Anda di halaman 1dari 14

.

INDEKS BIAS GELAS DAN AKRILIK


JURNAL EKSPERIMEN FISIKA II

oleh
Nama : Hanifiah Zulkarnain
NIM : 161810201044
Kelompok : A4
Tanggal Eksperimen : Senin, 15 April 2019
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indeks bias dapat dipandang sebagai suatu kemampuan medium
membiaskan (membelokan) arah rambat cahaya. Cahaya yang bergerak dari
vakum atau udara ke medium lainnya, indeks biasnya disebut indeks bias mutlak
medium tersebut. Nilai indeks bias secara sederhana dapat diketahui dari
perubahan lintasan gelombang cahaya yang diamati dari perbandingan antara nilai
sinus sudut datang dengan sinus pada sudut bias. Hukum Snellius (hukum
pembiasan) menyatakan bahwa perubahan posisi lintasan gelombang cahaya
tersebut diakibatkan oleh perbedaan karakteristik dua medium yang meliputi
kerapatan dan impedansi (Soedojo, 1992).

Percobaan Indeks bias gelas dan akrilik dilakukan dengan menyusun


peralatan eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik. Praktikum indeks bias gelas
dan akrilik menggunakan alat Interferometer Michelson. Penentuan indeks bias
pada praktikum ini menggunakan dua medium yang berbeda yaitu gelas dan
akrilik. Medium diletakkan pada magnetic backing di meja putar. Cara kerja pada
praktikum ini yaitu menggunakan pointer putar. Pointer putar diputar secara
perlahan-lahan untuk mendapatkan pergeseran jumlah frinji. Hal yang akan
diamati pada praktikum indeks bias gelas dan akrilik yaitu perubahan sudut putar
terhadap pergeseran frinji yang terjadi. Percobaan tersebut dilakukan pada
medium gelas dan akrilik dan dilakukan pengulangan pada variasi jumlah frinji
yang berbeda.
Indeks bias gelas dan akrilik sering digunakan pada konsep pembiasan cahaya.
Indeks bias juga bermanfaat untuk mengetahui karakteristik bahan. Penerapan
indeks bias juga sering dimanfaatkan dalam bidang optika untuk menentukan
kualitas bahan terutama pada perusahaan kaca, acryglass ,akrilik, plastic, dan lain-
lain. Praktikum indeks bias gelas dan akrilik sangat penting dilakukan agar dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama bidang optika.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan pada eksperimen Indeks bias gelas dan
akrilik antara lain :
1. Bagaimana pengaruh variasi besar sudut (θ) terhadap jumlah frinji yang
dihasilkan ?
2. Bagaimana grafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap besar sudut (θ) ?
3. Bagaimana perbandingan nilai indeks bias gelas dan akrilik berdasarkan
eksperimen dengan literatur ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada eksperimen Interferometer Michelson
antara lain :
1. Mengetahui pengaruh variasi besar sudut (θ) terhadap jumlah frinji yang
dihasilkan.
2. Mengetahui grafik hubungan antara jumlah frinji (N) terhadap besar sudut (θ).
3. Mengetahui perbandingan nilai indeks bias gelas dan akrilik berdasarkan
eksperimen dengan literatur.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari eksperimen Indeks bias gelas dan
akrilik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada konsep
pembiasan. Peristiwa pembiasan terjadi karena terdapat perbedaan indeks bias di
udara dan di medium. Manfaat lainnya yaitu dapat diterapkan pada lensa yang
memanfaatkan konsep pembiasan. Lensa dirancang dengan cahaya yang masuk
difokuskan oleh pembiasan menuju satu titik sehingga menghasilkan gambar yang
diperbesar dari sebuah benda. Penerapan indeks bias dapat diaplikasikan pada
pembuatan lensa yang digunakan pada alat teropong. Teropong dapat digunakan
untuk mengamati benda lebih detail dengan jarak yang jauh. Eksperimen Indeks
bias gelas dan akrilik dapat menambah wawasan dalam pengembangan bidang optika dan
bidang lainnya.

3
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Pengertian Indek Bias


Indeks bias (n) adalah perbandingan antara kecepatan rambat cahaya
dalam vakum (medium pertama) dengan kecepatan cahaya dalam medium kedua.
Indeks bias antara dua medium pada fenomena cahaya yang melintasi kedua
medium tersebut dibahas dalam hukum Snellius atau hukum pembiasan. Hukum
Snellius dinyatakan bahwa sinar datang, sinar bias, dan garis normal berpotongan
pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. Sinar datang dari medium
kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sinar
datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis
normal. (Bahrudin, 2006).
Nilai indeks bias pada suatu benda dapat dihubungkan dengan sifat-sifat
pada pola interferensi gelombang cahaya monokromatik yang terbentuk. Pola
interferensi tersebut terakumulatif dalam pola frinji yang terbentuk dengan
menggunakan bantuan interferometer. Nilai indeks bias dapat diketahui dengan
menghubungkan antara nilai panjang gelombang monokromatik yang masuk,,
ketebalan medium kedua, dan perubahan sudut yang terjadi dengan pola-pola frinji yang
terbentuk (Hariharan, 2007).

2.2 Pengertian Interferensi

Gambar 2.1 Skema Interferometer dalam menentukan indeks bias

3
4

Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau


lebih pada daerah tertentu. Interferensi dua gelombang yang mempunyai
frekuensi, amplitudo, dan arah getaran sama yang merambat dengan kecepatan yang
sama tetapi berlawanan arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang
diam. Interferensi desdruktif terjadi bila gelombang-gelombang yang mengambil
bagian dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Interferensi
konstruktif terjadi jika gelombang-gelombang yang mengambil bagian dalam
interferensi memiliki fase yang sama. Interferensi konstruktif biasa disebut juga
dengan superposisi gelombang (Bahrudin, 2006).
Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola
interferensi tersebut adalah interferometer Michelson seperti pada gambar 2.1.
Alat ini dapat dipegunakan untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang
gelombang dengan ketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi. Walaupun pada awal mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk
membuktikan ada tidaknya eter (Halliday, 1994).
Interferometer Michelson menggunakan konsep interferensi sinar hasil
pemecahan amplitudo. Interferometer digunakan untuk menentukan panjang
gelombang cahaya, menentukan jarak yang sangat pendek, mengamati sifat medium
optic, dan menentukan nilai indek bias suatu benda misalnya gelas dan akrilik.
Gelombang cahaya yang melintas dari hampa menuju medium maka panjang
gelombangnya berubah dari λ menjadi λ’ karena impendansi mediumnya berubah..
Cahaya melintasi jarak yang sama besar akan mempunyai lintasan optik yang berbeda
sesuai dengan perubahan panjang gelombang tersebut (Hariharan, 2007).

2.3 Hubungan Interferensi dengan Indeks Bias


Hubungan interferensi gelombang dengan indeks bias dapat dilihat dalam
penjelasan hukum pemantulan yang berlaku untuk semua jenis gelombang dan
hukum pemantulan dapat diturunkan dari prinsip Huygens. Prinsip Huygens yang
menyatakan setiap titik pada bidang gelombang yang diberikan dapat dianggap
sebagai titik dari anak gelombang sekunder. Hukum pemantulan (cahaya)
menyatakan bahwa sinar datang, sinar pantul dan garis normal permukaan bidang
6

selalu berada dalam bidang yang sama serta sudut datang 𝜃 sama dengan sudut pantul 𝜃′
(Paul, 2001).
Berdasarkan hukum pemantulan tersebut dapat diapresiasi bahwa berkas
cahaya yang mengenai sebuah permukaan rata (halus) maka akan terjadi
pemantulan sejajar. Pola interferensi diatas muncul meskipun lintasan sinar
dihalangi oleh medium yang masih dapat ditembus oleh sinar laser ini karena
interferensi merupakan superposisi gelombang harmonic yang bergantung pada beda fasa
antara gelombang. Beda fasa ini diakibatkan oleh dua hal yaitu : beda jarak tempuh
dan pemantulan saat gelombang datang dari medium renggang ke rapat dan juga
yang perlu diperhatikan adalah sumber harus bisa mempertahankan suatu beda
fasa yang tetap (koheren), Sumber harus monokromatik dan menghasilkan cahaya
dengan panjang gelombang sama (Bahrudin, 2006).
Hubungan antara visualisasi frinji dan indeks bias secara matematisdapat
dijelaskan sebagai berikut, bahwa frekuensi gelombang elektromagnetik 𝑓 =
2𝜋
𝜔/2𝜋 dengan panjang gelombangnya (𝜆 = ) akan menghasilkan kecepatan
𝑘
𝜔
gelombang (𝑣 = = 𝑓𝜆). Menurut Paul (2001), kedua vektor EM tersebut
𝑘

dihubungkan oleh impendansi karakteristik medium Z yang didefinisikan dengan


persamaan
𝐸
𝑍 = 𝐻0 = √𝜇/𝜀 2.1
0

Sehingga hubungan antar persamaan diatas akan didapatkan seperti berikut :

𝑐 𝜇𝜀 𝑍ℎ𝑎𝑚𝑝𝑎
𝑛 = 𝑣 = √𝜇 = 2.2
0 𝜀0 𝑍𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

Sedangkan hubungan antara indeks bias, panjang gelombang, perubahan


sudut,dan jumlah frinji secara matematis dapat dituliskan:

2𝑛𝑢 𝑑𝑢 (𝜃)+2𝑛𝑔 𝑑𝑔 (𝜃)


=𝑁 2.3
𝜆0
(2𝑡−𝑁𝜆0 )+(1−cos 𝜃)
𝑛𝑔 = 2.4
2𝑡(1−𝜃)−𝑁𝜆0

Dimana ng indeks bias gelas dan nu indeks bias udara, λ adalah panjang gelombang
cahaya dalam vakum dan N jumlah frinji yang bergeser.
6

2.4 Aplikasi Indeks Bias


Penerapan indeks bias sering digunakan pada konsep pembiasan. Setiap
bahan memiliki indeks bias yang berbeda. Karaketristik setiap bahan dapat
diketahui dari penentuan indeks bias. Penerapan konsep indeks bias banyak di
temukan dalam kehidupan sehari-hari (Bahrudin, 2006).
Contohnya dalam pembiasan adalah sedotan yang ditempatkan dalam
segelas air apabila dilihat dari samping tampak sedotan patah atau bengkok
sedangkan konsep indeks bias pada prisma yaitu pelangi dan fatamorgana.
Pemanfaatan indeks bias juga terletak pada benda berlensa misalnya teropong dan
teleskop. Penerapan indeks bias dimanfaatkan di berbagai bidang. Aplikasi indek
bias pada bidang farmasi misalnya untuk mengetahui kadar dan konsentrasi suatu
sediaan ataupun obat-obatan sebelum dipasarkan (Paul,2001).
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Rancangan Eksperimen


Rancangan eksperimen yang digunakan dalam eksperimen fisika II tentang
Indeks bias gelas dan akrilik adalah

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabe Percobaan

Eksperimen Indeks Bias Gelas dan Akrilik

Data

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Rancangan Eksperimen

3.5.1 Waktu dan Tempat Eksperimen


Eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik dilakukan pada hari Senin, 15
April 2019 dimulai dari jam 10.30-12.00 WIB. Eksperimen Indeks bias gelas dan
akrilik dilakukan di Laboratorium Fisika Modern, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.

7
9

3.5.2 Prosedur Eksperimen


Eksperimen indeks bias gelas dan akrilik dilakukan pada medium yang
berbeda yaitu gelas dan akrilik. Alat yang digunakan untuk menentukan indeks
bias gelas dan akrilik yaitu interferometer Michelson. Percobaan dilakukan
dengan memutar pointer putar sehingga terjadi pergeseran sudut. Pointer putar
yang diputar secara perlahan akan menyebabkan pergeseran frinji juga berubah.
Hal yang diamati pada eksperimenindek bias gelas dan akrilik yaitu pergeseran
sudut (𝜃) dan perubahan jumlah frinji (N).

3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen


Data yang diperoleh termasuk jenis data kuantitatif. Data kuantitatif ini
diperoleh dari hasil eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik. Data kuantitatif ini
diperoleh dengan mengamati perubahan sudut putar terhadap pergeseran frinji
dengan variasi jumlah frinji. Sumber data percobaan diperoleh dari eksperimen
Indeks bias gelas dan akrilik.

3.3 Variabel Eksperimen dan Skala Pengukuran


Definisi operasional variabel yang digunakan dalam eksperimen Indeks
bias gelas dan akrilik antara lain :
3.3.1 Variabel Eksperimen
Variabel eksperimen yang digunakan pada eksperimen Indeks bias gelas
dan akrilik antara lain :
1. Variabel Bebas : Sudut (θ)
2. Variabel Terikat : Indeks bias (n)
3. Variabel Kontrol : Panjang gelombang laser HeNe 632,8 nm
3.3.2 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada eksperimen Indeks bias gelas dan
akrilik antara lain :
a. Menghitung indeks bias gelas dan akrilik :
(2𝑡 − 𝑁𝜆𝑜 ) + (1 − cos 𝜃)
𝑛𝑔 = 𝑛𝑎 =
2𝑡(1 − 𝜃) − 𝑁𝜆𝑜
9

𝜋
𝜃(𝑟𝑎𝑑) = 𝜃 𝑥
180°

b. Ralat

∑(𝜃𝑛 − 𝜃̅ )2
∆𝜃 = √
𝑛(𝑛 − 1)

̅̅̅̅)2
∑(𝑛𝑔 − 𝑛𝑔
̅̅̅̅ = √
Δ𝑛𝑔
𝑛(𝑛 − 1)

̅̅̅̅)2
∑(𝑛𝑎 − 𝑛𝑎
̅̅̅̅ = √
Δ𝑛𝑎
𝑛(𝑛 − 1)

c. Deskripansi

𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 − 𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐷=| | 𝑥 100%
𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖

d. Grafik

Jumlah frinji (N)

θ
(Gambar 3.2 Grafik Hubungan θ terhadap N gelas)

Jumlah Frinji (N)

(Gambar 3.3 Grafik Hubungan θ terhadap N akrilik)


10

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka pemecahan masalah yang digunakan pada eksperimen indeks bas
gelas dan akrilik adalah

Mulai

Menyusun peralatan Interferometer


Michelson

Pengukuran pada dua medium berbeda


(gelas dan akrilik)

Melakukan pengukuran sudut dan


mengamati perubahan frinji

Posisi sudut-frinji

Selesai

Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Data Dihasilkan


3.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen Indeks bias gelas dan
akrilik sebagai berikut :
1. Precision Interferometer (os-9255A) berfungsi sebagai presisi interferometer
2. Sumber laser He Ne (OS-9171) berfungsi sebagai sumber cahaya
3. Bangku laser (OS-9172) berfungsi sebagai tempat sumber cahaya (laser)
4. Perlengkapan interferometer :Beam Splitter, Movable Mirror, Adjustable
Mirror, Convex Lens 18 mm, Glass Plate/ Acrylic Plate berfungsi sebagai alat
untuk menentukan indeks bias
5. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan bahan
12

3.4.2 Tata Laksana Eksperimen


Prosedur eksperimen pada Indeks bias gelas dan akrilik dengan cara disusun
peralatan seperti gambar 3.4 berikut:

Gambar 3.5 Rangkaian Eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik


(Sumber : Tim Penyusun, 2018)

Pointer putar diletakkan di antara beam spitter dan movable mirror , tegak lurus
terhadap arah lintasan optik. Bidang gelas diletakkan pada magnetik backing pada
meja putar. Penunjuk diposisikan sehingga tepi nol pada skala vernier searah
dengan angka nol pada skala derajat dalam skala dasar interferometer. Lensa
dipindahkan dari depan keluaran laser. Gelas diatur agar tetap tegak lurus terhadap
lintasan optik. Layar pengamatan dan lensa dipindahkan dan diatur seperlunya
secara perlahan agar mendapatkan satu set frinji pada layar. Secara perlahan
pointer putar diputar dengan menggerakkan lengan pointer dari pointer putar.
Jumlah frinji yang bergeser dihitung pada saat anda memutar pointer. Skala yang
ditunjukkan oleh sudut putar terhadap pergeseran frinji yang terjadi dicatat.
Percobaan tersebut dilakukan dengan jumlah frinji yang berbeda. Hal yang sama
dilakukan pada medium akrilik dengan mengamati perubahan sudut terhadap
pergeseran frinji.
12

3.5 Metode Analisis Data


Data hasil eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik diperoleh dari
eksperimen. Data yang diperoleh berupa besar perubahan frinji (N) dan besar
perubahan sudut (𝜃). Data eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik diperoleh
dengan cara menghitung besar perubahan sudut (𝜃) yang dilakukan dengan
memvariasi besar perubahan frinji. Percobaan tersebut dilakukan dua medium
yang berbeda yaitu medium gelas dan medium akrilik. Hasil data tersebut dapat
diperoleh data posisi sudut-frinji yang berbeda yang ditunjukkan pada tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1 yang digunakan pada eksperimen Indeks bias gelas dan akrilik :
Percobaan ke- N 𝜃 ∆𝜃
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Drs. MM. 2006.Kamus Fisika Plus. Epsilon Group: Bandung

Halliday, Resnick.1986.Fisika jilid 2 edisi ketiga. Erlangga: Jakarta

Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry Academic Press: Sydney, Australia

Paul A. 2001. Fisika untuk sains dan teknik jilid 2. Erlangga : Jakarta

Soedojo, P. 1992. Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 3 Optika . Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta

Tim Penyusun Eksperimen Fisika 2. 2019. Buku Panduan Praktikum (LAB


MANUAL) Eksperimen Fisika II. Jember: Universitas Jember.

19

Anda mungkin juga menyukai