Makalah Eliminasi Urin
Makalah Eliminasi Urin
Eliminasi Urine
Disusun Oleh :
Selly Dwi Oktimerdhani
12.036
AKADEMI KEPERAWATAN
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan penyusun dalam
penyusunan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi urine. Serta untuk salah
satu syarat dalam penugasan makalah matakuliah Kenutuhan Dasar Manusia tahun ajaran
2012/2013.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Saluran perkemihan dilapisi oleh membran mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga
ginjal. Meskipun mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa melewati uretra bagian
bawah, membran mukosa ini, pada keadaan patologis, yang terus-menerus akan menjadikannya
media yang baik untuk pertumbuhan beberapa patogen.
2.1.12 Pengobatan
Efek pengobatan menyebabkan peningkatan atau penurunan jumlah urine. Misalnya,
pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan pemberian obat antikolinergik
atau antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. N
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku : Madura
Status Perkawinan : Menikah
Tgl. MRS : 23 Januari 2009
Tgl. Pengkajian : 26 Januari 2009
Alamat : Pamekasan
No. RM : 184395
Diagnosa Medis : Batu ginjal sebelah kiri
2. Identitas Keluarga
Nama Keluarga : Ny. N
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Umur : 39 tahun
Hubungan : Isteri
Alamat : Pamekasan
7. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, tekanan darah 120/70
mmHg, suhu tubuh 36,7oC, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit (regular), GCS 4 5 6.
b. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit tidak kering, tekstur tidak kasar, rambut hitam dan bersih,
tidak botak, perubahan warna kulit tidak ada, dekubitus tidak ada.
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala (+), benjolan tidak ada.
d. Muka
Simetris, odema (+), otot muka dan rahang kekuatan lemah, sianosis tidak ada.
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjungtiva anemis, pupil isokor sclera ikterus, reflek cahaya
positif, tajam penglihatan normal, mata tidak cowong.
f. Telinga
Sekret, serumen, benda asing, dan membran timpani normal.
g. Hidung
Deformitas, mukosa, sekret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada.
h. Mulut dan faring
Bau mulut (+), stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah muda, kelainan lidah tidak
ada.
i. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, pembesaran vena jugularis.
j. Thoraks
Gerakan simetris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi resonan, rhonchi +/+
pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5
mid axilla kanan, perkusi dullness. Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur (-), capillary refill
2-3 detik.
l. Abdomen
Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak
teraba, asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada, tidak ada
hemoroid.
n. Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/- , kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-, capillary refill 3
detik, abses tidak ada, ganggren (-), reflek patella N/N, achiles N/N.
Pembuluh darah perifer : radialis (+/+), femoralis (+/+), poplitea (+/+), tibialis posterior (+/+),
dorsalis pediss (+/+).
o. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
b. Perubahan pola eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral.
Tujuan : Klien dapat menunjukkan pola eliminasi normal setelah dilakukan
asuhan keperawatan
Aliran urine lancar
Klien bebas dari tanda-tanda obstruksi (hematuria)
Klien berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya.
Rencana Tindakan :
1) Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin.
2) Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi.
3) Dorong meningkatkan pemasukan cairan : 3 – 4 liter/hari.
4) Periksa semua urin, catat adanya keluaran batu.
5) Palpasi untuk distensi suprapubik dan perhatikan penurunan keluaran urin, adanya edema
periorbital/tergantung.
6) Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.
Kolaborasi
Pemeriksaan laboratorium : elektrolit, BUN, kreatinin.
o Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas.
o Berikan obat sesuai indikasi, contoh : Asetazolamid (diamox), alopurinol (ziloprim).
o Hidroklorotiazid (esidrix, hidroiuril), klortalidon (higroton).
o Amonium Klorida; kalium atau natrium fosfat (sal hepatica).
o Agen antigout, contoh alupurinol (ziloprim).
o Antibiotik.
o Natrium bikarbonat.
o Asam askorbat.
o Pertahankan patensi kateter tak menetap (ureteral atau nefrostomi) bila digunakan.
o Irigasi asam atau larutan alkalin sesuai indikasi.
o Siapkan pasien/ bantu untuk procedure endoskopi, contoh:
Prosedur basket.
o Stents uretral.
o Pielolitotomi terbuka atau perkutaneus, nefrolitotomi, ureterolitotomi.
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya
informasi.
Tujuan : Klien dan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakitnya setelah dilakukan
asuhan keperawatan.
- Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit.
- Klien mampu menghubungkan gejala dan faktor penyebab
- Klien mampu melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi dalam program pengobatan.
Rencana Tindakan :
1) Kaji ulang proses penyakit dan harapan masa datang.
2) Tekankan pentingnya peningkatan pemasukan cairan, contoh 3-4 L/hari atau 6-8 L/hari. Dorong
klien untuk melaporkan mulut kering, dieresis berlebihan/ berkeringat dan untuk meningkatkan
pemasukan cairan baik bila haus atau tidak.
3) Kaji ulang program diet, sesuai individual.
4) Diet rendah purin contoh membatasi daging berlemak, kalkun, tumbuhan polong, gandum,
alkohol.
5) Diet rendah kalsium, membatasi susu, keju, sayur berdaun hijau, yogurt.
6) Diet rendah oksalat contoh pembatasan coklat minuman mengandung kafein, bit, bayam.
7) Diet rendah kalsium/fosfat.
8) Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas dan membaca semua label
produk/ kandungan dalam makanan.
9) Mendengar dengan aktif tentang program terapi/perubahan pola hidup.
10) Identifikasi tanda/gejala yang menentukan evaluasi medik. Contoh, nyeri berulang, hematuria,
oliguria
11) Tunjukan perawatan yang tepat terhadap insisi/ kateter bila ada
Post-Operasi
c. Perubahan pola eliminasi perkemihan berhubungan dengan kateter uretral atau tindakan
pembedahan.
Tujuan : Klien dapat menunjukan pola eliminasi normal setelah dilakukan asuhan keperawatan.
Pasien dapat berkemih dengan baik
Warna urine kuning jernih
Klien dapat berkemih spontan bila kateter dilepas
Rencana Tindakan :
1) Kaji pola berkemih normal pada pasien.
2) Kaji keluhan disetensi kandung kemih tiap 4 jam.
3) Ukur intake dan output cairan.
4) Observasi warna urine, bau dan jumlah urine.
5) Anjurkan pasien minum air putih 2-3 L/hari kecuali bila ada kontra indikasi.
4.1 Kesimpulan
Dari makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa kebutuhan eliminasi urine
merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa.
Dimana sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,
kandung kemih, dan uretra. Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang
melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sakral, serta terjadi koneksasi otot detrusor
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine yaitu : diet dan asupan, respon
keinginan awal untuk berkemih, gaya hidup, stres psikologis, tingkat aktivitas, tingkat
dan pengobatan.