Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sebuah unit pelayanan medis yang tidak lepas dari
pengobatan dan perawatan pasien dengan kasus penyakit infeksi, dengan
kemungkinan adanya macam – macam mikroba sebagai penyebabnya
(Septiari,2012).Dimana sejumlah orang tenaga medis secara serempak untuk
berinteraksi langsung atau tidak langsung dengan pasien yang dirawat di rumah
sakit,misalnya perawat yang berhadapan dengan pasien yang dapat beresiko
tinggi mendapatkan infeksi (Darmadi,2008). Infeksi adalah invasi tubuh
atau patogen mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.Jika
mikroorganisme gagal menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau
jaringan, infeksi disebut asimtomatik dan yang terdapat melalui penularan dari
lingkungan atau tenaga kesehatan , ini disebut infeksi nosokomial
(Septiari,2012).Menurut World Health Organization (WHO,2006) infeksi
nosokomial adalah suatu infeksi yng bukan atau tidak berada dalam masa
inkubasi sebelum masuk rumah sakit,sumber infeksi yang paling sering didapat
pada tangan perawat (Saputra,2011).

Infeksi nosokomial merupakan masalah di rumah sakit diseluruh dunia 1,7


juta pertahun, dan hampir 100.000 kematian diakibatkan oleh infeksi
nosokomial di Amerika (Sumiarty,2014).Revalensi infeksi nosokomial terjadi di
Indonesia sebesar 7,1 % (Wikansari,2014),infeksi petugas nosokomial terjadi
pada pasien 10 %,petugas 5 %,peralatan 30 %,lingkungan 10 % (Sumarty,2014)

Salah satu upaya pencegahan infeksi di rumah sakit,perawat melakukan


tindakan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.Cuci tangan
merupakan salah satu penerapan perawat dalam penceghan infeksi nosokomial
,dimana kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan
tangan dengan menggunakan sabun atau antiseptik dibwah air mengalir atau
denngan menggunakan hand scrub yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara (Perdalin,2010

Hand hygiene penting karena tangan adalah cara efektif mentransfer


mikroorganisme,memberikan professional kesehatn yang sering datang ke
dalam kontak dengan pasien untuk menyebarkan mikroorganisme yang umum
menyebabkan infeksi nosokomia.
Mencegah infeksi nosokomial tetap menjadi prioritas di rumah sakit dan perlu
berkelanjutan sesuai dengan praktek yang aman dan rutin,yang meliputi infeksi
standar mengontrol tindakan pencegahab untuk melindungi pasien dan staf dari
mikroorganisme yang dapat menyebabkab infeksi.

Kebersihan tangan wajib dilakukan saat perawatan yaitu sebelum melakukan


tindakan keperawatan dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
(Saputra,2011),World Health Organization (2013) enam langkah mencuci
tangan yaitu;
1. Menggosok telapak tangan ketemu telapak tangan.
2. Menggosok punggung tangan dan sela – sela jari pada kedua tangan
3. Menggosok telapak tangan dan sela – sela jari kedua tangan.
4. Menggosok dan putar ibu jari kedua tangan dengan kedua posisi tangan
saling mengunci.
5. Menggosok dan putar ibu jari tangan kanan dan sebaliknya
6. Letakkan kelima ujung jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri
dengan melakukan maju mundur dan sebaliknya (WHO,2013)

Program cuci tangan di rumah sakit Cipto


M a n g u n k u s u m o ( R S C M ) perawat melakukan cuci tangan sekitar tidak
patuh 40% (Perdalin,2010),perawat melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan dan sesudah melakukan tidak keperawatan tergolong tidak patuh
33,33%(Nurul,2009)Hasil penelitian tersebut dapat dianalisis bahwa perawat
melakukan tindakan mencuci tangan sebelumdan sesudah tindakan tergolong
tidah path.
Berdsarkan hasil penelitian Gunkin (2009) dengan judul Studi kepatuhan
mencuci tangan dalam pengaturan kesehatan dengan hasil kepathan sebelum
kontak denngan pasien 26 %,dan sesudah kontak dengan pasien 50 %
(Gunkin,2009),sedangkan hasil penlitian Sighjoy(2010) yang berjudul
kebesihan tangan di rumah sakit dengan hasil kepatuhan mencuci tangan
sebelum tindakan keperawatan 21% ,dan setelah tindakan keperawatan 47 %
(Sighjoy,2010).Hasil penelitian tersebut dapat dianalisis bahwa kepatuhan cuci
tngan yang dilakukan oleh perawat dikategori patuh dilakukan sesudah
melakukan tindakan keperawatan,sedangkan kepatuhan perwat melakukan cuci
tangan sebelum melakukan tindakan di kategori cukup patuh.

Penelitian Suryoputri (2011) yang berjudul perbedaan angka kepatuhan cuci


tangan kesehatan di RSUP Dr.Kariadi dengan hasil penelitian angka kepatuhan
berdasarkan ruang bangsal bedah 24,16 %,bangsal anak 26,09 %,internal
25.13%,HCU 25,9%,PICU 26,11% dan ICU 25,72 % (Suryaputri,2011)
Sedangkan penelitian Ruci (2013) dengan judul gambaran tingkat kepatuhan
perawat akan mencuci tagan 43,4%,cukup patuh melakukan cuci tangan 53.0%
kurang patuh melakukan cuci tangan 3,6%(Ruci,2013)Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat di analisis bahwa penelitian Suryoputri dapat
dinyatakan perawat dalam mencuci tangan pada kategori tidak patuh,sementara
hasil peneltian Ruci bahwa perawat mencuci tangan padaa kategori cukup
patuh.

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 8 Agustrus 2014 di RSUD Dr.Pringadi


Kota Medan salah satu upaya pencegahan infeksi di ruang ICU memberikan
peraturan prosedur enam langkah mencuci tangan efektif menurut WHO (2013)
bahwa cara mencuci tangan adalah sebagai berikut;
1. Menggosok telapak tangan ketemu telapak tangan
2. Menggosok punggung tangan dan sela – sela jari pada kedua tangan.
3. Menggosok telapak tangan dan sela- sela jari kedua tangan.
4. Menggosok punggung jari kedua posisi tangan saling mengunci
5. Menggosok dan putar ibu jari tangan kanan dan ssebaliknya
6. Letakkan kelima ujung jari tangan kanan diatas telapak tangan kiri
dengan melakukan maju mundur dan sebaliknya.

B e r d a s a r k a n h a s i l p e n e l i t i a n S um m i n g s ( 2 0 1 0 ) d e n g a n j u d u l
k e b e r s i h a n tangan ketidakptuhan melakukan cuci tangan tidak patuh 50%
(Cummings,2010), penelitian Khuan (2012) dengan judul memimpin kebersihan
tangan dari lingkugan perhatian kelingkungan pengaruh dengan hasil tingkat
kesehatan terkait, i n f e k s i s e b e s a r 1 , + / t i n g k a t k e p a t u h a n k e b e r s i h a n
tangan yang didapat 22 %,setelah dilakukan seminar tentang
kebesihan tangan kepatuhan meningkat 86 %
(Khuan,2012).Hasil penelitian tersebut dianalisis bahwa
penelitian Cummings kepatuhan perawat melakukan cuci tangan
t e rg o l o n g t i d a k p a t u h s e d a n g k a n h a s i l p e n e l i t i a n K h u a n d i
d a p a t k e p a t u h a n m e n c u c i t a n g a n t e rg o l o n g p a t u h

B e r d a s a r k a n f e n o m e n a - f e n o m e n a t er s e b u t p e n e l i t i t e r t ar i k
u n t u k m e n e l i t i kembali ;Kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan
mencuci tangan di ruang I C U R S U D D r P r i n g a d i k o t a M e d a n k a r e n a
b a n y a k p er a w a t t i d a k m e n g i k u t aturan-aturan yang dibuat oleh rumah
sakit dan selalu menganggap mudah dalam tugas dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan sarana kesehatan sehingga menyebabkan
kerugian besar bagi pesan dan bahkan bagi perawat.

Defenisi kepatuhan
Smet (1994 dalam Niven, 2008) menyatakan kepatuhan adalah
ti ngkat s e s e o r a n g m e l a k s a n a k a n s u a t u c a r a at a u b e r p e r i l a k u
s e s u a i d e n g a n a p a ya n g disarankan dibebankan kepadanya.Kepatuhan
pelaksanaan prosedur tetap adalah selalu memenuhi petunjuk atau peraturan-
peraturan dan memahami etika keperawatan di tempat perawat tersebut
bekerja.
Kepatuhan merupakam perilaku individu melakukan kesetiaan,ketaatan untuk
melakukan apa yang diperintahkan kepadanya untuk melaksanakan prosedur
tetap yang sudah di buat.Kepatuhan pada awalnya individu mematuhi dan
sering kali kepatuhan dilakukan karena ingin menghindari hukuman atau sangsi
jika tidak patuh(Niven,2008)

Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan.


Menurut Niven (2008),faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
adalah ;
a.pendidikan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan,pengadilan diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.
Hasil penelitian judul gambaran tingkat kepatuhan perawat akan cuci tangan
dalam terapi oksigen dan tingkat kejadian pneumonia tahun 2012 dan 2013 di
RSUD dr ,Rubini Mempawah hasil karateristik responden perawat dengan
pendidikan diploma 3 dengan tingkat kepatuhan 85% sarjana tingkat
kepatuhan 12,10%.Dari hasil penelitian yang di dapat bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang(Ruci,2013)
b.Akomodasi
suatu cara harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat
mempengaruhi kepatuhan
c.Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
hal ini berarti membangun dukungan sosia dari keluarga dan teman-
teman,kelompok-kelompok pendukung dapat di bentuk untuk membantu
kepatuhan terhadap program pengobatn sperti pengurangan berat
badan,berhenti merokok dan menurunkan konsumsi alkohol.
d.perubahan model therapi
Program program pengobatan dapat di buat sederhana mungkin dan pasien
terlihat aktif dalam pembuatan program pengobatan tersebut
e.meningkatkan interaksi profisional kesehatan dengan klien.
meningkatkan interaksi profisional kesehatan dengan klien adalah suatu
hal penting untuk memberikan umpan balik kepada klien setelah memperoleh
informasi tentang diagnosis.

f.Pengetahuan
pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu,dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan(Notoatmojo,2007)

g.Usia,merupakaan umur yang terhiting mulai saat dilahirkan samapai saat akan
berulangtahun.Semakin cukup umur,tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dlam berpikir dan bekerja,dari segi
kepercayaan,masyarakat lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang
belum cukup tinggi tingkat kedewasaanya.Akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya.Semakin dewasa seseorang maka cara berfikir semakin
matang dan patuh dalam pemberian diet (Notoatmojo,2007)

Hasil penelitian dengan judul gambaran tingkat kepatuhan perawta akan cuci
tangan dalam terapi oksigen dan tingkat kejadian pneumonia periode tahun
2012 dan tahun 2013 di rsud dr.Rubini Mempawah hasil kareteristik umur
perawat 25 sampai 30 tahun tingkat kepatuhan 48,1%,umur 31 sampai 35 tahun
tingkat kepatuhan 47%,umur 36 sampai 40 tahun tingkat kepatuhan 4,8 %
(Ruci,2013).dari hasil yang diapat tingkat kepatuhan yang paling tinggi adalah
perawat yang berusia 31 sampai 35 yang lebih patuh dari pada umur yang lebih
muda.

Variabel yang mempengaruhi tingkat keptuhan


Variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart dan
Brunner adalah
a.Variabel demografi seperti usia,jenis kelamin,suku bangsa,status sosial
ekonomi dan pendidikan.
b.Variabel penyakit seperti keparahan panyakit dan kehilangan gejala akibat
therapi
c.Variabel program terpeutik seperti kompleksitas program dan efek samping
yang tidak menyenangkan
d. variabel psikososial seperti intelengensia,sikap terhadap tenaga
kesehatn,penerimaan,atau penyangkalan terhadap penyakit,keyakinan agama
atau budaya dan biaya finansial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti
regimen (syakira,2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan


Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhandapat digolongkan menjadi
empat bagian antara lain ;
a.Pemahaman tentang intruksi
Seseorang tidak dapat mematuhi intruksi jika terjadi salah
p a h a m t e n t a n g intruksi yang diberikan kepadanya
b.Kualitas interaksi4ualitas interaksi antara profesional kesehatan dan
pasien merupakan bagianyang penting dalam menentukan dera"at
kepatuhan.
cIsolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukankeyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat
menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.
d.keyakinan,sikap dan kepribadian
becker et al (1979 dalam Niven,2008) teelah membuat suatu
usulan bahwa model keyakinan kesehtan berguna untuk
memperkirakan adanya ketidak patuhan,.

2.1.! Strategi Untuk Meningkatkan & kepatuhan


Berbagi strategi telah dicoba untuk meningkatka kepatuhan adalah
a.dukungan profesional kesehatan,sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan.
b.Dukungan sosial,dukungan yang dimaksud adalah keluarga.Para profesional
kesehtan yang dapat menyakinkan keluarga pasien untuk menunjang peningktan
kesehtan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.
c. Pemberian nformasi.
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang dideritanya serta pengobatannya (Syakira,2009).

Pengukuran kepatuhan
Pengukran kepatuhan dapat dikategorikan menjadi ;
1.Patuh
Bila perilaku perawat sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan.
2.Tidak patuh
Bila perawat menunjukkan ketidaktaatan terhadap intruksi yang diberikan
(Niven,2008)

Penyebab ketidakpatuhan
a.beban kerja berlebihan
b.tidak tersedia sarana /fasilitas kebersihan tangan
c.lokasi cuci tangan yang terlalu jauh
d.bila sering cuci tangan,tangan akan rusak
e.tidak peduli
f.petugas berpikir pasien membawa kuman k badannya
g.kurang pengetahuan petugas/kurang informsi
h.tidak ada dukungan
i.tidak ada kontroling?monitor
j tidak ada peraturan,poster (Sumiarty,2014)

CUCI TANGAN
Defenisi cuci tangan
mencuci tangan merupakan tindakan yang paling efektif
32
'enggosok telapak tangan ketemu telapak tangan, 2
' e n g g o s o k p u n g g u n g ta ng an d an s el a- s el a " ar i p ad a k ed ua ta ng an , 
' en gg os o k te la pa k t an ga n da ns e la - s el a " ar i k ed ua ta ng an , .  ' en gg os o k
p un gg un g "a ri ke du a t an ga n de ng an ke du a pos is i t an ga n s al in g me ng un ci ,
  ' e ng gos ok d an pu ta r i bu " ar i ta ng an kanan dan sebaliknya, + 6etakkan
kelima u"ung "ari tangan kanan diatas telapak ta ng an k ir i d en ga n m el ak uk an ma "u
d an mu nd ur d an s e ba li kn ya d ir ua ng $5 R S  ! !r  3r in ga di 4 ot a ' ed an  !
a ta t in da ka n me nc uc i t an ga n s eb el um d an sesudah melakukan tindakan keperawatan
dapat dilihat pada tabel 2 berikut>A a b e l 2  ! i s t r i b u s i k e p a t u h a n t i n d a k a n
m e n c u c i t a n g a n s e b e l u m d a n s e s u d a h t in da ka n ke pe ra w a ta n d ir ua ng
$ 5  R S  ! !r  3r in ga di 4 ot a ' ed an (nF20)
, a r i a - e l & a t a g ) r i
S e b e l u m S
e s u d a h @rekuensi
(n)3resentase(/)@rekuensi(n)3resentase(/)Aindakan mencuci tangan
3 a t
u h 1
 , 0
8 . 
, 0 5 u
k u p
3 a t u h 
  , 0 1 0
 0 , 0 A i
d a k
3 a t u h
1 2 + 0 ,
0 1  , 0
asil penelitian pada tabel 2 menun"ukkan bahwa tindakan
m e n c u c i t a n g a n sebelum tindakan keperawatan kepatuhan tergolong tidak patuh +0,0/,
sedangkanti nd ak an m en cu ci ta ng an s es u da h t in da ka n ke pe ra w a ta n ke pa tu ha n
t ergo lo ng cukup patuh 0,0/
!.3 Pem-ahasan
33
5uci tangan merupakan langkah sederhana, tetapi salah satu
l a n g k a h penting dalam mencegah infeksi nosokomial di rumah sakit 3ihak
mana"emenR S  ! ! r  3 r i n g a d i 4 o t a ' e d a n t e l a h m e n g u p a y a k a n
untuk menumbuhkank e s a d a r a n c u c i t a n g a n p a d a p e r a w a t
p e l a k s a n a  ' e l a l u i p e m a s a n g a n p o s t e r pengingat cuci tangan
dan sarana wastafel asil penelitian kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan
diruang$ 5  y a n g d i a m a t i m e n u n " u k k a n k e p a t u h a n p e r a w a t
m e l a k u k a n c u c i t a n g a n sebelum melakukan tindakan keperawatan tergolong tidak
patuh sedangkan hasil penelitian sesudah melakukan tindakan keperawatan tergolong cuckup
patuh9eberapa studi penelitian yang dilakukan oleh :unkin (2008) dan Sigh"oy
(2010)m e n u n " u k k a n a n g k a k e p a t u h a n c u c i t a n g a n
s e b e l u m m e l a k u k a n t i n d a k a n keperawatan perawat mencuci
t a n g a n b e r k i s a r a n t a r a 2 0 -  0 / , d a n s e s u d a h m el ak uk an ti nd ak an
k ep ar aw at an pe ra w a t m en cu ci ta ng an y an g be rk is ar an ta ra .0 -  0/ di ma na
a ng ka ke pa tu ha n ma s i h d il ap or ka n t ergo lo ng ti da k pa tu h p ad a saat sebelum
melakukan tindakan keperawatan dan sesudah melakukan tindakankeperawatan tergolong
cuckoo patuh3 r o s e d u r p e r a w a t a n p a s i e n m e m u n g k i n k a n
t e r k o n t a m i n a s i k u m a n d i t an ga n pe tu ga s k es eh at an , s e hi ng ga ti mb ul
i nd ik as i cu ci t an ga n   a s i l t er en da hd a la m pe la ks an aa n pr os ed ur c uc i
t an ga n ad al ah s eb el um k on ta k d en ga n p as ie n karena banyak petugas kesehatan
yang kurang menyadari pentingnya cuci tangans e b e l u m m e m u l a i
perker"aannya, "ika melakukan praktek cuci tangan,
p a s i e n mungkin terlindungi dari organisme patogen yang dibawa petugas kesehatan 9ila

34
dibangdingkan dengan cuci tangan sesudah kontak
d e n g a n p a s i e n , a n g k a kepatuhan lebih tinggi karena mereka
m e n y a d a r i b a h w a d e n g a n c u c i t a n g a n setelah kontak dengan pasien dapat
melindungi diri sendiri dari bakteri yang adadi s e ki ta r p ai s e n  a l i ni s e s u ai
d en ga n p en el it i an S i gh "o y (2 01 0) b ah w a s e te la h kontak dengan pasien, petugas
kesehatan merasa memiliki resiko lebih besar dan punya keharusan untuk cuci
tangan' e n c u c i t a n g a n m e n g g u n a k a n a i r m e n g a l i r d a n
sabun lebih banyak dipakai oleh petugas kesehatan,
p e n g g u n a a n s a b u n d i a n g g a p l e b i h m u d a h menghilangkan
bakteri @aktor-faktor potensial yang berpengaruh terhadap angkak ep at uh an c uc i
t an ga n te rg ol on g t id ak p at uh ad al ah p ro s e du r ya ng ad a m em bu at s e m ak in
l am a cu ci t an ga n, k et er s e di aa n f as il it as m as ih ku ra ng me ma da i,
i ri ta s i k u l i t  @ a k t o r y a n g b e r p e n g a r u h t e r s e b u t s e s u a i
l a p o r a n s t u d i s e b e l u m n y a (Sumiarty, 201.) mengenai ketidakpatuhan cuci
tangan antara petugas kesehatana s i l p en el it i an pr os ed ur e na m la ng ka h
m en cu ci ta ng an m en ur ut
World Health Organization
( *, 20 1  ) ya it u 1)  ' e ng gos ok t el ap ak ta ng an k et em ut e la p ak ta ng an ,
2 )  ' en gg os o k pu ng gu ng t an ga n da n s e la - s e la "a ri pa da ke du a t a n g a n ,
) 'enggosok telapak tangan dan sela-sela "ari
k e d u a t a n g a n , . )  'enggosok punggung "ari kedua tangan
d e n g a n k e d u a p o s i s i t a n g a n s a l i n g me ng un ci ,  )  ' e ng gos ok d an
p ut ar ib u " ar i t an ga n ka na n d an s eb al ik ny a, + )  6 e t a k k a n k e l i m a
u"ung "ari tangan kanan diatas telapak tangan kiri
d e n g a n melakukan ma"u dan mundur dan sebaliknya, dari enam langkah mencuci
tanganlangkah .) 'enggosok punggung "ari kedua tangan dengan kedua posisi tangan

35
saling mengunci dan langkah ) 'enggosok dan putar ibu "ari tangan kanan
dans e b a l i k n y a k e b a n y a k a n t i d a k d i l a k u k a n   a s i l
p e n e l i t i a n s a a t p e n e l i t i a n di la ks an ak an ti nd ak an k ep er aw at an
y an g s e ri ng di la ku ka n di ru an g $ 5  R S  ! !r3ringadi 4ota 'edan merupakan
tindakan keperawatan perawatan lukaS tu di in i m em il i k i k et er ba ta s a n k ar en a
t id ak a da ke r" as am a an ta ra p ih ak pengamatan dan reponden karena tidak ada
pemberitahuan sebelumnya bahwar e s p o n d e n s e d a n g d i a m a t i a g a r
d i d a p a t k a n h a s i l y a n g m e n d e k a t i t i n d a k a n keperawatan yang
akan dilakukan, mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakankeperawatan, dan teknik cuci
tangan yang sesuai prosedur yang sudah ditetapkand i r ua ng $ 5  R S  ! !r  p ri ga di
' ed an e na m la ng ka h me nc uc i ta ng an m en ur ut
World Health Organization
(*) "uga diamati4 el eb ih an da ri pe ne li t ia n i ni a da la h da ri li ma t in da ka n
k ep er aw at an ya it u perawatan luka,
ineksi, kateter, N!", infus
, pengamatan dilakukan masing-masingindi%idu yang melakukan tiga tindakan keperawatan
diikuti sebelum dan sesudahtindakan keperawatan perawat melakukan prosedur mencuci
tangan tanpa disadariol eh pe tu ga s k es eh at an y an g d ia ma ti   al in i da pa t
t er ca pa i d en ga n m el ak uk an pendekatan kepada kepala ruang untuk tidak
memberitaukan tentang maksud penelitian dilakukan, dan peneliti tidak dekat dengan

responden


 About

Job Board

 Press
 Blog
 People
 Papers
 Terms
 Privacy
 Copyright
 We're Hiring!
 Help Center
33
Cuci tangan merupakan langkah sederhana, tetapi salah satu
l a n g k a h penting dalam mencegah infeksi nosokomial di rumah sakit Pihak
manejemen R S D r . P r i n g a d i K o t a M e d a n t e l a h m e n g u p a y a k a n
untuk menumbuhkank e s a d a r a n c u c i t a n g a n p a d a p e r a w a t
p e l a k s a n a a n m e l a l u i p e m a s a n g a n p o s t e r pengingat cuci
tangan dan sarana wastafel. Hasil penelitian kepatuhan perawat dalam
melakukan cuci tangan diruang$ 5  y a n g d i a m a t i m e n u n j u k k a n
k e p a t u h a n p e r a w a t m e l a k u k a n c u c i t a n g a n sebelum melakukan
tindakan keperawatan tergolong tidak patuh sedangkan hasil penelitian sesudah
melakukan tindakan keperawatan tergolong cuckup patuh. Studi penelitian yang
dilakukan oleh :unkin (2008) dan Sigh"oy (2010)m e n u n j u k k a n a n g k a
kepatuhan cuci tangan sebelum melakukan tindakan
keperawatan perawat mencuci tangan berkisar antara 20- 
% , d a n s e s u d a h melakukan tindakan keparawatan perawat mencuci
tangan yang berkisar antara.0- 0/ dimana angka kepatuhan masih
dilaporkan tergolong tidak patuh pada saat sebelum melakukan tindakan
keperawatan dan sesudah melakukan tindakankeperawatan tergolong cuckoo
patuh3 r o s e d u r perawatan pasien memungkinkan
t e r k o n t a m i n a s i k u m a n d i tangan petugas kesehatan, sehingga
timbul indikasi cuci tangan  asil terendah dalam pelaksanaan
prosedur cuci tangan adalah sebelum kontak dengan pasien karena
banyak petugas kesehatan yang kurang menyadari pentingnya cuci
tangans e b e l u m memulai perkerjaannya, jika melakukan
p r a k t e k c u c i t a n g a n , p a s i e n mungkin terlindungi dari organisme
patogen yang dibawa petugas kesehatan 9ila

34
dibangdingkan dengan cuci tangan sesudah kontak
d e n g a n p a s i e n , a n g k a kepatuhan lebih tinggi karena
m e r e k a m e n y a d a r i b a h w a d e n g a n c u c i t a n g a n setelah kontak
dengan pasien dapat melindungi diri sendiri dari bakteri yang adadi sekitar
paisen al ini sesuai dengan penelitian Sigh"oy (2010) bahwa
setelahkontak dengan pasien, petugas kesehatan merasa memiliki resiko lebih
besar dan punya keharusan untuk cuci tangan' e n c u c i t a n g a n
menggunakan air mengalir dan sabun lebih
banyak dipakai oleh petugas kesehatan, penggunaan
s a b u n d i a n g g a p l e b i h m u d a h menghilangkan bakteri @aktor-
faktor potensial yang berpengaruh terhadap angkakepatuhan cuci tangan
tergolong tidak patuh adalah prosedur yang ada membuatsemakin
lama cuci tangan, ketersediaan fasilitas masih kurang memadai,
iritasik u l i t  @ a k t o r y a n g b e r p e n g a r u h t e r s e b u t s e s u a i
l a p o r a n s t u d i s e b e l u m n y a (Sumiarty, 201.) mengenai ketidakpatuhan
cuci tangan antara petugas kesehatanasil penelitian prosedur enam
langkah mencuci tangan menurut
World Health Organization
(*,201) yaitu 1) 'enggosok telapak tangan ketemutelapak
tangan, 2) 'enggosok punggung tangan dan sela-sela "ari pada
keduat a n g a n ,  )  ' e n g g o s o k t e l a p a k t a n g a n d a n s e l a -
s e l a " a r i k e d u a t a n g a n , . )  'enggosok punggung "ari
k e d u a t a n g a n d e n g a n k e d u a p o s i s i t a n g a n s a l i n g mengunci,
) 'enggosok dan putar ibu "ari tangan kanan dan sebaliknya,
+)6 e t a k k a n k e l i m a u " u n g " a r i t a n g a n k a n a n d i a t a s t e l a p a k
t a n g a n k i r i d e n g a n melakukan ma"u dan mundur dan sebaliknya, dari
enam langkah mencuci tanganlangkah .) 'enggosok punggung "ari kedua
tangan dengan kedua posisi tangan

35
saling mengunci dan langkah ) 'enggosok dan putar ibu "ari tangan kanan
dans e b a l i k n y a k e b a n y a k a n t i d a k d i l a k u k a n   a s i l
p e n e l i t i a n s a a t p e n e l i t i a n dilaksanakan tindakan keperawatan
yang sering dilakukan di ruang $5  RS!!r3ringadi 4ota 'edan
merupakan tindakan keperawatan perawatan lukaStudi ini memiliki
keterbatasan karena tidak ada ker"asama antara pihak pengamatan dan
reponden karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya bahwar e s p o n d e n
sedang diamati agar didapatkan hasil yang mendekati
t i n d a k a n keperawatan yang akan dilakukan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah tindakankeperawatan, dan teknik cuci tangan yang sesuai prosedur
yang sudah ditetapkandi ruang $5 RS! !rprigadi 'edan enam
langkah mencuci tangan menurut
World Health Organization
(*) juga diamatikelebihan dari penelitian ini adalah dari lima
tindakan keperawatan yaitu perawatan luka,
infeksi, kateter, N!", infus
, pengamatan dilakukan masing-masing individu yang melakukan tiga tindakan
keperawatan diikuti sebelum dan sesudah tindakan keperawatan perawat
melakukan prosedur mencuci tangan tanpa disadarioleh petugas kesehatan
yang diamati. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan pendekatan
kepada kepala ruang untuk tidak memberitaukan tentang maksud penelitian
dilakukan, dan peneliti tidak dekat dengan responden

Anda mungkin juga menyukai