Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

KELAINAN ATAU PENYULIT DALAM KEHAMILAN

DISUSUN OLEH
DESI PREHASTINI (NPM : 15.13101.10.40)

DOSEN : BINARTI OKTARINA. S.Pd. M.Kes

STIK BINA HUSADA PALEMBANG

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA

KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-

Nya, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas mata kuliah

kesehatan reproduksi tentang “Kelainan atau Penyulit Dalam Kehamilan”.

Tujuan penyusunan tugas ini terutama untuk melengkapai tugas ujian ahir

semester yang menempuh mata kuliah kesehatan reproduksi.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada, saya

menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan, karena itu kritik

dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

Akhirnya saya berharap semoga tugas ini berguna, khususnya bagi saya dan

pembaca pada umumnya.

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu

sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan,

tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan (Sarwono, 2009 : 4).

Menurut WHO (1996) yang dikutip oleh Sarwono Prawirohardjo (2009 :

53), mengatakan bahwa setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh

dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman.

Namun, sekitar 15 % menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya

merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.

Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak

langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi

kehamilan, persalinan atau masa nifas, dan segala intervensi atau

penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak

langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit

yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan,

misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler

(Sarwono, 2009 : 54).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia termasuk sangat tinggi jika

dibandingkan dengan AKI di berbagai negara dalam kawasan Asia

Tenggara. Seperti di banyak negara lainnya, penyebab utama kematian ibu

adalah perdarahan. Perdarahan merupakan komplikasi persalinan yang

3
dapat terjadi selama kehamilan dan pasca persalinan. Proporsi kematian

yang disebabkan oleh perdarahan menempati posisi tertinggi diantara tiga

penyebab utama kematian ibu yaitu, eklampsia, dan sepsis. Ironisnya

semua penyebab utama tersebut, digolongkan sebagai penyulit atau

komplikasi yang sebenarnya dapat dihindarkan apabila kehamilan dan

persalinan direncanakan, diasuh dan dikelola secara benar (Depkes RI,

2008).

Secara global 80 % kematian ibu tergolong pada kematian ibu


langsung. Pola penyebab langsung di mana-mana sama, yaitu perdarahan
(25 %, biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15 %), hipertensi
dalam kehamilan (12 %), partus macet (8 %),komplikasi aborsi tidak aman
(13 %), dan sebab-sebab lain (8 %).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah dalam makalah ini adalah :

1 Apakah kehamilan dan komplikasi kehamilan itu?

2 Apa saja yang termasuk dalam komplikasi kehamilan?

3. Bagaimana penatalaksanaan komplikasi kehamilan?

1.3. Manfaat

Untuk menjelaskan tentang kehamilan dan komplikasi kehamilan.

Untuk menjelaskan tentang apa saja yang termasuk dalam komplikasi

kehamilan

Untuk menjelaskan tentang penatalaksanaan komplikasi kehamilan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan

perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003 : 19).

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam

prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh

perjuangan (Maulana, 2008 : 125).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

permulaan persalinan (Hanafiah, 2008 : 213).

Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu ) dihitung dari hari pertama sampai

terakhir. Oleh karena dalam tubuh ada sesuatu yaitu individu yang tumbuh dan

berkembang untuk menyesuaikan diri,dengan adanya individu itu tubuh

mengadakan perubahan,memberi tempat, kesempatan dan jaminan untuk tumbuh

dan berkembang sampai saatnya dilahirkan (Sarwono Prawirohardjo, 2000).

5
2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi menjadi 3

bagian, yaitu:

A. Tanda tidak pasti kehamilan.

1) Amenorea (tidak dapat haid).

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid

lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat

ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi,

dengan memakai rumus Neagle : HT – 3 (bulan + 7).

2) Mual dan muntah.

Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan

pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.

3) Mengidam.

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

4) Pingsan.

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya

hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

5) Anoreksia (tidak ada selera makan).

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu

nafsu makan timbul lagi.

6
6) Mamae menjadi tegang dan membesar.

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli payudara.

7) Miksi sering.

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh

uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua

kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung

kemih ditekan oleh kepala janin.

8) Konstipasi atau obstipasi.

Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh

hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

9) Pigmentasi (perubahan warna kulit).

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih

tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.

10) Epulis.

Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada

triwulan pertama.

11) Varises (pemekaran vena-vena).

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena.

12) Penampakan pembuluh.

Darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.

7
B. Tanda kemungkinan kehamilan

1) Perut membesar

Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai

pembesaran perut.

2) Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya

makin lama makin bundar.

3) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama

daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami

hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama

mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.

4) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan

serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

5) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak rata

tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini

menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol

jelas ke jurusan pembesaran.

8
6) Tanda Braxton-Hicks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus

dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada

kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak

ditemukan.

7) Teraba ballotemen

Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya

janin di dalam uterus.

8) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic

gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi

hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan

sedini mungkin.

C. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.

2) Denyut jantung janin

(1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec.

(2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler.

(3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.

(4) Dilihat pada ultrasonografi.

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

9
D. Perawatan ibu hamil

Perawatan adalah proses menjaga kehamilan mulai dari diketahui adanya

tanda-tanda kehamilan, masa kehamilan sampai dengan menjelang persalinan,

agar ibu dan janin terjaga keselamatannya dan sehat (Lamadhah, 2008 : 49).

Perawatan ibu hamil berdasarkan BKKBN (2003 : 26), meliputi:

1) Merawat diri selama hamil

2) Cukup istirahat, tidur siang selama 1 jam dan 8 jam pada malam hari. Posisi

tidur yang baik bagi ibu hamil yaitu tidur dengan posisi miring ke kanan atau

ke kiri secara bergantian.

3) Makan makanan yang mengandung gizi seimbang

4) Senam hamil yang bermanfaat untuk kelancaran proses persalinan.

5) Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual seperti biasa namun perlu

berhati-hati pada kehamilan 1-3 bulan dan pada bulan-bulan terakhir

kehamilan.

6) Ibu hamil hendaknya menggunakan pakaian yang longgar dan memakai

kutang/ BH yang sesuai dengan ukuran payudara.

E. Program antenatal care atau pemeriksaan kehamilan

1) Pengertian

Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care adalah

kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa

kehamilan. Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan

dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan

10
kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang

dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui

jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit

diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saifuddin, 2001).

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama

kehamilan yaitu : satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester ke dua,

dan dua kali pada trimester tiga. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah

diketahui terlambat haid (Saifuddin, 2001).

2) Tujuan antenatal

Menurut Saifuddin (2002), pemeriksaan kehamilan atau antenatal care

bertujuan untuk :

(1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

dan bayi.

(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

(4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

(5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan penberian ASI

eksklusif.

11
(6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

3) Langkah-langkah asuhan antenatal care

Dalam rangka program pelayanan selama hamil dalam penilaian untuk

menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru

ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan

imunisasi TT2 dan cakupan pemberian Fe 90 tablet pada ibu selama hamil

(Manuaba,1999).

Menurut Saifuddin (2002), agar ibu mendapatkan semua informasi yang

diperlukan, maka petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Sapa ibu juga keluarga dan membuatnya merasa nyaman.

(2) Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang

diceritakan oleh ibu.

(3) Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja.

(4) Melakukan pemeriksaan laboratorium.

(5) Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai

apakah kehamilannya normal (tekanan darah dibawah 140/90 mmHg, edema

hanya pada ekstremitas, tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari

tangan sesuai dengan usia kehamilan, denyut jantung janin 120-160 denyut

per menit, gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan).

(6) Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran

dan kemungkinan keadaan darurat:

12
a. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan

rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan tempat bersalin,

serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.

b. Bekerja sama dengan dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk

mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk mengidentifikasi

kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut,

mempersiapkan donor darah, mengadakan persiapan finansial dan

mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama

tidak ada ditempat.

(7) Memberikan konseling : gizi yaitu peningkatan konsumsi makanan hingga

300 kalori perhari dan mengkonsumsi makanan seimbang, latihan yang tidak

berlebihan dan beristirahat jika lelah, perubahan fisiologis yang terjadi dan

cara mengatasinya, menasehati agar mencari pertolongan segera bila

mengalami tanda-tanda bahaya.

(8) Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.

(9) Menjaga kebersihan diri.

(10) Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20.

(11) Memberikan imunisasi TT 0,5 cc jika sebelumnya sudah mendapatkan.

(12) Menjadwalkan kunjungan berikutnya.

(13) Mendokumentasikan kunjungan tersebut.

13
2.2 KOMPLIKASI KEHAMILAN

2.2.1 Pengertian

Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang

dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).

2.2.2 Macam-macam komplikasi kehamilan

Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan ANC sesuai

aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi

menjadi 3 kelompok sebagai berikut :

A. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

1) Perdarahan

2) Pre-eklampsia/eklampsia

3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)

4) Hidramnion

5) Ketuban Pecah Dini

B. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :

1) Penyakit Jantung

2) Tuberculosis

3) Anemia

4) Malaria

14
C. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi

akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

2.3 PERDARAHAN

2.3.1 Pengertian

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28

minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan

kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 1998). Jika perdarahan terjadi di tempat

yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan

tersebut tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya

kematian maternal akan terjadi (Rochjati, 2003).

Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua

kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum.

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi

lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali

berhubungan dengan aborsi atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28

minggu dapat disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma,

atau penyakit saluran kelamin bagian bawah (Depkes RI, 2000).

15
2.3.2 Klasifikasi perdarahan

A. Plasenta previa

1) Pengertian

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat

menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

2) Gejala dan tanda

Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan

lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-

kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun tidur.

3) Penanganan

Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang lebih

dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa

dilakukan manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal.

Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup,

belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau tafsiran berat

janin dibawah 2500 gram, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat,

pemberian obat-obatan dan dilakukan observasi dengan teliti.

B. Solusio plasenta

1) Pengertian

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari

perlekatannya sebelum janin lahir.

16
2) Gejala dan tanda’

Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin

berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat

terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.

3) Penanganan

Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur

dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang dan berat

penanganannya dilakukan di rumah sakit (Saifuddin, 2002 : 92).

2.4 PRE-EKLAMSIA/EKLAMSIA

2.4.1 Pengertian

Pre eklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh

kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem

(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah

tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine

dari laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam

dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat (Dewi, 2009).

2.4.2 Klasifikasi

A. Pre eklamsia

1) Pengertian

Pre eklamsia adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai

proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu

atau segera setelah lahir.

17
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam

triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum,

intrapartum, dan pasca persalinan (Prawirohardjo, 1999).

2) Gejala dan tanda

Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki,

jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, kenaikan tekanan darah secara

mendadak sampai 140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3

gram/liter dalam air kencing 24 jam.

3) Penanganan umum

Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen

kalsium, magnesium, obat anti hipertensi dan dirawat di rumah sakit bila

ada kecenderungan menjadi eklamsia.

B. Eklamsia

1) Pengertian

Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan

atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul

akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah

menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.

Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah

dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung mendadak.

18
2) Gejala dan tanda

Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat (hipertensi,

oedem, dan protein urine) dan kejang atau koma, kadang-kadang disertai

gangguan fungsi organ.

3) Penanganan

Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat

menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo, 2008 : 212).

2.5 KELAINAN LETAK (LETAK LINTANG DAN LETAK SUNGSANG)

2.5.1 Letak Lintang

1 Pengertian

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak

lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam

uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi

yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada

kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul (Hariadi,

1999).

.2 Penyebab

Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai

faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :

1) Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus,

plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.

19
2) Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah

mati.

3) Gemelli (kehamilan ganda).

4) Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum.

5) Lumbar skoliosis.

6) Pelvic, kandung kemih, dan rektum yang penuh (Mochtar, 1998).

Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai

dinding uterus dan perut yang lembek (Hariadi, 1999).

.3 Penanganan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan

posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal

dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut

dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut

dada sampai persalinan (Dasuki, 2000).

2.5.2 Letak Sungsang

1 Pengertian

Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada

kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau

kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir

terakhir (Rochjati, 2003).

20
2 Penyebab

Menurut Manuaba (1998), penyebab letak sungsang dapat berasal dari

pihak ibu (keadaan rahim, keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari

janin (tali pusat pendek, hidrosefalus, kehamilan kembar, hidramnion,

prematuritas) (Dewi, 2009).

3 Penanganan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan

posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal

dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut

dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut

dada sampai persalinan (Dasuki, 2000).

2.6 HIDRAMNION

1 Pengertian

Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan

ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau

sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter.

Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang

menyebabkan keluhan -keluhan sebagai berikut :

a. Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.

b. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban ?2 liter.

c. Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.

21
2 Penyebab

a. Produksi air ketuban bertambah

Yang diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air t

bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion. Misalnya

air kencing anak atau cairan otak pada anenchepalus.

b. Pengeluaran air ketuban terganggu

Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang

baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh

usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya masuk ke peredaran darah ibu.

Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia

aesophagei, anenchepalus atau tumor-tumor plasenta.

c. Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin

Misalnya bagian kerongkongan yang tidak berlubang atau usus 12

jari yang tersumbat. Sehingga memberikan dampak cairan ketuban lebih

banyak dari sebenarnya. Dalam keadaan normal, bayi dalam kandungan

selain akan meminum juga akan membuang air kecil dan buang air besar.

d. Adanya infeksi

Infeksi bisa menyebabkan produksi air ketuban lebih sedikit atau

lebih banyak.

3 Gejala dan tanda

a. Sesak nafas.

b. Oedem labia, vulva dan dinding perut.

c. Regangan dinding rahim menimbulkan nyeri.

22
Gejala ini menonjol jika terjadi hidramion akut.

d. Sulit melakukan palpasi.

e. Bunyi jantung sering tidak terdengar.

f. Perut terasa kembung dan lebih kencang.

g Kulit perut tampak mengkilap.

h Terkadang perut terasa sakit ketika berjalan.

4 Klasifikasi

1 Hidramnion kronis

Banyak dijumpai pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-

lahan dalam beberapa minggu atau bulan dan biasanya terjadi pada

kehamilan lanjut.

2 Hidramnion akut

Terjadi pertambahan air ketuban secara tiba-tiba dan secara dalam

waktu beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan bulan ke 5

dan ke 6 (Mochtar, 1998).

5 Penanganan

1 Jika gejala hidramnion tergolong ringan, anjurkan klien berpantang

garam dan dilakukan observasi dan memonitor jumlah air ketuban.

2 Jika jumlah air ketuban bertambah banyak, maka diberikan obat untuk

mengurangi sesak dan sakit. Dan jika diperlukan maka akan

memasukkan jarum ke dalam kantong air ketuban untuk mengeluarkan

sebagian cairan tersebut.

23
2.7 KETUBAN PECAH DINI

1 Pengertian

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan, dan ditunggi 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu

sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian

ketuban pecah dini” (Manuaba, 1998 : 229).

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37

minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur

(Sarwono, 2008).

2 Penyebab

Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang

dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Serviks inkompeten.

b. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion.

c. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.

d. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah

belum masuk PAP, sefalopelvik disproforsi.

e Kelainan bawaan dari selaput ketuban.

f Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.

24
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai

berikut :

1 Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan

vaskularisasi.

2 Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan

mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

3 Penanganan

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1 Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas

paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang

sehat.

2 Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu

sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas.

3 Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan

berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid,

sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.

4 Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan

menunggu berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan

induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat

diselamatkan.

5 Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu dan

25
6 keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak

mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan

mungkin harus mengorbankan janinnya.

7. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur

distantia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk

melakukan pemeriksaan kematangan paru.

8. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam

sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998 : 232).

2.8 PENYAKIT JANTUNG

1 Pengertian

Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah dapat

menyebabkan gangguan pada pertumbuhan janin dengan berat badan lahir

rendah, prematuritas, kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi

abortus.

Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan denyut

jantung dapat menguras cadangan kekuatan jantung sehingga terjadi

keadaan payah jantung. Puncak-puncak keadaan payah jantung itu akan

dijumpai pada waktu :

a. Puncak hemodilusi darah pada minggu 28 sampai 32.

b. Pada saat inpartu.

c. Pada saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran darah umum dalam

jumlah besar untuk membentuk ASI.

26
d. Saat laktasi karena kekuatan jantung diperlukan untuk membentuk ASI.

e. Terjadinya perdarahan postpartum, sehingga diperlukan kekuatan ekstra

jantung untuk dapat melakukan kompensasi.

f. Mudah terjadi infeksi postpartum, yang memerlukan kerja tambahan

jantung (Manuaba, 1998 : 272).

2 Tanda dan gejala

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas, jantung

berdebar, dada terasa berat (kadang-kadang nyeri), nadi cepat, kaki

bengkak.

Keluhan-keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan pada

payah jantung yang berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang

beristirahat/berbaring. Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini akan

menjadi lebih berat (Dewi, 2009).

3 Penanganan

Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung dalam kehamilan

sebaiknya melakukan rujukan atau konsultasi kepada dokter. Pertolongan

persalinan hamil disertai penyakit jantung sebaiknya menggunakan kontap.

Pemakaian metode lainnya selalu memberikan gangguan terhadap kerja

jantung (Manuaba, 1998 : 273).

27
2.9 TUBERCULOSIS

1 Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi

mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang

paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan

(Mansjoer, 2001 : 287).

2 Gejala dan tanda

Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama

tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus,

batuk darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin

dan tidak memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan

tertular setelah dilahirkan. Bila tuberkulosa/TBC sudah berat dapat

menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut

berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya

secara langsung (Dewi, 2009).

3 Penanganan

Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya

dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah

penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta

pengobatan yang intensif dan teratur (Mansjoer, 2001 : 287).

28
2.10 ANEMIA

1 Pengertian

Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu

pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24). Kondisi ibu hamil dengan

kadar Hemoglobin kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 gr

% pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu

maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin,

cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008 : 281).

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 sampai 15

gr %. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita

yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan

hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan

antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada

pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada

triwulan terakhir.

2 Gejala dan tanda

Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah, kulit

pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu

dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang

malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009).

Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah lemas badan, lesu, lekas lelah,

mata berkunang-kunang, jantung berdebar. Pengaruh anemia terhadap

kehamilan antara lain dapat menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu

29
mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan

berat badan rendah dan persalinan prematur (Dewi, 2009).

3 Penanganan umum

Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi

makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300

kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup

mencegah anemia (Maulana, 2008, : 187).

2.11 MALARIA

1 Pengertian

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium)

dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.

2 Gejala dan tanda

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi,

menggigil sampai keluar keringat (demam), sakit kepala, muntah-muntah,

hipogilkemia, edema paru akut.

Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan

anemia, maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang

mungkin terjadi antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam

kandungan, dan persalinan prematur (Dewi, 2009).

3 Penanganan

Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis

300 mg/minggu.

30
2.12 DIABETES MELLITUS

1 Pengertian

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan

insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu

menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang

dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke

sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.

2 Gejala dan tanda

Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :

1) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan

berat badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.

2) Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan minggu-

minggu terakhir.

3) Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium), yang

disebut glikosuria.

Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat

bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya

seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal),

dan sakit kuning.

Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat

ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan diabetes

mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan

31
memperberat diabetes mellitus dan memperbesar kemungkinan timbulnya

komplikasi seperti koma (Dewi, 2009).

3 Penanganan

Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus

memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani

pengobatan sesuai kondisi penyakit pada penderita penyakit ini

(Prawirohardjo, 2008 : 290).

2.13 Nasihat- nasihat untuk Ibu Hamil

1 Diet dan Pengawasan Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian

susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna

untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat

menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya.

Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan

janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin

besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan

secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup

mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui,

kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini

dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah,

mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai

pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan

32
wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg

sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).

2 Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun

tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan

bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang

lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka

dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).

3 Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan

I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan

kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah

ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).

4 Kebersihan dan Pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan

untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi

dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/

ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya

yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit

yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita

hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002).

33
5 Koitus

Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,

sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu

plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.

Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan

dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam

rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan

perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).

6 Perawatan Gigi

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah

(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak

diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan

sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu

dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis

peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang

telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-

mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus

memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).

7 Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam

negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan

tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka

untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak

34
membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk

pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin

dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada

macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya

terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu,

dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua

kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan

dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk

diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).

8 Perawatan Payudara

Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan

utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang

yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong

payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali

dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan.

Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu

dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air

sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini

diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 1998).

35
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam

prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul

penuh perjuangan (Maulana, 2008 : 125).

Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang

dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).

Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda

bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster-poster dan leaflet

disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung

dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam

pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat

bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif

mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi

petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi

kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat

bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

3.2 SARAN

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi

mahasiswa namun manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini.

36
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr.

Sardjito. Medika FK UGM : Yogyakarta

Mansjoer, A dkk. 2001. Kelainan pada Persalinan dalam Kapita Selekta

Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI : Jakarta

Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kesatu. Penerbit

Media Aesculapius FKUI : Jakarta

Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak

serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono

Prawirohardjo : Jakarta

Mochtar, D. 1998. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri :

Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. EGC : Jakarta

Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Edisi Kesatu. Penerbit buku

kedokteran EGC : Jakarta

Prawirohardjo Sarwono, 2002. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina pustaka :

Jakarta

Prof dr Manuaba, Ida Bagus Gde, SPOG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit

Kandungan Dan Keluarga berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit

Buku Kedokteran ECG : Jakarta

www.badilag.net. Adnan Qohar (2007). Pengertian Etika dan

Profesi Hukum. Jombang

www.blogspot.com. Anonim (2009). Pre-Eklamsia dan Eklamsia.

37
Padang

www.blogspot.com. Dewi Ratih (2009). Deteksi Dini Terhadap

Komplikasi.

www.blogspot.com. Lashanta. Kehamilan dengan Letak Lintang.

www.digilib.ac.id. Anonim. Kehamilan.

www.digilib.unimus.ac.id. Rika Dewi. Kehamilan.

www.repository.usu.ac.id. Anonim. Kehamilan. Sumatera Utara

www.scribd.com. Anonim. Kehamilan. Sumatera Utara

www.scribd.com. Anonim. Komplikasi Kehamilan. Aceh

38

Anda mungkin juga menyukai