Anda di halaman 1dari 23

Tugas Kelompok VI

Keperawatan Anak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK


DENGAN MORBILI (CAMPAK)

OLEH
Muh. Yusuf M. (17025)
Muryati (17027)
Nadira Zaki Askar (17028)
Susintawati (17036)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA (DIII) KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR. SISMADI
JAKARTA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Anak tentang Asuhan Keperawatan Morbili
(Campak).
Adapun makalah Keperawatan Anak tentang Asuhan Keperawatan Morbili
(Campak) ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta Utara, 19 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Defenisi ..................................................................................................... 3
B. Tanda dan Gejala Penyakit Campak ......................................................... 3
C. Patofisiologi .............................................................................................. 4
D. Etiologi ..................................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinis ...................................................................................... 6
F. Cilinic Pathway .......................................................................................... 7
G. Gejala Klinis .............................................................................................. 8
H. Pencegahan Penyakit Campak ................................................................. 8
I. Penatalaksanaan ....................................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................... 13
A. Pengkajian ................................................................................................ 13
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 14
C. Perencanaan Keperawatan ...................................................................... 14
D. Intervensi Keperawatan ........................................................................... 15
E. Perencanaan Pemulangan ........................................................................ 18
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar,

meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu,

virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan

lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas

dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun

masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika Serikat.

Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982. Menurut

data Departemen Kesehatan tahun 2015, Indonesia memiliki cakupan

imunisasi campak kategori sedang di Asia Tenggara, yakni 84%. Indonesia

berkomitmen untuk mencapai angka cakupan imunisasi campak sebesar 95%

pada akhir tahun 2020. Hal ini dikarenakan campak termasuk dalam 10 besar

penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia.

Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan

bahwa angka kejadian campak telah menurun signifikan dari total 18.488

kasus pada akhir 2007 menjadi 8.185 kasus pada tahun 2015. Meski

mengalami penurunan yang berarti, cakupan imunisasi campak tetap perlu

1
diperluas hingga ke seluruh daerah di Indonesia, guna mencapai target

Indonesia Bebas Campak pada tahun 2020.

Makalah ini akan membahas lebih jauh penyakit campak,

Patofisiologis, Gejala Klinis, serta asuhan keperawatan dari penyakit campak

itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian campak?

2) Apa saja tanda dan gejala dari penyakit campak?

3) Bagaimana Etiologi dan patofisiologi dari penyakit Campak?

4) Bagaimana Pathway dari penyakit campak?

5) Apa saja Gejala klinis penyakit campak?

6) Bagaimana pencegahan penyakit campak?

7) Bagaimana asuhan keperawatan campak pada anak?

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian campak?


2) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit campak?
3) Untuk mengetahui Etiologi dan patofisiologi dari penyakit Campak?
4) Untuk mengetahui Pathway dari penyakit campak?
5) Untuk mengetahui Gejala klinis penyakit campak?
6) Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit campak?
7) Untuk mengetahui asuhan keperawatan campak pada anak?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan

berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38°C

ata lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah. (WHO,

2009)

Campak atau biasa disebut juga Morbili adalah penyakit anak menular

yang lazim ditandai dengan gejala-gejala utama, ruam disukai dengan tampak

ringan atau demam, kirmizi, pembesaran serta penanganan limpa nadi. (Ilmu

Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat disebabkan

oleh sebuah virus yang bernama Virus Campak. (http://www.infeksi.com)

B. Tanda dan Gejala penyakit Campak

a) Mata merah,

b) Mata menjadi sensitif terhadap cahaya,

c) Tanda-tanda seperti pilek (misalnya radang tenggorokan, hidung

beringus, atau hidung tersumbat),

d) Demam,

3
e) Dan bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.

C. Patofisologis

Patofisiologi campak (measles) atau rubeola dimulai saat virus campak

masuk ke tubuh melalui mukosa saluran nafas atas atau kelenjar air mata.

Infeksi awal dan replikasi virus terjadi secara lokal pada sel epitel trakea dan

bronkus.

a. Fase viremia pertama terjadi setelah 2-4 hari setelah invasi, akibat

replikasi dan kolonisasi virus pada kelenjar limfe regional yang

kemungkinan dibawa oleh makrofag paru

b. Fase viremia kedua terjadi setelah 5-7 hari setelah infeksi awal

akibat penyebaran virus pada seluruh sistem retikuloendotelial.

Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan

gejala batuk, pilek, mata merah (3 C’s: cough, coryza, conjunctivitis)

dan demam yang semakin tinggi. Gejala akan semakin memberat

sampai hari kesepuluh setelah infeksi virus dan mulai timbul ruam

makulopapular berwarna kemerahan. Ruam akan menjadi gelap

pada masa konvalesens diikuti dengan terjadinya proses

deskuamasi dan hiperpigmentasi.

Infeksi virus campak menyebabkan proses imunosupresi pada tubuh

yang ditandai dengan penurunan reaksi hipersensitivitas tipe lambat,

4
penurunan produksi interleukin (IL)-12 dan penurunan sistem limfoproliferatif

antigen-spesifik yang bertahan beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi.

Hal ini yang menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi oportunistik

sekunder seperti bronkopneumonia dan ensefalitis yang meningkatkan angka

mortalitas pada anak. Jika virus mencapai paru-paru maka akan membentuk

infiltrat pada paru dan menyebabkan bronkopneumonia. Pada individu

dengan defisiensi imunitas selular, dapat terjadi giant cell pneumonia yang

bersifat fatal dan progresif. Jika virus mencapai otak dapat menyebabkan

pembengkakan atau edema pada otak dan jika bereplikasi pada susunan saraf

pusat (SSP) maka dapat menimbulkan gejala ensefalitis. Pada individu yang

imunokompeten umumnya virus dapat dieliminasi dan menimbulkan

kekebalan seumur hidup.

D. Etiologi

Penyebabnya ialah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring

dan darah selama masa prodermal sampai 24 jam setelah timbulnya bercak-

bercak. Cara penularannya dengan droplet dan kontak (Staf Pengajar FKUI,

2000: 624)

Menurut Asti Proborini (2005), penyebab penyakit campak adalah virus

campak atau morbili.

5
E. Manefestasi Klinis

Masa tunas 10-20 hari.

Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium yaitu:

1. Stadium Kataral (prodermal)

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas,

malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir

stadium kataral timbul enantema, timbul bercak koplik berwarna putih

kelabu.

2. Stadium Erupsi

Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik

merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat

pula bercak koplik. Terjadi eritema yang makula-papula disertai

menaiknya suhu badan. Diantara makula terdapat kulit yang normal.

Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian tengkuk,

sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang

terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak.

Terjadi pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan di

daerah leher belakang. Tidak jarang disertai mual dan muntah.

3. Stadium konvalensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Suhu menurun sampai

6
menjadi normal kecuali bila ada komplikasi. (Staf Pengajar IKA FKUI,

2000:625)

F. Clinical Pathway

GEJALA  Riwayat Kontak dengan Tidak


Penderita campak,
Disertai dengan  Riwayat Imunisasi.
Difikirkan kemungkinan :
 Hiperpireksia ≥ 39.0◦C  Rubella
 Dehidrasi Pemeriksaan Penunjang :  Eksantema subitum
 Kejang  Scarlet fever
 Darah tepi : jumlah
 Intek oral sulit  Demam berdarah Dengue
lekosit normal atau  Infeksi virus yang lain
 Kesadaran menurun
meningkat apabila ada (Chikungunya, enterovirus)
 Sesak
komplikasi infeksi
 Otitis media akut

 Ensefalopati :
pemeriksaan CSF, AGD,
kadar elektrolit darah Penatalaksanaan :
 Enteritis : feses lengkap
 Bronkopneumonia : foto  Tirah baring ditempat tidur
thorax dan AGD  Vitamin A 100.000 IU, ada
malnutrisi dilanjutkan 1500 IU
tiap hari
 Diet makanan cukup cairan,
kalori yang memadai
Penatalaksanaan komplikasi :

 Ensefalopati :
 kloramfenikol 75mg/kgBB/hari + ampisilin
100mg/kgBB/hari selama 7-10 hari
 Dexamethasone 1mg/kgBB/hari dosis awal dilanjutkan
0.5mg/kgBB/hari dalam 3 dosis sampai kesadaran
membaik (> 5hari di tapering off)
 Kebutuhan cairan dikurangi ¾ kebutuhan serta koreksi
elektrolit
 Bronkopneumonia : kloramfenikol 75mg/kgBB/hari +
ampisilin 100mg/kgBB/ hari selama 7-10 hari

7
G. Gejala Klinis

Adapun gejala klinis dari penyakit Campak yaitu antara lain :

1) Mata kemerahan dan berair.

2) Batuk.

3) Demam tinggi.

4) Mata merah.

5) Sensitif terhadap cahaya.

6) Sakit otot.

7) Sakit tenggorokan.

8) Bintik-bintik putih di dalam mulut.

H. Pencegahan Penyakit Campak

1. Imunusasi aktif

Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup

yang telah dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah

Strain Edmonston B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B.

Tersebut membawa perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan

Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan

menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.

Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai

mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak

rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum

8
umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara

baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana

campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi

berusia 6-12 bulan.

2. Imunusasi pasif

Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan,

serum stadium penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama

globulin plasma) yang dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif

untuk pencegahan atau melemahkan campak. Campak dapat dicegah

dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan

diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan campak (measles) atau rubeola pada orang yang

imunokompeten adalah hanya suportif saja.

1. Terapi Suportif

Pada anak sehat umumnya gejala campak dapat sembuh sendiri.

Pengobatan yang diberikan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan

yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi

sekunder, antikonvulsi jika terdapat kejang dan pemberian vitamin A.

Pada kasus campak tanpa komplikasi penatalaksanaan berupa:

a) Tirah baring di tempat tidur

9
b) Diet makanan cukup cairan dan cukup kalori

c) Antipiretik bila demam: parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat

diulang pemberiannya setiap 4 jam

Pada pasien dengan campak juga sebaiknya diberikan vitamin A.

Vitamin A berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan respons

antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat menurunkan

angka kejadian komplikasi, seperti diare dan bronkopneumonia. Vitamin A

diberikan satu kali dengan dosis sebagai berikut:

a) 200.000 IU pada anak usia 12 bulan atau lebih

b) 100.000 IU pada anak usia 6-11 bulan

Pada anak dengan defisiensi vitamin A, diberikan tambahan pemberian

vitamin A dosis tunggal sesuai usia penderita antara minggu ke-2 sampai ke-

4 setelah pemberian pertama.

Pada kasus campak dengan komplikasi Ensefalopati dapat diberikan:

a) Kloramfenikol dosis75 mg/kgBB/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari

selama 7-10 hari

b) Kortikosteroid : deksametason 1 mg/kgBB/hari sebagai dosis awal

dilanjutkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran

membaik (bila pemberian lebih dari 5 hari memerlukan tapering off)

10
c) Kebutuhan jumlah cairan dikurangi ¾ dari kebutuhan dan lakukan

koreksi jika terdapat gangguan elektrolit.

Pada kasus campak dengan komplikasi Bronkopneumonia dapat

diberikan:

a) Kloramfenikol dosis 75 mg/kgBB/hari dan ampisilin 100

mg/kgbb/hari selama 7-10 hari

b) Oksigen 2 liter/menit.

2. Terapi Antivirus

Pada penyakit campak tidak diperlukan terapi antivirus spesifik,

pengobatan hanya diberikan secara suportif. Terapi antivirus dengan

Ribavirin terbukti secara in vitro bermanfaat terhadap infeksi campak berat

pada individu dewasa yang imunokompromais serta pada kasus Subacute

sclerosing panencephalitis (SSPE). Namun penggunaan Ribavirin belum

memiliki izin dari US Food and Drug Administration (FDA) dan sifatnya masih

eksperimental.

3. Indikasi Rawat

Pasien dirawat di ruang isolasi apabila terdapat gejala sebagai berikut :

a) Hiperpireksia (suhu > 39°C)

b) Dehidrasi

c) Kejang

d) Asupan oral sulit

11
e) Ada komplikasi

4. Pemantauan dan Konsultasi

Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi

kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi tuberkulosis (TB) laten.

Pantau gejala klinis dan lakukan uji tuberkulin setelah 1-3 bulan masa

penyembuhan.

Pantau keadaan gizi pada pendertita gizi kurang atau gizi buruk, jika

perlu konsultasikan kepada Divisi Nutrisi dan Metabolik.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas diri :

2. Riwayat imunisasi

3. kontak dengan orang yang terinfeksi

4. Pemeriksaan Fisik :

a) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia

b) Kepala : sakit kepala

c) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan

hidung (pada stadium erupsi).

d) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa

pahit.

e) Kulit : Permukaan kulit (kering), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler

pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stadium Konvalensi), eritema,

panas (demam).

f) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, ronchi,

sputum

g) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.

13
h) Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare

i) Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan

5. Keadaan Umum : Kesadaran, TTV

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Campak atau

Morbili adalah :

1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya batuk

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

5. Gangguan aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dari kelompok

sebaya.

C. Perencanaan keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil :

1. Perluasan infeksi tidak terjadi

2. Anak menunjukkan tanda-tanda pola nafas efektif

3. Anak dapat mempertahankan integritas kulit

4. Anak menunjukan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi

14
5. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas

perkembangan selama menjalani isolasi dari teman sebaya atau anggota

keluarga.

D. Intervensi keperawatan

1. Mencegah peluasan infeksi :

a. Tempatkan anak pada ruangan khusus

b. Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit

c. Gunakan prosedur perlindugan infeksi jika melakukan kontak dengan

anak

d. Mempertahankan istirahat selama periode prodromal (kataral)

e. Berikan antibiotik sesuai dengan order

2. Mempertahankan pola nafas yang efektif

a. Mengkaji ulang status pernafasan (irama, edalaman, suara nafas,

penggunaan otot bantu pernafasan, bernafas melalui mulut)

b. Mengkaji ulang tanda-tanda vital (denyut nadi, irama, dan frekuensi)

c. Memberikan posisi tempat tidur semi fowler / fowler

d. Membantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan

kemampaunnya

e. Menganjurkan anak untuk banyak minum

f. Memberikan oksigen sesuai dengan indikasi

15
g. Memberikan obat-obatan yang dapat meningkatkan efektifnya jalan

nafas (seperti Bronkodilator, antikolenergik, dan anti peradangan)

3. Mempertahankan integritas kulit

a. Mempertahankan kuku anak tetap pendek, menjelaskan kepada anak

untuk tidak menggaruk rash

b. Memberikan obat antipruritus topikal, dan anestesi topical

c. Memberikan antihistamin sesuai order dan memonitor efek

sampingnya

d. Memandikan klien dengan menggunakan sabun yang lembut untuk

mencegah infeksi

e. Jika terdapat fotofobia, gunakan bola lampu yang tidak terlalu terang

di kamar klien

f. Memeriksa kornea mata terhadap kemungkinan ulserasi

4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi

a. Kaji ketidakmampuan anak untuk makan

b. Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak,

rencanakan untuk memperbaiki status gizi pada saat selera makan

anak meningkat.

c. Berikan makanan yang disertai dengan supleman nutrisi untuk

meningkatkan kualitas intake nutrisi

16
d. Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi

melalui oral tidak mencukupi kebutuhan gizi anak

e. Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar

lengan, membran mukosa)

f. Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan

teknik porsi kecil tapi sering

g. Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan

dengan skala yang sama

h. Mempertahankan kebersihan mulut anak

i. Menjelaskan pentingya intake nutrisi yang adekuat untuk

penyembuhan penyakit.

5. Mempertahankan kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas

perkembangan :

a. Memberikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan,

keterampilan tangan, nonton televisi)

b. Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulasi yang

bervariasi bagi anak

c. Melibatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktivitas

yang diinginkan

17
d. Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah

sakit, menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui

telepon jika memungkinkan.

E. Perencanaan Pemulangan

1. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping

2. Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur

3. Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal

4. Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini mudah

menular kepada anak-anak di sekitarnya, makanya anak yang menderita

Campak harus diisolasi untuk mencegah penularan. Campak disebarkan pada

stadium prodormal atau kataral oleh kuman yang disebut Virus Morbili

paramixovirus. Anak yang terserang campak kelihatan sangat menderita, suhu

badan panas, bercak bercak seluruh tubuh terkadang sampai borok borok

bernanah.

B. Saran

Orang tua diharapkan segera memeriksakan anaknya bila dicurigai adanya gejala

dari campak di atas untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kartasasmita, Cissy. B. (1998). Bagian Ilmu Keperawatan anak. Bandung :FKUP/RSHS.

Ngastiah. (1995). Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC

Ricard E Behrman, MD Victor C Voughan MD. (1992). Ilmu Kesehatan Anak bagian II
(alih bahasa). Jakarta : EGC

IDAI.(2009). Pedoman Pelayanan Medis (hal 33-35). Jakarta: IDAI

Sonia, Amanda. (2017, 03 Oktober). Penyakit kesehatan Anak. Diperoleh 19 Februari


2019, dari https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-anak/campak

Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak vol 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai