Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONVERSI ENERGI

ENERGI TENAGA ANGIN

OLEH :

ROSALINA K. KAYUKATUI (2015 43 006)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bidang termodinamika (ilmu yang mempelajari konversi energi),

energi memiliki tiga bentuk dan sifat. Energi bisa berbentuk kinetik, potensial,

dan internal (energi dalam). Energi memiliki sifat bisa disimpan (stored),

dipindahkan (transferred), dan diubah bentuknya (transformed). Energi kinetik

bisa dijumpai pada benda yang bergerak, energi potensial dijumpai pada benda

yang memiliki ketinggian terhadap referensi tertentu (sehingga bisa

dimanfaatkan), dan energi internal terdapat dalam ikatan antar atom/molekul,

muatan elektron pada atom/molekul, gerak atom/molekul, dsb. Energi bisa

disimpan dalam ke-tiga bentuknya tersebut, seperti energi kinetik pada flywheel,

energi potensial pada air berketinggian tertentu, dan energi internal pada bahan

bakar atau bahan kimia

Menggunakan energi pada dasarnya memanfaatkan efek perpindahan

energi. Ada dua jenis perpindahan energi, yakni kerja (work) dan perpindahan

panas (heat transfer). Kerja dipicu oleh perbedaan potensi mekanik atau elektrik,

dan perpindahan panas dipicu oleh perbedaan temperatur.

Bila kita cermati, sumber-sumber energi yang umum digunakan manusia

bisa digolongkan berdasarkan bentuk energinya, misalnya bentuk energi angin

adalah kinetik, bentuk energi air adalah potensial, dan bentuk energi matahari

adalah internal. Energi angin dan air berpindah melalui kerja, sedangkan energi
matahari berpindah melalui perpindahan panas. Bahan bakar fosil (minyak, gas,

dan batubara) yang saat ini merupakan energi dominan di dunia juga tergolong

dalam bentuk energi internal.

Dalam pemilihan sumber energi, setidaknya terdapat empat parameter penting

yang patut diperhatikan, yakni: jumlah/cadangan energi, kerapatan energi (energy

density [energi per volume sumber energi]), kemudahan penyimpanan energi

(energy storage), dan kemudahan perubahan/perpindahan energi. Bila kemudian

faktor lingkungan juga diperhitungkan, maka efek pencemaran lingkungan juga

menjadi parameter penting bagi sebuah sumber energi. Dibandingkan dengan

sumber energi yang lain, saat ini bahan bakar fosil unggul dalam hal jumlah,

kerapatan, kemudahan penyimpanan, dan kemudahan perubahan/perpindahan

energi. Maka tidak mengherankan bahwa peradaban manusia modern saat ini

cukup didominasi oleh bahan bakar fosil.

Namun patut diakui bahwa bahan bakar fosil merupakan salah satu

pencemar utama lingkungan (atmosfer). Sedangkan mengenai cadangan bahan

bakar fosil, hingga saat ini masih belum ada kesepakatan tentang jumlah riil yang

dimiliki dunia; salah satunya karena kemajuan teknologi semakin bisa

mengungkap cadangan-cadangan baru bahan bakar fosil di kedalaman bumi.

Namun secara umum, mayoritas ilmuwan meyakini bahwa suatu saat bahan bakar

fosil akan habis. Dari ke-lima parameter utama sumber energi di atas,

kecenderungan global menunjukkan bahwa, faktor jumlah/cadangan energi dan

efek pencemaran lingkungan menjadi sangat penting, meski ke-tiga parameter

yang lain tetap diperhitungkan


Pada makalah ini akan dibahas mengenai energi angin. Dimana energi

angin ini ramah lingkungan, memiliki kerapatan energi dan perpindahan

energinya cukup baik. Pengembanagan energi angin ini di Indonesia pun sangat

mungkin dilakuakn karena potensi wilayah Indonesia yang umumnya merupakan

wilayah pesisisr yang melimpah dengan anginnya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Energi Angin ?

2. Asal Energi Angin ?

3. Apa prinsip kerja Energi Angin ?

4. Bagaimana perkembangan pembangkit listrik tenaga angin ?

5. Apa saja factor yang berperan pada pembangkit tenaga angin ?

6. Apa prinsip kerja turbin kincir angin ?

7. Bagaimana mekanisme turbin angin ?

8. Apa apa saka kenis turbin angin ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Energi Angin

2. Untuk mengetahui asal Energi Angin

3. Untuk mengetahui prinsip kerja Energi Angin

4. Untuk mengetahui perkembangan pembangkit listrik tenaga angin

5. Untuk mengetahui faktor yang berperan pada pembangkit tenaga angin

6. Untuk mengetahui prinsip kerja turbin kincir angin


7. Untuk mengetahui mekanisme turbin angin

8. Untuk mengetahui jenis turbin angin

1.4. Manfaat Penulisan

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari Energi Angin

2. Agar dapat mengetahui asal Energi Angin

3. Agar dapat mengetahui prinsip kerja Energi Angin

4. Agar dapat mengetahui perkembangan pembangkit listrik tenaga angin

5. Agar dapat mengetahui faktor yang berperan pada pembangkit tenaga angin

6. Agar dapat mengetahui prinsip kerja turbin kincir angin

7. Agar dapat mengetahui mekanisme turbin angin

8. Agar dapat mnegetahui jenis turbin angin


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Energi angin

Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan

energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana-mana, baik di

daerah dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.

2.2 Asal energi angin

Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan

bakar fosil-kecuali energi pasang surut dan panas bumi-berasal dari Matahari.

Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. Dengan

kata lain, Bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya.

Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah menjadi energi angin. Jadi,

energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada energi yang diubah

menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan yang ada di muka Bumi.

Sebagaimana diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan

energi antara udara panas dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa yang

panas, yaitu pada busur 0°, udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi

ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah

kutub. Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan

turun ke bawah. Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa

perpindahan udara dari kutub Utara ke garis Khatulistiwa menyusuri permukaan


bumi, dan sebaliknya, suatu perpindahan udara dari garis khatulistiwa kembali ke

kutub Utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Udara yang bergerak inilah

yang merupakan energy yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan untuk

memutar turbin dan akhirnya dapat menghasilkan listrik.

2.3 Prinsip kerja Energi Angin

Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan

energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana mana baik di daerah

dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.

Adapun prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah

energi dari angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu kincir angin

digunakan untuk memutar generator yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

Sebenernya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-

sisterm yang dapat meningkatkan safety dan efesiensi dari turbin angin, yaitu :

1. Gearbox : alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir

menjadi putaran tinggi.

2. Brake System : digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox

agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu

dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.

Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja

pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar dugaan akan

menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika

tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator.


3. Generator : ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan

energi turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi

energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori

medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja

generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik

permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya

adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros

generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang

akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus

listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan

melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.

Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa

AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih

sinusoidal.

4. Penyimpan Energi: karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak

sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak

menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi

sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik

masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang

menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.

Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika

terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat

penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini


diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh dari alat ini

adalah aki. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan

catu daya DC(Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan

dari generator dihasilkan catu daya AC(Alternating Current). Oleh karena itu

diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.

5. Rectifier-inverter: rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan

gelombang sinusoidal (AC) yang dihasilkan olehgenerator menjadi gelombang

DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energy

(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang

DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC

, maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan

oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.

2.4 Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit

Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik

dengan menggunakan turbin energi kincir angin.

Pemanfaatan energ angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang

paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy

Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan

oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari

total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan energi
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total

kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.

Indonesia,energi kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan

mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan

wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. Di tengah

potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia tersebut, total kapasitas

terpasang dalam energi konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt.

Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas

masing-masing 80 kilowatt (Kw) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan

kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau

Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka

Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional,

maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt

(MW) pada tahun 2025.

2.5 Faktor Yang Berperan Pada Pembangkit Tenaga Angin

Faktor yang sangat berperan dalam pembangkitan energi angin adalah

kecepatan angin. Kecepatan angin/udara diukur dengan anemometer. Jika tingkat

keakuratan alat tersebut 3%, artinya daya yang dikeluarkan akan berada dalam

kisaran +/- 9%. Kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di

Indonesia misalnya kecepatan angin di siang hari bisa lebih kencang dibandingkan

malam hari. Di beberapa lokasi bahkan pada malam hari tidak terjadi gerakan

udara yang signifikan.


Udara yang bergerak dekat dengan permukaan tanah akan mempunyai

kecepatan nol dan kemudian meningkat terhadap ketinggian. Fenomena ini

alamiah terjadi pada aliran dekat permukaan yang tidak bergerak. Dimana bila

terlalu dekat dengan permukaan tanah, kecepatan angin yang diperoleh akan kecil

sehingga daya yang dihasilkan sangat sedikit. Semakin tinggi akan semakin baik.

Untuk memperoleh kecepatan angin di kisaran 5-7 m/s umumnya diperlukan

ketinggian 5-12 m.

Untuk baling-baling yang besar (katakanlah diameter 20 m), kecepatan

angin pada ujung baling-baling bagian atas kira-kira 1,2 kali dari kecepatan angin

ujung baling-baling bagian bawah. Artinya, baling-baling pada saat di atas akan

terkena gaya dorong yang lebih besar dari pada baling-baling pada saat di bawah.

Faktor ini perlu diperhatikan pada saat mendesain kekuatan baling-baling dan

tiang (menara) khususnya pada turbin angin yang besar.

Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari permukaan. Di daerah

perkotaan dengan banyak rumah, apartemen dan perkantoran bertingkat,

kecepatan angin akan rendah. Bandingkan dengan kecepatan angin pada daerah

lapang. Kepadatan benda di permukaan bumi akan menyebabkan angin mudah

bergerak atau tidak. Faktor porositas ini juga penting untuk diperhatikan manakala

mendesain turbin angin.


2.6 Prinsip Kerja Turbin Kincir Angin

Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,

diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin,

sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan

disimpan ke dalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

2.7 Mekanisme Turbin Angin

Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan

menggabungkan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik ke unit

penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan didistribusikan ke

rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.

Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain yang umum

adalah jenis turbin dua bilah. Jadi, bagaimana turbin angin menghasilkan listrik?

Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari kipas angin. Bukannya menggunakan

listrik untuk membuat angin, seperti pada kipas angin, turbin angin menggunakan

angin untuk membuat listrik.

Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang

dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Turbin untuk

pemakaian umum berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50

kilowatt, digunakan untuk perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.


2.8 Jenis Turbin Angin

Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi jenis turbin angin

energi dan turbin angin Darrieus. Kedua jenis turbin inilah yang kini memperoleh

perhatian besar untuk dikembangkan. Pemanfaatannya yang umum sekarang

sudah digunakan adalah untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.

Turbin angin energi adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal

seperti baling- baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus

diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya.

Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer.

Anemometer jenis mangkok adalah yang paling banyak digunakan. Anemometer

mangkok mempunyai sumbu energi dan tiga buah mangkok yang berfungsi

menangkap angin.

Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung secara

elektronik. Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut angin untuk

mendeteksi arah angin.

Jenis anemometer lain adalah anemometer energi atau jenis laser yang

mendeteksi perbedaan fase dari suara atau cahaya koheren yang dipantulkan dari

molekul-molekul udara.

Turbin angin Darrieus merupakan suatu energi konversi energi angin yang

digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak. Turbin angin ini pertama

kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun 1920.


Keuntungan dari turbin angin jenis Darrieus adalah tidak memerlukan

mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu mendeteksi arah angin yang

paling tinggi kecepatannya) seperti pada turbin angin energi.

Di Indonesia telah mulai dikembangkan proyek percontohan baik oleh

lembaga penelitian maupun oleh pusat studi beberapa perguruan tinggi. Proyek ini

perlu memperoleh perhatian dari pihak yang terkait untuk dikembangkan karena

membutuhkan riset yang cukup intensif mengenai kecepatan angin, lokasi

penempatan turbin angin, serta cara untuk mengatur pembebanan turbin yang

tidak merata. Misalnya pada malam hari angin cukup kencang, sedangkan pada

pagi dan siang hari kecepatan angin turun sehingga harus ada mekanisme

penyimpanan energi serta mekanisme untuk menstabilkan fluktuasi tegangan

listrik yang dihasilkan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Energi terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan energi
dari sumber yang alami regenerasi dan, karenanya, hampir tak terbatas dan
juga tidak akan pernah habis.
 Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan
energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana mana baik di
daerah dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di
laut.
 Prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah energy
dari angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu kincir angin digunakan
untuk memutar generator yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

3.2 Saran
 Pemanfaatan energi terbarukan ini harus dikerjakan oleh orang orang
professional agar hasil yang dibuat lebih maksimal.
 Peralatan teknologi ini juga memerlukan perawatan yang rutin.
 Sehubungan dengan kurangnya kebutuhan energy di Bangka Belitung perlu
dibuat teknologi seperti ini,.karena selain murah teknologi ini juga ramah
lingkungan.
 Pembuatan teknologi ini bisa diterapkan di desa desa terpencil yang belum

terjangkau oleh listrik.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/energi_baru_terbarukan;

http://www.google.com/energi_angin ;

http://www.google.com/sistem_kerja_tenaga_angin ;

http://www.google.com/Savonius_wind_turbine ;

Marnoto. Tjukub , 2010 , ELEMENTS Jurnal Teknik,volume I , Universitas

Bangka Belitung , Balunijuk. [ 28 September 2011 , 02 Oktober 2011 ]

Anda mungkin juga menyukai