Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Pendidikan menjadi tombak untuk menghancurkan
berbagai paradigma yang menyimpang dalam kehidupan. Pendidikan
menjadikan manusia beradab dan upaya untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan agar diperoleh
kualitas sumber daya manusia yang dapat menunjang pembangunan nasional.
Tujuan pendidikan nasional di Indonesia tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tercapainya tujuan
nasional tersebut tidak terlepas dari peran tenaga kependidikan. Tugas
seorang tenaga kependidikan tidak sekadar menyampaikan materi di kelas,
tetapi turut serta membangun pribadi siswa yang bertanggung jawab, kreatif,
inovatif, cerdas, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sesuai dengan
fungsi pendidikan yang tercantum pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003
Pasal 3 yang menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab."
Sebagaimana tercantum di atas, tenaga kependidikan harus memiliki
integritas yang tinggi sehingga diperlukan adanya pengalaman-pengalaman
dalam mengajar, membimbing, dan membina untuk membentuk sikap
profesionalitas guru sejak dini. Pendidikan merupakan proses pendewasaan
anak menuju sikap yang dapat mempertanggung jawabkan segala pikiran
maupun pola tingkah lakunya sehari-hari. Oleh karena itu, seorang guru
hendaknya menguasai empat kompetensi utama yang meliputi kompetensi

1
pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial sehingga dapat dihasilkan
guru yang berkompeten.
Pelaksanaan tujuan nasional terkait dengan bidang pendidikan, seorang
calon guru tidak cukup memiliki kemampuan teoritis, tetapi harus dilengkapi
dengan pengalaman sebagai aplikasi antara teori dengan kenyataan yang akan
dihadapi di lapangan. Terlebih lagi perubahan kurikulum menambah
momoknya pendidikan yang tidak stabil seiring perubahan zaman.
Kegiatan program pengalaman lapangan (PPL) yang merupakan salah
satu bentuk implementasi lapangan yang diadakan oleh FKIP Universitas
Mataram memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru untuk turut
serta dalam rangka mengetahui keadaan internal dan eksternal di sekolah
untuk menambah pengetahuan dan terlibat dalam membangun peradaban
umat manusia yang demokratis. Setelah menyelesaikan PPL mahasiswa
diharapkan memiliki bekal pengalaman dan wawasan dalam mengajar dengan
berbagai model dan metode yang diterapkan yang tentunya berguna dalam
memasuki dunia pendidikan sesuai dengan profesinya, serta mampu
merealisasikan pengetahuan dan teori-teori keguruan tersebut di bangku
kuliah dan di lingkungan sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, melalui kegiatan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) yang dilaksanakan dari pada tanggal 10 September 2018
sampai dengan 15 Desember 2018 diharapkan mahasiswa mempunyai
pengalaman dalam mengajar, membimbing, dan menyelesaiakan kendala-
kendala terkait pembelajaran di kelas dengan berbagai model dan metode
yang diterapkan sehingga memiliki strategi yang tentunya berguna dalam
memasuki dunia pendidikan sesuai dengan profesi keguruan.

B. Tujuan PPL
1. Tujuan Umum
a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan
dan Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram, baik berupa sitematika
managemen ruangan maupun pelaksanaan proses pembelajaran dalam

2
upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa sebagai seorang calon
pendidik.
b. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari,
mengenal, dan menghayati dunia pendidikan yang berhubungan
langsung dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan
konsep-konsep maupun teori-teori kependidikan dan pemahaman
tentang cara mengayomi maupun mendidik siswa yang telah didapatkan
di bangku kuliah.
d. Meningkatkan layanan program pengalaman lapangan yang berkualitas
melalui pola kemitraan.
e. Meningkatkan layanan dalam mengembangkan kualitas perencanaan,
sistem informasi, dan kerja sama dengan pihak terkait.
f. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, serta lingkungan
sekolah.
2. Tujuan Khusus
Penyelenggaraan PPL di FKIP Universitas Mataram bertujuan untuk
mendidik, membina, membimbing, dan melatih mahasiswa agar mampu:
a. Menguasai profesi keguruan yang terpadu secara utuh sehingga setelah
mahasiswa menjadi guru, mahasiswa dapat mengemban tugas dan
tanggung jawab secara profesional.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
mengimplementasikannya secara baik.
c. Melaksanakan dan menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak
dari permasalahan, baik di dalam maupun di luar kelas.
e. Memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar.
f. Mampu melaksanakan keterampilan mengajar pada mata pelajaran yang
diajarkan.
g. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalaman selama
latihan utnuk dijadikan bahan refleksi terhadap pembentukan sikap
profesional sebagai guru.

3
h. Memiliki suatu standar kompetensi profesional keguruan yang
dihasilkan oleh suatu LPTK.

C. Manfaat PPL
Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, yaitu praktikan,
sekolah, dan perguruan tinggi yang bersangkutan.

1. Manfaat bagi praktikan antara lain sebagai berikut :


a. Mendapat kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan ke dalam proses belajar mengajar.
b. Mengetahui dan memahami secara langsung proses kegiatan
pembelajaran.
c. Mendewasakan cara berpikir, meningkatkan daya penalaran
praktikan dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan
masalah pendidikan.
d. Mahasiswa calon guru dapat belajar secara langsung tentang
tahapan-tahapan dalam proses mengajar dan tugas-tugas tenaga
kependidikan.
e. Terpenuhinya syarat yang telah diajukan oleh perguruan tinggi bahwa
setiap mahasiswa calon guru harus mengikuti kegiatan PPL.
2. Manfaat bagi sekolah antara lain sebagai berikut :
a. Memperoleh kesempatan untuk berperan serta menyiapkan dan
membentuk calon guru/calon tenaga kependidikan yang kompeten.
b. Mendapatkan informasi terbaru tentang dunia pendidikan yang telah
diperoleh praktikan dari perkuliahan.
c. Sekolah mendapat masukan dan saran yang dapat membangun
sekolah ke arah yang lebih maju.
d. Memperoleh transfer pengetahuan mengenai metode-metode dan
model-model pembelajaran.
e. Pembelajaran terkini sesuai dengan bidang studi yang berkaitan.
3. Manfaat bagi Universitas Mataram antara lain sebagai berikut :

4
a. Memperoleh masukan tentang kasus pendidikan yang dipakai
sebagai bahan pertimbangan penelitian.
b. Terjalinnya kemitraan antar lembaga penyelenggara pendidikan,
pemerintah daerah, dan instansi lainnya.
c. Memperoleh masukan tentang perkembangan pelaksanaan PPL,
sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan proses belajar
mengajar dapat disesuaikan dengan tuntutan yang ada di lapangan.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PPL


1. Tempat Pelaksanaan PPL :
SMA Negeri 10 Mataram. Di karenakan terdapat dua sekolah dalam
bangunan yang sama maka tempat pelaksanaan PPL di SMKN 9 Mataram
dan SMAN 10 Mataram.
2. Waktu Pelaksanaan PPL
10 September 2018 sampai dengan 15 Desember 2018. Untuk rincian
jadwal pelaksaannya adalah sebagai berikut.
No. Uraian Kegiatan PPL Hari/Tanggal Pelaksana
Pelepasan, Pengarahan
dan Penempatan Lokasi 9 September 2018 UP-PPL
PPL
1. Konsultasi Penerimaan oleh Mahasiswa/
Kepsek dan Penyerahan 11-14 September kepsek/dosen
Mahasiswa ke sekolah oleh 2018 pembimbing
Dosen Pembimbing
Mahasiswa/
Observasi dan Orientasi 15-19 September kepsek/
Sekolah 2018 koordinator
2. PPL
Pengiriman melalui e-mail
21-23 September
laporan kemajuan PPL Mahasiswa
2018
periode observasi dan

5
orientasi sekolah
Mahasiswa/
Guru
Praktik Pembelajaran 24 September - 20
Pamong/
Terbimbing Oktober 2018
dosen
3.
pembimbing
Pengiriman laporan
21- 23 Oktober
kemajuan PPL periode Mahasiswa
2018
pembelajaran terbimbing
Mahasiswa/
Guru
Praktek Pembelajaran 21 oktober - 26
Pamong/
Mandiri November 2018
dosen
4.
pembimbing
Pengiriman laporan
26 -30 November
kemajuan PPL periode Mahasiswa
2018
pembelajaran mandiri
Mahasiswa/
Guru
27 November -
Ujian Praktek PPL Pamong/
9 Desember 2018
5. dosen
pembimbing
Pengiriman kemajuan 10-14 Desember
Mahasiswa
Periode Ujian PPL 2018
Penarikan Mahasiswa Mahasiswa/
11-24 Desember
6. oleh dosen pembimbing dosen
2018
pembimbing
Penyerahan Laporan
7. 2-20 Januari 2018 Mahasiswa
Kegiatan PPL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan PPL Mahasiswa FKIP UNRAM

6
BAB II
PELAKSANAAN PPL

A. Kegiatan Observasi
Program Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan pada tanggal 10
September 2018 sampai dengan 15 Desember 2018. Kegiatan yang pertama
kali dilakukan adalah pengumpulan data-data yang diperlukan dan
dilaksanakan dengan cara pengamatan, pendekatan personal, penelitian dan
analisa terhadap barbagai situasi dan kondisi serta pengamatan dari berbagai
aspek yang berkaitan dengan SMA Negeri 10 Mataram.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan observasi ini adalah sebagai langkah
awal mengenal lingkungan tempat pelaksanaan PPL, di samping itu juga
untuk memperoleh pengetahuan mengenai keadaan sekolah berikut data-data
yang dibutuhkan oleh mahasiswa calon guru sebagai bekal untuk terjun ke
dunia pendidikan dalam menjalankan tugas profesinya sebagai seorang guru.
Adapun hasil observasi keadaan sekolah adalah sebagai berikut :
1) Keadaan Fisik Sekolah.
Keadaan fisik sekolah merupakan gambaran umum tentang keadaan
sekolah baik dari keadaan fisik, tata letak bangunan sekolah ruang kelas
dan ruang kelengkapan lainnya. Jumlah sekolah yang menggunakan
bangunan/gedung ini adalah dua sekolah yaitu SMK Negeri 9 Mataram
dan SMA Negeri 10 Mataram dengan Kepala Sekolah sama, sehingga
konstruksi bangunan dan fasilitas dipakai secara bersama. SMA Negeri 10
Mataram merupakan sekolah yang baru berdiri sehingga identitas sekolah
masih terkait dengan SMK Negeri 9 Mataram. Pemaparan terkait keadaan
fisik sekolah lebih terfokuskani pada SMK Negeri 9 Mataram. Berikut
beberapa uraian terkait informasi identitas sekolah, batas sekolah dan
penjelasan tentang keadaan bangunan SMK Negeri 9 Mataram :
1. Nama Sekolah : SMK Negeri 9Mataram
2. NSS/NPSN : 321236014009/50220276

7
3. Alamat Sekolah
Jalan : DR. R. Soedjono, Lingkar Selatan
Kelurahan : Jempong baru
Kecamatan : Sekarbela
Kabupaten/Kota : Kota Mataram
Kode pos : 83166
Telepon : (0370)6177422
Fax : (0370)6177423
e-mail : smkn9mataram@yahoo.co.id
4. SK Pendirian (PERWAL)
Nomor : 3 Tahun 2010
Tanggal : 5 Januari 2010
5. Kompetensi Keahlian
Teknik Sepeda Motor : 3 kelas
Teknik Ototronik : 3 kelas
Multimedia : 6 kelas
Teknik Komputer dan Jaringan (071) : 4 kelas
Teknik Kendaraan Ringan : 1 kelas
6. Kesiswaan
Rombongan Belajar : 17 kelas
Jumlah Siswa : 525 orang
7. Tanah
Luas : 19.092 m²
Status Kepemilikan : Tanah milik Pemda Kota Mataram
8. Gedung :-
9. Nama Kepala Sekolah : Ridwan, S.Pd.,MM.Pd.
NIP : 19651231 198902 1 021
SK Pengangkatan No. : 800/821.2/042BKD/2011
Tanggal : 11 Maret 2011
Oleh : Walikota Mataram
TNT/SK : 11 Maret 2011

8
a. Keadaan Bangunan
1) Jumlah ruang kelas: 19 ruang kelas.
2) Ukuran ruang kelas: ± 72 m2
3) Bangunan yang ada:
 Ruang Perpustakaan : 96 m2
 Bengkel TSM, TKR, dan Ototronik : 192 m2
 Gedung kantor dan ruang guru : 192 m2
 19 ruang kelas (bertingkat) : 1.368 m2
 3 lokal ruang praktik siswa (RPS) : 288 m2
4) Lapangan olahraga
 Lapangan basket : 336 m2
 Lapangan voli : 162 m2

Gambar 2.1 Lapangan SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram

b. Keadaan Halaman Sekolah


Halaman sekolah SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram
cukup luas. Halamannya terdapat lapangan olahraga. Pada halaman
depan sekolah terdapat bangunan yang sedang dibangun. Halaman
tengah terdapat beberapa tanaman dan tempat parkir para guru.
Halaman samping terdapat kebun sekolah yang sangat luas ditanami
dengan berbagai macam tumbuhan.

9
Gambar 2.2 Halaman Depan SMAN 10 Mataram

c. Keadaan Lingkungan Sekolah


SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram mempunyai kondisi fisik
dengan konstruksi permanen dan 50% dikelilingi oleh pagar/tembok
serta memiliki kapasitas yang lengkap dengan batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Perkampungan (Rumah Warga)


Sebelah Selatan : Persawahan
Sebelah Timur : Kantor DPRD Kota Mataram
Sebelah Barat : Asrama Haji
Kondisi lingkungan sekolah belum kondusif karena sedang dalam
proses pembangunan sehingga terkadang efektivitas proses belajar
mengajar terganggu.

10
Gambar 2.3 Bangunan SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram

2) Sarana dan Prasarana Sekolah


Sarana dan prasarana yang terdapat di SMKN 9 Mataram dan
SMAN 10 Mataram yaitu:
 Ruang Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha, dan Ruang Guru
Di SMAN 10 Mataram terdapat satu ruangan yang mencakup
ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha, serta disampingnya
terdapat ruang guru. Berhubung ruang kepala sekolah dan ruang tata
usaha berada pada satu ruangan, sehingga pengaturan ruangan ini
dimaksudkan agar kepala sekolah lebih mudah mengadakan
koordinasi dengan wakil kepala sekolah.

Bagian tata usaha merupakan salah satu komponen yang harus


ada di suatu sekolah. Tata usaha bertugas untuk membantu kepala
sekolah dalam mengatur masalah administrasi-administrasi sekolah.
Di ruangan TU terdapat dua set komputer dan satu printer, mesin
fotocopy, terdapat beberapa LCD dan alat-alat tulis kantor yang lain.

11
Bersebelahan dengan ruang tersebut terdapat ruang guru
berfungsi sebagai tempat berinteraksi antar sesama guru dan juga
sebagai tempat beristirahat sambil menunggu jam pelajaran
berikutnya. Ruang guru dilengkapi dengan peralatan kantor, AC,
meja, dan kursi untuk masing-masing guru, serta sebuah toilet. Di
ruang guru juga sering digunakan oleh siswa untuk mengumpulkan
tugas yang telah diberikan oleh guru, dan juga siswa yang remidi atau
ikut ujian susulan. Sering digunakan dalam berdiskusi dalam rapat
guru dan untuk menulis pengumuman.

 Ruang Kelas
Ruang kelas merupakan sarana yang sangat penting dalam suatu
sekolah. Ruang kelas digunakan sebagi tempat proses belajar
mengajar. Jumlah ruangan kelas di SMKN 9 Mataram dan SMAN 10
Mataram adalah 19 kelas. Masing-masing kelas dilengkapi dengan
meja dan kursi murid, meja dan kursi guru, satu buah white board,
alat-alat kebersihan, dan alat-alat penunjang kegiatan belajar-mengajar
lainnya.

 Ruang BK
Untuk membantu kepala sekolah dalam mengurus masalah anak
didik, maka di suatu sekolah diperlukan adanya guru BP/BK yang
betugas untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa
terutama masalah kenakalan, keterlambatan siswa, dan psikologis
siswa. Apabila siswa ingin meninggalkan sekolah pada saat jam
pelajaran, maka siswa harus meminta izin pada guru BK.
 Ruang Perpustakaan
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, di
SMAN 10 Mataram terdapat sebuah perpustakaan sekolah yang berisi
koleksi buku pelajaran dan buku penunjang yang lain, majalah, surat
kabar, brosur perguruan tinggi, dan koleksi pustaka yang lain. Di
ruang perpustakaan juga terdapat satu set laptop dilengkapi dengan

12
printer scanner. Ruang perpustakaan terkadang bisa di manfaatkan
oleh guru untuk proses belajar mengajar jika proses pembelajaran
mengharuskan mereka mengkaji literatur dalam perpustakaan.

Gambar 2.4 Perpustakaan SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram

 Mushola
Konstuksi Mushola masih dalam tahap pembangunan, tetapi
sudah dapat digunakan oleh semua pihak sekolah yang beragama
Islam sebagai tempat ibadah, penyelenggaraan imtaq setiap hari
Jum’at, dan hari-hari besar agama Islam, serta sebagai tempat praktik
belajar pendidikan agama Islam. Di samping mushola ini di lengkapi
dengan tempat berwudhu untuk keperluan bersuci.

Gambar 2.5 Musholla SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram

13
 Ruang Laboratorium
Ruang Laboratorium hanya terdapat di SMKN 9 Mataram
sebanyak 3 ruangan. Laboratorium ini digunakan untuk kegiatan
praktikum dari mata pelajaran yang bersangkutan. Pada umumnya
alat-alat yang tersedia di laboratorium SMKN 9 Mataram sudah cukup
lengkap dan memadai.

Gambar 2.6 Laboratorium Komputer SMKN 9 Mataram

 Bengkel
Bengkel hanya terdapat di SMKN 9 Mataram yang terdiri dari
bengkel TSM (Teknik Sepeda Motor), bengkel TKR (Teknik
Kendaraan Ringan), dan bengkel TOT (Ototronik). Ruangan ini
sebagai tempat praktik para siswa untuk menunjang pembelajaran
sesuai dengan jurusan yang ditempuh.

Gambar 2.7 Bengkel SMKN 9 Mataram

14
3) Perangkat Administrasi
a. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur sekolah di SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram
terdiri dari beberapa komponen. Untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, maka semua komponen sekolah harus bekerjasama dengan
baik dalam pelaksanaan pendidikan. Komponen-komponen tersebut
adalah:

1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan penanggung jawab sekolah dengan
tugas-tugas sebagai berikut :
a) Merancang, menyusun, membimbing, dan mengawali kegiatan
yang sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan oleh sekolah.
b) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan kelas, baik edukatif
maupun administrasi.
c) Menyelenggarakan supervisi terhadap kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah merupakan pihak yang membantu kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Wakil kepala sekolah
di SMAN 10 Mataram terdiri dari 4 bagian antara lain:

1) Urusan Kurikulum
Wakil kepala sekolah bagian kurikulum bertugas
membantu kepala sekolah dalam mengelola sekolah khususnya
yang berkaitan dengan kurikulum antara lain:

 Menyusun kegiatan sekolah, pembagian tugas dan jadwal


tugas mengajar guru serta evaluasi.
 Meningkatkan kemampuan teknis para guru.
 Meningkatkan suasana aman tertib dan disiplin mengajar
yang baik.

15
 Pengelolaan penilaian
 Pengelolaan kegiatan kurikuler
2) Urusan Sarana dan Prasarana
Wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana
bertugas membantu kepala sekolah dalam mengurus masalah
sarana dan prasarana. Urusan sarana dan prasarana antara lain:
 Menyelenggarakan penerimaan siswa baru
 Menyusun program pembinaan siswa atau OSIS
 Menyelenggarakan program BP
 Meningkatkan dan menegakkan kedisiplinan atau
pelaksanaan tata tertib siswa
 Mengurus kelengkapan-kelengkapan siswa baru
 Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah
 Pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah
 Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
3) Urusan Hubungan Masyarakat

Adapun tugas wakil kepala sekolah bidang hubungan


masyarakat antara lain:

 Memberikan informasi tentang program, situasi dan


keadaan perkembangan sekolah pada masyarakat
terutama kepada orang tua murid.
 Meningkatkan partisipasi sekolah dalam kegiatan
pemerintah dan masyarakat.
 Menampung saran-saran dari masyarakat dalam
memajukan sekolah.
 Mengadakan kerjasama dengan wali kelas dan wali
murid.
 Bekerjasama dengan instansi yang relevan.
 Mengadakan pendataan statistik.

16
 Menghadiri rapat dengan instansi yang relevan dan
menggantikan kepala sekolah apabila berhalangan hadir
4) Urusan Kesiswaan
Tugas umum dari wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan adalah mengkoordinir bidang kesiswaan, kegiatan
bimbingan dan penyuluhan, bimbingan dan konseling, serta
bimbingan karir. Adapun tugas khusus dari wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan antara lain:

 Mengatur penerimaan siswa baru.


 Mengatur kegiatan ekstrakurikuler.
 Mengatur pembinaan kegiatan siswa.
 Mengatur tata tertib siswa.
 Mengatur absensi siswa dan pembagian siswa.
3. Tata Usaha
Tata usaha bertanggung jawab dalam mengurus administrasi
sekolah, administrasi kepegawaian, dan keuangan sekolah.
4. Koordinator BK/BK
Koordinator BP/BK bertanggung jawab untuk menyusun
program bimbingan belajar, mengamati proses pelaksanaan
bimbingan dan konseling, dan mengkoordinir pelaksanaan
bimbingan penyuluhan dan penyuluhan karier dan mengurus
masalah kenakalan siswa.
5. Guru/Tenaga Pendidik
Guru merupakan komponen yang sangat berperan di dalam
suatu sekolah. Guru bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran di sekolah sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Guru juga bertugas untuk mendidik siswa yang
berkaitan dengan sikap siswa termasuk sopan santun siswa dalam
melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah. Guru harus bisa
membimbing dan mengarahkan siswa agar menjadi siswa yang

17
baik dan bertanggung jawab sehingga sekolah bisa menghasilkan
output yang berkualitas.
6. Wali Kelas
Adapun dari rangkaian tugas wali kelas yang harus
dilaksanakan antara lain :
 Mewakili orang tua dan Kepala Sekolah dalam lingkungan
kelasnya.
 Menbina kepribadian dan budi pekerti.
 Membantu pengembangan kecerdasan dan keterampilan.
 Mengetahui masalah anak didik.
 Mengetahui jumlah anak didik.
 Mengetahui identitas anak didik.
 Mengetahui kehadirannya setiap kali dikelas.
 Mengadakan penilaian kelakuan dan kerajinan.
 Mengambil tindakan untuk mengatasi masalah.
 Memperhatikan buku raport, kenaikan kelas dan ujian akhir.
 Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan.
 Membina suasana kekeluargaan.
 Memberi informasi kepada guru-guru tentang siswa yang
perlu mendapat perhatian serta kasus yang perlu diketahui
dalam pembinaan siswa.
7. Siswa
Siswa SMAN 10 Mataram mempunyai kewajiban untuk
belajar dan melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah.
b. Administrasi Sekolah
Salah satu komponen penting yang sangat menentukan
keberhasilan suatu sekolah adalah pengelolaan administrasi sekolah
yang baik dan teratur. Komponen-komponen administrasi pendidikan di
SMAN 10 Mataram adalah sebagai berikut:

a) Administrasi kurikulum

18
 Menyusun program tahunan dan program semester (tugas
guru)
 Menyusun jadwal pelajaran
 Evaluasi program pengajaran
b) Administrasi murid
 Penerimaan siswa baru
 Bimbingan kepada siswa baru
 Pengelolaan data tentang siswa
 Mengatur kegiatan OSIS
c) Administrasi pegawai
 Pengadaan guru
 Kesejahteraan pegawai dan guru
 Pembinaan dalam rangka peningkatan profesionalisme guru
d) Administrasi ketata usahaan
 Kegiatan administrasi surat menyurat
 Administrasi keuangan yang meliputi buku-buku penerimaan
siswa baru, SPP, BP3, dan daftar penerimaan gaji guru.
e) Administrasi Sarana Pendidikan
 Administrasi material, yang meliputi alat-alat perlengkapan
dan alat-alat pelajaran
 Administrasi laboratorium, meliputi alat-alat pemeliharaan dan
bahan praktikum
f) Administrasi Hubungan Masyarakat
 Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid,
memelihara hubungan baik dengan BK, serta memelihara
hubungan dengan pemerintah dan masyarakat..
4) Tata Tertib Sekolah
Tata tertib sekolah yang ada di SMAN 10 Mataram sudah disusun
sedemikian rupa sehingga dapat memperlancar jalannya proses belajar-

19
mengajar. Tata tertib sekolah terdiri dari tata tertib guru, tata tertib siswa,
dan tata tertib pegawai.

5) Visi Sekolah SMAN 10 Mataram


Bertaqwa, cerdas, dan berbudaya.
6) Misi Sekolah SMAN 10 Mataram
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Allah SWT/Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur.
3. Meningkatkan kemampuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan.
4. Memperkokoh ikatan silaturrahim sehingga tercipta budaya toleransi
dan perdamaian sebagai warga bangsa dan umat manusia.
5. Menanam, memupuk, memelihara, dan mengembangkan sikap
kemandirian.
7) Tujuan Sekolah SMAN 10 Mataram
1. Melaksanakan kegiatan imtaq dan perayaan hari-hari besar
keagamaan.
2. Melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.
3. Menegakkan tata tertib sekolah.
4. Meningkatkan proses belajar mengajar secara aktif, kreatif, dan
inovatif.
5. Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial.
6. Menjalin kerjasama dengan lembaga lain dalam merealisasikan
program sekolah.
7. Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler sekolah.

B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama enam hari, dimulai dari
hari Senin hingga hari Sabtu. Pembelajaran dimulai dari pukul 07.00 hingga
pukul 14.30 untuk hari Senin, pukul 07.30 hingga pukul 14.00 untuk hari
Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, serta pukul 07.00 hingga pukul 11.30 untuk

20
hari Jumat. Kurikulum yang digunakan di SMAN 10 Mataram yaitu
kurikulum 2013 untuk kelas X dan kurikulum yang digunakan di SMKN 9
Mataram yaitu kurikulum 2013 untuk kelas XI, sedangkan kelas XII masih
menggunakan KTSP. Mahasiswa PPL mengajar pada kelas yang telah
diamanatkan oleh guru pamong. Berikut adalah rincian jadwal mengajar
mahasiswa bidang studi Pendidikan Matematika di SMA Negeri 10 Mataram
dan SMK Negeri 9 Mataram.
Jadwal Mengajar Mahasiswa PPL
Jadwal Mengajar
Nama Mahasiswa
Hari Jam Kelas
Senin 08.00 – 09.30 XI TSM-B
Selasa 09.45 – 12.15 X MIPA 2
07.30 – 09.45 X MIPA 1
Septia Hariyanti Rabu
10.45 – 14.00 XI TOT
07.50 – 09.00 XI TSM-B
Jum’at
09.00 – 11.25 XI TSM-A
Senin 13.10 – 14.30 XII TOT
Selasa 07.30 – 09.00 XII TOT
07.30 – 09.00 XII TKR
Rabu 09.00 – 10.30 XII TKJ-B
Wiwik Aprillia Hidayat
10.45 – 12.15 XII TSM
07.30 – 09.00 XII TKR
Kamis
09.00 – 12.15 XI MM-A
Jum’at 07.50 – 09.00 XII TSM

Tabel 2. Jadwal Mengajar Mahasiswa PPL

a. Pembelajaran Terbimbing
1) RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini merupakan
persiapan yang harus dibuat oleh seorang guru yang berfungsi sebagai
pedoman bagi seorang guru ketika menyampaikan materi kepada
siswa. RPP ini memuat berbagai hal yang terkait dengan pelajaran,
mulai dari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, pengelolaan kelas, metode dan pendekatan, sampai
evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu, format penyusunannya pun
harus mengikuti kaidah yang sudah ditentukan dan isinya pun tidak

21
boleh keluar dari silabus. Sebisa mungkin, seorang guru harus
menyusun RPP ini dengan matang agar proses KBM berjalan dengan
lancar dan bisa mencapai target yang hendak dicapai dalam
pembelajaran periode terbimbing. Pada periode pembelajaran
terbimbing ini sudah dilakukan pembagian kelas yang harus diajar oleh
mahasiswa PPL selama periode pelaksanaan PPL. Sebagai mahasiswa
PPL di SMAN 10 Mataram, kami membuat masing – masing RPP
yang telah dilampirkan pada (Lampiran II).
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan dari pembelajaran terbimbing merupakan tahap awal
dari kegiatan proses belajar mengajar yang harus ditempuh oleh
mahasiswa PPL dalam bimbingan guru pamong dan dosen
pembimbing.
Pembelajaran terbimbing merupakan sebuah proses mengajar di
depan kelas dimana guru pamong ikut mengawasi bagaimana cara
mahasiswa PPL membimbing siswa dan mengelola kelas selama
pelajaran berlangsung. Tujuannya adalah agar mahasiswa PPL dapat
menerapkan kemampuan mengajarnya secara utuh di dalam kelas di
bawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing baik dalam
menyusun silabus, RPP, maupun alat evaluasi.
Hal-hal yang dilakukan selama periode mengajar terbimbing ini
antara lain adalah membuka dan menutup pelajaran, menggunakan
metode mengajar, kesesuaian pengajaran dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat, kesesuaian penyampaian materi dengan waktu yang
tersedia, pengelolaan kelas, keefektifan penggunaan media
pembelajaran, adanya kesinambungan antara komunikasi lisan dan
tulisan, serta penyusunan alat evaluasi untuk menguji kompetensi
siswa, dan daya serap siswa terhadap materi.
3) Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran terbimbing ini hanya dilakukan oleh
guru pamong dikarenakan dosen pembimbing dari mahasiswa PPL

22
sedang sibuk. Untuk penilaiannnya guru pamong hanya memberikan
saran dan arahan kepada mahasiswa agar dalam pertemuan-pertemuan
berikutnya ketika mengajar di dalam kelas bisa lebih baik lagi dari segi
penguasaan kelas dan juga cara menyampaikan materi yang sedang
diajarkan.
4) Refleksi Pembelajaran
Untuk refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa PPL
adalah refleksi jurnal pembelajaran yang berisi tentang catatan sehari-
hari pada proses belajar mengajar yang berupa catatan sampai mana
materi sudah disampaikan, sikap spiritual, dan sikap sosial yang
ditunjukkan oleh siswa serta tindakan lanjutnya. Bentuk yang kedua
adalah refleksi lisan yang berupa pengajuan pertanyaan dari guru
kepada siswa tentang cara mengajar, suasana mengajar dan kritik saran
selama proses pembelajaran. Tidak hanya berupa lisan tetapi dalam
bentuk tulisan berupa kesan dan pesan yang ingin disampaikan kepada
guru selama proses pembelajaran berlangsung.
5) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut pada pembelajaran terbimbing ini adalah
dalam bentuk refleksi cara mengajar dan berupa penegasan kepada
siswa agar lebih giat dalam belajar, lebih memperhatikan guru ketika
sedang penyampaian materi dan selalu mengerjakan tugas, PR serta
ulangan harian dengan baik. Sehingga, pada ulangan harian berikutnya
hasil yang diperoleh bisa lebih baik.

23
Gambar 2.8 Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan Guru Pamong

b. Pembelajaran Mandiri
1) RPP
RPP merupakan rancangan yang dibuat oleh guru tentang
bagaimana cara melaksanakan proses belajar mengajar supaya materi
pelajaran bisa diserap oleh siswa. Pada pembuatan rencana
pembelajaran, guru harus memperhatikan indikator-indikator serta
materi pembelajaran yang memerlukan alat bantu dan alat peraga serta
materi pelajaran yang memerlukan adanya suatu praktik dalam
penyampaiannya. Dalam rencana pembelajaran juga terdapat alat-alat
penilaian untuk siswa. Alat-alat penilaian ini terdiri atas penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilengkapi dengan
pedoman penskoran yang selalu digunakan saat mengajar di kelas.
Pada pembuatan RPP periode mandiri ini mahasiswa PPL banyak
mendapatkan saran dan masukan dari guru pamong mengenai alat
evaluasi dan contoh soal yang lebih baik. Sebagai mahasiswa PPL di
SMAN 10 Mataram, kami membuat masing – masing RPP yang telah
dilampirkan pada (Lampiran III).
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran secara terbimbing, mahasiswa
PPL selanjutnya melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Dalam
kegiatan ini, mahasiswa PPL mengelola dan melaksanakan sendiri
tugas-tugas keguruan baik mengenai materi, metode, administrasi

24
mengajar, pembuatan soal uji kompetensi, serta penilaian. Mengajar
mandiri dilaksanakan sesuai dengan jadwal belajar masing-masing
kelas. Dalam pelaksanaannya tetap berkonsultasi dengan guru pamong
ataupun dosen pembimbing agar tetap diberikan saran untuk kegiatan
pembelajaran yang lebih baik.
3) Penilaian proses dan hasil pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran mandiri ini dilakukan oleh guru
pamong dan dosen pembimbing. Untuk penilaiannnya dosen
pembimbing hanya memberikan saran agar pada pembelajaran
berikutnya materi yang disampaikan bisa lebih sesuai dengan RPP
yang telah dibuat, kemudian dalam setiap model pembelajaran yang
digunakan metode diskusi dan tanya jawab harus ada dikarenakan
sangat efektif membangun keaktifan siswa. Kemudian penilaian proses
dari guru pamong untuk tahap ini masih sama seperti tahap
sebelumnya yaitu hanya memberikan saran agar dalam pembelajaran
berikutnya dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.
4) Refleksi Pembelajaran
Untuk refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa PPL
pada tahap ini masih sama seperti tahap sebelumnya yaitu refleksi
jurnal pembelajaran yang berisi tentang catatan sehari-hari pada proses
belajar mengajar yang berupa catatan sampai mana materi sudah
disampaikan, sikap spiritual dan sikap sosial yang ditunjukkan oleh
siswa serta tindakan lanjutnya.
5) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut pada pembelajaran mandiri ini juga masih
sama bentuknya seperti tahap sebelumnya yaitu dalam bentuk refleksi
cara mengajar dan berupa penegasan kepada siswa agar lebih giat
dalam belajar, lebih memperhatikan guru ketika sedang penyampaian
materi dan selalu mengerjakan tugas, PR serta ulangan harian dengan
baik. Sehingga, pada ulangan harian berikutnya hasil yang diperoleh
bisa semakin lebih baik lagi.

25
Gambar 2.9 Praktik Pembelajaran Mandiri Septia Hariyanti

Gambar 2.10 Praktik Pembelajaran Mandiri Wiwik Aprillia Hidayat


c. Ujian Praktik Pembelajaran
1) RPP
Pada periode Ujian Praktik untuk kelas X MIPA 2 diajar oleh
Septia Hariyanti dengan materi Persamaan Logaritma dan kelas XII
TOT diajar oleh Wiwik Aprillia Hidayat dengan materi Permutasi.
Pada pembuatan RPP periode Ujian Praktik ini mahasiswa PPL banyak
mendapatkan saran dari guru pamong dan dosen pembimbing
mengenai media yang baik digunakan untuk menjelaskan materi yang
dapat membantu untuk melaksanakan RPP yang dibuat. Kami
membuat masing – masing RPP yang telah dilampirkan pada
(lampiran IV).

26
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran terbimbing dan pembelajaran
mandiri dilaksanakan maka akan diadakan ujian PPL. Ujian praktik
pembelajaran ini merupakan kegiatan akhir dari pelaksanaan PPL.
Ujian ini dilakukan apabila guru PPL (mahasiswa) sudah dianggap
mampu secara mandiri dalam proses belajar mengajar didepan kelas
maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas administrasi lainnya.
3) Penilaian proses dan hasil pembelajaran
Penilaian proses ujian praktik pembelajaran ini dilakukan oleh guru
pamong dan dosen pembimbing. Dalam penilaiannya dosen
pembimbing menilai kesesuaian antara RPP dengan yang disampaikan,
cara mengajar dan menyampaikan materi, dengan saran bagaimana
agar siswa paham dan mengerti dengan pemilihan model dan metode
pembelajaran yang tepat, selain itu pemilihan kompetensi dasar dan
IPK serta cakupan materi yang akan diajarkan. Penilaian dari guru
pamong menggunakan IPKG yang telah berikan.
4) Refleksi Pembelajaran
Untuk refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa PPL
pada tahap ini masih sama seperti tahap sebelumnya yaitu refleksi
jurnal pembelajaran yang berisi tentang catatan sehari-hari pada proses
belajar mengajar yang berupa catatan sampai mana materi sudah
disampaikan, sikap spiritual dan sikap sosial yang ditunjukkan oleh
siswa serta tindakan lanjutnya.
5) Rencana Tindak Lanjut
Untuk kegiatan ini yang dilakukan juga hampir sama pada tahap
pembelajaran terbimbing dan yahap pembelajaran mandiri yaitu
memperbaiki kesalahan yang dilakukan pada pembelajaran sebelumnya
untuk lebih meningkatkan kefektifan dalam proses pembelajaran.

27
Gambar 2.11 Ujian Praktik Pembelajaran Septia Hariyanti

Gambar 2.12 Ujian Praktik Pembelajaran Wiwik Aprillia Hidayat

d. Kegiatan Ekstra Kurikuler


Kegiatan ekstra kurikuler yang terdapat di SMAN 10 Mataram
cukup banyak dan beragam, yaitu Pramuka, PMR, Pencak Silat, Marching
Band, English Club, dan PASKIB. Kegiatan ekstra kurikuler tersebut
berjalan dengan lancar. Walaupun begitu mahasisiwa PPL tidak diikut
sertakan dalam pembinaannya.
e. Kegiatan Administrasi Sekolah
Kegiatan administrasi sekolah yang dilakukan oleh mahasiswa PPL
di SMAN 10 Mataram adalah kegiatan piket. Pada kegiatan ini masing-
masing mahasiswa telah memiliki jadwalnya tersendiri. Kegiatan piket ini

28
dilaksanakan dengan membagikan absen piket setiap pagi hari ke kelas X,
kegiatan ini juga berupa mengantarkan surat siswa yang tidak hadir atau
mengatar barang-barang siswa yang dititpkan oleh orang tua mereka ke
kelasnya masing-masing.
C. Kegiatan Umum Lainnya
Kegiatan umum lain yang dilakukan mahasiswa PPL adalah
1. Mengikuti kegiatan upacara di sekolah setiap hari Senin dan hari-hari
Nasional lainnya.
2. Mengikuti kegiatan imtaq yang dilakukan sekolah setiap hari Jumat dan
pelaksanaan hari besar keagamaan.
3. Menyapa warga sekolah setiap pagi dan pulang sekolah dengan tujuan agar
hubungan antara mahasiswa PPL dan warga sekolah dapat terjalin lebih
baik.
4. Menjadi pengawas saat ujian tengah semester dan ujian akhir semester
apabila ada guru yang berhalangan hadir.
5. Mengisi kelas yang kosong untuk mengantikan guru yang tidak masuk.
6. Menjadi petugas upacara dalam rangka memperingati HUT PGRI yang ke-
73.
D. Kegiatan Studi Kasus
1. Laporan temuan kasus selama pelaksanaan pembelajaran
Melalui kegiatan observasi selama pelaksanaan pembelajaran, terdapat
beberapa temuan kasus dari siswa diantaranya:
a. Kedisiplinan siswa kurang. Beberapa siswa terlambat masuk kelas,
keluar masuk kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
dengan alasan izin ke toilet dan kenyataannya tidak balik lagi ke kelas
sampai jam pelajaran selesai.
b. Kerapian siswa kurang. Beberapa siswa memiliki rambut panjang bagi
laki-laki dan menggunakan cat rambut, baju tidak dimasukkan, celana
dan rok ada yang dikecilkan dan masih ada yang menggunakan sendal
ke sekolah. Terlebih lagi ada siswa yang bermain bola, bermain lempar

29
buku, bernyanyi, memainkan HP (handphone), dan bahkan berkata
yang tidak sopan (serapah) saat berada di dalam kelas.
c. Terdapat beberapa siswa yang tidur sehingga tidak mencatat materi
saat pembelajaran berlangsung. Alasan dari siswa tersebut adalah tidak
memiliki alat tulis atau tidak membawa buku catatan.
d. Terdapat beberapa siswa pada saat kegiatan pembelajaan tidak
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Siswa tersebut sibuk
berbicara dengan teman-teman yang ada disekitarnya, dan selalu
menghadap ke belakang untuk bercanda dengan teman yang ada
dibelakangnya.
e. Terdapat siswa yang sering terlambat mengumpulkan tugas yang
diberikan dari batas pengumpulan yang diminta oleh guru, bahkan ada
yang tidak mengerjakan dan mengumpulkan sama sekali.
f. Terdapat siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar
seperti saat diadakan tanya jawab, ada beberapa siswa yang terlihat
diam dan tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Faktor Penyebab
a. Faktor Internal
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa tersebut
didapatkan faktor penyebab timbulnya masalah yang berasal dari
dalam diri siswa antara lain :
 Masalah pribadi siswa yang tidak ingin diceritakan. Hal ini
mengundang perhatian bahwasanya siswa juga perlu
diperhatikan dan diberikan kasih sayang dari orang-orang
sekitar.
 Minat dan motivasi belajar matematika yang kurang. Ini
dikarenakan stigma negatif siswa yang mengangap matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit, banyak rumus dan
hitungan sehingga membuat sakit kepala (pusing). Bahkan ada
yang memilih untuk tidur dan mengobrol dengan teman.

30
 Siswa merasa takut dan malu dikarernakan kurangnya rasa
percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut. Hal ini terjadi
ketika siswa maju ke depan kelas untuk menyelesaikan suatu
soal kemudian apabila siswa tidak bisa menyelesaikannya ada
bayangan di mana siswa akan dicemooh dan ditertawakan oleh
teman dan takut dimarahi guru karena salah. Ini tentunya
menjadi pertentangan dalam diri siswa tidak berani unjuk diri di
kelas.
 Daya serap untuk memahami materi tersebut kurang. Beberapa
siswa lebih senang bertanya kepada teman dibandingkan guru
karena takut akan dimarahi oleh guru karena tidak mengerti
pelajaran yang diajarkan. Sebenarnya, ini terjadi karena ada
siswa yang memiliki daya serap kurang terhadap suatu materi.
b. Faktor eksternal
Berdasarkan hasil observasi selama 3 bulan dan wawancara
dengan beberapa siswa didapatkan beberapa faktor penyebab
timbulnya masalah yang berasal dari luar diri siswa yaitu
lingkungan dan pergaulan dengan teman yang malas belajar.
3. Pemecahan masalah temuan kasus
Dari keenam temuan kasus yang diamati dan diperoleh selama
pelaksaan pembelajaran, pemecahan masalah atau solusi yang dapat
dilakukan adalah pendekatan kepada siswa yang lebih intens dan sering
untuk dilakukan agar guru bisa mengetahui sebab-sebab mereka
bersikap demikian.
 Untuk masalah pertama solusinya adalah siswa harus dibiasakan
disiplin terkait jam pelajaran. Misalnya,siswa harus berada di kelas
10 menit sebelum jam pelajaram dimulai. Siswa bisa melakukan
apa saja pada waktu tersebut untuk mempersiapkan diri menerima
pelajaran. Alternatif lainnya adalah dengan memberikan hukuman
pada siswa untuk tidak mengikuti jam pelajaran dan siswa

31
diarahkan ke BK mengambil izin masuk kelas kemudian
diserahkan kembali ke guru mata pelajaran yang bersangkutan.
 Untuk masalah kedua solusinya adalah siswa diberikan teguran
dan peringatan untuk lebih rapi saat berada di kelas. Alternatif
lainnya memberikan sanksi pada siswa berupa digunting paksa,
dijemur dan disuruh lari keliling lapangan, membersihkan WC,
dikeluarkan saat jam pelajaran, HP disita, dan dibawa ke BK.
 Untuk masalah ketiga solusinya adalah diberikan teguran kepada
siswa tersebut dengan terlebih dahulu bertanya mengapa mereka
tidur dan tidak mencatat pelajaran yang telah dijelaskan guru.
Pendekatan tersebut perlu dilakukan oleh guru dengan tujuan dapat
mengetahui mengapa siswa bertindak seperti itu. Siswa biasanya
menggunakan alasan tidak membawa alat tulis untuk menghindari
petanyaan guru, namun siswa bisa lebih diberikan motivasi bahwa
dengan mencatat materi pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh
bapak/ibu guru akan mempermudah mereka dalam mempelajari
materi tersebut di rumah, sehingga jika terdapat tugas, PR ataupun
ulangan harian dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, jika
masih ada siswa yang tidak mencatat materi yang diberikan
sebaiknya setiap selesai pembelajaran guru menandatangani catatan
siswa yang lengkap dan memberikan nilai tambahan.
 Untuk masalah keempat solusinya adalah memberikan teguran dan
melakukan pendekatan kepada siswa mengapa tidak
memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung dan malah
asyik berbicara dengan temn. Jika sudah tiga kali teguran tersebut
tidak dilaksanakan, maka siswa namanya akan dicatat dalam
catatan sikap. Apabila siswa tersebut masih saja berbicara harus
diberikan sanksi yang lebih tegas agar mereka dapat lebih jera dan
patuh pada aturan yang sudah berlaku seperti dilaporkan kepada
guru wali kelas yang bersangkutan.

32
 Untuk masalah kelima solusinya adalah melakukan pendekatan
kepada siswa dengan menyampaikan bagaimana tugas sebagai
siswa dan cara belajar yang baik serta mengadakan semacam
perjanjian atau kesepakatan kepada siswa tentang kewajiban siswa
dalam mengerjakan tugas dan sanksi yang bisa diterima bila siswa
tidak tepat waktu mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Jadinya,
sebelum siswa menuntut hak, siswa harus melaksanakan kewajiban
terlebih dahulu.
 Untuk masalah keenam solusinya adalah mengadakan pendekatan
dengan siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas dengan harapan siswa tersebut lebih termotivasi dalam
belajar dan menggunakan metode mengajar yang bervariasi
sehingga mereka lebih tertarik untuk belajar.
4. Implementasi Solusi Temuan Kasus
 Guru membiasakan siswa sudah berada di kelas sebelum jam
pelajaran dimulai agar tidak ada lagi siswa yang terlambat karena itu
dapat mengganggu pelajaran.
 Siswa membersihkan kelas dan harus memakai atribut sekolah
sebagaimana mestinya agar terlihat rapi dan sesuai dengan aturan
tata tertib sekolah.
 Guru membatasi siswa untuk tidak sering izin meninggalkan jam
pelajaran seperti yang dilakukan sebelumnya.
 Guru membuat kesepakatan dengan siswa yang membuat keributan
di kelas, mengganggu temannya, bernyanyi, bermain bola, bahkan
yang memainkan HP pada saat jam pelajaran berlangsung harus siap
dikeluarkan dan tidak mengikuti pelajaran yang bersangkutan sampai
selesai jam pelajaran dan handphonnya (HP) disita selama 3 bulan
karena bertentangan dengan aturan sekolah.
 Guru meminta siswa mengumpulkan catatan di akhir pembelajaran
dengan tujuan memeriksa kembali apakah siswa telah mengerti

33
tentang pelajaran yang diajarkan dan sekaligus sebagai tambahan
nilai keaktifan siswa di kelas.
 Guru menggunakan metode mengajar seperti diskusi, tanya jawab,
dan pennugasan serta menggunakan media pembelajaran agar siswa
lebih tertarik dan antusias dalam belajar.
 Pembelajaran diselangi dengan bercanda, agar siswa tidak merasa
penat dalam belajar matematika.
 Guru lebih banyak bertanya kepada siswa mengenai kesiapan belajar
siswa dan apa yang harus dilakukan guru agar siswa nyaman untuk
belajar matematika. Guru lebih banyak melakukan pendekatan
kepada siswa agar siswa mau terbuka kepada guru. Gurupun dapat
mengetahui kondisi siswa berlaku seperti itu.
5. Perubahan yang terjadi pada siswa
 Siswa sudah berada dalam kelas sebelum jam pelajaran dimulai,
namun ada juga siswa yang masih terlambat dan masuk kelas tanpa
rasa bersalah.
 Sepulang sekolah siswa sudah membersihkan kelas belajar dan
sebelum pelajaran dimulai siswa juga membersihkan kelas. Sudah
terdapat taplak meja dengan vas bunga.
 Sebagaian siswa sudah rapi dan mengikuti tata terbib, namun ada
saja siswa yang susah untuk diatur, mengeluarkan baju, memakai
sandal, berambut panjang, dan memainkan HP meskipun hanya
beberapa kali.
 Siswa sudah jarang izin dan apabila izin alsannya jelas karena ke
toilet dan pergi sendiri tidak ramai-ramai.
 Saat pelajaran berlangsung siswa sudah mulai memperhatikan dan
banyak bertanya serta menjawab apa yang ditanyakan oleh guru
meskupun jawabannya terkadang kurang tepat.
 Siswa mulai mendengarkan dan mencatat apa yang telah diterangkan
oleh guru dan berlomba-lomba dalam mengerjakan tugas yang

34
disediakan di papan tulis. Siswa lebih senang mengerjakan tugas
secara langsung di papan tulis daripada diberikan PR.
 Siswa lebih antusias belajar ketika guru menyuguhkan hal yang baru
misalkan dengan menggunakan media dan ketika belajar diselingi
dengan bercanda dan lebih kekinian, siswa merasa lebih bersahabat
dengan guru dan tidak tegang ketika belajar matematika.
 Siswa mulai berani dalam mengungkapkan apa yang diinginkan
ketika belajar matematika agar siswa lebih senang dan merasa tidak
terbebani yaitu dengan dijelaskan terlebih dahulu kemudian
diberikan contoh dan dikerjakan secara bersama-sama. Terlebih lagi,
masukan untuk guru dari siswa yaitu membuat tipe soal yang
bervariasi agar siswa dapat mngerjakan soal dengan model soal
yang berbeda-beda.

35
BAB III
HAMBATAN PELAKSANAAN DAN PEMECAHANNYA

A. Hambatan Pelaksanaan PPL


Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
mahasisiwa PPL dari bulan September sampai dengan Desember di SMAN
10 Mataram berjalan cukup lancar walau ada sedikit hambatan namun tidak
terlalu menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal
tersebut kiranya perlu dicermati bersama agar kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan secara efektif dan membuahkan hasil yang lebih maksimal. Beberapa
faktor penghambat selama kegiatan PPL antara lain:
1). Faktor Internal (yang berasal dari mahasiswa PPL sendiri), yakni:
a. Faktor keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam hal pendekatan
kepada siswa.
b. Kurangnya kemampuan Mahasiswa PPL dalam mengelola kelas.
c. Kesiapan mental yang relatif masih kurang.
2). Faktor Eksternal (yang berasal dari luar mahasiswa PPL), yakni:
a. Motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam menumbuhkan suasana
komunikatif saat proses belajar mengajar sangat kurang.
b. Kurang memperhatikan guru di depan kelas, membuat keributan di
dalam kelas pada saat kegiatan belajar berlangsung.
c. Adanya sebagian siswa yang daya serapnya kurang sehingga butuh
waktu untuk menjelaskan ulang.
d. Adanya sebagian siswa yang tidak mengerti materi pelajaran namun
tidak mau bertanya tentang hal yang tidak dimengerti.
e. Kedisiplinan dari siswa-siswi yang kurang, baik dalam mengejarkan
tugas yang diberikan, keluar masuk kelas pada waktu jam pelajaran.
 Pemecahannya
Untuk mengatasi hambatan tersebut maka ada beberapa cara yang
ditempuh, yaitu:

36
1). Faktor Internal
Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang berasal dari mahasiswa
PPL itu sendiri antara lain: Mempersiapkan mental dan fisik sebelum
mulai mengajar, mempersiapkan materi ajar yang akan diajarkan,
berkonsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing tentang
cara mengelola kelas baik dan bagaimana cara melakukan pendekatan
yang baik dan efektif pada peserta didik, berdiskusi dengan
mahasiswa PPL yang lain tentang cara mengelola kelas, dan
menggunakan metode belajar yang bervariasi. Mempersiapkan materi
pelajaran yang hendak diajarkan dengan sebaik mungkin dengan cara
berkonsultasi perangkat pembelajaran pada guru pamong dan dosen
pembimbing.
2). Faktor Eksternal
Untuk mengatasi faktor eksternal yang pada umumnya berasal dari
peserta didik yaitu:
a. Mengadakan pendekatan dengan siswa yang kurang aktif dalam
proses belajar mengajar di kelas dengan harapan siswa tersebut
lebih termotivasi dalam belajar.
b. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi dengan tujuan agar
semua siswa dapat berperan dengan aktif sehingga belajar menjadi
lebih menyenangkan dan menarik.
c. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru selalu
berpedoman pada rencana pembelajaran yang sudah dibuat
sehingga penggunaan waktu lebih optimal.
d. Bagi peserta didik yang tidak memperhatikan atau membuat
suasana kelas kurang nyaman, misalnya ribut, mengganggu
teman, dan berbicara ketika guru sedang menjelaskan, diberi
hukuman-hukaman yang mendidik pada anak tersebut misalnya
dicatat namanya, menyuruh berbicara atau mengajar di depan
kelas, dan dilaporkan pada guru BK atau guru wali kelas yang
bersangkutan.

37
e. Siswa diberi motivasi dan perhatian khusus, misalnya pada siswa
yang sering tidak masuk tanpa keterangan ditanyakan alasan-
alasannya, dan selalu memonitor perkembangan belajar siswa
melalui evaluasi nilai dan tingkah atau sopan santun siswa.

38
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil pelaksanaan PPL yang dimulai sejak bulan September
sampai dengan bulan Desember di SMKN 9 Mataram dan SMAN 10 Mataram
dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL baik di dalam
kegiatan observasi, administrasi, pembelajaran terbimbing, pembelajaran
mandiri, ujian, maupun interaksi dengan semua pihak, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa yang menjalankannya jika dilakukan dengan serius dan baik.
Karena dengan adanya PPL mahasiswa mendapatkan berbagai pengalaman
menghadapi tantangan dan hambatan baik yang menyangkut proses belajar
mengajar maupun masalah lainnya.
2. Melalui kegiatan PPL ini mahasiswa belajar melatih keempat kompetensi
guru yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan fungsional.
3. Melalui kegiatan PPL ini mahasiswa dapat mengetahui tugas-tugas
seorang guru yang tidak diajarkan dalam perkuliahan, seperti PPL
bagaimana cara mengajar siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda,
bagaimana cara mengkoordinir kelas, dan bagaimana cara menghadapi
tantangan dan hambatan yang terjadi saat proses belajar mengajar
berlangsung sehingga nantinya akan mendapatkan jalan keluar yang baik
bila menemukan masalah yang sama.
4. Selain itu dengan kegiatan PPL ini mahasiswa dapat belajar bagaimana
cara menjadi guru yang berpotensi, berintegrasi, dan profesional dalam
PPL inilah semua teori-teori pernah didapatkan selama kuliah diterapkan
secara langsung di sekolah.

39
B. Saran
Pada akhir laporan ini ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan yaitu:
1. Mahasiswa PPL harus mempersiapkan diri dengan baik, baik fisik
(persipan materi dan alat belajar) maupun mental sebelum mengajar di
kelas.
2. Hendaknya mahasiswa PPL mengadakan pendekatan pribadi dengan
siswanya agar diketahui permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam
proses belajar.
3. Hendaknya mahasiswa PPL melakukan hubungan kerjasama yang
harmonis dengan rekan-rekan PPL, guru pamong, dosen pembimbing atau
guru lain guna mendapatkan masukan yang dapat membantu pelaksanaan
mengajar.
4. Mahasiswa PPL diharapkan lebih giat mencari metode mengajar yang
baik, banyak berlatih, dan bertanya baik mengenai pelaksanaan PPL
maupun kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga pelaksanaan
kegiatan PPL lebih terarah dan memperoleh hasil yang optimal.

40

Anda mungkin juga menyukai