Anda di halaman 1dari 9

HISTOLOGI VETERINER II

Materi ini ditujukan kepada mahasiswa dan khalayak lainnya yang berminat dalam
histologi hewan. Materi dibuat per sistema
Friday, March 20, 2009

4. Histologi Sistem Urinaria


SISTEM URINARIA

Sistem perkencingan atau sistem urinaria meliputi : Ginjal, Vesika urinaria dan beberapa
salurannya.

4.1 Ginjal / Ren

Pada umumnya jumlah ginjal sepasang (dua buah) yang terdapat di dalam
rongga perut, mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis dengan hilus renalis yakni
tempat masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter, mempunyai permukaan yang
rata, kecuali pada sapi ginjalnya berlobus. Selubung ginjal (Ren) disebut kapsula ginjal,
tersusun dari campuran jaringan ikat yakni serabut kolagen dan beberapa serabut
elastis.

Struktur histologi ginjal pada berbagai jenis hewan piara tidak sama, sehingga
bentuk ginjal dibedakan menjadi:

 Unilober atau unipiramidal : pada kelinci dan kucing mempunyai struktur


histologi sama, yakni tidak dijumpai adanya percabangan pada kalik renalis,
papila renalis turun ke dalam pelvis renalis, dan duktus papilaris bermuara pada
kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan anjing terjadi peleburan dari beberapa
lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal yang tersusun longitudinal.

 Multilober atau multipiramidal : bentuk ini dijumpai pada babi, sapi, dan
kerbau.Lobus (piramid) dan papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.

Fungsi ginjal :

1. Membuang sisa hasil metabolisme dengan cara menyaring dari darah berupa air
seni (urin)
2. Mengatur kadar air, elektrolit tertentu serta berbagai bahan lain dari darah

3. Membuang bahan yang berlebihan atau tidak lagi dibutuhkan tubuh

4. Sebagai kelenjar endokrin (sel juksta-glomeruli dan makula densa) yang mengatur
hemodinamika serta tekanan darah dengan menghasilhan zat renin.

5. Fungsi ginjal erat hubungannya dengan paru-paru dan kulit dalam


mempertahankan volume dan komposisi darah terhadap beberapa zat tertentu.
Pada darah zat tersebut mempunyai nilai ambang yang konstan, dan bila
melebihi nilai ambang, maka zat tersebut dibuang melalui ginjal, paru-paru,
maupun kulit.

Sinus renalis

Disusun atas :

1. Pelvis renal, dibentuk oleh kalik mayor dan kalik minor. Pelvis ini merupakan
bagian atas ureter yang melebar.

2. Arteri, vena dan nervus.

3. Lemak dengan jumlah sedikit dan tidak dijumpai jaringan konektif.

Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua daerah, yaitu : Kortek (luar ) dan Medulla
(dalam). Kortek meliputi daerah antara dasar malfigi piramid yang juga disebut piramid medula
hingga ke daerah kapsula ginjal. Daerah kortek diantara piramid tadi membentuk suatu kolum
disebut Kolum Bertini Ginjal. Pada potongan ginjal yang masih segar, daerah kortek terlihat
bercak merah yang kecil (petikhie) yang sebenarnya merupakan kumpulan vaskuler khusus yang
terpotong, kumpulan ini dinamakan renal korpuskle atau badan malphigi.

Kortek ginjal terdiri atas nefron pada bagian glomerulus, tubulus konvulatus
proksimalis, tubulus konvulatus distalis. Sedangkan pada daerah medula dijumpai sebagian
besar nefron pada bagian loop of Henle’s dan tubulus kolektivus. Setiap ginjal mempunyai satu
sampai empat juta filtrasi yang fungsional dengan panjang antara 30-40 mm yang disebut
nefron.
Renal Korpuskula

Renal korpuskula terdiri atas berkas kapiler glomeruli dan glomerulus yang dikelilingi
oleh kapsula berupa epithel yang berdinding ganda disebut : Kapsula Bowman.

Dinding sebelah dalam disebut lapisan viseral sedangkan yang disebelah luar disebut
lapisan pariental, yakni menerima cairan yang akan difiltrasi melalui dinding kapiler.Korpuskula
renalis mempunyai katup vaskular dimana darah masuk ke arteriole aferent dan keluar melalui
arteriole aferent.

Tubulus Konvulatus Prokimalis

Struktur ini merupakan segmen berkelok-kelok, yang bagian awal dari tubulus ini
panjangnya dapat mencapai 14 mm dengan diameter 57-60 . Tubulus konvulatusproksimalis
biasanya ditemukan pada potongan melintang kortek yang dibatasi oleh epithel selapis kubis
atau silindris rendah, dengan banyak dijumpai mikrovilli yang panjangnya bisa mencapai
1,2  dengan jarak satu dengan yang lainnya 0.03 . Karakteristik dari tubulus ini ditemukan
apa yang disebut Brush Border,dengan lumen yang lebar dan sitoplasma epithel yang jernih.

Loop of Henle’s

Loop of Henle’s banyak dijumpai di daerah medula dengan diameter bisa mencapai
15 . Loop of henle’s berbentuk seperti huruf “U”yang mempunyai segmen tebal dan diikuti
oleh segmen tipis. Pada bagian desenden mempunyai lumen yang kecil dengan diameter
12  panjang 1-2 mm, sedangkan bagian asenden mempunyai lumen yang agak besar dengan
panjang 9 mm dengan diameter 30 .

Epithel dari Loop of Henle’s merupakan peralihan dari epithel silindris rendah / kubus
sampai squomus, biasanya pergantian ini terdapat di daerah sub kortikal pada medula, tapi bisa
juga terjadi di daerah atas dari Loop ofHenle’s.

Tubulus Konvulatus Distalis

Perbedaan struktur histologi dengan Tubulus Konvulatus proksimalis antara lain : Sel
epithelnya besar, mempunyai brush border, lebih asidofil, potongan melintang pada tempat
yang sama mempunyai epithel lebih sedikit, Tubulus Konvulatus distalis : Sel epithel lebih kecil
dan rendah, tidak mempunyai brush border, kurang asidofil, lebih banyak epithel pada
potongan melintang

Sepanjang perjalanan pada kortek, tubulus ini mengadakan hubungan dengan katup
vaskuler badan ginjal dari nefronnya sendiri yakni dekat dengan anteriole aferent dan
eferent. Pada tempat hubungan ini, tubulus distalis mengadakan modifikasi bersama
dengan arteriola aferens. Segmen yang mengadakan modifikasi bersama dengan
arteriola aferens. Segmen yang mengadakan modifikasi ini pada mikroskop cahaya
tampak lebih gelap ini disebabkan dekatnya dengan inti disebut : Makula dense.

Fungsi Makula dense belum begitu jelas, tapi beberapa ahli mengatakan, fungsinya
adalah sebagai penghantar data osmolaritas cairan dalam tubulus distal ke glomerulus.
Pada makula dense yang dekat dengan arteriola aferent mengandung sel juksta
glomerulus yaitu sel yang mempunyai bentuk epitheloid dan bukan sel otot polos dan
ini mungkin merupakan modifikasi dari otot polos. Sel ini yang nantinya menghasilkan
enzim renin. Hormon ini mengubah hipertensinogen menjadi hipertensin (angiotensin).
Angiotensin mempengaruhi tunika media dari arteriola untuk berkontraksi, yang
mengakibatkan tekanan darah menjadi naik.

Tubulus kolektivus

Tubulus kolektivus merupakan lanjutan dari nefron bagian tubulus konvulatus distalis
dan mengisi sebagian besar daerah medula. Tubulus kolektivus bagian depan
mempunyai lumen yang kecil berdiameter sekitar 40  dengan panjang 20-22 mm.
Lumennya dilapisi epithel kubis selapis, sedangkan tubulus kolektivus bagian
belakangnya sudah berubah menjadi bentuk silindris dengan diameter 200 ,
panjangnya mencapai 30-38 mm.

Sirkulasi Darah

Ginjal menerima darah dari arteria renalis yang masuk melalui hilus dan bercabang
membentuk arteria interlobularis yang terletak antara piramid malpighi. Selanjutnya
arteri ini bercabang lagi menjadi arteri arkuata dan bercabang lagi menjadi arteria
interlobularis. Arteria Interlobularis bercabang lagi menjadi arteria aferent yang masuk
ke glomerulus, selain itu ada juga arteri interlobularis melanjutkan diri menuju kapsula
ginjal yang disebut arteri stelata.
Setelah darah mengalami filtrasi, maka akan keluar melalui arteriola eferent gromeruli.
Cabang arteriol eferent akan memberikan makanan untuk tubulus dan daerah distal
untuk kortek ginjal. Cabang arteriola eferent bersatu membentuk arteriola rekta, dari
venula ini bersatu lagi menjadi vena interlobularis dan selanjutnya menjadi vena
interlobularis yang akhirnya keluar ginjal melalui vena renalis. Pada manusia dengan
berat badan ± 70 kg pada kedua buah ginjalnya dialiri darah sebanyak 1200 cc setiap
menit

Histofisiologi Ginjal

Ginjal mempunyai fungsi yang sangat komplek, yakni sebagai filtrasi, absorpsi aktif
maupun pasif, resorpsi dan sekresi. Total darah ke dua ginjal dapat mencapai 1200
cc/menit atau sebesar 1700 liter darah / hari. Semua ini akan difiltrasi oleh glomeruli
dimana setiap menit dihasilkan 125 cc filtrat glomeruli atau 170 liter filtrat glomeruli
setiap 24 jam pada ke dua ginjal. Dari jumlah ini beberapa bagian di resorpsi lagi keluar
dari tubulus.

Pada tubulus konvulatus proksimalis dan distalis terjadi proses resorpsi dan ekskresi,
dimana beberapa bahan seperti : glukosa dan sekitar 50 % natrium klorida dan sejumlah
air di resorpsi oleh sel tubulus melalui absorbsi aktif yang memerlukan energi,
sedangkan air berdifusi secara pasif. Selanjutnya filtrat glomeruli yang tidak mengalami
resorpsi diteruskan ke distal sampai tubulus kolektivus. Pada daerah ini terjadi
pemekatan urin atau pengenceran terakhir tergantung dari keadaan cukup tidaknya
anti-diuretik hormon (ADH). Hormon ini berpengaruh terhadap permeabilitas tubulus
kolektivus terhadap air.

Pelvis Renalis

Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis yang menampung urin dari papila renalis. Pada
ginjal yang multi-piramid urin pertama ditampung oleh kaliks renalis kemudian dari sini
baru ke pelvis renalis.

Bangun histologinya adalah sebagai berikut : Mukosa memiliki epithel peralihan dengan
sel payung, mulai dari kaliks renalis, tebal epithel hanya 2 sampai 3 sel. Dengan
mikroskop cahaya tidak tampak adanya membran basal tetapi dengan EM tampak
membrana basalis yang sangat tipis. Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar
dan pada kuda terdapat kelenjar yang agak mukus.
Bentuk kelenjar adalah tubulo-alveolar. Tunika muskularis terdiri atas otot polos, jelas
pada kuda, babi dan sapi. Lapis dalam tersusun longitudinal dan lapis luar sirkuler. Pada
hewan lain otot relatif sedikit, pada kalises renalis otot relatif sedikit, tetapi pada
daerah permulaan ureter membentuk semacam sphinter. Tunika adventitia terdiri dari
jaringan ikat longgar dengan banyak sel lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe serta
saraf.

2. URETER

Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju vesika
urinaria (kantong air seni). Mukosa membentuk lipatan memanjang dengan epithel
peralihan, lapisan sel lebih tebal dari pelvis renalis. Tunika propria terdiri atas jaringan
ikat dimana pada kuda terdapat kelenjar tubulo-alveolar yang bersifat mukous, dengan
lumen agak luas. Tunika muskularis tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri dari
lapis dalam yang longitudinal dan lapis luar sirkuler, sebagian lapis luar ada yang
longitudinal khususnya bagian yang paling luar. Dekat permukaan pada vesika
urinariahanya lapis longitudinal yang nampak jelas.

Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf, ganglia sering terdapat didekatnya.Selama urine melalui
ureter komposisi pokok tidak berubah, hanya ditambah lendir saja.

Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni:

1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :

 Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat lapis, pada


ureterempat sampai lima lapis,pada vesica urinaria 6-8 lapis.
 Tunika submukosa tidak jelas
 Lamina propria beberapa lapisan
 Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung serabut elastis
dan sedikit noduli limfatiki kecil, dalam jaringan ikat longgar
 Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa ureter dan
vesika urinaria dalam keadaan kosong membentuk lipatan
membujur.
2. Tunika muskularis : otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan
ikat longgar dan anyaman serabut elastis. Otot membentuk tiga lapisan : stratum
longitudinale internum, stratum sirkulare dan stratum longitudinale eksternum

3. Tunika adventisia : jaringan ikat longgar

3.VESIKA URINARIA

Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua belah ginjal Urine
ditampung kemudian dibuang secara periodik.

Struktur histologi :

1. Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri atas lima sampai
sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine) lapisan nya
menjadi tiga atau empat lapis sel.

2. Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang
terlihat limfonodulus atau kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun
longitudinal, mirip muskularis mukosa.

3. Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar.

4. Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan
sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun secara memanjang, lapisan otot
tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga sering tampak saling
menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike membentuk bangunan
melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum. Lingkaran otot itu
disebut m.sphinter internus.

5. Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan
areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf

4. URETRA

Berupa saluran yang menyalurkan urine dari kantong seni keluar tubuh. Pada hewan
jantan akan mengikuti penis, sedangkan pada hewan betina mengikuti vestibulum.
Sistem Urinaria pada Unggas

Beberapa perbedaan dengan mamalia tampak jelas antara lain :

1. Bentuk ginjal yang agak komplek, terdiri atas tiga sampai empat lobus

2. Tidak memiliki vesika urinaria dan urethra jadi urine dari ureter langsung
masuk kloaka (urodeum)

3. Urine yang dihasilkan agak kental, sedangkan pada mamalia bersifat lebih
cair.

4. Pada ayam terdapat sepasang ginjal multilober yang erat hubungannya


dengan kilumna vertebralis dan ilia, terletak pada bagian kaudal dari paru-
paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah rusak
pada proses pengeluaran dari tempatnya.

Ginjal

Bagian paling luar adalah kapsula, serabut halus keluar dari kapsula menyisip parenkhim
ginjal bersama pembuluh darah. Renal tubulus dianggap identik dengan nefron pada
mamalia. Terdiri atas :

a. Korpuskuli renalis dengan glomeruli relatif lebih kecil dari mamalia.

b. Tubuli kontorti proksimalis, memepunyai epithel kubis dengan brush border, inti
ditengah dan sitoplasma berbutir halus, diduga butiran urat.

c. Jerat henle memiliki epithel sama, namun tidak memiliki brush border, tetapi
pada sitoplasma terdapat vakuola.

d. Tubuli konturti distalis memiliki lumen lebih luas, epithelnya lebih pucat dan
berbentuk kubis.

e. Alat penyalur mulai dari duktuli koligentes dengan epithel kubis, terus ke duktus
Bellini dan akhirnya masuk ureter.

Ureter
Selaput lendir ureter membentuk lipatan memanjang (longitudinal) dengan epithel
banyak baris. Pada tunika propria sebagaimana pada bangsa burung banyak ditemukan
limfosit.

Tunika muskularis terdiri atas otot polos, lapis terluar adalah adventitia. Ureter
sebelum memasuki ginjal bercabang menuju lobus. Ureter sebenarnya pendek dan
lurus, bermuara kedalam uredeum medial dari duktus deferens pada hewan jantan, dan
medial dari oviduktus pada hewan betina.

INK Bes at 8:53 PM

No comments:
Post a Comment



Home

View web version


Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai