Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

KJ / UKP / PAN / YAN – 01

PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Klinis merupakan salah satu bagian Pelayanan kesehatan dalam
Pokja UKP di Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Dalam pelaksanaannya, pelayanan
dilakukan oleh Unit Pelayanan Klinis yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Rawat Jalan dan Ruang Bersalin di Puskesmas
Kecamatan Penjaringan. Pelayanan klinis meliputi Upaya Kesehatan Perseorangan
yang merupakan suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan.
Pelayanan klinis menuntut adanya akses pelayanan dan assesmen pasien yang
baik, sehingga membutuhkan pengaturan yang cermat. Perlu adanya alur pelayanan
pasien yang tertata rapi dan alur informasi tentang pelayanan pasien yang terstandar
melalui komunikasi yang baik antara semua tenaga kesehatan yang terlibat dan
komunikasi tenaga kesehatan dengan pasien / keluarga pasien.
Sesuai dengan standar penyelenggaraan dan pelayanan Puskesmas, pelayanan
klinis pada Puskesmas Kecamatan Penjaringan hanya menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama dan dilaksanakan secara terintegrasi dan
berkesinambungan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Sebagai acuan untuk penyelenggaraan pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Ruang
Bersalin di Puskesmas Kecamatan Penjaringan agar tercipta pelayanan yang
mudah diakses, terkoordinasi dengan baik, terstandar dalam mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, terintegrasi serta berkesinambungan.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan yang bermutu.
b. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan sesuai standard
c. Memberikan layanan yang mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien
demi terciptanya pelayanan yang berkesinambungan.
d. Terciptanya pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan.
C. SASARAN
Sasaran pedoman ini adalah:
a. Dokter umum.
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Perawat gigi
e. Bidan
f. Nutrisionis/ petugas gizi klinis
g. Ahli Teknologi Laboratorium Medik
h. Fisioterapis

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah sebagai
berikut:
1. Pelayanan Administrasi Loket Pendaftaran
2. Pelayanan JKN (peserta BPJS)
3. Rawat Jalan
4. Ruang Bersalin

E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan klinis terdiri dari:
1. Pelayanan Administrasi Loket Pendaftaran
2. Pelayanan JKN (peserta BPJS)
3. Pelayanan Rawat Jalan meliputi:
a. Pelayanan Umum yang terdiri dari :
1) Pelayanan Pengobatan Umum
2) Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
3) Pelayanan Anak / Remaja (PKPR)
4) Pelayanan Lansia
5) Pelayanan Kesehatan Gigi
6) Pelayanan KIA/KB/Imunisasi
7) Pelayanan Gizi
8) Pelayanan TB/Kusta
9) Pelayanan 24 jam
10) Pelayanan Poli Jaring Cinta (HIV, IMS, VCT)
11) Pelayanan Harm Reduction (HR/ Layanan Alat Suntik Steril/ LASS)
12) Pelayanan Pemeriksaan Jenazah
13) Pelayanan Gadar Bencana
14) Pelayanan Penanganan Limbah Medis
15) Pelayanan Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
b. Pelayanan Penunjang yang terdiri dari :
1) Pelayanan Apotek
2) Pelayanan Laboratorium
3) Pelayanan Radiologi
4. Pelayanan Ruang Bersalin
Menyediakan pelayanan persalinan normal 24 jam

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


RAWAT JALAN
No Jenis Tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah

1 Kasatpel UKP S1 Kedokteran - S1 Kedokteran 1

2 Penanggung jawab unit S1 Kesehatan/ - S1 Kedokteran 10


D3 Kesehatan - S1 Kesehatan 2
- D3 Kesehatan 7
- D3 Administrasi RS 1
- SMA 2
3 Dokter umum S1 Kedokteran - S1 Kedokteran 23

4 Dokter gigi S1 Kedokteran -S1 Kedokteran Gigi 4


Gigi
5 Perawat Madya S1 - S1 Keperawatan 1

5 Perawat Pelaksana D3 - D3 Keperawatan 26


Keperawatan - SPK 1
6 Perawat Gigi SPRG - SPRG 1
D3 Perawat Gigi - D3 Perawat Gigi 1

7 Bidan Pelaksana D3 Kebidanan - D3 Kebidanan 24


8 Petugas Gizi S1 Kesehatan - S1 Kesehatan 1
- D3 Gizi 2
9 Petugas loket dan rekam SMA - D3 Administrasi RS 1
medik - SMA 16
10. Petugas Farmasi S1 Apoteker/D3 - S1 Apoteker 2
Farmasi - S1 Farmasi 4
- D3 Farmasi 3
- SMF 3
11. Petugas Laboratorium D3 Analis - D3 Analis 6
Kesehatan Kesehatan
12. Petugas Radiografer D3 Radiografer - D3 Radiografer 1

RUANG BERSALIN
No Jenis Tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah
1 Dokter S1 Kedokteran - S1 Kedokteran
Penanggungjawab dengan Pelatihan 1
PONED
2 Dokter Pelaksana Harian S1 Kedokteran - S1 Kedokteran
dengan Pelatihan 1
PONED 10
- S1 Kedokteran
3 Bidan Penanggungjawab D3 Kebidanan - D3 Kebidanan
dengan Pelatihan 1
PONED
4 Bidan Pelaksana D3 Kebidanan - D3 Kebidanan 11
dengan Pelatihan
PONED 11
- D3 Kebidanan
B. JADWAL DINAS
RAWAT JALAN
Nama Jabatan Waktu Kerja Jam Jumlah
Kasatpel UKP Senin - Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 1
Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Penanggung jawab Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 13
Ruangan Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Dokter Umum Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 10
Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Layanan 24 Jam 13
Senin-Minggu Pk. 07.00 – 14.00 wib
Pk. 14.00 – 21.00 wib
Pk. 21.00 – 07.00 wib
Dokter Gigi Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 7
Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib

Perawat Pelaksana Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 10


Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Layanan 24 Jam 18
Senin-Minggu Pk. 07.00 – 14.00 wib
Pk. 14.00 – 21.00 wib
Pk. 21.00 – 07.00 wib
Bidan Pelaksana Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 3
Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Perawat Gigi Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 3
Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib

RUANG BERSALIN
Nama Jabatan Waktu Kerja Jam Jumlah
Dokter Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 1
Penanggungjawab Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Dokter Pelaksana harian Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 1
Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Bidan Senin-Kamis Pk.07.30 – 16.00 wib 1
Penanggungjawab Jumat Pk.07.30 – 16.30 wib
Bidan Pelaksana Senin-Minggu Pk.07.00 – 14.00 wib 19
Pk.14.00 – 21.00 wib
Pk.21.00 – 07.00 wib

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Denah ruangan Pelayanan Klinis

B. STANDAR FASILITAS
1. Kondisi Bangunan Dan Prasarana fisik

No. JENIS KELENGKAPAN KETERANGAN


1 Gedung Rawat jalan terletak di lantai 1, 2, 3 dan 4.
Ruang bersalin terletak di lantai 1
Jendela-jendela cukup banyak tetapi karena
2 Ventilasi
ruangan ber AC, hampir tidak pernah dibuka.
3 Penerangan (Lampu) Pencahayaan dengan cahaya matahari ditambah
lampu ruangan.
4 Air Mengalir Bersih Disetiap unit ada wastafel, yang digunakan untuk
cuci tangan dengan air mengalir
5 Daya Listrik Beberapa alat medis memberi risiko kebakaran,
tersengat listrik dan terkena petir.
6 Tata Ruang - Pelayanan Poli Lansia berada di lantai 1
- Pelayanan 24 jam di lantai 1
- Ruang Bersalin di lantai 1
- Pelayanan Poli Gigi berada di lantai 2
- Pelayanan Penunjang berada di lantai 2
- Pelayanan KIA, KB, dan Imunisasi di lantai 2
- Pelayanan Poli Paru berada di lantai 3
- Pelayanan Gizi berada di lantai 3
- Pelayanan Poli Umum berada di lantai 3
- Poli Tindakan berada di lantai 3
- Pelayanan Poli Anak dan Remaja berada di
lantai 3
- Pelayanan Poli Jaring Cinta berada di lantai 4
- Pelayanan Khusus berada di lantai 4
2. Jenis Peralatan
a. Alat Medis
No. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Elektrokardiografi 1
2. Tempat tidur bersalin 3
4. Otoskop 2
5. Dental Unit 2
6. Cold Chain 2
7. Tensimeter 12
8. Sterilisator 7
9. Nebulizer 2
10. Infant Warmer 1
11. Dopler 3
12. Stetoskop 12
13. Scaler 2
14. Light Cure 1
15. Meja Gynekologi 3
16. Tempat tidur rawat inap 8
17. Inkubator 2

b. Alat non medis


No. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Telephone 1
2. AC 23
3. Kipas angin 5
5. TV 3
6. Kursi ruang tunggu 65
7. Komputer 30
8. Printer 6
9. UPS 2
10 Kursi karyawan 60
11. Filing kabinet 5
12. Hidrat / Apar 12
13. Meja tulis 34
15. Kulkas 7
16. Lemari obat 3
17. Lemari kaca, kayu 5
18. Lemari arsip 3
19. Loker 9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Proses pelayanan klinis di Puskesmas Kecamatan Penjaringan mencakup proses
pendaftaran sampai pasien pulang dan mendapatkan pengobatan baik untuk pasien
rawat jalan dan ruang bersalin. Pelayanan hanya terbatas pada pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Jika Puskesmas tidak mampu melakukan pelayanan ataupun pasien
memerlukan tindakan pengobatan yang lebih lanjut maka akan dilakukan rujukan ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. Metode
1. Rawat Jalan
Pintu masuk pasien rawat jalan adalah di loket pendaftaran. Pasien yang baru
pertama kali maupun yang sudah pernah berobat ke Puskesmas Kecamatan
Penjaringan harus mendaftar ke loket pendaftaran, sebelum ke dokter atau petugas
kesehatan lainnya yang dituju, termasuk didalamnya setelah perawatan inap atau
untuk tujuan kontrol berobat. Pasien yang sudah terdaftar menunggu di depan poli
yang dituju, menunggu panggilan sesuai urutan yang ada di poli tersebut. Apabila
ada pasien yang kondisinya lemah/ gawat darurat (memerlukan tindakan segera)
atau pasien dengan kebutuhan khusus dan tidak memungkinkan menunggu di
depan unit pelayanan, maka pasien didahulukan tanpa menunggu nomor antrian
dan akan dibantu oleh petugas atau satpam.
Pasien yang selesai diperiksa di unit pelayanan akan mendapatkan resep,
untuk kemudian diminta ke kasir dan selanjutnya mengambil obat di apotek. Pasien
yang memerlukan pemeriksaan penunjang, akan diberikan pengantar pemeriksaan
ke unit pemeriksaan penunjang yang ada. Demikian juga untuk pasien yang
memerlukan tindakan medis tertentu, akan dilakukan tindakan medis yang
diperlukan.
2. Rawat Inap
Pasien yang baru pertama kali maupun yang sudah pernah berobat atau
periksa hamil ke ruang bersalin, tetap harus mendaftar ke loket pendaftaran.
Setelah itu pasien langsung menuju ruang bersalin, untuk pasien yang akan bersalin
atau dalam kondisi khusus pasien langsung masuk ke ruang bersalin untuk
diperiksa. Keluarga yang mendampingi melakukan pendaftaran di loket.

C. Langkah Kegiatan
Alur pelayanan pasien tiap unit pelayanan:
1. Pelayanan Unit Rawat Jalan
Pasien datang yang memerlukan pelayanan rawat jalan, setelah
menyelesaikan pendaftaran, langsung menuju unit terkait dan menunggu di depan
unit pelayanan tersebut. Petugas di unit, perawat, perawat gigi atau bidan akan
memanggil pasien sesuai nomor urut yang ada. Apabila saat dipanggil pasien tidak
ada, akan dilanjutkan urutan yang di bawahnya. Petugas, perawat, perawat gigi
atau bidan melakukan identifikasi (nama dan tanggal lahir pasien) dan pemeriksaan
fisik/ kajian awal pasien. Kemudian dokter, dokter gigi atau bidan akan memeriksa
pasien.
Pasien yang memerlukan tindakan medis akan dilakukan tindakan medis di
ruang tindkan atau di ruang lain yang memungkinkan. Untuk pasien umum yang
tidak memiliki jaminan kesehatan, diharapkan membayar terlebih dahulu ke kasir
untuk tindakan yang akan dilakukan, kemudian kembali lagi ke unit semula dengan
membawa bukti pembayaran yang sudah distempel “Lunas”. Kemudian dokter /
dokter gigi memberikan resep untuk mendapatkan obat di apotek. Untuk pasien
dengan kasus penyakit yang tidak bisa ditangani atau memerlukan penanganan
lebih lanjut dilakukan rujukan ke rumah sakit.

2. Pelayanan Rawat Inap


Pasien datang yang memerlukan pelayanan di ruang bersalin langsung
masuk ruang observasi, kemudian dilakukan pengkajian awal dan pemeriksaan
tanda-tanda vital. Jika diperlukan maka dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal
touche). Tindaklanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Apabila belum ada pembukaan, maka pasien boleh pulang dengan catatan
datang kembali saat ada tanda-tanda persalinan.
b. Apabila masih dalam fase laten (1 – 4 cm), maka pasien dirawat di ruang
observasi.
c. Apabila dalam fase aktif (5 – 10 cm), maka pasien langsung dipindah ke ruang
bersalin ( VK )
Dua jam setelah persalinan, bayi dan ibu bersalin dipindah ke ruang Rawat
Gabung sampai 24 jam setelah persalinan. Jika keadaan pasien baik dan dalam
batas normal pasien di ijinkan pulang atas persetujuan dokter. Untuk kasus-kasus
yang tidak mampu ditangani di ruang bersalin maka dilakukan rujukan ke rumah
sakit.

3. Pelayanan Unit Penunjang


Setelah pasien melalui proses pendaftaran dan mendapat rekomendasi dokter
/ dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan di unit penunjang, pasien menyerahkan
surat rekomendasi pemeriksaan dari dokter lalu menunggu di depan unit tersebut.
Petugas unit penunjang akan memanggil pasien sesuai urutan surat rekomendasi
yang duluan masuk dan melakukan pemeriksaan terkait lalu pasien disuruh
menunggu kembali. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien untuk kemudian
diserahkan kembali ke dokter pengirim. Untuk pasien rawat inap yang tidak
memungkinkan berjalan ke unit penunjang maka petugas unit akan datang ke
ruangan mengambil sample yang diperlukan, melakukan pemeriksaan di unit dan
menyerahkan hasilnya ke dokter pengirim.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan barang – barang logistik Unit Pelayanan Klinis tersebut adalah terdiri dari :
sarana medis dan non medis. Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan,
permintaan / pengadaan, penggunaan, dan pencatatan / inventarisasi.
A. PERENCANAAN
Petugas unit pelayanan mendata kebutuhan Alkes, obat – obatan, ATK yang akan
dipakai dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian pengadaan, rencana kebutuhan
berdasarkan pemakaian harian yang terpakai ditambah 10 % untuk persediaan (Buffer
Stock).

B. PERMINTAAN DAN PENGADAAN


Permintaan Alkes dilakukan berdasarkan rencana program yang telah diajukan di
masing-masing unit. Untuk alat-alat yang penggunaannya bersifat kontinue seperti
tensi, termometer, apabila terjadi kerusakan maka akan dilakukan permintaan secara
insidentil.

C. MONITORING DAN EVALUASI


1. Penyimpanan
a. Penyimpanan obat-obatan dilakukan sebagai berikut :
1) Obat-obatan disimpan di gudang obat dan diberi label sesuai dengan
metoda FIFO dan FEFO
2) Obat – obat yang penyimpanannya memerlukan suhu kamar (<25 0),
diletakkan di dalam ruangan yang tidak melebihi batas suhu kamar.
3) Obat–obat yang penyimpanannya memerlukan suhu tertentu (<100)
diletakkan di kulkas.
4) Khusus untuk High alert medication disimpan pada kotak tersendiri,
diberikan stiker high alert pada kotak penyimpanannya.
b. Peralatan medik
Pemenuhan sarana medik seperti tensimeter, termometer, stetoskop
dikendalikan dengan ceklist. Apabila terjadi kerusakan maka dilaporkan ke
penanggungjawab unit untuk dimintakan ganti atau diperbaiki. Pengajuan
kalibrasi untuk alat-alat medis diajukan setiap setahun sekali, sedangkan untuk
sarana penunjang medis disesuaikan dengan kebutuhan alat yang dipakai.

D. SARANA PENUNJANG NON MEDIK


Pada prinsipnya hampir sama dengan permintaan sarana medis.
1. Logistik non medik
Permintaan logistik non medik ke Bagian pengadaan Puskesmas Kecamatan
Penjaringan meliputi : alat tulis kantor (ATK), bahan rumah tangga ( kantong plastik,
isi staples, baterai, dll.). Formulir kebutuhan administrasi Rawat Jalan dan Rawat
Inap ( surat keterangan dokter, formulir permintaan barang, formulir perbaikan
barang, form keterangan lahir dll.). Permintaan dengan formulir permintaan yang
sudah dicetak, ditanda tangani Penanggungjawab unit terkait dan dimintakan ke
bagian pengadaan setiap awal bulan berjalan.
2. Komputer dan sarananya
Pengadaan kebutuhan komputer dan sarananya diminta ke bagian
pengadaan Puskesmas Kecamatan Penjaringan dengan formulir permintaan,
diketahui oleh penanggungjawab unit.
Penyimpanan dan penggunaanya digunakan sebagai rekam medis online dan
sarana P-Care secara online pasien-pasien BPJS.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Keselamatan pasien merupakan prioritas utama. Di unit Pelayanan Klinis Puskesmas
Kecamatan Penjaringan program ini mendapat perhatian khusus, adapun sasaran
keselamatan pasien meliputi :
NO SASARAN DAN INDIKATOR UNIT STANDAR

1. Ketepatan Identifikasi Pasien Semua Unit 100%

 Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien


2 Peningkatan komunikasi yang efektif Layanan 24 jam 100 %

 Kelengkapan buku komunikasi rujukan


ambulans di layanan 24 jam
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu Apotek 100 %
diwaspadai

 Pemberian label pada obat LASA


 Pemberian label pada obat high alert
 Pemberian label kadaluarsa pada obat di Gudang Farnasi 100%
gudang farmasi
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat Poli Gigi 100 %
pasien operasi

 Ketepatan Lokasi Pencabutan Gigi pada Poli


Gigi
5 Ruang tindakan 100 %
Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan Poli KIA 100%
kesehatan
Layanan 24 jam 100%
 Kepatuhan Tenaga Kesehatan Melakukan
Cuci Tangan Higienis Poli Gigi 100%

Laboratorium 100%

Poli Kasih 100%

6 Pengurangan resiko pasien jatuh Semua Unit 100 %

 Tidak ada pasien yang terjatuh dan atau


cidera akibat terjatuh

Cara Pengukuran Indikator Sasaran Sasaran Keselamatan Pasien

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien

Semua petugas unit melakukan identifikasi pasien dengan benar dengan mencocokkan
nama lengkap dan tanggal lahir pasien

Formula Rumus:

Jumlah pasien yang diidentifikasi dengan benar X 100 % = %

Jumlah seluruh pasien

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Kelengkapan buku komunikasi rujukan ambulans di layanan 24 jam

Formula Rumus:

Jumlah rujukan ambulans di lay 24 jam yang memiliki komunikasi lengkapX100%= %

Jumlah seluruh rujukan ambulans di lay 24 jam

3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai


a. Pemberian Label pada Obat LASA
Petugas unit melakukan pemberian label pada obat LASA di apotek

Formula Rumus:

Jumlah obat LASA yang diberi label x 100 % = %


Jumlah seluruh obat LASA

b. Pemberian Label pada Obat High Alert


Petugas unit melakukan pemberian label pada obat High Alert di apotek

Formula Rumus:

Jumlah obat high alert yang diberi label x 100 % = %

Jumlah seluruh obat high alert

c. Pemberian Label Kadaluarsa pada Obat di Gudang Farmasi


Petugas unit melakukan pemberian label tahun kadaluarsa pada obat di gudang
farmasi

Formula Rumus:

Jumlah obat di gudang farmasi yang diberi label x 100 % = %

Jumlah obat di gudang farmasi

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi


Ketepatan Lokasi Pencabutan Gigi pada Poli Gigi

Ketepatan lokasi pencabutan gigi pada poli gigi adalah elemen gigi yang dilakukan
pencabutan sesuai dengan elemen gigi yang terdiagnosa akan dicabut

Formula Rumus:

Jumlah elemen gigi yang dicabut sesuai dengan diagnosa x 100 % = %

Jumlah elemen gigi yang terdiagnosa akan dicabut

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Kepatuhan Tenaga Kesehatan Melakukan Cuci Tangan Higienis

Kepatuhan tenaga kesehatan melakukan cuci tangan higienis 6 langkah sesuai


dengan 5 momen cuci tangan

Unit : Ruang Tindakan, Poli KIA, Layanan 24 jam, Poli Gigi, Laboratorium, Poli Kasih

Formula Rumus:
Jumlah tenaga kesehatan yang patuh melakukan cuci tangan x 100 % = %

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di unit terkait

6. Pengurangan risiko pasien jatuh


Tidak ada pasien yang terjatuh dan atau cidera akibat terjatuh

Semua pasien di Puskesmas Kecamatan Penjaringan tidak ada yang terjatuh dan atau
cidera akibat terjatuh

Formula Rumus:

Jumlah pasien yang tidak terjatuh dan atau cidera akibat terjatuh X 100 % = %

Jumlah seluruh pasien

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENANGANAN KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan berangkat
dari rumah ke tempat kerja, kejadian di tempat kerja, dan dalam perjalanan dari
tempat kerja ke rumah. Bila terjadi kecelakaan kerja, karyawan bersangkutan
melaporkan kepada kepala unit kerja untuk seterusnya dilaporkan kepada bagian SDM
paling lambat dalam waktu 2x24 jam. Penanganan kecelakaan akibat kerja dilakukan
di Unit Pelayanan 24 jam Puskemas Kecamatan Penjaringan. Apabila kecelakaan
kerja terjadi di luar Puskesmas Kecamatan Penjaringan maka penanganan dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat untuk selanjutnya ditangani atau di rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

B. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )


1. Sarung tangan bersih
- Memakai sarung tangan bersih/non steril pada saat menyentuh darah, cairan
tubuh dan peralatan yang terkontaminasi dan saat menangani peralatan yang
habis dipakai.
- Ganti sarung tangan diantara prosedur pada pasien yang sama.
- Melepaskan sarung tangan segera setelah dipakai, sebelum menyentuh
peralatan atau permukaan lingkungan yang tidak terkontaminasi dan sebelum ke
pasien berikutnya.
2. Sarung tangan Steril
Menggunakan sarung tangan steril meminimalkan penularan penyakit serta
mempertahankan lingkungan bebas infeksi.
Tujuan :
 Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterian dari pasien
 Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari satu pasien ke pasien yang lainnya
 Mencegah penularan flora kulit petugas pada pasien
3. Sarung tangan Rumah tangga
Sarung tangan Rumah Tangga dipakai oleh petugas kebersihan rawat jalan dan
rawat inap pada saat membersihkan ruangan pelayanan.
4. Apron
Apron yang digunakan pada saat melakukan pelayanan dan tindakan di unit rawat
jalan dan rawat inap.
5. Pelindung wajah
Pelindung wajah digunakan pada saat melakukan tindakan di unit pelayanan gigi dan
Ruang Bersalin.
6. Masker
Masker digunakan hampir pada seluruh unit pelayanan klinis.
7. Sepatu boot
Sepatu boot digunakan di Ruang VK Ruang Bersalin pada saat menolong persalinan
8. Jas Laboratorium
Digunakan di laboratorium saat melakukan tindakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan harus memiliki standart yang jelas, artinya setiap jenis pelayanan
haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian pengguna jasa dapat
membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standar yang sudah
ditetapkan.
Berikut ini adalah standar pengendalian mutu dari Unit Pelayanan Klinis
A. KALIBRASI ALAT
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka semua peralatan medis harus
dilakukan kalibrasi sekurang-kurangnya sekali setahun. Begitu juga untuk alat-alat
penunjang pelayanan di unit pelayanan harus dilakukan sesuai dengan program
maintenance alat yang sudah ditetapkan.
Peralatan di unit pelayanan klinis Puskesmas Kecamatan Penjaringan dilakukan :
1. Kalibrasi sekali dalam satu tahun untuk alat penunjang medis di unit pelayanan.
2. Program kalibrasi dilakukan oleh pihak ketiga diajukan oleh unit pelayanan mengikuti
jadwal dari bagian pemeliharaan dan untuk pelaksanaan kalibrasi didampingi oleh
bagian Pemeliharaan Puskesmas Kecamatan Penjaringan.
3. Usulan dari unit pelayanan melalui bagian pengadaan .
4. Setelah proses kalibrasi dilakukan, didokumentasikan dengan :
a. Mengisi cek list QC harian.
b. Menyimpan hasil kalibrasi/Uji kesesuaian alat di masing masing file alat
B. PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive Maintenance adalah Pemeriksaan dan Pemeliharaan kondisi alat yang
dilakukan secara berkala dan telah dijadwalkan sebagai upaya pencegahan dan
menjamin supaya peralatan unit pelayanan bisa berjalan dengan baik diperlukan
perawatan rutin termasuk kebersihan alat.
Preventive Maintenance pada perlengkapan alat tensi, stetoskop, timbangan BB,
nebulizer, dental unit, dan alat-alat penunjang medis
1. Kebersihan Setelah Pemakaian Peralatan dilakukan pemeliharaan harian
a. Bersihkan dari debu
b. Cairan yang tumpah dari pasien karena akan membuat peralatan menjadi cepat
berkarat, kotor dan cepat rusak
c. Melakukan pemanasan alat sebelum alat dipakai
d. Mengecek suhu dan kelembaban agar optimal untuk operasional alat

2. Pelumasan
Bagian-bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti roda gigi serta roda
penggerak lainnya. Bahan pelumas harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
Hal ini berkoordinasi dengan bagian teknisi.
a. Pemeriksaan Fungsi Peralatan
Pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik, sesuai dengan batas toleransi
yang diizinkan.
b. Dilakukan perbaikan jika alat terjadi gangguan / kerusakan
c. Setelah proses perbaikan dilakukan, didokumentasikan dengan :
- Mengisi cek list QC harian.

C. CORRECTIVE MAINTENANCE
Corrective Maintenance adalah adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki peralatan unit pelayanan jika ada kerusakan termasuk penyetelan dan
perbaikan yang telah berhenti sehingga alat bisa dipakai kembali.
Jika ada kerusakan peralatan yang ringan, cukup memanggil teknisi intern rumah
sakit. Jika ada kerusakan berat, langsung menghubungi vendor
1. Trouble shooting
Dimulai dari analisa laporan kerusakan, oleh sebab itu laporan harus dibuat sesuai
dengan kronologi kejadian kerusakan, sehingga pekerjaan perbaikan menjadi lebih
terarah dan lebih cepat diatasi.
Jika alat tidak dapat berfungsi yang perlu dilakukan adalah
a. Cek kelistrikan
b. Hidupkan alat
c. Restart alat
d. Cek fungsi tombol
e. Jika fungsi tombol tidak bisa hubungi teknisi
2. Penggantian suku cadang
Jika diperlukan penggantian suku cadang sangat dianjurkan menggunakan suku
cadang asli dari pabrik lewat vendor
3. Readjustment
Setelah dilakukan perbaikan peralatan berfungsi seperti sedia kala, harus dilakukan
readjustment agar tidak terjadi penyimpangan pada out put alat.
4. Uji fungsi
Sebelum peralatan digunakan dengan pasien, uji fungsi harus dilakukan setiap hari
untuk memastikan bahwa peralatan telah benar-benar kembali berfungsi dengan
baik.
Pengujian alat meliputi :
a. Alat baru – Acceptence test
b. Maintenace – Periodic Test
c. Perbaikan – Corrective
Setelah dilakukan uji fungsi maka didokumentasikan dengan:
- Mengisi cek list QC harian.

D. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KARYAWAN


A. Program orientasi dan pelatihan dilakukan pada seluruh karyawan yang baru masuk
ke unit Pelayanan Klinis, adapun materinya meliputi :
1. Orientasi Umum :
Materi yang diberikan meliputi :
Materi umum
a. Administrasi Personalia
b. Penggajian
2. Orientasi Khusus
Materi yang diberikan meliputi :
a. Orientasi pekerjaan rutin :
1) Falsafah tujuan unit pelayanan klinis
2) Visi, Misi, Moto Puskesmas Kecamatan Penjaringan
3) Struktur Organisasi struktural dan fungsional
4) Administrasi pelayanan
5) Pemeriksaan fisik
6) Pelayanan pemeriksaan penunjang medis
7) Pelayanan bedah minor
b. Orientasi keselamatan pasien
c. Orientasi dan pelatihan prosedur penggunaan alat baru

B. Melaksanakan kontrol mutu untuk pelayanan klinis dengan indikator mutu yang
ditetapkan dalam satu bulan.

E. INDIKATOR MUTU PELAYANAN KLINIS

NO POLI INDIKATOR MUTU TARGET


1. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi
untuk penyakit diabetes melitus 100%
1 BPU
2. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi
untuk penyakit hipertensi 100%

Ruang 1. Tidak ada kejadian infeksi paska tindakan


2 Tindakan 100%
1. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi
untuk penyakit HIV 100%
3 Poli Kasih
2. Kesesuaian pengisian ikhtisar perawatan HIV dan
ARV dengan rekam medis 100%

1. Keberhasilan pemasangan kontrasepsi Implant


100%

2. Tidak ada kejadian pemberian imunisasi pada


bayi gibur (0-12bulan) 100%
4 Poli KIA
3. Jumlah ibu hamil anemia usia kehamilan < 28
minggu yang mengalami kenaikan Hb pada
kunjungan berikutnya di Puskemas Kecamatan >65%
Penjaringan
1. Pemberian hasil laboratorium paling lama 2 jam
kecuali pemeriksaan gula darah 2 jam PP dan BTA 100%
5 Laboratorium
2. Ketepatan pengambilan darah vena
100%
1. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi
untuk penyakit diare 100%

6 Poli Anak 2. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi


untuk penyakit infeksi kulit 100%

1. Keberhasilan perawatan saluran akar pada gigi


depan atas dan bawah
100%

7 BPG
2. Tidak ada kejadian dry socket paska pencabutan
gigi tetap
100%

1. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi


100%
untuk penyakit diabetes melitus target 100%
8
2. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi
Poli Lansia 100%
untuk penyakit hipertensi target 100%

1. Pelayanan apotek untuk pasien lansia maksimal


100%
5 menit target 100%
9 2. Kesesuaian antara jumlah fisik obat narkotika
Apotek
psikotropika dengan jumlah yang tercatat di kartu 100%
stok target 100%

1. Tidak ada obat kadaluarsa di gudang farmasi


Puskesmas Kecamatan Penjaringan target 100% 100%

10
Gudang 2. Kesesuaian antara jumlah fisik obat narkotika
farmasi psikotropika dengan jumlah yang tercatat di kartu 100%
stok target 100%

1. Ibu hamil anemia mendapatkan konseling gizi


100%
target 100%
11 2. Pasien post partum (sesudah melahirkan) di
Poli Gizi
rumah bersalin mendapat distribusi diit makanan 100%
yang sesuai instruksi target 100%

1. Tidak ada kejadian rekam medis tidak ditemukan


100%
target 100%
12
2. Ketepatan distribusi rekam medis ke poli yang
Loket 100%
dituju target 100%
1. Kesesuaian anamnesa, diagnosa dan terapi
untuk penyakit hipertensi pada dewasa target 100% 100%
13
Layanan 24 2. Tidak ada kejadian infeksi paska tindakan target
jam 100%
100%

1. Tidak ditemukan alat kesehatan dan obat-obatan


14 yang kadaluarsa di unit Gadar Target 100% 100%
Gadar

BAB IX
PENUTUP

Dalam era serba milenium ini menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi di
segala bidang kesehatan. Pelayanan yang exellent, cermat, dengan assessment yang
cepat dan tepat dapat memberikan bentuk layanan yang dapat terkoordinasi dengan baik
dan bermutu.
Pelayanan unit pelayanan klinis merupakan bagian integral dari sistem yang ada di
Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Upaya peningkatan mutu dan standar pelayanan yang
baik diharapkan dapat memberikan peningkatan jumlah angka kunjungan khususnya bagi
pasien rawat jalan dan rawai inap di daerah Kecamatan Penjaringan.
Untuk mengukur mutu pelayanan tersebut diperlukan indikatior mutu, input, proses dan
outcome yang dapat memberikan gambaran mutu pelayanan unit pelayanan klinis.
Pedoman Pelayanan Klinis ini disusun untuk memberikan informasi tentang hal- hal
tersebut.
Dengan Pedoman Standart Pelayanan Klinis ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanaan kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas Kecamatan Penjaringan baik rawat
jalan maupun rawat inap. Semoga pedoman pelayanan klinis ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dengan harapan dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya di rawat jalan dan
rawat inap pada umumnya.
Dan demi efektifnya pelayanan di kemudian hari, pedoman standart pelayanan klinis ini
dapat dievaluasi dan direvisi.
Jakarta,

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan

drg. Florida M.Sitinjak

NIP. 197202072000122001

Anda mungkin juga menyukai