Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan, pendidikan memiliki peranan penting, terutama dalam hal

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (Isjoni,

2009:7). Oleh karena itu, setiap Negara tak terkecuali Indonesia, berjuang keras

untuk meningkatkan mutu pendidikan warga negaranya. Salah satu upaya yang

dilakukan yakni terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran.

Dalam usaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar,

guru dihadapkan pada suatu masalah, bahwa terdapat keanekaragaman individu,

yaitu ada siswa berkemampuan tinggi dan ada yang kurang, ada yang cepat dan

ada yang lambat, ada yang berbakat dan kurang berbakat, dan juga setiap siswa

mempunyai latar belakang dan pengalaman yang berbeda satu dengan yang

lainnya (Ischak dan Warji,1982:34; dalam Asni, 2003:1). Dari keanekaragaman

tersebut, akan menghasilkan tingkat penguasaan belajar yang beranekaragam

pula (Ischak dan Warji, 1982 : 31).

Menurut Ischak Warji (1992:35) dalam Asni (2003:1), pada umumnya kondisi

tersebut sering terabaikan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar,

dimana pengajaran sering dilakukan secara klasikal. Pada dasarnya setiap guru

menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada siswanya yang

1
mengalami kesulitan belajar, sehingga siswa tidak mampu mencapai ketuntasan

belajar (Ilyas, 2015). Masih dalam Ilyas, ketuntasan belajar matematika erat

kaitannya dengan penguasaan materi matematika oleh siswa, dimana pada

umumnya tersusun secara hirarkis, yang berarti materi yang satu merupakan

prasyarat untuk materi berikutnya. Jadi, jika seorang siswa tidak menguasai

materi prasyarat, maka siswa tidak dapat menguasai materi pembelajaran dengan

baik.

Dalam konteks permasalahan tersebut, pengajaran remedial sebagai upaya

pendekatan strategi belajar mengajar yang efektif, memegang peranan penting,

khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal (Anonim, 1985 :

57). Menurut Arikunto, (1986) dalam Ilyas (2015:3), remedial adalah kegiatan

yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang

diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap

bahan pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran remedial beberapa metode yang

dapat digunakan antara lain: (1) Pemberian tugas; (2) Tanya Jawab; (3) Kerja

Kelompok; (4) Tutor sebaya dan (5) Metode pengajaran individual (Anonim,

1985:85).

Dari keseluruhan metode pengajaran remedial tersebut, metode pemberian

tugas menjadi titik perhatian dalam makalah ini. Penulis hanya membahas pada

bagian metode pemberian tugas, dikarenakan adanya asumsi umum yakni guru

hanya memberikan tugas berupa mengerjakan soal ulangan kembali, bagi siswa

yang belum tuntas atau siswa yang mengikuti remedial bukan memantapkan

2
pemahaman siswa. Ini berarti guru hanya berfokus pada latihan siswa yang masih

kurang dan cenderung tidak memperhatikan pemahaman materi serta konsep

yang ingin dicapai.

Dari uraian di tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut

mengenai metode pemberian tugas seperti apa, yang baik dalam pengajaran

remedial matematika. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul yaitu “Metode

Pemberian Tugas yang Baik Dalam Pengajaran Remedial Matematika”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu

“Bagaimana metode pemberian tugas yang baik dalam pengajaran remedial

matematika?”

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pemberian tugas

yang baik, dalam pengajaran remedial matematika.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengajaran Remedial Matematika

Menurut Ahmadi dan Supriyono dalam Fitriyah (2015), remedial

teaching atau pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang

bersifat menyembuhkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi

baik. Remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang lamban dan

mengalami kesulitan dalam belajar, untuk memperbaiki kekurangannya

sehingga mereka berada kembali setingkat dengan teman lainnya (Ilyas,

2015: 4). Jadi, pengajaran remedial matematika adalah sebuah pembelajaran

matematika yang bertujuan untuk membantu memperbaiki kekurangan siswa

dalam pembelajaran, sehingga mencapai tujuan pembelajaran secara

maksimal.

Menurut pendapat Larkin dan Ellis dalam Drajat (2010:18)

mengemukakan bahwa, ”Adequate remedial interventions have to teach

students the knowledge of relevant rules in an understandable way, and

useful behavioral patterns with regard to the instruction strategy have to be

worked out so as to bring this knowledge to application”. Artinya pengajaran

remedial yang cukup harus diajarkan pada siswa dengan cara yang mudah

4
dimengerti dan pola perilaku yang berguna dalam hal instruksinya harus bisa

digunakan, sehingga ilmu pengetahuan yang diajarkan itu bisa diterapkan

atau diaplikasikan oleh siswa.

2.1.2 Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas merupakan sebuah metode dimana guru

memberikan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu yang harus dikerjakan oleh

murid (Ischak, 1982:22; dalam Asni, 2003: 34). Menurut Drajat (2010: 25),

metode pemberian tugas akan memberikan manfaat yang baik apabila dalam

pembuatan tugas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Jenis tugas berdasarkan analisis kesulitan siswa.

b) Ditetapkan standar untuk evaluasi.

c) Tugas disertai petunjuk yang jelas.

d) Sebaiknya tugas dibuat dibawah pengawasan.

e) Di buat penilaian secara cermat.

Masih dalam Drajat, metode pemberian tugas dalam pengajaran

remedial memberikan beberapa keuntungan diantaranya siswa dapat

memahami bahan pengajaran lebih baik dan siswa dapat lebih mengenal

dirinya. Selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan yaitu siswa

sulit dikontrol, apakah hasil remedial tersebut dikerjakan sendiri atau dari

5
orang lain dan untuk tugas kelompok, yang aktif hanya anggota tertentu

sedangkan anggota lain tidak berpatisipasi dengan baik (Fitriyah, 2015: 32).

2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

ditunjukkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-

kejadian secara sistematis dan akurat (Nurul, 2007: 47).

2.2.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Mataram, pada hari

Senin, 20 Maret 2017.

2.2.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh secara

langsung dari guru matematika melalui kegiatan wawancara. Wawancara

digunakan untuk mengetahui metode pemberian tugas praktis (mudah

digunakan) atau tidak oleh guru matematika saat pengajaran remedial

matematika.

6
2.3 Hasil dan Pembahasan

Menurut Nieven (1999) dalam Rochmad (2012: 64), kualitas pengembangan

perangkat pembelajaran ditentukan oleh kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan

perangkat. Jadi, berdasarkan pendapat ahli tersebut, metode pemberian tugas

yang baik adalah metode pemberian tugas yang memenuhi kriteria yaitu valid,

praktis, dan efektif. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat mengukur apa

yang hendak diukur (Turmuzi, 2016:77). Selanjutnya menurut Widoyoko (2009:

128) dalam Ilyas dkk (2015), data yang valid dihasilkan dari instrumen yang

valid. Masih dalam Ilyas dkk, validasi isi, bahasa dan redaksi kalimat dilakukan

oleh validator yaitu dosen ahli. Jadi, metode pemberian tugas bersifat valid,

artinya tugas yang diberikan (alat pengukur/instrumen) dapat mengukur apa yang

hendak diukur atau dengan kata lain dapat memberikan data yang valid mengenai

kemampuan siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni yaitu mengenai metode

pemberian tugas dalam pengajaran remedial matematika siswa kelas II di SLTP

Negeri 1 Kempo, diperoleh bahwa nilai rata-rata siswa yang sebelumnya 3,83

menjadi 6,53, dengan menggunakan soal valid sebanyak 10 soal saat pengajaran

remedial. Ini berarti soal atau tes yang valid, benar-benar dapat mengungkapkan

aspek yang diselidiki secara tepat (Hadari Nawawi ,1995: 128 ; dalam Drajat,

2010:41).

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika di SMKN 3

Mataram yaitu bapak Putu Semara Jaya, diperoleh hasil yakni saat remedial

7
beliau menggunakan metode pemberian tugas yang dikombinasikan dengan

metode tutor sebaya. Beliau mengatakan metode pemberian tugas mudah

digunakan karena lebih mengefisienkan waktu dan tenaga. Selain itu,

pengalaman menggunakan metode–metode pemberian tugas secara tradisional

tanpa adanya kombinasi dengan metode yang lain, hasilnya kurang memuaskan

dan tanggapan siswa terhadap suasana belajar menggunakan metode ini lebih

antusias. Ini berarti dalam menerapkan metode pemberian tugas perlu adanya

kreasi atau kombinasi baru yang dapat menunjang sehingga siswa lebih antusias

dalam memperbaiki ketuntasan belajarnya.

Selanjutnya metode pemberian tugas dikatakan efektif apabila dapat

memenuhi fungsinya (Turmuzi, 2016:113). Menurut Ischak (1987: 35) dalam

(Drajat, 2010: 20-21), pengajaran remedial memiliki beberapa fungsi diantaranya

yaitu fungsi korektif, fungsi pemahaman, dan fungsi pengayaan. Jadi, metode

pemberian tugas sebagai bagian dari bentuk pengajaran remedial dapat

memenuhi fungsi-fungsi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Drajat Aditya mengenai

pengaruh pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas

terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II

SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010, diperoleh hasil bahwa,

dengan metode pemberian tugas sebagai fungsi korektif terhadap hasil belajar

siswa, dapat meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas

dasar II SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Sebelum

8
pemberian perlakuan (pemberian tugas dalam pengajaran remedial) rata-rata nilai

yaitu 20,37, kemudian setelah diberi perlakuan meningkat menjadi 25,00. Hal

serupa terjadi pula pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni, yaitu skor

terendah 40 dan skor tertinggi 90 dengan nilai rata-rata kelas 6,53 yang

sebelumnya hanya 3,83. Dari kedua penelitian yang telah dilakukan tersebut,

dengan metode pemberian tugas yang efektif dalam pengajaran remedial, dapat

memperbaiki kesulitan serta pemahaman siswa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:

a. Pengajaran remedial matematika adalah sebuah pembelajaran matematika

yang bertujuan untuk membantu memperbaiki kekurangan siswa dalam

pembelajaran, sehingga mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

b. Metode pemberian tugas yang baik dalam pengajaran remedial matematika

adalah metode pemberian tugas yang memenuhi kriteria yaitu valid, praktis,

dan efektif.

c. Melalui metode pemberian tugas yang valid, benar-benar dapat

mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat.

d. Metode pemberian tugas mudah digunakan (praktis) serta dapat lebih

mengefisienkan waktu dan tenaga.

e. Metode pemberian tugas sebagai bagian dari bentuk pengajaran remedial

dikatakan efektif jika dapat memenuhi fungsinya sehingga dapat memperbaiki

kesulitan serta pemahaman siswa.

f. Menerapkan metode pemberian tugas yang baik perlu adanya kreasi atau

kombinasi baru yang dapat menunjang sehingga siswa lebih antusias dalam

memperbaiki ketuntasan belajarnya.

10
3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu bagi guru matematika,

sebaiknya dalam pengajaran remedial matematika, bila memilih menggunakan

metode pemberian tugas, guru diharapkan memilih metode pemberian tugas yang

baik dan tidak meminta siswa untuk mengerjakan soal ulangannya kembali.

Sedangkan bagi calon guru matematika sebaiknya memahami makna pengajaran

remedial, serta belajar menyusun atau merencanakan sebuah metode pengajaran

remedial matematika yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aditya R.P, Drajat. 2010. Pengaruh Pengajaran Remedial Dengan Menggunakan

Metode Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Matematika Anak Tunarungu Kelas Dasar II SLB B YRTRW Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Anonim. 1985. Diagnostik Kesulitan Hasil Belajar dan Pengajaran Remedial.

Depdikbud. UT.

Asni. 2003. Studi Komparasi Metode Tutor Sebaya dan Metode Pemberian Tugas

Dalam Pengajaran Remedial Matematika Siswa kelas II SLTP Negeri 1

Kempo Tahun Pelajaran 2003/2004. Universitas Mataram: Mataram.

Fitriyah. 2015. Jurnal Tinjauan Tentang Remedial Teaching. Diakses dari

http://digilib.uinsby.ac.id. Pada tanggal 9 Maret 2017. Pukul 14.00 WITA.

Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang

Berbasis Karakter. Universitas Negeri Medan: Medan.

Irawan Aday, Ilyas. 2015. Pengaruh Pengajaran Remedial Terhadap Ketuntasan

Belajar Siswa Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas IV SDN 3 Telaga

Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar

Peserta Didik.. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

12
Rochmad. 2012. Jurnal Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika. Jurusan Matematika FMIPA UNNES: Semarang.

Suprijono, Agus. 2011.Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Turmuzi, Muhammad. 2016. Strategi Pembelajaran Matematika. Universitas

Mataram: Mataram.

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara:

Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai