Penilaian
Praktikum : 40 %
Evaluasi : 60 %
Materi PAIK
- Pendahuluan dan teknologi pengolahan air menjadi air bersih
- air ketel (boiler)
- air pendingin (cooling water)
Praktikum
1. Flokulasi dan koagulasi
2. Air ketel
3. Softener/Demin Unit
4. Air Cooling
PENGOLAHAN AIR UNTUK INDUSTRI
Air Proses
Sumber Pengolahan Pengolahan Pengolahan Pengolahan Air Ketel
Air Secara Fisika Secara Kimia Secara Fisika Khusus Air Pendingin
Air Sanitasi
Air sebagai salah satu bahan utilitas. Secara praktis hampir tak pernah dijumpai air
(H2O) di alam murni, air alam selalu mengandung senyawa-senyawa yang terlarut
didalamnya. Hal ini disebakan akibat kuatnya daya larut air.
3. Air Tanah
Merupakan cadangan air yang cukup besar, Keberadaannya merupakan siklus
alam. Fluktuasi kualitas dan debit airnya stabil.
4. Air Laut
Karena kadar garam atau Salinitas (NaCl, Na2SO4) terlalu tinggi, biasanya
digunakan sebagai air pendingin alat mesin-mesin industri sekali lewat. Air laut
sering digunakan sebagai air tawar tapi melalui proses terlebih dahulu.
Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga mineral-mineral dan gas-gas terlarut,
Mineral dan gas ini sangat menganggu dalam penggunaannya maka PENGOLAHAN.
2. Pengolahan secaraKIMIA
Dengan menghembuskan proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Pada
prinsipnya untuk membuat partikel terlarut dan tersuspensi menjadi partikel
gumpalan yang ukurannya lebih besar dan kompak sehingga mudah mengendap.
Koagulasi dapat didefinisikan sebagai proses diman bahan kimia ditambahkan
(koagulan) dalam air yang mengandung partikel tersuspensi (koloidal) disertai dengan
pengadukan dengan RPM tinggi agar mendapat homogenitas larutan. Kemudian
dilanjutkan dengan pengadukan lambat (8-10 RPM), dimana koagulan menetralkan
muatan koloid sehingga partikel dapat membentuk floc (gumpalan) yang besar
dan partikel cepat mengendap. Proses ini disebut flokulasi.
Pemilihan koagulan yang sesuai tergantung dari suspended solid dan pH air.
Macam-macam Koagulan
- Alum (Alumunium sulfat/Al2(SO4)3
- PAC (poly Alumunium Chloride) Aln(OH)mCl3n-m
Standarisasi proses koagulasi dan flokulasi
Koagulasi : n = 80 – 100 RPM
t = 1 – 5 menit
Flokulasi : n= 5 – 8 RPM
t = 20 – 40 menit
n = kecepatan pengadukan
t = waktu tinggal
Floc (endapan) yang terbentuk dipisahkan dengan sedimentasi.
Filtrasi
Air yang keluar dari proses flokulasi yang masih mengandung flok-flok halus
masih memerlukan penyaringan melalui suatu media yang berpori dimana
flok/padatan tertapis, sedangkan air jernih diteruskan.
Efektifitas proses filtrasi/penyaringan (sand filter) tergantung dari :
- Rate filtrasi
- Ukuran filter media
- Susunan media filter
- Tinggi/kedalaman (bed) filter
Macam-macam filter/sand filter
Menurut cara kerjanya filter dapat digolongkan sebagai :
a. Grafity filter
Merupakan filter terbuka atau tertutup tetapi terhubung dengan udara luar
(atmosfir). Filter media lapisan pasir (pasir silica/antrasit) halus sampai kasar
dengan tinggi bed 60 – 90 cm.
Air masuk dari atas dan keluar dari bawah dan dialirkan ke penampung air bersih.
Semakin lama media penyaring akan jenuh dan perlu dilakukan pembersihan
(backwash). Backwash dilakukan secara berlawanan arah, dari bawah ke atas,
sebagai media pembersih biasanya air.
b. Pressure filter
Pada dasarnya sama dengan gravity filter hanya tangki dalam kondisi tertutup
dimana air dipaksa melalui bed dengan tekanan tinggi.
Bahan filter media
Banyak bahan yang dapat digunakan untuk menyaring air di dalam air industri,
misalnya pasir kwarsa, coke/antrasit, tanah diatome dll, dan yang lazim digunakan adalah
pasir kuarsa antrasit.
Pemilihan ukuran, kualitas dari pasir dan juga tebal/kedalaman lapisan sangat penting
dalam design filter.
Antrasit coal.
Media filter ini lazim digunakan dalam proses penyaringan dan juga dipakai pada
filtrasi air dari ”lime soda softening system”.
Keuntungan bila dibandingkan dengan pasir kwarsa/silica :
- Mempunyai true densitas yang lebih kecil (Sg + 1,5 dibandingkan
pasir + 2,65)
- Bentuknya tidak beraturan sehingga tumpukan filter lebih porous,
sehingga lebih mudah dalam pencucian dan pressure dropnya kecil.
- Antrasit mempunyai sifat inert bila dibandingkan dengan pasir silica.
Kerugian media ini (antrasit) adalah kurang kuat bila dibandingkan dengan pasir silica
PENGOLAHAN LANJUTAN
Air yang telah mengalami penjernihan, ditampung pada bak penampung untuk
selanjutnya didistribusikan untuk berbagai keperluan dengan kualitas/syarat tertentu.
Untuk keperluan industri, air umumnya digunakan :
1. Air Sanitasi.
2. Air Proses.
3. Air Ketel/Boiler.
4. Air Pendingin/Cooling Water System.
I. PERAWATAN AIR KETEL
- Air PAM
1.1. Permasalahan yang disebabkan senyawa-senyawa kimia pada ketel dan proses
penanggulangannya
Senyawa-senyawa Permasalahan Penanggulangannya
kimia
Kesadahan - Terbentuknya kerak pada - Pelunakan/softening
bagian dalam drum atau
(Ca, Mg) - Menggunakan ketel
permukaan panas compound
- Menyebabkan perluasan - Pengontrolan kualitas
dan memecah/meletusnya air ketel
pipa-pipa penguapan
Silika (SiO2) - Terbentuknya kerak pada - Demineralisasi
bagian dalam drum atau - Menggunakan ketel
permukaan panas compound
- Menyebabkan perluasan - Pengontrolan, kualitas
dan memecah/meletusnya
air ketel
pipa-pipa penguapan
Alkalinitas - Akan terurai dengan adanya - Menggunakan ketel
pemanasan pada ketel dan compound
air ketel menjadi bersifat - Pengontrolan kualitas
alkali (kelebihan alkali) air ketel
- Menyebabkan ”Carry over” - Menggunakan senyawa
- CO2 dihasilkan dari emina
dekomposisi panas pH dari - Pelunakan dengan
sistim kondensat menurun dealkalinisasi
dan proses korosi akan
meningkat
Konsentrasi ion atau padatan terlarut dalam air ketel menjadi sangat pekat karena
adanya penguapan serta penurunan kelarutan karena meningkatnya temperatur.
Silika : (SiO2)n
Besi oksida : Fe2O3, Fe3O4, ….. dll
KONDENSAT, C
PROSES
F = E + B
N = CB / CF = F/B
B = E / (N - 1)
C = Kondensat , ton/jam.
B = Blowdown, ton/jam.
Menghilangkan ion pembentuk kerak pada air umpan, seperti pelunakan maupun
pemurnian (demineralized).
b. Perawatan Dalam
Menjaga terbentuknya kerak sebagai akibat masuknya ion pembentuk kerak ke dalam
ketel menggunakan bahan kimia.
a. Pelunakan
Regeneran NaCl
Softener
(R.SO3Na)
Penyerapan hardness
Regenerasi
Penting
Figur 5. Relationship between hardness and amount of treated water in water softening
b. Demineralisasi
2.2.2. Perawatan dalam (kimiawi)
Tujuan :
(Alcon) - alkali
Alkali
Menjaga silika agar berbentuk sebagai sodium silika dalam air ketel sehingga selalu
larut dalam air ketel dalam pH tertentu.
Jadi untuk mencegah timbulnya kerak karena hardness dan silika, perlu dijaga :
- pH
- P-alkalinity
- Fosfat ion
P.alk (ppm sbg CaCO3)
: >1,7 tidak mengendap silika (ppm sbg SiO2)
SiO2
b. Pendispersi endapan
- tersuspensi --->
Kalsium
Magnesium Dispersan
Fosfat
Blow Blow
Down Down
- Menghemat Energi
II. KOROSI
Ion bikarbonat dalam air umpan akan terurai karena panas menjadi
karbondioksida dalam ketel.
panas
2HCO3 --------> H2O + CO32- + CO2
-
panas
CO32- + H2O --------> 2OH- + CO2
CO2 akan terbawa oleh steam dan akan larut kembali pada saat steam
terkondensasi, sehingga pH air kondensat turun dan pipa kondensat akan
terkorosi.
Pada bagian ketel yang sangat panas, komponen padatan terlarut yang mudah
rnengendap akan mengendap dan yang sulit mengendap seperti NaOH akan
terkonsentrasi.
Jika konsentrasi NaOH melebihi 20%, akan terjadi korosi pada besi :
Korosi alkali biasa terjadi pada ketel dengan temperatur di atas 350oC.
* Hydrazine
Hydrazine :
* Sodium sulfit
- tidak beracun
- baik untuk ketel pada pabrik makanan dan obat
2. Menghilangkan karbondioksida
a. Decarbonator
Ion bikarbonat dapat dihilangkan dengan decarbonator pada demin unit. Jika
menggunakan softener, maka resin harus dalam bentuk H+.
b. Neutralizing agents
V. CARRY OVER
Padatan terlarut dalam air ketel ikut terbawa oleh aliran uap. Hal ini akan
menurunkan kemurnian uap air, sehingga akan menyebabkan kerak pada turbin atau
mengotori produk.