Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
Merupakan suatu hal yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana
tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan
gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat.
Dengan penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik
berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah
seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak
akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa
menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang
mutlak harus dijaga
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah daripada mengobati seseorang apabila
jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah bergaya hidup sehat. Gaya
hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degenerative) seperti jantung,
tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan
karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup
yang sehat
Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS
PHBS di Pelayanan Kesehatan khusunya di rumah sakit sangat diperlukan sebagai salah satu
upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut memelihara,
menjaga dan mendukung terwujudnya Institusi Kesehatan Sehat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
2. Bagaimana promosi kesehatan di rumah sakit?
3. Apa pengertian pasien, serta bagaimana hak pasien dan kewajiban pasien?
4. Bagaimana promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien?

1.3 Tujuan penulisan


1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca
tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), sebagai salah satu bagian dari
pelayanan rumah sakit. Sehingga nantinya para pembaca mampu berperan aktif dalam
program PKS demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, dan sebagai pedoman

1
atau acuan kami untuk mengaplikasikan teori yang di dapat dalam memberikan promosi
kesehatan terhadap pasien.

2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan di rumah sakit
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian pasien, serta bagaimana hak pasien
dan kewajiban pasien
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan,
akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Dalam UU
Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau
individu itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan
yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta
terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat
serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola
pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan
diusahakan oleh diri sendiri.
Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam
mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan
kesehatan dapat tercapai maksimal.
Promosi kesehatan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat
berpatisipasi lebih baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan
perawatan.Penyuluhan ini diberikan oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan diberikan
pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan perawat. Pihak lain memberikan
penyuluhan pada saat mereka memberikan layanan-layanan khusus, seperti rehabilitasi atau
terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan pasien untuk pulang dan perawatan lanjutan. Oleh
karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka staf rumah
sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa saja yang
perlu dipelajari pasien.
RSUD Ajibarang mempunyai visi manjadi rumah sakit unggulan dengan pelayanan
profesional dan misi menyelenggarakan pelayanan bermutu yang berorientasi kepada pasien.
Prinsip keduanya adalah menyelenggarakan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
dengan terjaminnya keselamatan pasien. Pelayanan yang bermutu sendiri harus didukung
dengan data sebagai bahan untuk mengevaluasi supaya pelayanan yang diberikan selalu
meningkat kualitas dan lebih menjamin keselamatan pasien.
Pimpinan RSUD Ajibarang untuk mewujudkan visi dan misi ini melalui Komite Mutu
dan Keselamatan pasien (KMKP) dan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) telah menetapkan prioritas mutu kunci (SK Nomer 011 tahun 2017 tertanggal 6
Januari 2017).

a. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program

3
kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya
pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain
sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya
terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.
Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan : “Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical,
mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment“. (Ottawa
Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik,
sosial budaya dan sebagainya).
Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi
kesehatan sebagai berikut : “Health promotion is programs are design to bring about
“change”within people, organization, communities, and their environment ”. Artinya bahwa
promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan


menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses
pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya
setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi
lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk kebijakan dan peraturan perundangan.

b. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit


Promosi Kesehatan Rumah Sakit atau disingkat PKRS adalah upaya Rumah sakit
untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat sehingga pasien
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan melalui pembelajaran sesuai sosial budaya masing-masing.
Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi kesehatan itu
sendiri adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang

4
digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu bentuk promosi
kesehatan di rumah sakit adalah penerapan PHBS.
Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Pelayanan Kesehatan khususnya di rumah sakit sangat diperlukan sebagai salah
satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan
Institusi Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut
rnemelihara, menjaga dan mendukung terwujudnya Institusi Kesehatan Sehat.
Sasaran Promosi kesehatan di rumah sakit adalah :
1. Pasien (penderita) pada berbagai tingkat penyakit
2. Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)
3. Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit

Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan yaitu :
Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan bagi individu-individu yang sedang
memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit. Promosi kesehatan di rumah sakit
pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya
terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya. Promosi kesehatan di rumah
sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan.
Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalaah penerapan proses belajar
kesehatan di rumah sakit
Materi Promosi kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut :
A. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Meliputi :
1. Makan dengan menu/susunan makanan dengan gizi yang seimbang
2. Aktifitas fisik secara rutin, termasuk olahraga
3. Tidak merokok/minum minuman keras
4. Mengendalikan stress
5. Istirahat yang cukup
B. Pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit
Meliputi :
1. Gejala atau tanda-tanda penyakit
2. Penyebab penyakit
3. Cara penularan penyakit
4. Cara pencegahan penyakit
C. Pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan
Meliputi :
1. Diet terhadap pantangan dari suatu penyakit
2. Pengetahuan tentang pola hidup sehat

c. Pengertian Pasien, Hak Pasien dan Kewajiban Pasien


Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

5
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita
penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.
Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :
1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
4. Menolak tindakan medis; dan
5. Mendapatkan isi rekam medis.

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran ini adalah:
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

d. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Pasien


Promosi bagi pasien akan membantu pasien untuk dapat berpatisipasi lebih baik dalam
perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Promosi ini diberikan oleh
berbagai staf rumah sakit. Promosi diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya
atau dengan perawat. Pihak lain memberikan promosi pada saat mereka memberikan
layanan-layanan khusus, seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan
pasien untuk pulang dan perawatan lanjutan.
Oleh karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka
staf rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa
saja yang perlu dipelajari pasien.
Dengan demikian, promosi yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap
kebutuhan belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang
harus dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembelajaran
tersebut. Pembelajaran sendiri akan berlangsung paling efektif jika disesuaikan degan
pilihan belajar, nilai agama dan budaya serta kemampuan membaca dan bahasa seseorang.
Pembelajaran juga dipengaruhi oleh kapan waktu pelaksanaanya dalam proses perawatan.
Promosi mencakup pengetahuan yang diperlukan selama proses perawatan dan
pengetahuan yang diperlukan setelah pasien dipindahkan ke tempat perawatan lain atau
dipulangkan. Dengan demikian, promosi dapat mencakup informasi mengenai sumber daya
di masyarakat untuk perawatan tambahan dan perawatan tindak lanjut (follow-up) yang
dibutuhkan serta bagaimana cara mengakses layanan gawat darurat jika diperlukan.
a. Adapun tujuan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah :
1. Mengembangkan perilaku kesehatan
2. Mempercepat pemulihan dan penyembuhan pasien
3. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit
dimasa yang akan datang
4. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya

6
5. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan penyakit kepada
orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut agar dapat
mencegahnya terkena penyakit tersubut
6. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan
b. Adapun manfaat promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
2. Kesehatan yang sehat.
3. Terhindar dari penularan penyakit.
4. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
5. Peningkatan kesehatan pasien.
c. Standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien yaitu :
Standar 1 : Rumah sakit menyediakan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien
dan keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.
Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi kesehatan)
dengan SK Direktur Utama
Program kerja masing-masing SMF/Instalasi
Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
Standar 2 : Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam
rekam medisnya
Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian
terhadap pasien dan keluarga meliputi :
Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya
Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
Hambatan emosional dan motivasi
Keterbatasan fisik dan kognitif
Kemauan pasien untuk menerima informasi
Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan
maupun untuk belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.
Standar 3: Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien
yang berkesinambungan:
Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)/RS daerah disertai dengan
rujukan edukasi
Pembinaan ke PKM/RS daerah yang dilakukan dengan SMF
Perjanjian kerjasama (PKS) dengan Institusi yang relevan dengan kondisi pasien seperti
: Yayasan Tuna Rungu, Wiyata Guna dan SLB
Standar 4: Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik berikut, yang
berkaitan dengan perawatan pasien : penggunaan obat-obatan yang aman, potensi
interaksi antara obat-obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-
teknik rehabilitasi.
Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan
dengan perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah
standar/seragam untuk seluruh unit dilingkungan RSHS
Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif
untuk semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman dan

7
efektif; Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-obatan
lain; Diet dan gizi; Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.
Standar 5: Metode Penyuluhan mempertimbangkan nilai dan preferensi pasien dan
keluarganya serta memungkinkan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga
pasien dan staf untuk terjadinya pembelajaran
Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan
berani bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan
(dokter/perawat/petugas gizi dll) terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan
pasien dan keluarga.
Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan
dengan kebutuhan pasien
Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah
memahami penyuluhan yang diberikan
Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk
menyediakan penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama
untuk menyediakan penyuluhan/edukasi
Agar penyuluhan/edukasi berlangsung efektif maka:
Pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan
Pemberi dan penerima edukasi harus memiliki waktu yang cukup
Pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi efektif

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan,
akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat.
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.
Penyuluhan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat berpatisipasi
lebih baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Penyuluhan ini
diberikan oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan diberikan pada saat pasien betinteraksi
dengan dokternya atau dengan perawat. Penyuluhan yang efektif diawali dengan melakukan
penilaian terhadap kebutuhan belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan
bukan hanya apa yang harus dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk
melaksanakan pembelajaran tersebut

3.2 SARAN
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Marilah kita
bersama menjaga perilaku bersih dan sehat agar kita senantiasa terhindar dari berbagai
macam penyakit.
PHBS di Institusi Kesehatan dapat terwujud apabila ada keinginan dan kemampuan dari
para pengambil keputusan di lingkungan pemerintah daerah, institusi kesehatan dan lintas
sektor terkait

9
DAFTAR PUSTAKA

https://husnunnisaabbas.wordpress.com/2015/03/19/promosi-kesehatan-di-rumah-sakit-bagi-
pasien/

http://iqbal-iqi.blogspot.com/

http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat

http://info-kesehatan-kita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan

LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai