Laporan Fix Perilaku458
Laporan Fix Perilaku458
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai
sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu
tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai
perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena
perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. [1]
Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur
oleh berbagai kontrol sosial.[1] Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya
Perilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan
kedokteran.
1. Genetika
2. Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu. 33
3. Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
Arsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa mencakup tiga hal dalam
ilmu pengetahuan yang makin kompleks maka perilaku manusia ( human behaviour )
Di dalam merancang suatu bangunan, seorang arsitek tentunya tidak mendasar pada
imajinasinya sendiri. Hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang
Berdasarkan hal itulah dapat disimpulkan bahwa antara arsitektur dan perilaku terdapat
hubungan yang erat, hal ini dapat dilihat dari aspek – aspek pembentuk perilaku
manusia akibat lingkungan atau bentuk arsitektur dan sebaliknya. Dengan kata lain
perilaku manusia dapat diarahkan kearah yang lebih baik bila nilai – nilai positif dari
lingkungan atau bentuk arsitektur dapat membentuk kepribadian serta perilaku yang
memiliki nilai positif. Hal ini juga tidak lepas dari hasil kreasi seorang arsitek
membentuk suatu kesatuan yang harmonis dalam berbagai dimensi, terutama dimensi
kenyamanan dan keamanan. Dengan kata lain, ketika merancang, seorang arsitek
33
diandaikan membuat asumsi – asumsi tentang kebutuhan manusia, memperkirakan
bagaimana manusia berperilaku, bergerak dalam lingkungannya, lalu memutuskan
bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat bagi manusia
pemakainya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mempelajari perilaku orang yang ada di sekitar jembatan kupu-kupu Universitas Riau
Universitas Riau
33
BAB II
STUDI LITERATUR
Arsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa mencakup tiga hal dalam
setiap rancangannya (teknologi, fungsi dan estetika). Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan yang makin kompleks maka perilaku manusia ( human behaviour ) semakin
diperhitungkan dalam proses perancangan yang sering disebut sebagai pengkajian lingkungan
Di dalam merancang suatu bangunan, seorang arsitek tentunya tidak mendasar pada
imajinasinya sendiri. Hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang harmonis
dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan dan keamanan. Ketika merancang,
memutuskan bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat bagi
manusia pemakainya.
Berdasarkan hal itulah dapat disimpulkan bahwa antara arsitektur dan perilaku
terdapat hubungan yang erat, hal ini dapat dilihat dari aspek – aspek pembentuk perilaku
manusia akibat lingkungan atau bentuk arsitektur dan sebaliknya. Dengan kata lain perilaku
manusia dapat diarahkan kearah yang lebih baik bila nilai – nilai positif dari lingkungan atau
33
bentuk arsitektur dapat membentuk kepribadian serta perilaku yang memiliki nilai positif. Hal
ini juga tidak lepas dari hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang
harmonis dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan dan keamanan. Dengan
kata lain, ketika merancang, seorang arsitek diandaikan membuat asumsi – asumsi tentang
Perilaku manusia berkaitan dengan aktivitas manusia secara fisik, berupa interaksi
manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya dan diterjemahkan oleh
arsitektur dalam desain dalam bentuk fisik yang bisa dilihat dan bisa dipegang. Hasil desain
arsitektur dapat menjadi salah satu fasilitator terjadinya perilaku, namun juga bisa menjadi
Dalam teori behaviorisme analisis hanya dilakukan pada perilaku yang tampak saja,
yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan
nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Ciri dari teori ini
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Dalam teori ini terdapat juga beberapa prinsip – prinsip yaitu : objek psikologi adalah tingkah
laku, semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada refleks, mementingkan pembentukan
kebiasaan.
diharapkan dapat memberikan wadah pada kebutuhan manusia yang berbeda agar dapat
33
disatukan dalam suatu wadah. Manfaat penerapan behaviorisme Pengkajian topik “arsitektur
berwawasan perilaku” diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pembentukan
kepribadian atau perilaku manusia terhadap lingkungannya. Dorongan yang timbul akibat
Selain itu untuk referensi pada objek arsitektur diharapkan dapat menghasilkan
rancangan yang dapat diterima oleh penggunannya, oleh karena itu diperlukan perpaduan
antara imajinasi dan pertimbangan akal sehat dari arsitek. Setiap kali merancang, arsitek
membuat asumsi – asumsi tentang kebutuhan manusia, perkiraan aktivitas, dan atau
Selanjutnya arsitek memutuskan bagaimana lingkungan itu dapat melayani manusia sebagai
pemakai sebaik mungkin. Yang harus dipertimbangkan tidak hanya kebutuhan pemakai
juga harus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk
oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan disebabkan oleh
perilaku masa lalu. Kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika
memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya,
Pada dasarnya, manusia dapat dimanipulasi, tingkah lakunya dapat dikontrol dengan
jalan mengontrol stimulus - stimulus yang ada dalam lingkungannya. Berbicara tentang
arsitektur keprilakuan maka kita perlu mengetahui lebih dahulu apa itu “psikologi”, psikologi
33
adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan pengetahuan psikis (jiwa) manusia.
Lingkungan sungguh dapat mempengaruhi manusia secara psikologi, adapun
1. Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku – lingkungan fisik dapat membatasi apa yang
dilakukan manusia.
2. Lingkungan mengundang atau mendatangkan perilaku – lingkungan fisik dapat
Bentuk Perilaku
Dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi
nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
sebagainya.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang
baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.
sikapnya terhadap stimulus yang mencakup perilaku yang kasatmata seperti makan,
menangis, memasak, melihat, bekerja, dan perilaku yang tidak kasatmata, seperti
fantasi, motivasi. Sebagai objek studi empiris, perilaku mempunyai ciri – ciri sebagai
berikut :
a. Perilaku itu sendiri kasatmata, tetapi penyebab terjadinya perilaku secara langsung
seperti perilaku binatang bersel satu, perilaku kompleks seperti perilaku sosial
manusia, perilaku sederhana, seperti reflex, tetapi ada juga yang melibatkan proses
menunjuk pada sifat rasional, emosional, dan gerakan fisik dalam berperilaku. Hal
– hal yang perlu kita ketahui juga adalah perancangan fisik ruang yang mempunyai
ruang.
Warna, memiliki peranan penting dalam penciptaan suasana ruang dan
Penerapan : agar tidak menggangu ketenangan dengan suara keras, maka ruang dibuat
Tempertatur berpengaruh dengan kenyamanan pengguna ruang, dimana suhu ruang sangat
mempengaruhi kenyamanan ruang (thermal confoh untuk orang Indonesia ialah antara
25,4°C – 28,9°C).
Pencahayaan dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Ruang yang cenderung
minim pencahayaannya membuat orang menjadi malas dan jika terlalu terang dapat
yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan,
yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli
Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar.
Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda
teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin.
Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. Operans conditioning adalah suatu proses
penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang
Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan
hukuman dalam proses belajar. Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan bahwa kata-
kata yang semula tidak ada maknanya, dipasangkan dengan lambak atau obyek yang
pemenuhan kebutuhan pengguna. Contoh kansas city public library yang didirikan pada
tahun 1873 di Oak Street Nomor 8, persis di apit oleh Wyandotte Street dan Baltimore
33
Avenue, Kota Kansas ini di bagian dinding luarnya dilapisi dengan struktur buku-buku
yang sudah terkenal, seperti Kansas City readers, Catch 22, Huckleberry Finn, The Lord
Untuk membentuk perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa perancangan fisik
ruang, seperti ukuran dengan bentuk ruang, perabot dan penataannya, warna, suara,
Pada skema ini dijelaskan mengenai “arsitektur membentuk perilaku manusia” dimana
hanya terdapat satu arah, dimana desain arsitektur mempengaruhi perilaku manusia
kemudian membentuk perilaku manusia itu sendiri. Setelah perilaku manusia terbentuk
akibat arsitektur yang telah dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang telah
dibangun sebelumnya atas dasar perilaku yang telah terbentuk, dan seterusnya.
33
Seperti pada urban housing Pruitt-Igoe (St. Louis, USA) oleh Minoru Yamasaki. Gedung-
gedung dibuat anti rusak dengan pemakaian bahan tertentu sebagai lapisan luar gedung.
Karena dibuat anti rusak, orang-orang sekitar malah tertantang untuk merusak gedung
yang sulit dirusak tersebut. Setiap arsitektur yang dibuat atas dasar kebutuhan manusia
Proyek rumah susun ini terpaksa dihancurkan karena ada perasaan takut di kalangan
penghuninya terhadap perilaku kriminalitas di daerah ini, karena tidak tersedianya tempat
tempat yang merupakan tempat berkumpul bersama sebagai sarana di mana orang saling
Pada skema ini dijelaskan mengenai “perilaku manusia membentuk perilaku” dimana
desain arsitektur yang telah terbentuk mempengaruhi perilaku manusia sebagai pengguna
yang kemudian manusia mengkaji kembali desain arsitektur tersebut sehingga perilaku
33
manusia membentuk kembali desain arsitektur tersebut.
2.6 Paparan preseden arsitektural
Untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi penghuninya maka kita sebagai
perancang perlu mengetahui keinginan atau citra yang ada dalam suatu wilaya, contohnya
Chandigarh, India.
Kota ini tidak bermakna selain sebagai penanda lokasi, dikarenakan akibat taman kota
yang sepi dan tidak menunjang gaya hidup masyarakat pemakainya. Chandigarh,
dirancang oleh arsitek Le Corbusier sesuai dengan gagasan – gagasan baru dalam
perencanaan kota barat modern, yang memperhatikan kebutuhan manusia akan cahaya,
ruang dan udara segar. Namun, yang tidak dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut
adalah pola hidup di kota – kota india lama. Masyarakatnya lebih suka berjubel daripada
berada di ruang lengang dan lebih suka penataan fasilitas ala india dari pada ala eropa.
Untuk menjadikan kota atau lingkungan lebih manusiawi, diperlukan kesadaran bahwa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
33
Area Pengamatan
Jembatan Kupu-Kupu adalah landmark Universitas Riau yang terletak di Kampus Unri
Binawidya, Panam. Jembatan Kupu-Kupu siap digunakan pada November 2009. Jembatan
ini terletak dekat dengan gerbang utama Universitas Riau, dan juga dekat dengan danau
buatan, juga gedung rektorat. Kawasan sekitar Jembatan Kupu-Kupu juga terbuka untuk
umum, masyarakat bisa dengan bebas masuk dan bermain disana mulai pukul 07.00 –
21.00
Pada kawasan Jembatan Kupu-Kupu ini terdapat banyak spot yang bagus yang biasa
dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat atau sekedar untuk bersantai, seperti
halnya Danau yang berada didepan Tugu Universitas Riau dan memiliki jembatan berupa
batu yang disusun menarik untuk menyeberang, hutan pinus didepan gedung rektorat yang
menjulang dan tersusun rapih, serta kontur tanah yang berundak yang menambah keelokan
kawasan ini.
33
3.2 Analisis Behavior Setting dengan Behavioral Mapping
Pengamatan di lapangan dilakukan selama 2 hari pada pagi, siang,dan sore hari, pada hari
Minggu tanggal 7 April 2018 dan siang hari pada Rabu tanggal 18 April 2018. Waktu
a. Minggu
1) 09.00-10.20 WIB
2) 13.00-13.30 WIB
3) 16.30-18.15 WIB
b. Rabu
1) 13.00-13.30 WIB
Untuk mengkaji behavior setting, dilakukan behavioral mapping atau pemetaan perilaku.
Di dalam studi ini metode yang digunakan untuk behavior mapping adalah person
centered map. Person centered map, akan menunjukkan bagaimana perpindahan atau
pergerakan orang (pelaku aktivitas) dan aktivitas yang sedang dikerjakan dalam kurun
waktu tertentu. Dengan demikian teknik ini akan berkaitan tidak hanya satu tempat atau
lokasi akan tetapi dengan beberapa tempat atau lokasi. Teknik ini pun hanya berhadapan
dengan seseorang yang khusus diamati. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan pemetaan
terhadap peng-guna RTH Jembatan Kupu Kupu dan menggambarkan pola perilaku peng-
Metodologi yang digunakan pada kawasan RTH Jembatan Kupu-Kupu ini bersifat “tidak
33
mengganggu” (dilakukan "di kejauhan"), jadi persetujuan peserta mungkin tidak
diperlukan. Pemetaan Perilaku bersifat “person -centred”, terdiri dari 4 komponen proses,
yakni :
1.Material
Dimulai dengan rencana lokasi atau gambar peta area RTH Jembatan Kupu Kupu, sketsa
di atas kertas.Satu lembar peta dapat menangkap gerakan dan perilaku, dan dapat
2.Parameter
Mencantumkam perilaku yang akan direkam selama pengamatan pada sketsa yang
menggunakan metode notasi untuk memudahkan perilaku yang tercatat di peta berupa
3.Record
Setiap peneliti mencatat perilaku satu peserta secara tunggal, membuat notasi di peta
sampai salah satu syarat untuk menghentikan observasi terpenuhi, dan mengambil gambar
4.Analysis
33
BAB IV
a. Minggu
main handphone 33
4 16.56 – 17.02 Sekelompok Duduk dan makan snack sambil
remaja diskusi di gazebo belakang
jembatan kupu-kupu
bercengkrama
anak buatan
buatan
orang anak, 1
hewan peliharaan
(musang)
jembatan kupu-kupu
remaja kupu
danau buatan
ditaman
buatan
dewasa
buatan
remaja ditaman
dibawah pohon
buatan
anak di taman
samping jembatan
dipinggir danau
remaja 33
remaja di taman
samping jembatan
remaja
b. Rabu
kupu-kupu
remaja
33
4.2 Penguraian Data
a. Minggu
33
Waktu Peta Foto Survey
16.30-18.15 WIB
33
09.00-11.00 WIB
b
b. Rabu
13.00-13.30 WIB
33
3.4 Analisa Permasalahan
33
Masalah: Anak kecil bermain di pinggir danau
33
Masalah: Anak kecil menyebrang danau sendirian
33
Masalah: Parkir motor di hutan
33
Masalah: Duduk di atas tugu
33
SARAN DAN KESIMPULAN
1. Pengunjung RTH kupu-kupu sebagian besar adalah remaja baik mahasiswa, atau
non mahasiswa
2. Pada siang hari tidak ada anak kecil yang bermain di sekitar RTH kupu-kupu
3. Titik keramaian baik pagi, siang, dan sore hari adalahjembatan kupu-kupu, dan
jembatan pada danau buatan
4. Pada siang hari tidak ada orang yang membuat tugas, kecuali di gazebo
5. Sebagian besar pengunjung parkir di tempat tduh, dan disamping jembatan kupu-
kupu
33