Anda di halaman 1dari 4

Acuan pokok persyaratan umum instalasi listrik

(Puil tahun 2000)

SNI.04.0225.2000

1. Riwawat Puil
PIL (Peraturan Instalasi Listrik) digunakan pertama kali sebagai pedoman beberapa instalasi
yang berkaitan dengan listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften Voor Electrische
Sterkstroom Instalaties).
Tahun 1967 AVE diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan sebagai Norma
Indonesia NIG, yang kemudian dikenal sebagai peraturan umum instalasi listrik (PUIL 1964).
Tahun 1977 disempurnakan pada penerbitan kedua (PUIL 1977) dan penerbitan ketiga (PUIL
1987).
Istilah “Peraturan” pada PUIL 1964, 1977 dan 1987 berubah menjadi “Persyaratan” pada
PUIL 2000 dengan maksud : selain isinya mengandung kewajiban mematuhi ketentuan dan
sanksinya, juga mengandung rekomendasi / persyaratan teknis yang dapat dijadikan
pedoman pelaksanaan.

MAKSUD DAN RUANG LINGKUP


Maksudnya :
PUIL ialah agar perusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin
keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya, keamanan gedung beserta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan
perlindungan lingkungan.

RUANG LINGKUP
PUIL ini berlaku untuk semua perusahaan instalasi tegangan rendah arus bolak-balik 1000V,
arus searah 1500V dan tegangan menengah 35kV dalam bangunan dan sekitarnya baik
perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2. PUIL ini tidak berlaku


Bagian instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan
berita dengan isyarat.
Baigan instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta
rel listrik.
Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25V dan daya tidak melebihi 100
watt.

STANDARISASI KELISTRIKAN
SII : Standar Industri Indonesia
SPLN : Standar Perum Listrik Negara
LMK : Lembaga Masalah Kelistrikan
IEC : International Electrotechical Commission
VOE : Verband Deutscher Electrotechniker
DIN : Deutshe Industrial Norm
ICEA : Insulated Cable Engineers Association
ASTM : Amirican Society For Testing Material
NEMA : National Electrical Manufacture Association
BS : British Standar
JIS : Japanese Industrial Standards
NF : Norme Franque

3. Tujuan dan Ketentuan Umum Instalasi Listrik


3.1. Tujuan
- Instalasi listrik dapat diperasikan dengan baik
- Terjamin keselamatan manusia
- Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapan
- Terjamin keamanan gedung dan isinya dari kebakaran akibat listrik
- Tercapai tujuan pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman
3.2. Ketentuan Umum
- Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui
- Instalasi listrik harus dirancang dipasang dan dipelihara sehingga tidak menimbulkan
bahaya kebakaran
- Perlengkapan dan kelengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standar.

4. Ketentuan Kabel
Harus sesuai SNI
- Kabel yang dipilih dan dipasang haruslah memiliki ukuran yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan beban sebagaimana tersebut dalam rancangan instalasi.
- Kabel yang akan dipasang harus dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah dan warna
intinya sesuai dengan rancangan instalasi dan persyaraan PUIL 2000 yaitu :
a. Warna biru untuk netral
b. Warna loreng untk penghantar pembumian
c. Warna merah untuk fase R
d. Warna kuning untuk fase S
e. Warna hitam untuk fase T
Biasanya untuk grounding warna kuning dan hijau

5. Pengertian
a. Jaringan listrik
Sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan peralatan listrik yang terhubung satu sama
lain untuk menyalurkan tenaga listrik
b. Instalasi listrik
Seuatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling berhubungan satu sama lain secara
listrik yang berada dalam suatu rangkaian / lokasi.
Instalasi listrik terbagi :
- Instalasi Rumah Domestik (Penerangan)
Instalasi yang dengan tegangan ketanah sampai 300 V untuk rumah tangga, toko,
kantor, hotel, dll. Yang menggunakan tegangan listrik hanya untk penerangan dan
kebutuhan rumah tangga lainnya.
- Instalasi Industri (tenaga)
Instalasi listrik dengan tegangan ke tanah sampai 600 V untuk pabrik (Industri) yang
menggunakanlistrik untuk menggerakan mesin / motor.

Pusat Gardu Gardu Beban


Pembangkit Induk Induk Konsumen
6. Sub Sistem Tenaga Listrik
a. Pusat pembangkit
b. Gardu induk (pusat beban / load center)
c. Transmisi tegangan tinggi 150 kV / 500 kV
d. Jaringan distribusi TM 20kV dan TR 220/380 V
e. Beban konsumen : instalasi tenaga / industri dan penerangan
SINGLE LINE DIAGRAM

6kv – 24 kv Gardu Induk


Pembagkit gardu induk
Distribusi 20kV

Trafo distribusi
220 / 380 V

PENYALURAN TENAGA LISTRIK


PLTU/PLTG/PLTD/PLTA

SUTT (SUTET)

Gardu Induk

SKTM → Gardu Distribusi → Kunsumen TR
KONFIGURASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Pembangkit → Gardu Step down → Industri

Trafo step down
↓ ↓
Rumah sosial, dll
KONSEP DASAR INSTALASI LISTRIK
1. Safety (Keamanan)
2. Realibility (Keandalan)
3. Acdesibility (Kemudahan)
4. Availibility (Ketersediaan)
5. Impac of Environment (Pengaruh Lingkungan)
6. Economic (Ekonomis)
7. Esthetic (Keindahan)

1. Safety (Keamanan)
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan perraturan yang
ditetapkan oleh SPLN, PUIL 2000 serta IEC dengn tujuan untuk keamanan dan
keselamatan bagi pemakai listrik (manusia, harta benda, dan instalasi itu sendiri).
Contoh : suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dnegan sistem pertanahan agar
manusia terhindar dari sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik yang tidak terduga,
karenaadanya kebocoran arus listrik pada ranka peralatan listrik.
Keamanan :
- Mahluk hidup = kecelakaan,cedera, kematian
- Harta benda = kerusakan, musnah
- Instalasi Listrik = kebararan, kerusakan peralatan

2. Rability (Keandalan)
Kondisi yang dicapai adalah keandalan terhadap :
- unjuk kerja sistem
- pengoperasian sistem
- perawatan yang digunakan
Contoh : suatu sistem instalasi yang dinyatakan andal apabila operasi sistem
kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi denan cepat bila terjadi
gangguan.

3. Accessibility (Kemudahan)
Kondisi yang dicapai adalah kemudahan terhadap :
- Pengoperasian, perawatan, dan perbaikan
- Pemasangan, dan pengaturan peralatan
- Pengembangan dan perluasan
Contoh : Agar memudahkan dalam mencari trouble pada suatu sistem kontrol, maka
instalasi panel kontrol harus dilengkapi label peralatan listrikterpasang, adanya
penomeran pada terminal kabel dan pengawatan peralatan yang disesuaikan dengan
gambar / diagram kontrol dan instalasi.

4. Availibility (Ketersediaan)

Anda mungkin juga menyukai