Anda di halaman 1dari 2

ASESMEN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2

Ditetapkan
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL dr. Gabriel Arni Sabbatina
Direktur
PENGERTIAN Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai
masalah nutrisi setiap pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat
inap.Hasil asesmen nutrisi akan menjadi dasar dalam merencanakan
pemberian terapi nutrisi dan konseling kepada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah untuk:
1. Menilai masalah nutrisi setiap pasien yang menjalani
perawatan di ruang rawat inap.
2. Merencanakan pemberian terapi nutrisi (preskripsi diet)
dan konseling gizi kepada pasien
KEBIJAKAN 1. Ahli gizi mengidentifikasi pasien yang memerlukan assesmen
nutrisional lebih lanjut

Berdasarkan SK Direktur No : ………………… tentang Kebijakan


Asesmen Pasien
PROSEDUR 1. Setelah mendapat laporan adanya pasien baru dari perawat
ruangan, nutrisionis lalu mencatat dan melengkapi identitas
pasien kemudian segera melakukan skrining gizi kepada setiap
pasien yang baru masuk di ruang perawatan (rawat inap / khusus /
UGD ) dalam waktu 1 x 24 jam dengan menggunakan lembar
skrining gizi modifikasi NRS(Nutrition Risk Screening).
2. Saat melakukan skrining gizi, nutrisionis akan memberikan
scoring terhadap beberapa pertanyaan/indicator penilaian risiko
malnutrisi (lihat SPO skrining gizi).
3. Selanjutnya nutrisionis akan melakukan asesmen nutrisi awal
terhadap hasil skor skrining gizi tersebut dengan interpretasi
sebagai berikut : total skor ≥3 (berisiko malnutrisi); total skor <3
(tidak berisiko malnutrisi).
4. Jika hasil asesmen nutrisi awal menunjukkan pasien berisiko
malnutrisi, maka pasien wajib segera dikonsulkan kepada ahli gizi
untuk menegakkan diagnosis malnutrisi dan memberikan terapi
nutrisi; namun bila pasien tidak berisiko malnutrisi, maka
ASESMEN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP

pemberian terapi nutrisi dapat dilakukan oleh DPJP bekerjasama


dengan nutrisionis.
5. Selain kewajiban dalam melakukan skrining gizi, nutrisionis juga
wajib menanyakan dan mencatat riwayat makan pasien dalam 24
jam terakhir (food recall/ food record 24 jam).
6. Setelah mendapatkan konsultasi/laporan mengenai adanya pasien
yang berisiko malnutrisi, ahli gizi segera menegakkan diagnosis
malnutrisi (asesmen nutrisi lanjutan) berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang (laboratorium dan radiologi) yang
terdapat di dalam bukti catatan rekam medis pasien seperti :
a. Kondisi klinis, keadaan umum dan tanda – tanda vital pasien.
b. Data penunjang : laboratorium.
c. Riwayat makan pasien 24 jam terakhir (food recall/ food
record)
7. Ahli gizi selanjutnya memberikan perencanaan terapi nutrisi
(preskripsi diet) dan konseling gizi berdasarkan status gizi dan
kebutuhan pasien kemudian preskripsi diet tersebut segera
diterjemahkan oleh nutrisionis kedalam bentuk makanan di
instalasi gizi.
8. Seluruh hasil asesmen nutrisi pasien (awal maupun lanjutan) wajib
untuk selalu dicatat dan dilampirkan di dalam bukti rekam medis
pasien.

1. Instalasi Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat (UGD )
3. Instalasi Gizi

Anda mungkin juga menyukai