Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DEHIDRASI DAN PENGOBATAN HERBAL DEHIDRASI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :

M. Fauzi
Revina Sari
Rizki Amelia
Rosyana
Tiara Della Ramadhani
Umiani
Vitri Febriyanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PEKANBARU MEDICAL CENTER
TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Dehidrasi Dan Pengobatan Herbal Dehidrasi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Dehidrasi Dan Pengobatan
Herbal Dehidrasi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Pekanbaru, 02 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………..….……………………………….


DAFTAR ISI …………………………….……………………..….…..……...……….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …..…..….……………………………………………………...
B. Rumusan Masalah …..….…..….…..…....….…..….…..….…..….…..………...
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dehidrasi …..………….........………………………………………
B. Klasifikasi Dehidrasi ………...…………..…………………………………….
C. Etiologi Dehidrasi ………...…………..………………………………………..
D. Patofisiologi Dehidrasi …..…………………..…………………...……………
E. Manifestasi Klinis Dehidrasi ………..……………………………...………….
F. Penatalaksanaan Dehidrasi …………………..…………..…………………….
G. Pengobatan Herbal Dehidrasi ……………………….…………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .…………..…………………………………………………….....
B. Saran ……………...…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..….…………………...…
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekurangan volume cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi
yang sama ketika mereka berada dalam cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit
serum terhadap air tetap sama. Hal ini seharusnya tidak dikacaukan dengan istilah
dehidrasi yang mengacu pada semata-mata hilangnya air dengan peningkatan kadar
natrium serum FVD mungkin timbul sendiri atau dalam kombinasi dengan
ketidakseimbangan yang lain kecuali ketidakseimbangan yang timbul bersama, sama
konsentrasi elektrolit serum tetap tidak berubah.
Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilngnya cairan tubuh dan lebih
cepat terjadi jika disatukan dengan penurunan masukan cairan FVD mungkin terjadi
semata-mata akibat masukan yang tidak adekuat jika penurunan masukan
berlangsung lama. Kekurangan cairan yang tidak normal bisa terjadi akibat muntah-
muntah, diare, berkeringat dan penurunan masukan seperti pada adanya mual atau
ketidakmampuan untuk memperoleh cairan. Banyak masalah yang mungkin terjadi
akibat kurangnya cairan adalah intake yang berkurang dan output yang berlebihan
yang berupa muntah, diare, perdarahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dehidrasi ?
2. Apa Saja Klasifikasi Dehidrasi ?
3. Apa Etiologi Dehidrasi ?
4. Bagaimana Patofisiologi Dehidrasi ?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis Dehidrasi ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Dehidrasi ?
7. Bagaimana Pengobatan Herbal Dehidrasi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Berikut adalah beberapa pengertian tentang dehidrasi :
1. Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa
mengalami atau beresiko mengalami dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra
vaskuler (Lynda Jual Carpenito, 2000 : 139).
2. Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih
banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003).
3. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan
output yang melebihi inteks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs.
Syaifuddin, 1992 : 3).
4. Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotonik yang disertai kehilangan
antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994 : 303)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dehidrasi adalah kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan berpindahnya
cairan atau hilang dari tubuh. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih
banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam
menjadi terganggu, akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.

B. Klasifikasi
Klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis :
1. Dehidrasi Isotonik
Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga
kepekatannya tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan
cairan ECF berpindah ke ICF.
2. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan
cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF
menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga
menurun serta terjadi pembengkakan sel.
3. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada
dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF
ke ECF.

C. Etiologi
Bermacam-macam penyebab dehidrasi menentukan tipe atau jenis-jenis
dehidrasi (Menurut Donna D. Ignatavicus, 1991 : 253)
1. Dehidrasi
a. Perdarahan
b. Muntah
c. Diare
d. Hipersalivasi
e. Fistula
f. Ileustomy (pemotongan usus)
g. Diaporesis (keringat berlebihan)
h. Luka bakar
i. Puasa
j. Terapi hipotonik
k. Suction gastrointestinal (cuci lambung)
2. Dehidrasi hipotonik
a. Penyakit DM
b. Rehidrasi cairan berlebih
c. Mal nutrisi berat dan kronis
3. Dehidrasi hipertonik
a. Hiperventilasi
b. Diare air
c. Diabetes Insipedusà hormon ADH menurun
d. Rehidrasi cairan berlebihan
e. Disfagia
f. Gangguan rasa haus
g. Gangguan kesadaran
h. Infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat

D. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada berbagai
keadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu berkaitan dengan kehilangan cairan
tubuh melalui ginjal atau di luar ginjal. Penyebab tersering kekurangan volume cairan
yang juga sering terjadi adalah tersimpannya cairan pada cidera jaringan lunak, luka
bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran cerna. Terkumpulnya cairan di dalam ruang
non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya cairan menjadi terperangkap dan tidak dapat
dipakai oleh tubuh. Penumpukan volume cairan yang cepat dan banyak pada ruang-
ruang seperti beradal dari volume ECF sehingga dapat mengurangi volume sirkulasi
darah efektif.
Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang terdiri dari
Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada lingkungan yang panas,
bisa terjadi kehilangan 1 L keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan
volume jika asupannya tidak mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui
kulit karna penguapan jika luka bakar dirawat dengan metode terbuka.
Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada
3 keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang berlebihan, terutama
tiazid atau diuretik sampai yang kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik
juga sering menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria pada
DM yang tidak terkontrol atau koma hipermosmolar non ketonik pada kasus
pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau parenteral dapat terbentuk
urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen osmotik.
Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya volume ECF
mengganggu curah jantung dengan mengurangi alir balik vena ke jantung sehingga
mengakibatkan penurunan curah jantung. Karena tekanan arteri rata-rata = curah x
tahanan perifer total maka penurunan curah jantung mengakibatkan hipotensi.
Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor pada jantung dan arteri karotis
dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak, yang kemudian menginduksi
respon simpatis. Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dan
kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi
jarignan yang normal.
Penurunan perfusi ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-
aldosteron. Angiotensin merangsang vasokonstriksi sistemik dan aldosteron
meningkatkan reabsorbsi natrium oleh ginjal.
Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka vasokontriksi dan
vasokonstriksi yang diperantai oleh angiotensin II yang meningkat. Terjadi
penahanan aliran darah yang menuju ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan
aliran yang menuju koroner dan otak relatif dipertahankan.

E. Manifestasi Klinis
Berikut ini gejala atau tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya (Nelson,
2000) :
1. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula)
a. Haus, gelisah
b. Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal
c. Turgor kulit normal
d. Pengeluaran urine (1300 ml/hari)
e. Kesadaran baik
f. Denyut jantung meningkat
2. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula)
a. Haus meningkat
b. Nadi cepat dan lemah
c. Turgor kulit kering, membran mukosa kering
d. Pengeluaran urien berkurang dan suhu tubuh meningkat
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)
a. Penurunan kesadaran
b. Lemah, lesu
c. Takikardi
d. Mata cekung
e. Pengeluaran urine tidak ada
f. Hipotensi
g. Nadi cepat dan halus
h. Ekstremitas dingin

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson):
1. Obat-obatan Antiemetik
Untuk mengatasi muntah
2. Obat-obatan anti diare (pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-
obat anti diare serta dapat diberikan oralit)
3. Pemberian air minum
Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk mengatasi
ketidakseimbangan yang terjadi
4. Pemberian cairan intravena
Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan intravena.
Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih untuk kasus-kasus
dengan kadar natrium mendekati normal, karena akan menambah volume plasma.
Segera setelah pasien mencapai normotensi, separuh dari larutan garam normal
(0,45%) diberikan untuk menyediakan air bagi sel-sel dan membantu pembuangan
produk-produk sisa metabolisme.
5. Pemberian bolus cairan IV
Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk mengetahui
apakah aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal.
G. Pengobatan Herbal Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
1. Minumlah cairan jernih
Meminum air putih dan minuman yang mengandung elektrolit merupakan cara
terbaik mengatasi dehidrasi. Minumlah cairan sebanyak mungkin tanpa
memperparah mual atau muntah.
Sebagian besar orang dewasa memerlukan cairan sebanyak 2-3 liter per hari.
Jika mengalami dehidrasi akibat mual atau radang tenggorokan, kulumlah
potongan es batu atau makanlah es lilin yang terbuat dari sari buah.
Gangguan keseimbangan elektrolit pada orang dewasa tidak sebahaya pada
anak, tetapi tetap perlu diatasi. Minumlah oralit atau minuman olahraga untuk
mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh saat mengalami dehidrasi.
Meminum oralit merupakan cara terbaik mengatasi dehidrasi akibat penyakit,
sedangkan minuman olahraga efektif untuk mengatasi dehidrasi akibat kegiatan
fisik berat.
2. Dinginkan tubuh
Dehidrasi akut sering kali disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan atau
peningkatan suhu tubuh. Apa pun penyebabnya, usahakan untuk mendinginkan
diri agar kandungan air di dalam tubuh tidak semakin berkurang. Lepas pakaian
yang berlapis-lapis dan longgarkan pakaian ketat agar tidak menempel di kulit.
Duduklah di tempat yang sejuk. Masuklah ke ruangan ber-AC jika bisa. Jika
tidak bisa, duduklah di area luar ruangan yang teduh atau di dekat kipas angin
listrik di dalam ruangan.
Dinginkan kulit menggunakan air. Tempelkan handuk basah di leher atau dahi.
Basahi kulit yang tidak tertutup pakaian dengan air bersuhu suam kuku dengan
botol semprot.
Proses pendinginan tubuh harus dilakukan secara bertahap. Paparan dingin
yang mendadak dapat menyebabkan pembuluh darah dan tubuh menggigil
sehingga suhu internal tubuh akan meningkat. Oleh karena itu, jangan
menggunakan kompres es atau air es untuk mendinginkan
3. Atasi semua gejala terkait saluran pencernaan
Jika dehidrasi disebabkan oleh muntah atau diare, atasi gejala tersebut dengan
menyantap makanan tertentu serta mengonsumsi obat agar kandungan air di
dalam tubuh tidak semakin berkurang. Minumlah cairan jernih, seperti kaldu
dan gelatin, selama 24 jam pertama. Saat muntah dan diare mulai reda, sertakan
kembali makanan tawar secara bertahap ke dalam pola makan.

b. Dehidrasi Sedang
1. Minumlah cairan banyak-banyak
Rata-rata pria dewasa perlu minum cairan sebanyak 3 liter per hari. Rata-rata
wanita dewasa perlu minum cairan sebanyak 2 liter per hari. Tingkatkan
jumlah cairan yang Anda minum guna memenuhi atau sedikit melebihi jumlah
ideal tersebut. Meski demikian, minuman tertentu lebih baik daripada yang
lain dalam menyembuhkan dehidrasi. Air, teh herbal, sari buah, minuman
berenergi, dan minuman elektrolit yang lain membantu menghidrasi tubuh.
Sebaliknya, minuman yang mengandung kafeina (kopi, soda, teh hitam) atau
alkohol memperparah dehidrasi.
2. Konsumsi buah-buahan dan sayuran yang tepat
Buah-buahan dan sayuran yang memiliki kandungan air yang tinggi dapat
membantu menyembuhkan dehidrasi. Selain itu, buah-buahan dan sayuran ini
juga mengandung berbagai jenis gizi, garam, dan gula sehingga dapat turut
membantu memulihkan keseimbangan elektrolit.
Pisang merupakan pilihan yang sangat bagus. Kandungan air di dalam pisang
dapat mencapai 75%. Pisang juga kaya akan kalium, mineral yang cenderung
berkurang seiring dehidrasi bertambah parah.
Buah-buahan dan sayuran lain yang bagus untuk mengatasi dehidrasi antara
lain semangka, tomat, anggur, persik, melon oranye,
stroberi, apel, blackberry, aprikot, timun, brokoli, dan zucchini.
3. Minumlah teh yang tidak mengandung kafein
Teh kamomil, khususnya sangat efektif menyembuhkan dehidrasi meskipun
hampir semua jenis teh herbal atau teh tanpa kafein alami yang lain juga dapat
digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Teh kamomil dipercaya mampu bekerja
sebagai pereda nyeri alami, yang merupakan salah satu alasan utama teh ini
diakui sebagai pengobatan dehidrasi yang efektif. Saat tubuh mengalami
dehidrasi, otot perut kemungkinan mulai kram. Meminum teh kamomil
merupakan cara efektif menghidrasi tubuh sekaligus mengatasi kram.
4. Minumlah air kelapa
Air kelapa kaya akan elektrolit sehingga lebih efektif menyembuhkan
dehidrasi kronis daripada air biasa. Meskipun mengandung berbagai jenis gizi,
besi dan kalium merupakan kandungan terbesar air kelapa. Kadar kedua zat
tersebut di dalam tubuh cenderung semakin berkurang seiring dehidrasi
bertambah parah. Untuk menyembuhkan dehidrasi air kelapa lebih efektif.
5. Berendamlah dengan air garam epsom. Isi bak mandi dengan air panas, lalu
campurkan 250-500 g garam epsom. Setelah garam larut, berendamlah selama
sekitar 15 menit. Melalui kulit, tubuh dapat menyerap magnesium yang
terkandung di dalam air mandi, yang dapat meredakan inflamasi, kelelahan,
dan nyeri akibat dehidrasi kronis. Sulfat yang terkandung di dalam air garam
epsom membantu tubuh menyerap nutrisi sehingga mempermudah tubuh
mengembalikan keseimbangan elektrolit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dehidrasi adalah kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan


berpindahnya cairan atau hilang dari tubuh. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh
kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan zat
gula dan garam menjadi terganggu, akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara
normal.
Ada 3 klasifikasi dehidrasi yaitu : dehidrasi isotonik, hipotonik dan
hipertonik. Setiap dehidrasi tersebut disebabkan oleh faktor penyebab yang berbeda.
Dehidrasi isotonik dapat disebabkan karna perdarahan, muntah, diare, puasa, luka
bakar, pemotongan usus, keringat yang berlebih. Sedangkan dehidrasi hipotonik
disebabkan karna penyakit DM, Rehidrasi cairan berlebih, mal nutrisi berat dan
kronis. Dan dehidrasi hipertonik dapat disebabkan karna Hiperventilasi, diare air,
diabetes Insipedusà hormon ADH menurun, rehidrasi cairan berlebihan, disfagia,
gangguan rasa haus, gangguan kesadaran, infeksi sistemik.
Dan dehidrasi memiliki berbagai tanda dan gejala yang berbeda berdasarkan
tingkat keparahannya. Tanda dan gejala pada dehidrasi ringan adalah haus, gelisah,
denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal, turgor kulit normal, pengeluaran urine
(1300 ml/hari). kesadaran baik, denyut jantung meningkat. Sedangkan tanda dan
gejala pada dehidrasi sedang adalah haus meningkat, nadi cepat dan lemah, turgor
kulit kering, membran mukosa kering, pengeluaran urin berkurang dan suhu tubuh
meningkat. Sedangkan tanda dan gejala pada dehidrasi berat adalah penurunan
kesadaran, lemah, lesu, takikardi, mata cekung, pengeluaran urine tidak ada,
hipotensi, nadi cepat dan halus, ekstremitas dingin.
Dan dehidrasi ini dapat diobati dengan obat herbal yang bisa kita buat
dirumah yaitu : banyak minum air jernih, minum air kelapa, mengonsumsi sayur dan
buah-buahan yang tinggi serat, mengonsumsi minuman yang kaya elektrolit.
B. SARAN
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedal. Edisi 8. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta


: EGC

Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 1. Jakarta
: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai