Anda di halaman 1dari 1

PUSAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI

DI PEKANBARU

Istilah Gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-
laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender adalah pembedaan peran,
kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang
ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas
menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat. Ketidakadilan gender
merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial, sehingga perempuan
maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem tersebut. Keadilan gender akan dapat
terjadi jika tercipta suatu kondisi di mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki
setara, serasi, seimbang dan harmonis. (www.bps.go.id 2010, di akses 4 Februari 2019).
Perlindungan Hak Perempuan dari Tindak Kekerasan di Riau diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi Riau No. 6 Tahun 2017 menimbang, bahwa dalam rangka pemenuhan hak-hak
konstitusional perempuan, yang merupakan setiap warga Negara berhak untuk bebas dari
penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia, berhak mendapatkan
rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan serta untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan yang merupakan salah satu tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Kesetaraan gender tidak terlepas dari pentingnya tingkat pendidikan didalam


masyarakat sebagai salah satu aspek penunjang. Badan Pusat Statisik (BPS) Provinsi Riau
pada 10 tahun terakhir mencatat, sebanyak 20,36% penduduk Riau yang berjenis kelamin
perempuan usia 10 tahun keatas tidak tamat Sekolah Dasar. Sedangkan, Pekanbaru yang
merupakan ibukota provinsi Riau, dan termasuk salah satu kota berkembang di Indonesia
mencatat sebanyak 18,9% jiwa penduduk Pekanbaru berjenis kelamin perempuan usia 16
tahun keatas tidak melanjutkan pendidikan sekolah ke jenjang Perguruan Tinggi. (Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru, 2017)

Anda mungkin juga menyukai