Uas Aip-Indf
Uas Aip-Indf
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah
CAB Holding Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk usaha terakhir dari Indofood Sukses
Makmur Tbk adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO). Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.
ANALISIS KINERJA HARGA SAHAM
Kinerja harga saham INDF berkembang dengan baik dari
Rp.6.200 pada Juli 1994 hingga saat ini Rp.7.500 atau naik
20,97%.
ANALISIS KINERJA DAN DATA KEUANGAN
PERUSAHAAN
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan
penurunan laba sebanyak 12,5% pada kinerja keuangan
semester pertama 2018. Di mana angka penjualan sepanjang
periode Januari-Juni 2018 hanya tumbuh 0,9%. Sementara
itu, beban keuangan perseroan tersebut juga mencatatkan
lonjakan hingga 66,41%. Pada semester I-2017 beban
keuangan hanya Rp 673 miliar, kemudian meningkat di
Informasi Segmen PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
tahun 2018 menjadi Rp 1,12 triliun. Penjualan mengalami
Distribusi, 8% kenaikan yakni 0,9%. Di mana pada periode Januari-Juni
2017 perusahaan membukukan pendapatan Rp 35,65 triliun,
Agribisnis, meningkat Rp 34 miliar tahun 2018 menjadi Rp 35,99
20%
triliun. Periode April-Juni 2018, pertumbuhan industri
Produk
Konsumen
FMCG (fast-moving consumer goods) menunjukkan adanya
Bermerek,
50%
perbaikan yang didukung penjualan selama periode tertentu.
Agribisnis Indofood meningkat berkat harga sawit. Kenaikan
laba dan penurunan margin laba bersih disebabkan oleh tidak
Bogasari, 22% adanya laba tahun berjalan dari operasi yang dihentikan.
Produk konsumen bermerek memberi kontribusi pendapatan
Source: KONTAN.CO.ID - JAKARTA sebesar 50%, Bogasari sebesar 22%, Agribisnis sebesar 20%,
dan distribusi sebesar 8%.
Rasio solvabilitas, PT Indofood dapat dikatakan kurang aman (solvable). Hal ini
terlihat jelas dari debt to equity ratio yang tinggi yang mengindikasikan
perusahaan tidak mampu untuk menjamin hutang yang ada dengan ekuitas yang
dimilikinya. Namun, debt to asset ratio perusahaan masih dalam batas aman,
rata2 selama 6 tahun kurang lebih adalah 50%, yang mengindikasikan bahwa
50% aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Terkait hal ini, bisa disimpulkan
bahwa ada risiko sedang bagi investor untuk menanamkan modal usahanya di
perusahaan, maupun kreditur untuk meminjamkan dananya.
REKOMENDASI SAHAM
Saham INDF masih bergerak dalam trend naik
jangka pendek. Setelah berhasil melewati
garisMA 200-nya, INDF sedang berkonsolidasi
dan kenaikannya saat ini tertahan di resistance
level 6750. Indikator teknikal MACD masih
bergerak naik diatas centreline
mengindikasikan bahwa saham ini sedang
bergerak positif. Apabila dapat melewati level
6750, maka INDF berpeluang melanjutkan
kenaikannya menuju target dikisaran 7250,
dengan minor target di 6950. Rekomendasi:
Bagi yang sudah punya: HOLD; Bagi yang
belum punya: BUY; jika break out level 6750.
TRAILING STOP jika kembali turun dan
gagal bertahan di level 6500. Apabila saya memiliki dana 100%, Saya akan mengalokasikan dana saya sebesar 30%,
dengan pertimbangan valuasi saham INDF terbilang murah bila dibandingkan dengan emiten-emiten lain di sektor
serupa dan INDF sebagai emiten konsumer yang punya peluang memperoleh kinerja paling positif di tahun 2019.
(ANDRY - 0281702001)