Anda di halaman 1dari 8

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING


DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI
PADA SISWA KELAS X SMKN 1 ABANG
Ni Made Martini, Prof. Dr. Drs. I Wayan Rasna, M.Pd., Dr. I Gede Artawan, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali

e-mail: {mirafortuna72@yahoo.co.id,wayanrasna@ymail.com,
gartawan@yahoo.com}@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan (1) implementasi model quantum learning, (2) respons siswa terhadap
pengimplementasian model quantum learning, dan (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
mengimplementasikan model quantum learning dalam pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMKN
1 Abang.
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas X SMKN 1 Abang. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode observasi, pencatatan dokumen, wawancara, dan kuesioner. Cara
menganalisis data dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru mengimplementasikan model quantum learning
dengan beberapa tahap, yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. (2)
Respons siswa terhadap pengimplementasian model quantum learning positif. Sebanyak 96% siswa
kelas X AK.1 merespons positif dan sebanyak 81% siswa kelas X TKJ.1 juga merespons positif
pengimplementasian model quantum learning. (3) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
mengimplementasikan model quantum learning, yaitu adanya perbedaan konsep belajar 17,23%,
kesiapan belajar siswa 19,3%, perbedaan kecerdasan siswa 23,1%, perbedaan kebutuhan dan tujuan
siswa 13,5%, dan sikap atau kebiasaan siswa yang salah 25%.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada guru bahasa Indonesia agar selalu
meningkatkan cara mengajar ataupun penguasaan terhadap model quantum learning agar penerapan
model quantum learning yang selanjutnya menjadi lebih baik.

Kata kunci: quantum learning, karangan deskrpsi.

ABSTRACT

The design of this study used qualitative and quantitative descriptive design that aimed to
describe (1) the implementation of quantum learning model, (2) student responses to the implementation
of the quantum learning model, and (3) the constraints faced by teachers in implementing quantum
learning model in description writing learning in class X SMKN 1 Abang.
The subjects were teachers and students in class X SMKN 1 Abang. Data collection method
used in the observation method, recording of documents, interviews, and questionnaires. How to analyze
the data is done by a few steps, namely data reduction, data presentation, conclusions.
The results showed that (1) the teacher implement quantum learning model with multiple stages,
namely grow, natural, frontage, demonstrate, repeat, and celebrate. The teacher have implemented
quantum learning model appropriate the procedure. (2) The response of student to the implementation of
the quantum learning model was positive. As many as 96% student of class X AK.1 responded positively
and much as 81% students of class X TKJ.1 also responded positively to the implementation of quantum
learning model. (3) The constrainst faced by teachers in implementing quantum learning model, namely
the 17,23% difference in concept learning, student learning readiness 19,3%, students of intelligence
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

23,1%, differences in the needs and goals of students 13,5%, and attitudes of habits of students is wrong
25%.
Based on the result of research, it’s advised to the Indonesian teacher in order to grow up
teaching method and the comprehension of quantum learning model to the next implementation is better.

Key words: quantum learning model, description.

PENDAHULUAN
Pemilihan model pembelajaran yang pembelajaran bahasa Indonesia,
tepat perlu diupayakan untuk memudahkan khususnya pembelajaran menulis karena
proses terbentuknya pengetahuan pada model pembelajaran ini akan membantu
siswa (Iskandarwassid dan Kusnendar, siswa dalam mengeluarkan segenap
2009). Siswa sebagai sasaran dalam potensi dalam diri, baik itu imajinasi,
pembelajaran harus dibentuk menjadi siswa motivasi, kreativitas, dan inovasi mereka
yang aktif, kreatif, dan inovatif. Model dalam berkarya. Pembelajaran menulis
pembelajaran yang baik dan relevan perlu ditingkatkan dengan model
menurut beberapa ahli adalah model pembelajaran quantum learning. Hal
pembelajaran yang mampu mengantarkan tersebut perlu dilakukan mengingat
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. kegiatan menulis merupakan salah satu
Pemilihan, perencanaan, dan penerapan bagian terpenting bagi kehidupan, baik
model pembelajaran yang sesuai akan dalam dunia pendidikan maupun
membantu jalannya proses pembelajaran masyarakat sehari-hari.
bahasa Indonesia. Model pembelajaran Pembelajaran menulis berdasarkan
dapat digunakan sebagai sudut pandang KTSP menyatakan bahwa siswa harus
atau titi tolak untuk memahami seluruh menguasai berbagai bentuk karangan.
persoalan dalam proses pembelajaran. Bentuk karangan tersebut, meliputi: narasi,
Model pembelajaran yang diterapkan oleh deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
guru merupakan suatu proses usaha untuk persuasi (Keraf, 2001:135). Dari kelima
memperoleh suatu perubahan yang baru bentuk karangan tersebut, deskripsi
dalam diri siswa sebagai hasil merupakan salah satu jenis karangan yang
pengalamannya sendiri dalam interaksi sering disampaikan pada tahap-tahap awal
dengan lingkungannya. menulis lanjut. Hal itu berdasarkan
Penerapan suatu model pertimbangan bahwa karangan deskripsi
pembelajaran inovatif perlu dilakukan dalam sangat dekat dengan pengalaman siswa
pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dan secara langsung menyentuh kebutuhan
dilakukan untuk memaksimalkan keaktifan siswa, yaitu untuk keperluan
dan peran serta siswa dalam pembelajaran menggambarkan berbagai hal yang dilihat,
(Trianto, 2009). Salah satu model didengar, dicium, dicicipi, dan dirasakan
pembelajaran inovatif yang layak diterapkan perasaan mereka dalam kehidupan sehari-
dalam pembelajaran menulis karangan hari (Keraf, 2001:145).
deskriptif adalah model Quantum learning. Trianto (2009:45) menyatakan “Hal
Model pembelajaran quantum learning yang paling mendasar yang dituntut dalam
dikatakan sebagai pembelajaran yang proses pembelajaran menulis deskriptif
inovatif karena desain atau teknik adalah daya kreativitas siswa.” Keaktifan
pelaksanaannya tidak bersifat konservatif, daya kreativitas siswa dalam proses
artinya model pembelajaran ini tidak pembelajaran menulis karangan deskriptif
semata-mata berpusat kepada guru tetapi sangat dibutuhkan agar siswa mampu
juga bersifat konstruktif bagi diri siswa. menuangkan ide ke dalam sebuah tulisan
Dalam hal ini, siswa dituntut mengeluarkan ataupun karangan. Pembelajaran menulis
segenap kemampuan kognitif dan motivasi karangan deskriptif merupakan salah satu
yang dimiliki. pembelajaran yang banyak menuntut
Model pembelajaran quantum keaktifan pikiran siswa untuk menciptakan
learning dapat diterapkan dalam tulisan yang maksimal. Oleh karena itu,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

untuk penciptakan keaktifan siswa dalam respons siswa terhadap


menulis karangan deskriptif, diperlukanlah pengimplementasian model quantum
sautu model pembelajaran yang tepat dan learning dalam pembelajaran menulis
inovatif. deskriptif (3) Untuk mengetahui dan
Dengan penerapan quantum mendeskripsikan kendala-kendala yang
learning diharapkan bisa membantu dihadapi guru dalam pengimplementasian
permasalahan yang kerap dihadapi siswa model quantum learning pada
maupun guru dalam pembelajaran menulis pembelajaran menulis deskriptif siswa kelas
karangan deskriptif, seperti siswa kurang X SMKN 1 Abang.
mampu merumuskan topik dengan baik,
siswa kurang mampu menghubungkan
topik dengan isi tulisan, siswa sering tidak METODE
termotivasi, tulisan siswa kurang kreatif, Penelitian ini menggunakan
dan lain-lain. Dengan demikian, diharapkan pendekatan kualititaf. Penelitian deskriptif
kegiatan menulis yang selama ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
diparadigmakan sebagai kegiatan yang yang jelas, objektif, sistematis, dan cermat
sulit dan membosankan oleh siswa dapat mengenai fakta-fakta yang diperoleh.
berubah menjadikan kegiatan yang Rancangan penelitian ini dipilih untuk
menyenangkan. Quantum learning ialah memberikan penggambaran yang jelas
kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses mengenai pengimplementasian model
belajar yang dapat mempertajam quantum learning dalam pembelajaran
pemahaman dan daya ingat, serta menulis karangan deskripsi di kekas X
membuat belajar sebagai suatu proses SMKN 1 Abang. Subjek dalam penelitian ini
yang menyenangkan dan bermanfaat adalah adalah guru-guru yang sudah
(Trianto, 2009:87). Jadi, model Quantum tersertifikasi dan siswa kelas X AK.1 dan X
learning adalah model pembelajaran yang TKJ.1 SMKN 1 Abang. Metode
mengupayakan keaktifan siswa untuk pengumpulan data yang digunakan adalah
mengadopsi realita yang mereka peroleh di metode observasi, wawancara, pencatan
lingkungan melalui menumbuhkebangkan dokumen dan angket/kuesioner. Instrumen
motivasi dan kepercayaan diri siswa. utama dalam penelitian ini adalah peneliti
Melihat model pembelajaran sendiri. Dalam hal ini, peneliti yang
quantum learning yang berupaya mengumpulkan, mengidentifikasi,
mengadakan perubahan berbagai macam menyeleksi, dan menganalisis data. Selain
interaksi yang terdapat di dalam maupun itu, media/instrumen penunjang yang
di sekitar peristiwa belajar maka sangatlah digunakan adalah pedoman wawancara,
tepat diterapkan dalam pembelajaran catatan lapangan, perencanaan
menulis deskriptif siswa kelas X. Dengan pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan
model pembelajaran ini, siswa akan lebih alat/video perekam.
dibuka jalan pikiran mereka untuk Setelah data terkumpul, langkah
menemukan ide-ide melalui kehidupan selanjutnya adalah menganalisis data.
nyata. Siswa akan diberikan kesempatan Analisis data merupakan suatu proses
untuk mengkostruksikan sendiri mencari dan menyusun secara sistematis
pengetahuan mereka untuk dihubungan data yang diperoleh dari hasil
dengan dunia nyata, sehingga apa yang pengumpulan data dengan cara
mereka pelajari dapat dipahami dengan mengorganisasikan ke dalam kategori,
baik dan tentunya bermakna dalam diri menjabarkan ke dalam unit-unit,
mereka sendiri. melakukan sintesis, menyusun ke dalam
Sesuai dengan pemaparan latar pola, kemudian memilih mana yang
belakang di atas, tujuan yang ingin dicapai penting dan yang akan dipelajari,
dalam penelitian ini, yaitu (1) Untuk selanjutnya membuat simpulan sehingga
mengetahui dan mendeskripsikan mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
implementasi model quantum learning orang lain. Ada tiga langkah yang
dalam pembelajaran menulis deskriptif (2) dilakukan dalam menganalisis data
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitatif. Ketiga langkah yang dimaksud,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, Hasil penelitian dan pembahasan
(3) penarikan simpulan. hasil penelitian meliputi (1) implementasi
Mereduksi data berarti merangkum, model quantum learning dalam
memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan pembelajaran menulis deskriptif (2) respons
fokus permasalahan penelitian dan data siswa terhadap pengimplementasian model
yang kurang penting disisihkan. Data yang quantum learning dalam pembelajaran
kurang penting dipertimbangkan lagi bila menulis deskriptif (3) kendala-kendala yang
diperlukan. Dalam reduksi data ini, peneliti dihadapi guru dalam pengimplementasian
terlebih dahulu mengumpulkan data model quantum learning pada
melalui observasi, pencatatan dokumen, pembelajaran menulis deskriptif siswa kelas
kuesioner, dan wawancara. Dalam X SMKN 1 Abang. Berdasarkan hasil
penelitian ini, reduksi data dilakukan penelitian, guru mengimplementasikan
melalui kegiatan yang berupa model quantum learning melalui beberapa
pengidentifikasian dan pengklasifikasian. langkah, yaitu tumbuhkan, alami, namai,
Setelah tahapan pengidentifikasian data demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Pada
terlaksana, kemudian peneliti beranjak tahapan “tumbuhkan” ini, guru berusaha
pada tahap klasifikasi data. Pada tahapan menumbuhkan minat belajar siswa dengan
ini, data diklasifikasikan sesuai dengan memuaskan “Apakah manfaatnya
masalah yang dikaji, yaitu implementasi pembelajaran ini bagiku?” dan manfaatkan
model quantum learning, respons siswa kehidupan belajar. Untuk menumbuhkan
terhadap pengimplementasian model minat siswa, guru menjelaskan bahwa
quantum learning, dan hambatan- pembelajaran menulis, khususnya
hambatan yang dihadapi guru karangan deskripsi sangat penting bagi
mengimplementasikan model quantum siswa bagi ketika masih menjadi siswa atau
learning dalam pembelajaran menulis ketika sudah tamat bersekolah.
deskriptif siswa kelas X Abang. Selanjutnya, tahapan “alami” adalah proses
Tahap selanjutnya, yaitu penyajian mendatangkan pengalaman umum yang
data. Setelah data digolongkan sesuai dapat dimengerti semua pelajar. Guru
dengan rumusan masalah, selanjutnya menjelaskan sesederhana mungkin materi
data tersebut diolah dan disajikan untuk pembelajaran menulis karangan deskripsi
memperoleh jawaban yang tepat dan kepada siswa. Guru juga memberikan
sesuai dengan rumusan masalah, karangan deskripsi tentang suatu objek
sehingga data tersebut dapat menjawab yang dekat dengan lingkungan siswa.
permasalahan yang diangkat dalam Tahapan ketiga disebut dengan istilah
penelitian ini. Data yang direduksi akan “namai.” Pada tahapan ini guru
disajikan uraian data yang nantinya akan menerangkang materi pembelajaran
digambarkan secara rinci dan jelas. Dalam dengan sederhana agar siswa dapat
penyajian data ini, data yang didapat akan menangkap dengan baik materi
dihubungkan dengan teori-teori yang pembelajaran yang disampaikan.
relevan yang nantinya akan dapat Kemudian, guru juga membantu siswa
menjawab permasalahan yang ingin dengan memberikan pemodelan. Tahapan
dipecahkan. Langkah terakhir adalah berikutnya adalah “demonstrasikan,” pada
penarikan simpulan. Untuk mengetahui tahapan ini guru di kelas X SMKN 1 Abang
keakuratan penelitian, penyimpulan sangat memberikan kesempatan kepada siswa
penting dilakukan. Penyimpulan yang untuk menunjukkan tulisannya kepada
dilakukan harus dapat menjawab semua siswa-siswa yang lainnya. Berikutnya
masalah yang diangkat dalam penelitian “ulangi,” tahapan ini adalah suatu usaha
tersebut, sehingga hasil akhirnya nanti dari guru untuk menegaskan kembali materi
akan diperoleh informasi mengenai pelajaran yang telah dibahas sebelumnya
implementasi model quantum learning agar pemahaman siswa mengenai materi
dalam pembelajaran menulis karangan menulis karangan deskripsi lebih melekat
deskripsi di kelas X SMKN 1 Abang. dalam otak siswa. Langkah terakhir adalah
“rayakan”, tahapan ini merupakan tahapan
HASIL DAN PEMBAHASAN bagi guru untuk memberikan apresiasi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

kepada siswa yang tulisannya bagus atau (3) Salah satu yang menjadi kendala dalam
sesuai dengan karakteristik tulisan deskripsi kepribadian anak-anak/siswa adalah
yang benar. Setiap siswa yang tulisannya kecerdasan yang dimilikinya. Siswa dibekali
bagus diberikan ucapan selamat. Ucapan kecerdasan dengan potensi yang berbeda-
selamat tersebut dapat berupa nilai dan beda antara satu dengan yang lainnya. Ada
tepukan tangan. Tahapan “rayakan’ ini siswa yang cepat dapat menangkap materi
sama hanya dengan penguatan pelajaran yang disampaikan, di satu sisi
(reinforcement) dalam pembelajaran. ada siswa yang kurang mampu menangkap
Hasil respons siswa di kelas X AK.1 pelajaran dengan baik. (4) Adanya
dan X TKJ.1 SMKN 1 Abang menunjukkan perbedaan kebutuhan, tujuan, dan motivasi.
bahwa pengimplementasian model Setiap siswa memiliki tujuan, kebutuhan,
quantum learning mendapatkan respons dan motivasi yang berbeda-beda karena
yang positif dari siswa. Sebanyak 87% adanya dorongan-dorongan yang berasal
siswa dari 21 siswa di kelas X AK.1 dari dalam dirinya atau dari lingkungan
menyatakan respons positif, sedangkan sebagai kebutuhan hidupnya. Hambatan ini
95% siswa di kelas X TKJ.1 menyatakan mengakibatkan antusiasme siswa berbeda-
respons positif. Penerapan model quantum beda dalam belajar, ada siswa yang aktif,
learning dalam pembelajaran menulis dan ada juga siswa yang kurang antusias
karangan deskripsi pada siswa kelas X dalam mengikuti pelajaran. (5) Sikap atau
AK.1 dan TKJ.1 SMKN 1 Abang, suasana kebiasaan yang salah. Kelemahan yang
kelas sangat kondusif. Sikap positif siswa disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang
tercermin atau tampak dari perilaku positif salah, seperti kurang perhatian dan minat
siswa ketika mengikuti pembelajaran. terhadap pelajaran sekolah, malas dalam
Dengan arahan dan motivasi yang belajar.
diberikan oleh guru, siswa mulai berani Guru berusaha mencarikan solusi
mengungkapkan pertanyaan, maupun yang tepat untuk mengatasi kendala-
memberikan pendapat tanpa rasa takut kendala dalam pengimplementasian model
ketika disuruh oleh guru. quantum learning. Hal ini dilakukan agar
Pengimplementasian model quantum pembelajaran menulis karangan deskripsi
learning tidak serta merta berjalan dengan dapat berjalan dengan maksimal sehingga
lancar. Ada beberapa kendala yang tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berikut
ditemukan dalam penelitian ini. Hambatan solusi yang dilakukan guru dalam
atau kendala-kendala tersebut sebagian mengatasi kendala-kendala dalam
besar muncul dari dalam diri siswa. pembelajaran. Cara guru untuk
Kendala-kendala yang timbul cukup meningkatkan rasa percaya diri pada siswa
menjadi “pengacau” bagi guru dalam antara lain, menghargai usaha siswa,
mengimplementasikan model quantum menghargai prestasi siswa, memberi
learning dalam pembelajaran menulis ganjaran positif (resforcement) kepada
karangan deskripsi. Kendala-kendala yang siswa, dan lain-lain. Selanjutnya, jalan ke
muncul dalam pengimplementasian model luar yang digunakan untuk mengatasi
quantum learning adalah (1) adanya adanya perbedaan perkembangan,
perbedaan konsep belajar dan konsep diri. kematangan, dan kesiapan belajar siswa
Perbedaan konsep cara belajar dan konsep adalah guru mencoba untuk menyediakan
diri dalam diri siswa menyebabkan benda-benda konkret sebagai media dalam
semangat siswa dalam mengikuti pelajaran pembelajaran manakala siswa belum
sangat kurang, siswa kurang memiliki mampu berpikir abstrak. Kemudian, untuk
percaya diri yang tinggi sehingga materi mengatasi permasalahan mengenai
pelajaran yang disampaikan menjadi perbedaan kecerdasan belajar siswa, guru
terhambat. (2) Perkembangan dan menciptakan kondisi lingkungan,
kematangan masing-masing individu kesempatan, iklim emosi yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya, memungkinkan individu untuk memperoleh
hal ini menyebabkan minat, motivasi, dan pengalaman tertentu. Seperti, menciptakan
kreativitas siswa dalam berkarya khususnya suasana yang kondusif, guru mengajukan
dalam bidang akademik menjadi terhambat. pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

membangkitkan pikiran kritis mereka, guru siswa mengenai materi menulis karangan
memberikan permasalahan-permasalahan deskripsi lebih melekat dalam otak siswa.
untuk dipecahkan sendiri. Untuk mengatasi Guru kembali menegaskan kepada siswa
motivasi belajar siswa, guru mengusahakan tentang karakteristik dan langkah-langkah
untuk menyediakan materi-materi baru menulis karangan deskripsi. Guru juga
yang menarik, melakukan stimulasi yang menyuruh siswa terus melatih
menarik. Selain itu, pemberian penguatan keterampilannya dalam menulis karangan
dari guru kepada siswa juga dapat deskripsi. (7) Rayakan, guru memberikan
memengaruhi kuat atau lemahnya apresiasi kepada siswa yang tulisannya
dorongan untuk melakukan kegiatan bagus atau sesuai dengan karakteristik
belajar. tulisan deskripsi yang benar. Setiap siswa
yang tulisannya bagus diberikan ucapan
selamat oleh guru dan siswa-siswa yang
PENUTUP lainnya. Ucapan selamat tersebut dapat
Ada beberapa simpulan yang dapat berupa nilai dan tepukan tangan.
peneliti ambil berdasarkan rumusan Respons yang ditunjukkan oleh siswa di
masalah yang telah ditetapkan. Simpulan kelas X SMAN 1 Abang menunjukkan
tersebut adalah implemetasi model respons yang positif terhadap
quantum learning terdiri atas beberapa pengimplementasian model pembelajaran
tahap, yaitu tumbuhkan, alami, namai, quantum learning. Hal ini dapat dilihat dari
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. (1) presentase respons siswa di kelas X AK.1
Tumbuhkan, pada tahapan ini guru dan X TKJ.1 SMKN 1 Abang yang
berusaha menumbuhkan minat belajar menyatakan pengimplementasian model
siswa. Untuk menumbuhkan minat siswa, quantum learning menarik. Dari 31 siswa di
guru menjelaskan bahwa pembelajaran kelas X AK.1, sebanyak 96% siswa yang
menulis, khususnya karangan deskripsi memberikan respons positif. Sedangkan,
sangat penting bagi siswa bagi kerika dari 21 siswa di kelas X TKJ.1 sebanyak
masih menjadi siswa atau ketika sudah 81% siswa memberikan respons positif.
tamat bersekolah.n (2) Alami, pada tahapan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
ini guru berusaha menciptakan atau pengimplementasian model quantum
mendatangkan pengalaman umum yang learning memberikan dampak positif bagi
dapat dimengerti semua pelajar. Guru siswa dalam pembelajaran menulis
menjelaskan sesederhana mungkin materi karangan deskripsi.
pembelajaran menulis karangan deskripsi Terdapat beberapa kendala yang
kepada siswa. Guru juga memberikan dihadapi guru dalam pengimplementasian
contoh karangan deskripsi tentang suatu model quantum learning dalam
objek yang dekat dengan lingkungan siswa. pembelajaran menulis karangan deskripsi.
(3) Namai, pada tahapan ini, guru Hambatan atau kendala-kendala yang guru
menjelasakan materi sesederhana mungkin hadapi sebagian besar muncul dari dalam
agar siswa dapat menangkap dengan baik diri siswa. Kendala-kendala tersebut, yaitu
materi pembelajaran yang disampaikan. adanya (1) perbedaan konsep belajar dan
Guru juga memberikan pemodelan kepada konsep diri 17,23%, (2) adanya hambatan
siswa. Guru memberikan contoh menulis dalam kematangan dan kesiapan belajar
karangan deskripsi kepada siswa. Guru siswa 19,3%, (3) perbedaan kecerdasan
membagikan satu persatu sebuah lembaran dan kesiapan belajar siswa 23,1%, (4)
yang berisi karangan deskripsi kepada adanya perbedaan kebutuhan dan tujuan
masing-masing siswa. (4) Demonstrasikan, 13,5%, (5) adanya sikap atau kebiasaan
guru memberikan kesempatan kepada yang salah 25%.
siswa untuk menunjukkan tulisannya Berikut saran-saran yang dapat peneliti
kepada siswa-siswa yang lainnya. Guru sampaikan terkait hasil penelitian quantum
menunjuk beberapa siswa untuk learning ini. Sekolah hendaknya
membacakan tulisannya di depan kelas. (6) menggalakan penyuluhan model
Ulangi, guru menegaskan kembali materi pembelajaran inovatif, khususnya quantum
pelajaran kepada siswa agar pemahaman learning terhadap guru-guru di SMKN 1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

Abang, khususnya guru bahasa Indonesia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar


Mengingat hasil penelitian menunjukkan Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
bahwa quantum learning direspons positif Bumi Aksara.
oleh siswa maka kepala sekolah hendaknya
menghimbau agar guru bahasa Indonesia Arikunto, Suharmini. 2009. Manajemen
menerapkan model-model pembelajaran Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
inovatif pada setiap pembelajaran bahasa De Porter, Bobbi. 2008. Quantum
Indonesia. Hal ini perlu dilakukan untuk Learning Membiasakan
meningkatkan respons dan hasil belajar Belajar Nyaman dan
siswa yang lebih baik. Menyenangkan. Bandung :
Pelaksanaan model pembelajaran Kaifa.
harus secara maksimal dilaksanakan
sehingga tujuan pembelajaran dapat Departemen Pendidikan Nasional
tercapai sesuai dengan tujuan yang telah Universitas Pendidikan
dicanangkan. Oleh karena itu, disarankan Indonesia. 2005. Pedoman
kepada guru bahasa Indonesia agar selalu Akademik. Bandung:
meningkatkan cara mengajar ataupun Universitas Pendidikan
penguasaan terhadap model quantum Indonesia.
learning agar penerapan model quantum
learning yang selanjutnya menjadi lebih Departemen Pendidikan Nasional
baik. Hal itu dapat dilakukan dengan Universitas Pendidikan
mendalami lagi teori tentang teori-teori Indonesia. 2005. Pedoman
belajar khususnya model quantum learning. Guruan Karya Ilmiah. Bandung:
Siswa hendaknya selalu Universitas Pendidikan
memperhatikan kriteria pelaksanaan model Indonesia.
quantum learning. Model quantum learning
dapat menumbuhkan semangat belajar Departemen Pendidikan Nasional RI.
yang positif bagi siswa sehingga akan 2000. Buku Laporan
memudahkan memahami suatu Pendidikan Penilaian Hasil
pembelajaran, khususnya menulis Belajar Siswa. Bandung.
karangan deskripsi, baik dari segi gagasan, Badan Musyawarah Perguruan
organisasi isi, kosakata, tata bahasa, Swasta Daerah Tingkat 1 Jawa
maupun ejaannya. Barat. Departemen Pendidikan
Disarankan kepada peneliti lain agar Nasional. 2003. Kamus
lebih mengitensifkan lagi melakukan Besar Bahasa Indonesia
penelitian tentang penerapan model Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
pembelajaran inovatif, khususnya Pustaka.
pembelajaran quantum learning. Penelitian
quantum learning sangat penting untuk Hernowo. 2004. Quantum Writing Cara
ditindaklanjuti karena model pembelajaran Cepat Nan Bermanfaat Untuk
tersebut memiliki konstribusi yang sangat Merangsang Munculnya Potensi
signifikan bagi pengembangn potensi menulis. Bandung : Mizan
belajar siswa, khusunya pembelajaran Learning Center.
menulis karangan deskrpitif.
Iskandarwassid dan Dadang Suhendar.
2009. Strategi Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Bahasa. Bandung: Sekolah
Pascasarjana Universitas
Arikunto, Suharsimi, 2002. Penelitian Pendidikan Indonesia dengan
Tindakan Kelas. Jakarta: PT PT Remaja Rosdakarya.
Bumi Aksara.
Kartanegara, Mulyadhi. 2005. Seni
Mengukir Kata: Kiat-Kiat
Menulis Efektif-Kreatif.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 Tahun 2014)

Bandung: Mizan Learning Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis


Center. sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan
Deskripsi. Flores : Arnodus Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Ende. Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta:
Kurniasih, Ayu. 2006. Penggunaan Prestasi Pustaka Publisher.
Teknik Pengelompokkan
(Clustering) dalam Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan
Pembelajaran Menulis Seputar Kebahasa-
Karangan Deskripsi pada siswa Indonesiaan. Jakarta: Kawan
kelas XI SMKN Negeri 7 Pustaka.
Bandung Tahun Ajaran
2005/2006. Skripsi pada Wendra, I Wayan. 2008. “Keterampilan
Program Pendidikan Bahasa Berbicara.” Buku Ajar (tidak diterbitkan).
dan Sastra Indonesia FPBS UPI
Bandung : tidak diterbitkan.

Lorsbach, A., Tobin, K. 1997.


Constructivism as a Referent for
Science Learning. Dapat
diakses pada: http://
www.exploratorium.edu/
ifi/resources/ research/
constructivism.html (1)

Nurhayati, 1998. “Integrasi Proses


Membaca dan Menulis dalam
Meningkatkan Kemampuan
Menulis”. Jurnal Bahasa dan
Sastra Lingua, Volume 2
Nomor 1, 13 (Balai Bahasa
Palembang).

Suandi, I Nengah. 2008.


PengantarMetodologi Penelitian
Bahasa. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

Suastra, I W. 2002. Strategi Belajar-


mengajar Sains. Buku Ajar.
Jurusan Pendidikan Fisika
Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Negeri Singaraja.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan (Kompetensi dan
Praktiknya). Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme


dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai