Makalah Seminar
Makalah Seminar
PENDAHULUAN
2009:7). Oleh karena itu, setiap Negara tak terkecuali Indonesia, berjuang keras
untuk meningkatkan mutu pendidikan warga negaranya. Salah satu upaya yang
pembelajaran.
yaitu ada siswa berkemampuan tinggi dan ada yang kurang, ada yang cepat dan
ada yang lambat, ada yang berbakat dan kurang berbakat, dan juga setiap siswa
mempunyai latar belakang dan pengalaman yang berbeda satu dengan yang
Menurut Ischak Warji (1992:35) dalam Asni (2003:1), pada umumnya kondisi
dimana pengajaran sering dilakukan secara klasikal. Pada dasarnya setiap guru
menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada siswanya yang
1
mengalami kesulitan belajar, sehingga siswa tidak mampu mencapai ketuntasan
belajar (Ilyas, 2015). Masih dalam Ilyas, ketuntasan belajar matematika erat
umumnya tersusun secara hirarkis, yang berarti materi yang satu merupakan
prasyarat untuk materi berikutnya. Jadi, jika seorang siswa tidak menguasai
materi prasyarat, maka siswa tidak dapat menguasai materi pembelajaran dengan
baik.
khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal (Anonim, 1985 :
57). Menurut Arikunto, (1986) dalam Ilyas (2015:3), remedial adalah kegiatan
yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang
dapat digunakan antara lain: (1) Pemberian tugas; (2) Tanya Jawab; (3) Kerja
Kelompok; (4) Tutor sebaya dan (5) Metode pengajaran individual (Anonim,
1985:85).
tugas menjadi titik perhatian dalam makalah ini. Penulis hanya membahas pada
bagian metode pemberian tugas, dikarenakan adanya asumsi umum yakni guru
hanya memberikan tugas berupa mengerjakan soal ulangan kembali, bagi siswa
yang belum tuntas atau siswa yang mengikuti remedial bukan memantapkan
2
pemahaman siswa. Ini berarti guru hanya berfokus pada latihan siswa yang masih
mengenai metode pemberian tugas seperti apa, yang baik dalam pengajaran
remedial matematika. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul yaitu “Metode
matematika?”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pemberian tugas
3
BAB II
PEMBAHASAN
maksimal.
remedial yang cukup harus diajarkan pada siswa dengan cara yang mudah
4
dimengerti dan pola perilaku yang berguna dalam hal instruksinya harus bisa
murid (Ischak, 1982:22; dalam Asni, 2003: 34). Menurut Drajat (2010: 25),
metode pemberian tugas akan memberikan manfaat yang baik apabila dalam
memahami bahan pengajaran lebih baik dan siswa dapat lebih mengenal
sulit dikontrol, apakah hasil remedial tersebut dikerjakan sendiri atau dari
5
orang lain dan untuk tugas kelompok, yang aktif hanya anggota tertentu
sedangkan anggota lain tidak berpatisipasi dengan baik (Fitriyah, 2015: 32).
matematika.
6
2.3 Hasil dan Pembahasan
yang baik adalah metode pemberian tugas yang memenuhi kriteria yaitu valid,
praktis, dan efektif. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat mengukur apa
128) dalam Ilyas dkk (2015), data yang valid dihasilkan dari instrumen yang
valid. Masih dalam Ilyas dkk, validasi isi, bahasa dan redaksi kalimat dilakukan
oleh validator yaitu dosen ahli. Jadi, metode pemberian tugas bersifat valid,
artinya tugas yang diberikan (alat pengukur/instrumen) dapat mengukur apa yang
hendak diukur atau dengan kata lain dapat memberikan data yang valid mengenai
kemampuan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni yaitu mengenai metode
Negeri 1 Kempo, diperoleh bahwa nilai rata-rata siswa yang sebelumnya 3,83
menjadi 6,53, dengan menggunakan soal valid sebanyak 10 soal saat pengajaran
remedial. Ini berarti soal atau tes yang valid, benar-benar dapat mengungkapkan
aspek yang diselidiki secara tepat (Hadari Nawawi ,1995: 128 ; dalam Drajat,
2010:41).
Mataram yaitu bapak Putu Semara Jaya, diperoleh hasil yakni saat remedial
7
beliau menggunakan metode pemberian tugas yang dikombinasikan dengan
tanpa adanya kombinasi dengan metode yang lain, hasilnya kurang memuaskan
dan tanggapan siswa terhadap suasana belajar menggunakan metode ini lebih
antusias. Ini berarti dalam menerapkan metode pemberian tugas perlu adanya
kreasi atau kombinasi baru yang dapat menunjang sehingga siswa lebih antusias
yaitu fungsi korektif, fungsi pemahaman, dan fungsi pengayaan. Jadi, metode
dengan metode pemberian tugas sebagai fungsi korektif terhadap hasil belajar
8
pemberian perlakuan (pemberian tugas dalam pengajaran remedial) rata-rata nilai
yaitu 20,37, kemudian setelah diberi perlakuan meningkat menjadi 25,00. Hal
serupa terjadi pula pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni, yaitu skor
terendah 40 dan skor tertinggi 90 dengan nilai rata-rata kelas 6,53 yang
sebelumnya hanya 3,83. Dari kedua penelitian yang telah dilakukan tersebut,
dengan metode pemberian tugas yang efektif dalam pengajaran remedial, dapat
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
adalah metode pemberian tugas yang memenuhi kriteria yaitu valid, praktis,
dan efektif.
f. Menerapkan metode pemberian tugas yang baik perlu adanya kreasi atau
kombinasi baru yang dapat menunjang sehingga siswa lebih antusias dalam
10
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu bagi guru matematika,
metode pemberian tugas, guru diharapkan memilih metode pemberian tugas yang
baik dan tidak meminta siswa untuk mengerjakan soal ulangannya kembali.
11
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. UT.
Asni. 2003. Studi Komparasi Metode Tutor Sebaya dan Metode Pemberian Tugas
Belajar Siswa Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas IV SDN 3 Telaga
12
Rochmad. 2012. Jurnal Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Mataram: Mataram.
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara:
Malang.
13