Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIFITAS METODE PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

PENGETAHUAN PENCEGAHAN HIV/AIDS

Icha Ayu Aprilia Sari1

1
Mahasiswa PSIK FK Universitas Sriwijaya
Yuliasaicha15@gmail.com

Abstrak

Latar belakang:
Telah diketahui HIV/AIDS hingga saat ini masih belum ditemukan obatnya. Oleh karena
itu, pendekatan yang terbaik terhadap HIV/AIDS adalah pencegahan. Program-program
kesehatan, terutama yang terkait dengan pencegahan HIV/AIDS perlu disosialisasikan
secara terus menerus dengan melakukan pendidikan kesehatan, dalam proses pendidikan
kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode, materi atau pesan,
pendidik atau petugasnya, dan media/alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan
pesan. Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis, efektifitas metode dan
media pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan HIV/AIDS.
Metode :
Metode yang digunakan untuk menyusun literature review ini adalah mengumpulkan dan
menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai jenis-jenis, efektifitas metode dan media
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan HIV/AIDS. Artikel didapat dari
jurnal-jurnal elektronik dari google scholar. Kriteria inklusi telaah literatur ini adalah
jurnal yang diterbitkan antara tahun 2011-2017 dan ditemukan 8 jurnal terkait yang
berhubungan dengan kata kunci.
Hasil :
Hasil dari telaah literatur ini menunjukkan bahwa terdapat banyak metode dan media
yang dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan
HIV/AIDS.
Diskusi dan Kesimpulan :
Dari hasil Literature review ini menunjukkan bahwa ditemukan efektifitas metode
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dalam pencegahan HIV/AIDS antara lain
metode buzz group discussion dengan ceramah audiovisual, metode permainan monopoli
HIV, metode ceramah, dan metode permainan shart journey. Dari keseluruhan metode
pendidikan kesehatan dalam pencegahan HIV/AIDS yang digunakan dalam penelitian
terdapat metode yang paling efektif yaitu metode permainan monopoli HIV dengan nilai
(p value = 0,000).

Kata kunci : Metode, Pendidikan Kesehatan, dan Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS


Abstract

Background :
HIV / AIDS (Human Immuno Deficiency Virus/Aquired Immuno Deficiency Syndrome) is
a chronic disease caused by the HIV virus that is a retrovirus that attacks the immune
system. AIDS is caused by HIV which is a serious health problem and the cause of death
worldwide. It is known to HIV / AIDS until now still not found the cure. Therefore, the
best approach to HIV / AIDS is prevention. Health programs, especially those related to
HIV / AIDS prevention, need to be continuously socialized by conducting health
education, in the health education process influenced by several factors, ie methods,
materials or messages, educators or officers, and media / aids used to deliver a message.
This literature study aims to determine the types, effectiveness of methods and media of
health education on HIV / AIDS prevention knowledge.
Methodology :
The method used to develop this review literature is to collect and analyze research
articles on the types, effectiveness of health education methods and media on HIV / AIDS
prevention knowledge. Articles obtained from electronic journals from google scholar.
The inclusion criteria of this literature review is a journal published between 2011-2017
and found 8 related journals related to the keyword.
Result :
The results of this literature review show that there are many methods and media that can
be used in health education on HIV / AIDS prevention knowledge.
Discussion and Conclusion :
From the results of this literature review shows that the types of findings, the
effectiveness of health education methods on knowledge in HIV / AIDS prevention
include buzz group discussion method with audiovisual lecture, HIV monopoly game
method, lecture method, and shart journey game method. While the media used include
comic book media, leaflets, posters, video drama and role play module.

Keywords : Media, Health Education, and Knowledge of HIV / AIDS Prevention

PENDAHULUAN
HIV telah berkembang menjadi salah satu masalah kesehatan dan sosial yang
besar bahkan penting di seluruh Indonesia (Hardisman, 2009). Epidemi HIV/AIDS yang
sudah global, berdampak sangat luas dalam kehidupan masyarakat, keluarga, dan
individu, baik dewasa maupun anak-anak. Pada anak-anak, dampak buruk tersebut akan
mempengaruhi kualitas hidup mereka dimasa pertumbuhannya (Muhaimin, 2010).
Menurut WHO pada tahun 2013 dan akhir tahun 2012, secara global terdapat 35,3
juta orang hidup dengan HIV. Pada tahun yang sama, sekitar 75 juta orang terinfeksi HIV,
dan 1,6 juta orang meninggal karena terkena AIDS. Kasus HIV di Asia Tenggara
menduduki peringkat keempat tertinggi di dunia, telah terhitung hampir 3,4 juta orang
mengidap HIV/AIDS, dan 200.000 meninggal karena HIV/AIDS (WHO, 2013).
Secara kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 15-19
tahun (3,2%), kelompok umur 20-29 tahun (34,5%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun
(28,7%), kelompok umur 40-49 tahun (10,6%), dan 50-59 tahun (3,2%) (Ditjen PP & PL,
2013). Terdapat beberapa kelompok yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi
untuk menderita HIV/AIDS antara lain adalah pengguna napza suntik (penasun), Pekerja
Seks Komersial (PSK), homoseksual, dan pasangan seks dari kelompok risiko tersebut,
serta karena kekhususannya narapidana termasuk dalam kelompok berisiko tertular
HIV/AIDS.
Telah diketahui HIV/AIDS hingga saat ini masih belum ditemukan obatnya. Oleh
karena itu, pendekatan yang terbaik terhadap HIV/AIDS adalah pencegahan. Program-
program kesehatan, terutama yang terkait dengan pencegahan HIV/AIDS perlu
disosialisasikan secara terus menerus dengan melakukan pendidikan kesehatan, dalam
proses pendidikan kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode, materi
atau pesan, pendidik atau petugasnya, dan media/alat bantu yang digunakan untuk
menyampaikan pesan.
Kurangnya informasi tentang HIV/AIDS mengakibatkan minimnya pengetahuan
terhadap masyarakat. Pengetahuan yang kurang di lingkungan masyarakat akan
mengakibatkan dampak yang buruk, masyarakat perlu diberikan informasi mengenai
pencegahan HIV/AIDS agar dapat mencegah sebelum terjadi. Memberikan informasi
tidak hanya masyarakat dengan usia dewasa, pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS
baik diberikan dari usia anak-anak agar mereka tidak terlambat mengetahui penyakit
tersebut. Oleh karena itu dengan menggunakan beberapa metode dan media dalam
melakukan pendidikan kesehatan dapat berperan sebagai sumber informasi yang tepat dan
benar terhadap HIV/AIDS.
Beberapa penelitian dari berbagai tempat ada beberapa metode dan media yang
efektif digunakan dalam pendidikan kesehatan terhadap kalangan masyarakat dari remaja
hingga dewasa baik wanita maupun pria untuk menambah pengetahuan tentang
pencgahan HIV/AIDS.
METODE
Metode yang digunakan untuk menyusun literature review ini adalah mengumpulkan dan
menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai jenis-jenis, efektifitas metode dan media
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan HIV/AIDS. Artikel didapat dari
jurnal-jurnal elektronik dari google scholar, menggunakan kata kunci metode, media,
pendidikan kesehatan, dan pengetahuan pencegahan HIV/AIDS. Kriteria inklusi telaah
literatur ini adalah artikel diterbitkan antara 2011-2017 dan bisa mengakses full text. Dari
pencarian ini didapatkan 1.600 artikel yang terkait dengan kata kunci, namun hanya 8 jurnal
terkait yang berhubungan dengan kata kunci.

HASIL
Dari telaah literatur ini, didapatkan 4 artikel penelitian yang menganalisis efektifitas
metode pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan HIV/AIDS. Penelitian-
penelitian tersebut dilakukan di Jember, Semarang, Medan, Surakarta, Boyolali dan
Banyumas. Tidak ada artikel penelitian yang dipublikasikan tahun 2011 dan tahun 2012.
Metode pendidikan kesehatan yang dibahas dan menjadi kriteria inklusi pengambilan
sampel dalam penelitian-penelitian ini diantaranya adalah metode buzz group discussion
dengan ceramah audiovisual, metode permainan monopoli HIV, metode ceramah, dan
metode permainan shart journey. Sedangkan media yang digunakan antara lain media
buku komik, leaflet, poster, video drama dan modul role play.
Jumlah sampel dalam penelitian-penelitian yang ditelaah ini paling sedikit 25 responden
dan paling banyak 654 responden. Mayoritas dari penelitian-penelitian ini menggunakan
metode penelitian Eksperimen semu (quasi experiment) dengan pretest-posttest.

Tabel 1. Penelitian-penelitian dalam telaah literatur berdasarkan judul, peneliti, tahun


terbit, tempat penelitian, jumlah sampel, metode penelitian yang digunakan, jenis metode
dan media pendidikan kesehatan dan P value Penelitian

Judul Peneliti Tempat Jumlah Metode Jenis Metode P Value


(Tahun Penelitian Sampel Penelitian dan Media
Penerbitan) Pendidikan
Kesehatan
Perbedaan Metode Jihadiah Nur Jember 44 Quasi Metode Buzz P=
Buzz Group Ikromah, eksperimental Group 0,004
Discussion dengan Nurfika dengan rancangan Discussion
Ceramah Asmaningrum, non equivalent dengan
Audiovisual terhadap Lantin control group Ceramah
Tingkat Pendidikan Audiovisual
Warga Binaan Sulistiyorini
tentang (2015)
HIV/AIDS di
Lembaga
Pemasyarakatan Klas
IIA Kabupaten
Jember
Efektifitas Metode Indramala Semarang 25 Ekperimen semu Metode P=
Simulasi Permainan Yulmi Saputri atau Quasi Permainan 0,000
“Monopoli HIV” dan Mahalul Eksperiment Monopoli HIV
Terhadap Tingkat Azam dengan
Pengetahuan (2015) menggunakan
Komprehensif pendekatan
HIV/AIDS Pada rancangan pretest-
Remaja Di Kota posttest with
Semarang (Studi control group
Kasus di SMA
kesatrian 1
Semarang)
Efektivitas Promosi Helpia Guspita Medan 654 Eksperimen semu Metode P=
Kesehatan (2017) (quasi Ceramah 0,001
menggunakan experiment)
Metode Ceramah dengan rancangan
tentang static
HIV/AIDS terhadap groupcomparison
Pengetahuan dan desin dengan
Sikap Remaja di pretest-posttest
SMK
Tritech Informatika
dan SMK Namira
Tech
Nusantara Medan
tahun 2016
Permainan “Shart Asni Afifah Semarang 128 Eksperimen semu Metode P=
Journey” Dalam dan (quasi Permainan 0,001
Meningkatkan Muhammad experiment) Shart Journey
Pengetahuan Azinar dengan
HIV/AIDS Pada (2016) mengelompokkan
Remaja Di anggota sampel
Lingkungan menjadi
Resosialisasi kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol
dengan rancangan
non randomized
control group pre-
test post test
design
PEMBAHASAN
Penelitian mengenai jenis-jenis metode pendidikan kesehatan pencegahan HIV/AIDS
telah banyak dilakukan. Dari penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat
jenis-jenis metode yang efektif untuk pendidikan kesehatan pencegahan HIV/AIDS.
Metode dan media yang digunakan untuk pendidikan kesehatan dalam pencegahan
HIV/AIDS adalah:
Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan adalah sebuah cara dalam penyampaian berbagai


informasi terhadap masyarakat saat melakukan pendidikan kesehatan. Metode penkes
dibagi menjadi 3 jenis yaitu metode pendidikan individual (perorangan), metode
pendidikan kelompok dan metode pendidikan massa (public). Dalam metode penkes
terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis metode yang
digunakan dalam pendidikan kesehatan. Besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain
degan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan (responden). Metode pendidikan yang dibahas pada literatur
review ini adalah jenis metode pendidikan kelompok seperti:
1. Metode Buzz Group Discussion dengan Ceramah Audiovisual
Menurut penelitian Ikromah, dkk (2015) menyatakan Buzz Group Discussion
memiliki beberapa keuntungan, antara lain dapat membantu peserta didik untuk
bisa menyampaikan gagasan atau pendapat di dalam kelompok, menumbuhkan
suasana akrab dan menyenangkan, mendorong tiap anggota untuk berpartisipasi
dalam diskusi. Hasil uji Wilcoxon kelompok didapatkan nilai p value sebesar
0,004. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pemberian pendidikan
kesehatan metode buzz group discussion pada kelompok perlakuan dibanding
dengan metode ceramah audiovisual pada kelompok kontrol sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Oleh karena itu kedua metode
tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang
HIV/AIDS sehingga tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada kedua
kelompok. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Saputrayang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara kelompok curah
pendapat dan kelompok ceramah audiovisual.
Prosedur menggunakan metode Buzz Group Discussion dengan cara kelompok
langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan-permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok didiskusikan kembali
dan dicari kesimpulannya.

2. Metode Permainan Monopoli HIV


Penelitian menurut Saputri dan Azam (2015) bahwa metode simulasi
permainan merupakan sebuah metode pendidikan kesehatan dengan menggunakan
permainan monopoli efektif dalam meningkatkan pengetahuan komprehensif
HIV/AIDS pada remaja, dikarenakan metode simulasi permainan dengan
menggunakan permainan monopoli telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
bisa menyesuaikan karakteristik sasaran penyuluhan.

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan pengetahuan komprehensif


HIV/AIDS yang bermakna antara sebelum dan setelah intervensi pendidikan
kesehatan dengan metode simulasi permainan (p value = 0,000). Maka dapat
disimpulkan bahwa metode simulasi permainan efektif dalam meningkatkan
pengetahuan komprehensif HIV/AIDS pada remaja di SMA Kesatrian 1 Semarang.
Metode permainan monopoli HIV merupakan sebuah metode pendidikan
kesehatan yang termasuk dalam metode permainan (simulation game). Metode ini
merupakan gabungan role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan keseharian
disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permaianan monopoli. Cara
memainkan persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain berberan atau papan main. Beberapa orang jadi pemain,
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3. Metode Ceramah
Penelitian Guspita (2017) menyatakan metode ceramah merupakan metode
yang efektif dilakukan untuk pendekatan berkelompok. Metode ceramah
merupakan cara yang paling umum digunakan untuk penyuluhan kesehatan
berkelompok yang jumlah sasarannya lebih dari 15 orang untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah, di mana kunci keberhasilannya adalah
apabila penceramah menguasai materi dan penggunaan alat bantu atau media
penyuluhan yang sesuai baik itu media cetak dan elektronik. Dari hasil penelitian,
menunjukkan bahwa metode ceramah sangat efektif diberikan untuk
meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan nilai rata-rata 9,55
meningkat menjadi 11,58 dengan p= 0,001. Demikian juga metode ceramah sangat
efektif diberikan untuk merubah sikap remajatentang HIV/AIDS dengan nilai rata-
rata 32,34 menjadi 44,86 dengan nilai p=0,001.
Metode ini baik untuk beberapa sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Keuntungan dalam metode ceramah adalah banyak orang yang dapat
mendengarkan atau memperoleh pengetahuan di bidang kesehatan, dapat diterima
oleh sasaran yang tidak dapat membaca, mudah dilaksanakan, mudah
mempersiapkannya dan mudah mengorganisasi.

4. Metode Permainan Shart Journey


Penelitian Afifah dan Azinar (2016) menyatakan pada kelompok eksperimen
data terdistribusi normal, maka dilakukan uji t berpasangan yang menunjukkan ada
perbedaan pengetahuan antara pretest dan posttest 1 (p=0,001), sedangkan pada
kelompok kontrol data tidak terdistribusi normal sehingga dilakukan uji alternatif
yaitu uji wilcoxon yang menunjukkan ada perbedaan antara pretest dan posttest 1
(p=0,001). Pada kelompok eksperimen data terdistribusi normal, maka dilakukan
uji t berpasangan yang menunjukkan ada perbedaan pengetahuan antara pretest
dan posttest 2 (p=0,001), sedangkan pada kelompok kontrol data tidak terdistribusi
normal sehingga dilakukan uji alternatif yaitu uji wilcoxon yang menunjukkan ada
perbedaan antara pretest dan posttest 2 (p=0,001).
Berdasarkan nilai p tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara penyuluhan dengan menggunakan media permainan “SHART JOURNEY”
dengan penyuluhan menggunakan media power point. Oleh karena itu, media
permainan “SHART JOURNEY” dapat dinyatakan lebih efektif dibandingkan
dengan media power point dalam meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS
pada remaja.
Metode permainan dengan shart journey hampir sama dengan metode
permainan monopoli HIV, karena permainan shart journey merupakan inovasi
permainan monopoli. Metode permainan shart journey merupakan sebuah metode
pendidikan kesehatan yang termasuk dalam metode permainan (simulation game).
Metode ini merupakan gabungan role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan
keseharian disajikan dalam beberapa bentuk permainan salah satunya adalah
permainan shart journey. Cara memainkannya hampir sama dengan permainan
monopoli.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil literature review ini menunjukkan bahwa ditemukan efektifitas metode
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dalam pencegahan HIV/AIDS antara lain
metode buzz group discussion dengan ceramah audiovisual, metode permainan monopoli
HIV, metode ceramah, dan metode permainan shart journey. Jenis metode seluruhnya
efektif digunakan dalam pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dalam pencegahan
HIV/AIDS tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari keseluruhan
metode pendidikan kesehatan dalam pencegahan HIV/AIDS yang digunakan dalam
penelitian terdapat metode yang paling efektif yaitu metode permainan monopoli HIV
dengan nilai (p value = 0,000).
Perawat sebagai asuhan keperawatan sebaiknya selalu memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat baik dari kalangan remaja hingga dewasa mengenai
pencegahan penyakit HIV/AIDS. Karena pada keadaan yang sebenarnya banyak
masyarakat yang masih minim pengetahuan tentang HIV/AIDS dan hingga saat ini
kejadian HIV/AIDS semakin meningkat hingga kematian bahkan belum ditemui obat
untuk mengobati HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, A. & Azinar. (2016). Permainan “Shart Journey” Dalam Meningkatkan


Pengetahuan Hiv/Aids Pada Remaja Di Lingkungan Resosialisasi. Unnes Journal
of Public Health, Vol. 1, No. 1

Barbara, F. Y, & Retno, T. H. (2013). Meningkatkan Partisipasi Siwa Mengikuti Layanan


Informasi melalui Penggunaan Media Permainan

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran . Bandung : Nurani Sejahtera

Guspita, Helpia. (2017). Efektivitas Promosi Kesehatan menggunakan Metode Ceramah


tentang HIV/AIDS terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMK Tritech
Informatika dan SMK Namira Tech Nusantara Medan tahun 2016. Jurnal Ilman

Ikromah, J.N, Asmaningrum, N, dan Sulistiyorini, L. (2015). Perbedaan Metode Buzz


Group Discussion dengan Ceramah Audiovisual terhadap Tingkat Pendidikan
Warga Binaan tentang HIV/AIDS di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Kabupaten Jember. E-jurnal Pustaka Kesehatan, Vol.3, No.1

Ircham, Machfoedz dan Eko Suryani, 2008, Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi
Kesehatan, Yogyakarta: Fitramaya

Ismowati, M. D., Mulidah, S., & Hastuti, P. (2013). Efektivitas Media Ava dan Leaflet
dalam Penyuluhan Tentang HIV/AIDS Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Remaja Di Smp Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2011. Jurnal
Kebidanan, Vol.2, No.5

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan


Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Khoirani, A. S. (2012). Pengaruh Permainan Sebagai Media Promosi Terhadap Perilaku


Gizi Seimbang pada Siswa SMA Negeri 1 Bagan Sinembah Kecamatan Bagan
Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Riau. Thesis. Riau: USU

M Rossella. (2013). (AIDS) HIV. Eprints.undip.ac.id

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


Teori. Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta
: MediAction

PP&PL, D. (2014). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
DIVA Press

Rosdarni & Dasuki, D., & Waluyo, S, D. (2015). Pengaruh Faktor Personal terhadap
Perilaku Seks Pranikah pada Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 9
(3): 214-221

Sadiman, Arief S, dkk, 2009, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grafinda Persada

Saputri, I. Y. & Azam, M. (2015). Efektivitas Metode Simulasi Permainan


“Monopoli Hiv” Terhadap Tingkat Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS
Pada Remaja Di Kota Semarang (studi kasus di SMA Kesatrian 1 Semarang).
Unnes Journal of Public Health, Vol. 4, No. 4

Setiana, L. (2005). Teknik penyuluhan & pemberdayaan masyarakat. Jakarta: Ghalia


Indonesia

Sudoyo Aru, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat.
Jakarta: Internal Publishing

Trianto, A. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang HIV-AIDS Melalui Buku


Cerita Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Daya Terima Remaja dalam
Pencegahan HIV-AIDS di SMA. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Prodi Kesehatan
Masyarakat FIK

TZ Isma. (2015). Patofisiologi Infeksi HIV/AIDS.


eprints.undip.ac.id/46234/3/Talita_ZI_22010111120046_LapKTI_Bab2.pdf
dikutip pada tanggal 09 November 2017

Wirahayu, A.Y & Satyabakti, P. (2014). Pencegahan HIV/AIDS Pada Anggota Tni-Al
Dilihat Dari Pengetahuan Sikap Dan Tindakan. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol.
2, No. 2

Anda mungkin juga menyukai