanya. Tidak hanya Goverment Waseda University Japan, 2014
negara lain saja yang menggunakan teknologi sebagai
salah satu dari kegiatan pemerintahan, Indonesia juga Pada tabel tersebut diatas Indonesia mampu
turut serta dalam menggunkan teknologi pada menunjukan perkembangan yang cukup baik dalam hal
pelaksaanan pemerintahan. Pada bangsa Indonesia perkembangan electronic goverment dengan
penerapan teknologi internet ini di implementasikan menempati urutan ke empat ASEAN. Perkembangan
pada e-goverment yang ada. Merintis dari berberapa ini diharapkan mampu untuk dipertahankan dan
lembaga pemerintahan yang menggunakan e- ditingkatkan agar mampu menjadikan negara Indonesia
goverment hingga pada akhirnya mulai hampir semua menjadi negara terbaik dalam mengembangkan
lembaga pemerintahan yang ada di Indonesia electronic goverment. Pemerintahan elektronik yang
menggunakannya. Akan tetapi ada berberapa lembaga disebut dengan e-government (berasal dari Bahasa
yang berhenti begitu saja tidak melanjutkan Inggris yaitu electronics government, juga disebut e-
penggunaanya. Pada tingkat ASEAN, Indonesia dapat gov, digital government, online government atau dalam
dikatakan cukup baik dalam penerapan e-goverment konteks lain transformational government) merupakan
seperti terlihat dalam tabel berikut : sebuah proses dalam penggunaan dan perkembangan
teknologi informasi yang dilakukan oleh pemerintah
Tabel 1.1 pusat maupun pemerintah daerah dalam memberikan
Rangking E- Goverment (WASEDA Unv berbagai informasi dan pelayanan yang dibutuhkan
2014) bagi warganya, baik dalam urusan bisnis, urusan
kesehatan, urusan pendidikan serta hal-hal lain yang
No Countries Name Score
berkenaan dengan pemerintahan. E-Government ini
1 Singapura 93.77 dapat diaplikasikan di berbagai tingkat pada
2 Thailand 68.60 pemerintah yang terdapat di Indonesia seperti
3 Malasyia 63.71 pada tingkat legislatif, yudikatif, atau administrasi
4 Indonesia 60.98 publik, untuk meningkatkan efisiensi internal,
5 Vietnam 59.93 menyampaikan berbagai hal mengenai pelayanan
6 Brunei 53.84 publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.
7 Philippine 51.83

1
1. Korespondensi Chyntya Putri Purwaningsih, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga,
Jl Airlangga 4-6 Surabaya
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Terdapat berberapa model dalam


penyampaian yang utama adalah Government-to- Banyaknya pengguna dari program ini membuat
Citizen atau Government-to-Customer program ini menjadikan salah satu program unggulan
(G2C), Government-to-Business (G2B) Kota Surabaya. Namun pada layanan E-Sapawarga
serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan kurang memiliki banyak pengguna, oleh sebab itu
yang paling diharapkan dari e-government adalah peneliti menitik beratkan penelitiannya kepada
peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas pelaksanaan E-Sapawarga Kota Surabaya dalam upaya
yang lebih baik dari pelayanan public (Wikipedia). meningkatkan kualitas layanan yang terdapat di Kota
Sementara pada penelitian ini mengungkap bahwa Surabaya dan faktor-faktor apa yang menyebabkan
Government-to-Citizen dimana memiliki tujuan untuk program E-Sapawarga yang merupakan program
memberikan segala kebutuhan yang diperlukan inovasi dari Media Center kurang mendapatkan minat
masyarakat baik dalam informasi maupun pelayanan. bagi masyarakat kota Surabaya.

Selanjutnya dari tahun ketahun pengguna e- Berdasarkan latar belakang di atas, maka
government pada Indonesia mengalami peningkatan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
khususnya untuk berberapa provinsi dan kabupaten di 1. Bagaimanakah pelaksanaan E-Sapawarga
Indonesia. Pada tahun 2013 peringat pertama pengguna Surabaya dalam upaya meningkatkan layanan
e-gov adlah provinsi Jawa Barat kemudian disusul oleh yang ada di Kota Surabaya dan
provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur. Sementara pada 2. Faktor-faktor apa yang membuat E-Sapawarga
tahun 2014 dan tahun 2015 pengguna e-gov untuk kurang mendapatkan minat bagi masyarakat
tingkat nasional tidak beruba dimana peringkat pertma kota Surabaya
diduduki oleh provinsi DKI Jarta, Provinsi Jawa Barat
dan Jawa Timur. Dengan peringkat yag ditunjukan Dan berdasarkan permasalahan yang
Jawa Timur mampu membawa Kota Surabaya sebagai dirumuskan di atas, tujuan dari penelitian ini
pelopor dalam pelaksaan e-gov. Kota Surabaya adalah:
memiliki banyak program dengan berbasis teknologi.
Salah satu program dari pemerintah Kota Surabaya 1. Menjelaskan pelaksanaan dari E-Sapawarga
dalam bentuk pelayanan berupa E-Sapawarga Kota Surabaya dalam upaya meningkatkan
Surabaya. Dimana pada layanan ini masyarakat Kota layanan yang ada di Kota Surabaya
Surabaya diberikan wadah dan penyalur untuk 2. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab
menyampaikan aspirasi, keluhan maupun kritik untuk kurangnya minat masyarakat kota Surabaya
pemerintah Kota Surabaya. dalam menggunakan E-Sapawarga sebagai
Dengan adanya program ini diupayakan dalam media menyalurkan keluhan dan aspirasi
rangka meningkatkan kualitas pelayanan Kota mereka.
Surabaya. Pada setiap tahunnya program ini mengalami 3. Memberikan masukan terhadap pemerintahan
peningkatkan yang dapat dibuktikan dengan tabel kota Surabaya tentang berberapa keluhan dari
dibawah ini : masyarakat kota Surabaya terhadap Badan
Tabel 1.2 Pemerintahan kota Surabaya atau SKPD.
Jumlah Pengguna Layanan Media Center Sehingga Badan Pemerintahan kota Surabaya
mampu mengatasi kendala yang terjadi di
Jumlah Keluhan Melalui Media Center Tahun masyarakat dan Badan Pemerintahan kota
2012-2014 Surabaya mampu memberikan dan
Jumlah Pengguna peningkatkan pelayanan yang ada. Dengan
Tahun Tahun Tahun begitu kinerja pemerintahan kota Surabaya
No Nama Media 2012 2013 2014 dapat berjalan secara optimal.
1 Website 999 1903 1440
Adapun penelitian ini diharapkan mempunyai
2 Facebook 740 1211 829
manfaat baik secara akademis maupun praktis. Adapun
3 SMS 303 597 353 manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
4 Media Cetak 248 146 548 1. Manfaat Akademis : Memberikan
5 Twitter 240 42 24 input/masukan bagi perkembangan studi Ilmu
6 Email 144 234 234 Administrasi Negara khususnya yang
7 Surat 33 33 718 berkaitkan dengan kajian Electronic
Portal E- Govermance (e-gov) yang mana melihat
8 Sapawarga 10 10 24 implementasi Electronic Govermance dalam
9 Langsung Datang 0 0 126 sebuah produk Media Center yaitu E-
Total 2717 4176 4296 Sapawarga sebagai upaya meningkatkan
kualitas layanan kota Surabaya. Konsep ini
secara tidak langsung menerapkan sebuah
Sumber : Data Olahan
reformasi birokrasi. Dahalu birokrasi Indonesia
www.Dinkominfo.Surabaya.go.id
khususnya kota Surabaya masih terbilang
2
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

rumit, berbelit-belit dan tidak efisien. Prinsip- kosmetik ) dan sebagainya. Definisi seperti ini sangat
prinsip good governance akan dikombinasikan sulit untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam
dengan model ICT ( Information and manajemen kualitas.
Communication Technology ). Model tersebut 2. Product-based Approach
digunakan sebagai panduan dalam mendesain Bertolak belakang dengan prespektif
e-gov yang sesuai dengan aktivitas individu sebelumnya yaitu transcendental approach dimana
atau kelompok dalam suatu instansi atau unit sukar untuk mengkur kualitas, pada prespektif product-
terkait, yang dalam penelitian ini adalah based approach kualitas dalam pendekatan ini adalah
melalui implementasi e-gov dalam produk E- suatu bentuk karakteristik atau atribut yang dapat
Sapawarga. diukur. Terdapat adanya perbedaan yang mampu
2. Manfaat Praktis : hasil penelitian ini dapat mencerminkan kualitas yang dimiliki produk secara
memberikan informasi tentang faktor-faktor objektif, akan tetapi dalam pendekatan ini dapat
yang membuat E-Sapawarga kurang menjelaskan perbedaan yang ada dalam selera dan
mendapatkan minat bagi masyarakat kota preferensi tertentu.
Surabaya sebagai media penyalur aspirasi dan 3. User-based Approach
keluhan masyarakat kota Surabaya. Sehingga Selanjutnya kualitas dalam pendekatan ini
untuk selanjutnya dapat memberikan kontribusi didasarkan pada sebuah pemikiran dimana kualiatas itu
dan masukan terhadap instasi pemerintahan tergantung bagaimana orang memandangnya, dan
terkait. sebuah produk yang sangat memuaskan preferensi
seseorang merupakan produk yang berkualitas
Landasan Teori unggulan. Pandangan yang sangat subjektif ini mampu
Pelayanan Publik mengakibatkan perbedaan yang sangat rumit, dimana
setiap konsumen memilki kebutuhan dan selera yang
Konsep palayanan publik merupakan konsep berbeda-beda sehingga kualitas bagi seseorang adalah
yang terpenting dalam penelitian ini dimana terdapat kepuasan maksimal yang dapat konsumen rasakan.
berberapa macam mengenai konsep pelayanan publik. 4. Manufacturing-based Approach
Pada proses pelayanan publik menurut Denhardt dan Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat
Denhart mengalami pergeseran paradigma dari model supply-based atau dilihat dari sudut pandang produsen
administrasi publik tradisional ( old public yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang
administration ) ke model manajemen publik bari (new sesuai dengan persyaratannya (conformance quality)
public management , dan akhirnya menuju model dan prosedur yang telah ditetapkan. Pada pendekatan
pelayanan publik baru (new public service)( Dwiyanto ini yang menajdi fokus kesesuaian adalah
2008:138).sementara menurut Robert ditetapkannya spesifikasi perusahaan secara internal.
Oleh sebab itu, yang menjadi penentu kualitas adalah
“Pelayanan publik adalah segala bentuk standar-standar yang telah ditetapkan perusahaan, dan
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh bukan ditetapkan oleh konsumen yang
instansi pemerintah pusat, di daerah dan lingkungan menggunakannya.
badan usaha milik negara atau daerah dalam, barang 5. Value-based Approach
atau jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan Dalam pendekatan ini kualitas merupakan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka segala sesuatu yang dipandang dari segi nilai dan
pelaksanaan ketertiban-ketertiban.”(Robert. 1996 :30) harga. Selain itu kualitas didefinisikan sebagai
“affordable excellence”, oleh sebab itu kualitas dalam
Kualitas Pelayanan
pandangan ini sifatnya relatif, sehingga produk yang
David Garvin, (Yamit 2005:9) ada berkualitas paling tinggi beleum tentu memiliki
mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif nilai. Sementara itu produk yang bernilai adalah
kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, produk yang paling tepat untuk dibeli. Sangat sulit
yaitu : mendefinisikan kualitas secara tepat dan mungkin tidak
1. Transcendental Approach ada definisi kualitas yang mampu diterima secara
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu universal.
yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan Sementara menurut Triguno kualitas
dioperasionalisasikan maupun diukur. Sebuah kualitas pelayanan menunjuk pada pengertian melayani setiap
dalam pendekatan ini adalah segala sesuatu yang saat secara cepat dan memuaskan, berlaku sopan,
mampu untuk dirasakan, akan tetapi hal tersebut sulit ramah dan menolong serta profesional dan mampu
untuk didefinisikan, dioperasionalisasikan maupun (Setijaningrum.2009:83)
dikur. Pada umumnya prespektif ini diterapkan dalam
sebuah karya seni seperti seni tari, seni musik, seni
Good Governance
drama dan seni rupa. Dimana untuk sebuah produk dan
jasa pelayanan dapat dipromosikan dengan
menggunakan sebuah pernyataan-pernyataan United Nation Development Program (UNDP)
kelahulsan kulit ( hand body ), kecantikan wajah ( dalam dokumen kebijakannya yang berjudul

3
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

“Governance for sustainble human development”, Pada negara maju penggunaan implementasi electronic
pada tahun 1997 mendefinisikan : governance yang tepat akan secara signifikan
“ Governance is the exercise of economic, memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat negara
political, and administrative authory to tersebut.
manage a country’s affairs at all levels and
means by which states promote social Inovasi
cohesion, integration, and ensure the wall
being of their population “ Kata inovasi merupakan suatu kata yang tidak asing
yang artinya Kepemerintahan adalah pelaksanaan lagi. Inovasi merupakan sesuatu hal yang diciptakan
kewenangan/ kekuasaan dibidang ekonomi, politik baru dan berbeda dari sebelumnya. Akan tetapi
dan administratif untuk mengelola berbagai urusan menurut para ahli inovasi sebagai berikut :
negara pada setiap tingkatannya dan merupakan
instrumen kebijakan negara untuk mendorong a. Everett M. Rogers, beliau mengemukakan
terciptanya kondisi kesejahteraan intergritas, dan inovasi adalah sebuah gagasan, ide, rencana,
kohesivitas sosial dalam masyarakat. praktek atau benda yang diterima dan disadari
Berdasarkan definisi UNDP tersebut diungkapkan sebagai sebuah hal yang baru dari seseorang atau
9 karakteristik prinsip-prinsip Good Governance yang kelompok untuk di implementasikan atau
saling berkaitan dan harus dianut dan dikembangkan diadopsi.
dalam praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang b. Definisi inovasi lainnya menurut Damanpour
baik dalam Yogi Suwarno,inovasi dapat berupa
Electronic Governance (E-Gov) produk atau jasa yang baru, teknologi yang baru,
teknologi proses produksi yang baru, sistem
Electronic governance atau biasa yang disebut struktur dan administrasi baru atau rencana baru
dengan E-Gov merupakan suatu konsep yang telah bagi anggota organisasi (Suwarno 2008:9).
diberlakukan oleh pemerintah dari sebuah penggunaan Pendapat lain mengenai inovasi disampaikan
ICT yang di implementasikan terhadap proses oleh Albury dalam Yogi Suwarno yakni inovasi
governance dimana terdapat banyak sektor yang sebagai new ideas that work (Suwarno 2008:10)
terlibat baik sektor publik, sektor privat, masyarakat Lebih jauh inovasi berhubungan erat dengan ide-
dan lainnya. Selain itu electronic governance memilki ide baru yang bermanfaat.Inovasi dengan sifat
ruang lingkup yang sangat luas mulai dari local, kebaruannya harus mempunyai nilai manfaat.
regional, nasional atau internasional. Adapula Sifat baru dari inovasi tidak akan berarti apa-apa
pendapat dari masing-masing individu maupun apabila tidak diikuti dengan nilai kemanfaatan
komunitas mengenai electronic governance. dari kehadirannya (Suwarno 2008:10)
Dilihat dari segi non pemerintahan Stephen Robbins, didefinisikan oleh beliau
inovasi sebagai sebuah gagasan atau ide baru yang
“E-Government refers to the use by diterapkan untuk memperbaiki suatu produk dan jasa.
government agencies on information
technologies (such as Wide Are Networks, the Program E-Sapawarga
Internet, and mobile computing ) that have the Terdapat banyak sekali program yang
ability to transform relations with citizens, diciptakan saat ini dengan tujuan memudahkan suatu
busniesses, and other arms of government kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
(Word Bank ) “ terutama dalam bidang teknologi. Penerpan program
teknologi saat ini tidak hanya berkembang pada sebuah
artinya Electronic Governance sebagai penggunaan sistem privat saja, melainkan juga ikut berkembang
teknologi informasi oleh instansi pemerintaha (seperti dalam sebuah pemerintahan yang dapat membantu
Wide Area Networks (WAN), internet, mobile pemerintah dalam menjalankan tugas dan
computing) yang dapat digunakan untuk membangun kewajibannya. saat ini, penggunaan TIK dan terutama
hubungan dengan masyarakat, tinya dunia usaha, dan internet dipandang sebagai alat untuk mencapai
instansi pemerintahan lainnya. Sementara dari segi pemerintahan yang lebih baik. Ini mengungkapkan
pemerintahan tepatnya pada pemerintah federal evolusi dari ekspektasi e-government dalam program
Amerika Serikat reformasi sektor publik. TIK dapat membantu
pemerintah untuk memulihkan kepercayaan pada
“E-Governance refers to delivery of lembaga publik dengan meningkatkan transparansi,
government information and services online efisiensi biaya, efektivitas, dan partisipasi politik. Oleh
thought the internet or other digital means. “ karena itu, meningkatkan informasi pemerintah kepada
masyarakat dapat membantu persepsi publik yang bias
Artinya E-Governance itu mengacu pada penyampaian dan mempengaruhi ekspektasi kepercayaan dengan
informasi dan layanan pemikiran online internet atau mempersempit kesenjangan informasi antara
alat digital lainnya pemerintah masyarakat dan pemerintah. Potensi keuntungan e-
government telah menyebabkan adopsi teknologi
4
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

berbasis web sebagai unsur penting dalam program kepada kelompok sasaran (target group) sehingga
modernisasi demokrasi. akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila
penyampaian tujuan dan sasaran suatu kebijakan
Oleh sebab itu pemerintah Kota Surabaya tidak jelas, tidak memberikan pemahaman atau
meluncurkan sebuah inovasi baru berupa E-Sapawarga. bahkan tujuan dan sasaran kebijakan tidak
E-Sapawarga merupak produk inovasi dari pemerintah diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran,
kota Surabaya yang dikelola oleh Dinas Komunikasi maka kemungkinan akan terjadi suatu penolakan
dan Informasi Kota Surabaya. E-SapaWarga diciptakan atau resistensi dari kelompok sasaran yang
dengan tujuan sebagai penghubung warga dan bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan adanya
pemerintah kota Surabaya. Peluncuran E-SapaWarga tiga hal, yaitu:
yang dapat diakses di www.sapawarga.org ini awal
peluncurannya bernama E-RT/RW yang hanya bisa a. penyaluran (transmisi) yang baik akan
akses oleh Kepala RT/RW se-Kota Surabaya. Namun menghasilkan implementasi yang baik pula
dalam penggunannya, E-RT/RW ini berubah nama (kejelasan);
menjadi E-SapaWarga agar semua lapisan masyarakat
Surabaya mampu mengakses situs milik pemerintah b. adanya kejelasan yang diterima oleh
Kota Surabaya. (www.Kompasnia.com) pelaksana kebijakan sehingga tidak
membingungkan dalam pelaksanaan
Adapun dasar hukum yang menjadi pedoman adanya kebijakan, dan
sebuah program E-Sapawarga Surabaya yaitu :
c. adanya konsistensi yang diberikan dalam
a. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6
pelaksanaan kebijakan. Jika yang
Tahun 2001 tentang Pengembangan dan
dikomunikasikan berubah-ubah akan
Pendayagunaan Telematika di Indonesia
membingungkan dalam pelaksanaan
b. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
kebijakan yang bersangkutan.
Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government
2. Sumberdaya. Dalam implementasi kebijakan
c. Undang-Undang Nomer 14 Tahun 2008 Tentang
harus ditunjang oleh sumberdaya baik
Keterbukaan Informasi
sumberdaya manusia, materi dan
d. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 5 Tahun 2013
metoda. Sasaran, tujuan dan isi kebijakan
Tentang Pedoman Pemanfaatan Teknologi
walaupun sudah dikomunikasikan secara jelas
Informasi dan Komunikasi Dalam Penyelenggaraan
dan konsisten, tetapi apabila implementor
Pemerintah Daerah
kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan,
Implementasi implementasi tidak akan berjalan efektif dan
efisien. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya
Implementasi merupakan suatu tidakan tinggal di kertas menjadi dokumen saja tidak
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun diwujudkan untuk memberikan pemecahan
secara matang dan terperinci. Implementasi biasaya masalah yang ada di masyarakat dan upaya
dilakukan setelah perncanaan sudah dianggap pasti. memberikan pelayan pada masyarakat.
Dalam hal ini implementasi dibendakan menjadi dua Selanjutnya Wahab (2010), menjelaskan bahwa
yaitu pertama implementasi Top-Down yang dilakukan sumberdaya tersebut dapat berwujud
secara tersentralisasi dan dimulai dari aktor di tingkat sumberdaya manusia, yakni kompetensi
pusat, serta keputusannya pun dilakukan ditingkat implementor dan sumberdaya finansial.
pusat. Sementara yang kedua adalah Implementasi
Bottom up yang kehadirannya sebagai pengeritik 3. Disposisi. Suatu disposisi dalam implementasi
terhadap model implementasi yang pertama. dan karakteristik, sikap yang dimiliki oleh
implementor kebijakan, seperti komitmen,
Menurut George C. Edwards III kejujuran, komunikatif, cerdik dan sifat
Model implementasi kebijakan menurut pandangan demokratis. Implementor baik harus memiliki
Edwards III, dipengaruhi empat variabel, yakni; (1) disposisi yang baik, maka dia akan dapat
komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi dan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa
kemudian (4) struktur birokrasi. Keempat variabel yang diinginkan dan ditetapkan oleh pembuat
tersebut juga saling berhubungan satu sama lain kebijakan. Implementasi kebijakan apabila
(Agustino 2006:149) memiliki sikap atau perspektif yang berbeda
dengan pembuat kebijakan, maka proses
1. Komunikasi. Implemetasi kebijakan publik agar implementasinya menjadi tidak efektif dan
dapat mencapai keberhasilan, masyaratkan agar efisien. Wahab (2010), menjelaskan bahwa
implementor mengetahui apa yang harus disposisi adalah watak dan karakteristik yang
dilakukan secara jelas. Apa yang menjadi tujuan dimiliki oleh implementor, seperti komitmen,
dan sasaran kebijakan harus diinformasikan keejujuran, sifat demokratis. Apabila

5
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

implementor memiliki disposisi yang baik, implementasi. Penelitian ini menggunaka teori dari
maka dia akan menjalankan kebijakan dengan George C. Edward III dikarenakan program E-
baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat Sapawarga Surabaya memiliki 4 indikator yang
kebijakan. dikemukan oleh George C. Edward III sehingga
peneliti mampu mengungkapkan dan menjelaskan yang
4. Struktur birokrasi Organisasi, menyediakan peta menjadi permasalahan.
sederhana untuk menunjukkan secara umum
kegiatan-kegiatannya dan jarak dari puncak Metode Penelitian
menunjukkan status relatifnya. Garis-garis antara Tipepenelitian
berbagai posisi-posisi itu dibingkai untuk Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian
menunjukkan interaksi formal yang diterapkan. deskriptif. Tipe penelitian deskriptif merupakan tipe
Kebanyakan peta organisasi bersifat hirarki yang penelitian yang berusaha untuk menggambarkan dan
menentukan hubungan antara atasan dan bawahan melukiskan objek dengan apa adanya sesuai dengan
dan hubungan secara diagonal langsung realitas yang ada. Hal ini digunakan agar dapat
organisasi melalui lima hal harus tergambar, yaitu memahami suatu fenomena tersebut.
: Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini lokasi yang dipilih adalah
a. jenjang hirarki jabatan-jabatan manajerial pemerintahan kota Surabaya dimana yang menjadi
yang jelas sehingga terlihat “Siapa yang fokus adalah Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
bertanggungjawab kepada siapa?”; Surabaya selaku pengelola layanan Media Center dan
E-Sapawarga kota Surabaya.
b. pelembagaan berbagai jenis kegiatan TeknikPenentuan Informan Penelitian
oprasional sehingga nyata jawaban peneliti menggunakan tehnik Purposive Sampling
terhadap pertanyaan “Siapa yang dalam menentukan informannya. Purposive Sampling
melakukan apa?”; merupakan penentuan informan secara sengaja, dimana
terdapat berberapa pihak yang dianggap penting yang
c. Berbagai saluran komunikasi yang terdapat terlibat secara langsung dari penelitiannya. Kemudian
dalam organisasi sebagai jawaban terhadap berkembang dengan menggunakan teknik showball
pertanyaan “Siapa yang berhubungan sampling.
dengan siapa dan untuk kepentingan apa?”; Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang
d. jaringan informasi yang dapat digunakan paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
untuk berbagai kepentingan, baik yang dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono
sifatnya institusional maupun individual; 2005:62). Dilakukan dengan melakukan wawancara,
observasi dan dokumentasi.
e. hubungan antara satu satuan kerja dengan Tehnik Pemeriksa Keabsahan Data
berbagai satuan kerja yang lain. Dalam Untuk memperoleh keabsahan data dalam
implementasi kebijakan, struktur penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menjaga
organisasi mempunyai peranan yang kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan
penting. Salah satu dari aspek struktur objektivitas (Sugiyono, 2012:270).
organisasi adalah adanya prosedur operasi
yang standar (standard operating Pada penelitian ini peneliti memeriksa keabsahan
procedures/SOP). Fungsi dari SOP data dengan menggunakan kredibilitas atau validitas
menjadi pedoman bagi setiap implementor internal berupa triangulasi data. Dimana triangulasi
dalam bertindak. Struktur organisasi yang data merupakan pengecekan data dari berbagai sumber
terlalu panjang akan cenderung dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Pengecekan
melemahkan pengawasan dan dilakukan untuk memastikan data yang ada, sumber
menimbulkan red-tape, yakni birokrasi yang digunakan untuk memeriksan validitas internal
yang rumit dan kompleks. Hal demikian dengan melalukan wawancara dengan staf Dinas
pada gilirannya menyebabkan aktivitas KOMINFO yang berbeda-beda dan dengan waktu yang
organisasi tidak fleksibel berbeda pula. Dengan demikian data yang diperoleh
menjadi lebih valid. Selain itu pada penelitian ini juga
Jadi implementasi merupakan suatu bentuk tindakan menggunakan tipe pemeriksaan keabsahan data secara
pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah tersusun transferabilitas, dengan harapan orang lain dapat
secara rapi dan terperinci, kemudian implementasi memahami hasil penelitian yang telah didapat. Peneliti
dilakukan secara bottom up dimana ini diterapkan telah memberikan uraian rincian dan tabel hasil
karena pemerintah bergerak dengan adanya sebuah penelitian yang dapat dipahami oleh pembaca.
pengaduan atau respon dari masyarakat. Kemudian Semuanya telah disajikan pada bab selanjutnya.
dikaitkan dengan model implementasi dari George C.
Edwards III yang memiliki 4 indikator dalam Teknik Ananlisis Data

6
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data KOMINFO menujukan hal yang
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebaliknya. Sikap yang diberikan oleh
teknik analisi data kualitatif, yaitu analisa terhadap data Dinas KOMINFO merupakan sikap yang
yang diperoleh berdasarkan kemampuan responden baik dan sangat membantu masyarakat
dalam meberikan data yang kemudian dihubungan dalam menyelesaikan permasalahan. Oleh
dengan fakta-fakta yang ada. sebab itu kelebihan faktor inilah yang
mampu menjadikan program ini
Menurut Miles dan Huberman menyatakan menjadikan program unggulan dalam
bahwa terdapat tiga jenis macam kegiatan analisis data meningkatkan kualitas layanan.
kualitatif, yaitu (Sugiyono 2005:91) 4. Deskripsi mengenai Struktur Birokrasi
yang terdapat di Dinas Komunikasi dan
1. Reduksi data Informatika Kota Surabaya. Struktur
2. Model Data ( Data Display ) birokrasi yang dimiliki oleh E-Sapawarga
3. Penarikan / Verifikasi Kesimpulan Surabaya ini dapat membantu
memudahkan masyarakat dalam
Hasil Penelitian menerima layanan. Dengan struktur yang
Berdasarkan data yang telah diperoleh selama jelas masyarakat tidak merasakan
penelitian, data disajikan dan diuraikan secara singkat pelimpahan tanggung jawab antara satu
dan sederhana pada bagian ini sesuai dengan kebutuhan dengan yang lain. Selain itu struktur yang
permasalahan penelitian, bagian ini disusun jelas mampu membuat merasa yakin
berdasarkan sub-sub topik pembahasan sebagai berikut dengan pelayananya.
yaitu :

1. Deskripsi mengenai Komunikasi yang terdapat di Pembahasan


Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Adam Smith sebagai salah satu yang
Surabaya. Komunikasi yang terdapat di Dinas menganut teori implementasi secara buttom up
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya berpendapat bahwa implementasi kebijakan dipandang
terbagi menjadi dua yaitu komunikasi secara sebagai suatu proses implementasi kebijakan dari
internal maupun eksternal. Dalam komunikasi proses kebijakan presfektif perubahan sosial dan
secra internal mengungkap bahwa komunikasi politik, dimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
dilaksanakan antara Dinas KOMINFO dengan dibuat dengan tujuan untuk mengadakan perbaikan dan
semua SKPD yang terdapat di Kota Surabaya perubahan masyarakatModel implementasi secara
untuk berkoordinasi. Sementara komunikasi buutom up digunakan karena pada program ini
secara eksternal dilaksanakan dengan melibatkan pemerintah bekerja seperti pada umumnya dengan
masyarakat sebagai penerima layanan. Dalam tugas dan kewajibannya, selanjutnya terdapat
komunikasi secara eksternal inilah ditemukan penambahan pemberian layanan kepada masyarakat
kefaktor yang mampu membuat E-Sapawarga yang harus diberikan secara baik dan tepat setelah
kurang mendapatkan minat dari masyarakt. Hal masyarakat melakukan keluhan kepada dinas terkait.
itu disebabkan sosialisasi yang disampaikan ke Selain itu hal tersebut selaras dengan program
masyarakat kurang berjalan secara rutin. kebijakan E-Spawarga Kota Surabaya dimana dalam
2. Deskripsi mengenai Sumber Daya yang program ini memiliki tujuan untuk melakukan
terdapat di Dinas Komunikasi dan perbaikan dalam pelayanan publik yang terdapat di
Informatika Kota Surabaya. Dimana Kota Surabaya dengan menggunakan kemajuan
dalam sumber daya yang terdapat di teknologi sebagai bentuk perubahan layanan.
Dinas KOMINFO mencangkup 3 sumber
daya baik berupa sumber daya manusia, Selanjutnya George C. Edward III
materi dan metoda. Pada sumber daya menjelaskan bahwa didalam model implementasi
manusia tidak ditemukan kendala yang terdapat empat variabel yang akan mempengaruhi dari
berarti, hampir semua informan berjalannya suatu program kebiajakan. Dalam keempat
menyatakan tidak ada kendala yang variabel tersebut memiliki hubungan keterkaitan antara
dihadapi pada sumber daya ini. satu dengan lainnya, sehingga emapt variabel ini tidak
Selanjutnya pada sumber daya materi dapat terpisahkan dalam penerpan suatu program.
yang berupa anggaran dan teknologi Keempat variabel tersebut adalah komunikasi, sumber
memiliki kendala yang harus dihadapi. daya, disposisi dan struktur birokrasi. Pada program E-
Dimana pada bagian teknologi terdapat Sapawarga Surabaya keempat variabel tersebut juga
kendala dalam keterbatasan server dan menjadi pengaruh dari terlaksananya program. Adapun
database. faktor-faktor yang mempengaruhi minat dari pengguna
3. Deskripsi mengenai Disposisi yang layanan E-Sapawarga Surabaya mulain dari faktor
terdapat di Dinas Komunikasi dan komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur
Informatika Kota Surabaya. Dalam hal birokrasi.
disposisi yang dimiliki oleh Dinas

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Selain itu pada kualitas program E-Sapawarga melakukan sosialisasi secara rutin mengenai
Surabaya ini mampu meningkatkan kualitas layanan informasi E-Sapawarga Surabaya pada
publik masyarakat Kota Surabaya dengan kemudahan belakangan ini.
yang diberikan pada program ini. Masyarakat b. Sumber Daya : Sementara sumber daya materi
merasakan adanya keefektivitasan dalam memyalurkan berupa teknologi mampu dihadirkan di E-
keluhan dan permasalahnya kepada pemerintah Kota Sapawarga Surabaya sebagai alat untuk
Surabaya. David garvin seorang yang mendukung berjalannya kebijakan ini secara
mengidentifikasikan lima pendekatan prespektif maksimal. Namun keterbatasan server dan
kualitas yang dapat digunakan yaitu (Yamit 2005:9) : database yang dimiliki oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
1. Transcendental Approach menjadikan kendala yang mampu mengurangi
2. Product-based Approach minat masyarakat dalam menggunakan E-
3. User-based Approach Sapwarga Surabaya ini
4. Manufacturing-based Approach c. Disposisi : Pada bagian ini tidak terdapat
Dalam pendekatan ini kualitas merupakan kendala yang dihadapi oleh E-Sapawarga
segala sesuatu yang dipandang dari segi nilai dan Surabaya, dimana program ini mampu
harga. Pada program E-Sapawarga Surabaya harga meyakinkan masyarakat Surabaya dalam
yang harus dikeluarkan oleh masyarakat dalam menghadapi keluhan dan permasalahnnya
menyalurkan keluhan adalah gratis atau tidak dibebani dengan memberikan tanggpan layanan secara
biaya. Selain itu program ini mampu menghemat cepat 1x24 jam. Adapun cara lain yang
anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota terdapat di E-Sapawarga Surabaya untuk
Surabaya. Tidak hanya anggran yang berkurang, waktu meyakinkan masyarakat mengunakan layanan
dan tenaga yang dikeluarkan baik untuk masyarakat ini adalah dengan memberikan tanggapan
maupun pemerintah selaku penyelenggra layanan ini secara baik dan mampu dipertangung
juga menjadi berkurang dengan kemudahan teknologi jawabkan kejelasannya.
yang ditawarkan d. Struktur Birokrasi : Sama halnya pada
disposisi untuk struktur birokrasi tidak
Kesimpulan terdapat kendala yang ditemui karena dengan
sususan organisasi yang jelas dalam E-
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Sapawarga Surabaya mampu mempermudah
mengenai layanan E-Sapawarga Surabaya didapati pelaksaan E-Sapwarga Surabaya ini secara
bahwa E-Sapawarga Surabaya merupakan maksimal karena tidak adanya pelimpahan
implementasi program layanan publik berbasis tanggung jawab antara satu dengan lainnya.
teknologi yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi Selain itu susunan organisasi E-Sapawarga
dan Informatika Kota Surabaya dengan tujuan Surabaya mampu mempermudah jalannya
membantu masyrakat Kota Surabaya dalam pelaksanaan sehingga tujuan E-Sapawarga
menyalurkan aspirasi dan keluhannya terhadap sebagai penghubung anatar masyarakat
pemerintah Kota Surabaya. Pelaksanaan E-Sapawarga dengan pemerintah dapat tercapai.
Kota Surabaya menjadi salah satu upaya dari
pemerintah Kota Surabaya dalam upaya meningkatkan
kualitas layanan publik. Dalam pelaksanaannya
masyarakat Kota Surabaya dapat menggunakan media Saran
website, facebook, SMS, twitter, media cetak, email,
surat, portal E-Sapawarga dan juga bisa langsung Berdasarkan kesimpulan yang telah diberikan, peneliti
datang ke Media Center untuk menyampaikan ingin memberikan saran yang sekiranya dapat
keluhannya. Berbagai macam media yang telah bermanfaat, beberapa saran tersebut diantaranya:
disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Saran untuk Kualitas Pelayanan :
Kota Surabaya mampu memberikan kemudahan
masyarakat dalam mengakses layanan ini. 1. Dilakukan upaya untuk meningkatkan
komunikasi, baik secara internal maupun
Namun dalam keluhan ini juga diperlukan eksternal agar dapat membantu terlaksananya
perbaikan dan perhatian khusus bagi pemerintah dan program secara maksimal.
masyarakat selaku elemen-elemen penting dari Kota 2. Dilakukan upaya untuk memperbaiki dan
Surabaya. Dari berberapa faktor yang mempengaruhi meningkatkan sumber daya yang terdapat
kurangnya pengguna E-Sapawarga Surbaya diperoleh dalam program. Pada sumber daya manusia
kesimpulan sebagai berikut: diharapkan memperhatikan kemampuan
masyarakat Kota Surabaya dalam menerima
a. Komunikasi : Dimana komunikasi secara perkembangan teknologi. Sementara sumber
ekternal dilakukan oleh Dinas Komunikasi daya materi yang ada terutama anggran
dan Informatika Kota Surabaya dengan diharapkan menjadi lebih transparan dan
masyarakat Kota Surabaya, dianggap kurang berupaya untuk melakukan efesiensi anggaran
8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

setiap kegiatan program. Pada sumber daya ------------ 2012.Metode Penelitian Bisnis. Bandung :
materi berupa teknologi haruslah sesuai Alfabeta
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi Di Sektor Publik. Jakarta
program. Sumber daya yang terakhir berupa : STIA-LAN Press
metoda diperlukan upaya untuk memberikan Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan
kemudahan proses layanan pada setiap Jasa, ED. 1, Cet 4. Yogyakarta : Ekonisia
layanan Kota Surabaya. Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta
3. Dilakukan upaya untuk memperhatikan semua www.dinkominfo.surabaya.go.id diakses pada tanggal
bagian yang diperlukan dalam diposisi yang 8 Mei 2016 pukul 20.00 WIB
terdapat di program. Sikap yang diberikan www.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_elektronik
oleh pemberi layanan diharapkan mampu diakses pada tanggal 14 November pukul
untuk meningkatkan kualitas layanan suatu 12.00
program. www.kompasiana.com/indo_dreamlover/e-sapa-warga-
4. Dilakukan upaya untuk menekankan hak dan sebagai-penghubung-warga-dan-pemerintah-
kewajiban yang sesuai dengan kedudukan dan kota-surabaya_552fb5fc6ea8349d228b45bd
tanggung jawab pada struktur organisasi diakses pada tanggal 16 November 2015
5. Dilakukan upaya untuk memberikan pukul 22.48
informasi-informasi yang baru yang terdapat
di Kota Surabaya kepada masyarakat
Surabaya.
6. Dilakukan upaya untuk lebih
mememperbanyak layanan dengan akses E-
Sapawarga Surabaya yang mudah dan cepat,
sehingga masyarakat mampu memanfaatkan
layanan yang terdapat di Kota Surabaya.
7. Perlu dilakukannya upaya untuk
mempermudah sistem layanan yang terdapat
di Kota Surabaya, sehingga masyarakat
dengan mudah memenuhi kebutuhannya.

Saran untuk Dinas Komunikasi dan Informatika Kota


Surabaya :

1. Perlu untuk menambahkan server yang


memiliki skala lebih besar dari pada server
sebelumnya dan penambahan database yang
mampu menampung semua data dan informasi
yang diperlukan dalam program E-Sapawarga
Surabaya semuanya diharapkan mampu
menjadikan program E-Sapawarga menjadi
lebih optimal lagi.
2. Perlu ditambahkannya sumber daya manusia
yaitu progremer yang terdapat pada Bidang
SKDI Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Surabaya sekitar 2-3 orang, agar semau
program yang ada mampu berjalan dengan
baik tanpa adanya kendala.

Daftar Pustaka
Agustino, Leo.S.Sos.,M.Si. 2006. Dasar-dasar
Kebijkan Publik. Bandung : Alfabeta CV
Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Setijaningrum, Erna.2009. Riset dan Pengukuran
Kualitas Pelayanan. Surabaya : PT. Media
Aksara Globalindo
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai