Anda di halaman 1dari 2

ADSORBSI H2S PADA GAS ALAM MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK DENGAN

METODE TITRASI IODOMETRI - ANDI AHFAITAR YUSUF P. (16TKM135)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa


membran keramik mampu dijadikan sebagai adsorben untuk mengurangi kandungan gas
H2S pada gas alam karena membran keramik D dengan komposisi 75% tanah liat, 25%
ZnO, 5% semen putih mampu mengurangi kadar H2S dalam gas alam yang sebelumnya
8,6848 ppm (tanpa melalui membran keramik) menjadi 1,0855 ppm.

POTENSI EKSTRAK ECENG GONDOK SEBAGAI INHIBITOR PERTUMBUHAN KERAK


CaCO3 DENGAN MENGGUNAKAN ALAT ESTRAKTOR-EVAPORASI - HASFIRANTI. H.S
(16TKM145)

Ekstrak eceng gondok berperan sebagai inhibitor pembentukan kerak kalsium


karbonat (CaCO3). Dalam hal ini diperoleh persentasi efisiensi inhibitor dalam
menghambat pembetukan kerak CaCO3 adalah 27,42% dan 28,54% untuk konsentrasi
inhibitor 10% dan 20%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan ini
bergantung pada konsentrasi eceng gondok yang ditambahkan ke dalam larutan
pertumbuhan.

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASE DAN URIN SAPI DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR
ISI RUMEN LIMBAH RUMAH PEMOTONGAN HEWAN TERHADAP TIMBULAN GAS
RUMAH KACA (CO2, CH4, DAN N2O) – SUKMAWATI (16TKM172)

Penambahan molase dalam proses pengolahan limbah isi rumen cair untuk
pembuatan pupuk cair meningkatkan fluks gas CH4 dan N2O secara tidak signifikan, dan
meningkatkan fluks gas CO2 secara signifikan. Dalam penambahan 80 mL molase, dapat
meningkatkan fluks CH4 sebesar 86,5 mg/m2/menit, fluks CO2 sebesar 10.475
mg/m2/menit, dan fluks N2O sebesar 0,0037 mg/m2/menit. Sedangkan penambahan
urin dalam proses pengolahan limbah isi rumen cair untuk pembuatan pupuk cair
meningkatkan fluks gas CH4 dan CO2 secara signifikan, serta meningkatkan fluks gas
N2O secara tidak signifikan. Dalam penambahan 500 mL urin sapi, dapat meningkatkan
fluks CH4 sebesar 103,88 mg/m2/menit, fluks CO2 sebesar 12.584 mg/m2/menit, dan
fluks N2O sebesar 0,0013 mg/m2/menit.

PROSES REDUKSI SELEKTIF BIJIH NIKEL LIMONIT MENGGUNAKAN ZAT ADITIF CaSO4 -
IRDA ARIANTI (16TKM146)

Semakin tinggi suhu reduksi, peningkatan kadar Ni semakin tinggi, metalisasi


logam Ni semakin baik dengan terbentuknya logam Ni yang terpisah dari logam
Fe.Semakin lama waktu reduksi, peningkatan kadar Ni semakin tinggi, namun reduksi
selama lebih dari 2 jam dengan suhu reduksi 1000 °C akan menyebabkan magnetit
terurai menjadi logam Fe sehingga dapat meningkatkan kadar Fe. Semakin banyak
penambahan reduktor pada campuran reduksi, peningkatan kadar Ni semakin kecil.
Penambahan CaSO4 pada proses reduksi selektif dapat meningkatkan kadar Ni dan
menurunkan kadar Fe, namun belum memberikan kecenderungan hasil yang baik.
Peningkatan kadar Ni tertinggi yang didapatkan adalah 2,44%. Kondisi operasi reduksi
selektif yang direkomendasikan adalah suhu reduksi 1100 °C, waktu reduksi 1 jam,
penambahan reduktor 10% dan penambahan aditif CaSO4 20%.
PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN GLUKOSA – SARMILA (16 TKM 171)

Hidrolisis tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang dilakukan secara enzimatis telah
berhasil dilakukan dengan ditemukannya kadar glukosa dari hasil hidrolisis limbah
tandan kosong kelapa sawit. Berdasarkan pengamatan semakin lama waktu hidrolisis
maka semakin besar pula kadar glukosa yang dihasilkan akan tetapi semakin besar pH
dan semakin tinggi suhu justru akan mempengaruhi aktifitas enzim. Pada penelitian ini
kondisi optimum yang diperoleh adalah pada saat suhu 35 0C dan pH 5 diperoleh %
glukosa sebesar 1,2272%.

PENGARUH AKTIVASI KIMIA DAN PENAMBAHAN SEMEN PORTLAND PUTIH PADA


ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR -
NURUL IZZAH (16TKM164)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan adsorpsi zeolit alam dengan


penambahan semen lebih rendah dibandingkan pada zeolit alam tanpa penambahan
semen. Indikasi perbedaan ini terlihat pada waktu tercapainya kesetimbangan yang
dibutuhkan masing-masing adsorben. Perbedaan ini terjadi karena zeolit alam tanpa
penambahan semen memiliki struktur yang lebih berongga dan berpori dibandingkan
zeolit alam dengan penambahan semen. Penambahan semen mengakibatkan
menurunnya sifat diffusivitas dan permeabilitas gas pada saat proses adsorpsi.

Anda mungkin juga menyukai