Jawaban
1. Pada proses pelepasan degranulasi sel mast terjadi pelepasan mediator kimia yang berkaitan
dengan manifestasi klinik alergi. Interaaksi antara IgE dengan allergen pada permukaan sel
mast mengakibatkan aktivasi enzim proesterase menjadi enzim esterase aktif. Enzim ini
mengakibatkan agregasi mikrotubuli dalam sitoplasma sel mast mendejati membrane sel
mast.mikrotubuli ini sebagai saluran tempat keluarnya mediatoryang akan dilepaskan oleh sel
mast. Pelepasan mediator ini berlangsung bila terjadi influx ion Ca 2+ ekstraseluler ke dalam
sel mast, yang menyebabkan sel mast tidak stabil sehingga mudah ditembus oleh mediator
kimia. Proses degranulasi sel mast dapat terjadi akibat reaksi allergen dengan IgE dan akibat
2. RNA interference merupakan salah satu mekanisme pada sel hidup untuk mengendalikan
aktivitas gen. RNAi memiliki peran untuk penghambatan aktivitas atau ekspresi dari suatu gen
tertentu. Dalam RNAi terlibat dua jenis RNA berukuran kecil – miRNA dan siRNA – yang
berperan penting. Kedua RNA berukuran kecil ini dapat berikatan dengan RNA lain (yang
yang melibatkan RNA tersebut, misalnya dengan mencegah terbentuknya protein/enzim. Peran
penting interferensi RNA mencakup sistem pertahanan terhadap informasi genetik asing (dari
virus dan transposon), mengatur proses perkembangan, dan dalam sejumlah aspek ekspresi gen
lainnya.
siRNA memerlukan ujung 3’OH untuk menimbulkan RNAi, dan siRNA bertindak sebagai
primer mentransformasi mRNA sasaran menjadi dsRNA, yang kemudian didegradasi dan
dalam dsRNA dilakukan oleh aktivitas RNA-dependent RNA polymerase. Sejalan dengan
penelitian ini, Elbashir et al., (2001) mensintesis secara kimiawi ds-siRNA 21 dan 22 nt
kemudian menguji kemampuan mereka memediasi degradasi RNA sasaran. Pada konsentrasi
10 – 100 nM ds-siRNA tersebut mampu menghancurkan RNA sasaran persis di antara dua
ujung siRNA (nukleotida ke 11 atau). Demikian pula, siRNA yang dihasilkan oleh pemotongan
dsRNA oleh RNase III (yang menghasilkan potongan dsRNA berbelai dua nukleotida dengan
gugus 3’) lebih efektif mendegradasi RNA target ketimbang yang tanpa belai. Hasil penelitian-
penelitian tersebut memberi dugaan bahwa belaian 2-3 ujung 3’siRNA memberi keuntungan
dalam rekonstruksi kompleks nuclease RNAi dan mungkin diperlukan dalam pengikatan ds-
enzimatik, hanya salah satu dari dua rantai dsRNA yang terlibat dalam proses penghancuran
RNA target. Dengan demikian, ds-siRNA (atau siRNA rangkap) di dalam kompleks reaksi
ribonuklease harus didenaturasi oleh reaksi helikase, dan s-siRNA bertindak sebagai penuntun
degradasi RNA target oleh RNase. Penemuan peran siRNA rangkap mendegradasi mRNA
secara efisien dan terpisah dari tahapan pemrosesan dsRNA menghasilkan teknologi siRNA
yang aplikatif.