Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

POSYANDU LANSIA MELATI

DISUSUN OLEH:
Cahyaning Sekar P 201531221
Desti Arisanti 201531101
Erni Pujiastuti 201531136
Febbina Avionita 201531049
Hasna Fadila 201531129
Lino 201531057
Ranti Annisa 201531002
Sela Ira 201531258
Viyola Nanda Rosari 201531044

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ULMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Posyandu adalah pos pelayanan KB-Kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat, dengan dukungan teknis dari
petugas dalam rangka pencapaian NKKBS (lampiran Instruksi Mendagri No.
9/1990).
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posyandu Lansia Melati terletak di Jalan Raden Fatah RT01/RW05
Kelurahan Sudimara Barat Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Banten.
Posyandu ini menaungi 1 RW (05) yang terdiri dari 2 RT (RT 01&02).
Posyandu ini dikelola oleh Ibu Hj. Siti Masyitoh selaku Ketua Yayasan dan
5 kader.
Posyandu ini memiliki kegiatan diantaranya Penimbangan Berat Badan,
Pengecekan Gula Darah, Pengecekan Tekanan Darah, Senam Lansia. Selain itu
ada kegiatan di luar pengecekan kesehatan yaitu pembuatan kerajinan tangan
menggunakan barang yang dapat di daur ulang, Tour Ziarah.
Sumber Dana Posyandu Lansia Melati di peroleh dari dana APBD sebesar
Rp 1.800.000.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum posyandu lansia
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui cara pendekatan di posyandu lansia melati
2. Mengetahui model pengorganisasian dan pengembangan di
posyandu lansia melati
3. Mengetahui Sumber Daya Manusia di posyandu lansia melati
4. Mengetahui saran prasarana yang ada di posyandu lansia melati
5. Mengetahui stakeholder di posyandu lansia melati
6. Mengetahui sumber dana yang ada di posyandu lansia melati
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
pengalaman bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan secara langsung dilapangan.
1.3.2 Bagi Universitas
Terjalin kerjasama dengan instansi dalam upaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
1.3.3 Bagi Posyandu Lansia Melati
Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan khususnya
Jurusan Kesehatan Masyarakat dan bentuk kerjasama dengan universitas
untuk mengenalkan gambaran umum posyandu lansia melati.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Definisi Posyandu


Posyandu atau pos pelayanan terpadu adalah upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat (UKBM) (Depkes, 2011).
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk
bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat
untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan
sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara
umum (Henniwati, 2008).
Jadi, Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.
2.2 Tingkatan posyandu
1. Posyandu pratama adalah posyandu yang belum mantap, kegiatan bulanan
belum rutin dan jumlah kader kurang dari 5.
2. Posyandu madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
jam buka lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader 5 atau lebih,
cakupan kegiatan utama masih kurang dari 50 %.
3. Posyandu purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan jam buka lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader 5 atau
lebih, cakupan kegiatan utama lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, sudah ada kegiatan dana sehat tetapi peserta masih
kurang 50% kepala keluarga (KK).
4. Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan jam buka lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader 5 atau
lebih, cakupan kegiatan utama lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, sudah ada kegiatan dana sehat dan peserta sudah lebih
dari 50% kepala keluarga (KK) (Depkes RI, 2006).
2.3 Posyandu lansia
Kegiatan oleh masyarakat untuk masyarakat yang berupaya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia. Posyandu merupakan pusat
kegiatan yang mengacu pada pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini akan
lebih optimal apabila dalam kegiatan tersebut ada suatu proses kepemimpinan,
pengorganisasian yang baik, terdapat anggota kelompok dan tersedia
pendanaan yang memadai (Ma’rifatul, 2011).
Kegiatan lainnya di posyandu lansia adalah pelayanan sosial, agama,
pendidikan, ketrampilan, olahraga dan seni budaya serta pelayanan lain.
Kegiatan tersebut membuat lansia untuk lebih mandiri. Lansia juga
membutuhkan dukungan dalam hal bersosial sehingga meningkatkan kualitas
hidup mereka, sehingga para lansia akan lebih produktif (Komnaslansia, 2010).
2.4 Tujuan Posyandu Lansia
Meningkatkan derajat kesehatan lansia dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan lansia dalam masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup lansia yang
bahagia dan berguna. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk lebih
mandiri dalam pelayanan kesehatan lansia dan mengoptimalkan komunikasi
antar lansia.
Tujuan khusus dari posyandu lansia adalah untuk meningkatkan kesadaran
lansia, meningkatkan kesehatan untuk diri lansia itu sendiri, meningkatkan
derajat kesehatan lansia, dan meningkatkan pelayanan kesehatan lansia
(Ismawati, 2010).
2.5 Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran daripada posyandu lansia adalah sasaran langsung yaitu kelompok
pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
kelompok usia lanjut yang memiliki resiko tinggi (70 tahun keatas). Sasaran
tidak langsung, yaitu keluarga lansia tersebut, masyarakat umum, organisasi
sosial dalam bidang lansia (Ismawati dkk, 2010).
2.6 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia
dikelompokkan, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
adalah sistem 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut :

Meja 1: Pencatatan/registrasi data demografi dan data kesehatan lansia

Lansia menuju meja 1 untuk dilakukan pencatatan/registrasi

Registrasi dilakukan oleh kader, bagian dari registrasi antara lain :


nomor urut, nomor register, nama , jenis kelamin , umur, alamat

Lansia diberikan kartu status kesehatan yang sudah berisi identitas


lansia. Lansia menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan

Meja 2: Pemeriksaan status kesehatan dan indeks massa tubuh lansia

Lansia membawa kartu status kesehatan menuju meja 2 untuk


dilakukan pemeriksaan oleh kader kesehatan anggota
Pokjakes.Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

1. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, sekaligus


ditentukan IMT lansia.
2. Pemeriksaan tekanan darah,denyut nadi dan suhu.
3. Pemeriksaan fisik yang lain, misalnya gigi, mulut, paru, jantung
dll.
4. Anamnese keluhan kesehatan lansia

Semua hasil pemeriksaan ditulis ke dalam kartu status kesehatan


lansia di ikuti pembubuhan tanda tangan pemeriksa

Dilakukan pengisian KMS oleh petugas

Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan penilaian kemandiriannya


dengan tetap membawa kartu status kesehatan dan KMS
Meja 3: Penilaian indeks katz/kemandirian lansia

Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan penilaian tingkat


kemandiriannya

Dilakukan pencatatan tingkat kemandirian di kartu status kesehatan


lansia

Di informasikan kepada lansia akan ketidakmandiriannya di bidang


tertentu untuk selanjutnya diberikan HE(Health Education) untuk
memenuhi kebutuhan tersebut

Lansia menuju meja ke 4 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian


makanan tambahan sambil tetap membawa kartu status kesehatan dan
KMSnya

Meja 4: Penyuluhan dan Pemberian Makananan Tambahan Lansia

Lansia menuju meja 4 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian


makanan tambahan oleh kader kesehatan anggota Pojakes.

Penyuluhan atau Health Education yang dilakukan secara individual


sesuai dengan permasalahan lansia secara umum, khususnya dan
merujuk padatingakat kemandirian lansia.

Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pelayanan kesehatan yaitu


pengobatan.

Meja 5: Pelayanan Kesehatan (Pengobatan) lansia

Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pengobatan dengan


menunjukkan kartu status kesehatannya kepada dokter/petugas

Dokter/petugas memberikan obat sesuai dengan keluhan lansia

Kartu status kesehatan lansia disimpan oleh petugas sebagai data


simpanan, sedangkan KMS dibawa oleh lansia.
2.7 Bentuk dan Jenis Kegiatan Pelayanan Dalam Posyandu Lansia

Pelayanan dalam posyandu lansia pertama yaitu pemeriksaan aktifitas


kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian naik turun
tempat tidur, buang air besar atau kecil. Kedua, pemeriksaan status gizi dengan
cara menimbang berat badan dan tinggi badan, pencatatan dalam grafik indeks
masa tubuh (IMT). Pemeriksaan status mental, pengukuran tekanan darah
dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi
selama 1 menit. Pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan gula darah sebagai
deteksi awal adanya penyakit DM, pemeriksaan kandungan zat putih telur
(protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal,
pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada rujukan. Kegiatan penyuluhan
dilakukan di luar atau didalam posyandu atau kelompok lansia, kunjungan
rumah oleh kader dan didampingi puskesmas bagi anggota lansia yang tidak
hadir di posyandu, pemberian makanan tambahan (PMT) dan penyuluhan
contoh menu makanan. Kegiatan olahraga seperti senam lansia dan jalan santai
(Ma’rifatul, 2011).

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada Lansia di


Posyandu adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)


meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum,
berjalan,mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil
dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit (lihat KMS
Usia Lanjut).
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh
(IMT).
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli.
6. Pemeriksaan adanya gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus).
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9. Penyuluhan bisa dilakukan didalam maupun diluar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh
individu dan atau POKSILA.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota POKSILA
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Public Health Nursing).
2.8 Jumlah kader posyandu lansia
Kader yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu lansia sebaiknya 8
orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap (Depkes,2011).
2.9 Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia
Penilaian keberhasilan upaya pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan
kesehatan digunakan dengan menggunakan data pencatatan danpelaporan,
pengamatan khsusus dan penilaian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari :
1. Meningkatkan sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya
jumlah organisasi masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas
pengembangannya.
2. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi lansia
3. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga
4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia
antara lain :hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan lain-lain
baik dirumah maupun di puskesmas (Depkes, 2005).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Posyandu Lansia Melati

Posyandu Lansia Melati terletak di Jalan Raden Fatah RT01/RW05


Kelurahan Sudimara Barat Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Banten.
Posyandu ini menaungi 1 RW (05) yang terdiri dari 2 RT (RT 01&02).
Posyandu ini dikelola oleh Ibu Hj. Siti Masyitoh selaku Ketua Yayasan dan 5
kader di antaranya : Ibu Neneng Sri Mulyani, Eni Tri Mulyani, Ratna Ningsih,
Ati Nagawati. Pelaksanaan Posyandu Lansia Melati dilakukan secara rutin
setiap Selasa Minggu Ke-2 setiap bulannya. Jumlah Lansia yang ada di
Wilayah Posyandu Lansia Melati sekitar 20 Orang. Posyandu ini tidak
memiliki Perlengkapan Operasional, namun memiliki Perlengkapan Penunjang
seperti : Timbangan, Alat Ukur Tekanan Darah. Tujuan di selenggarakannya
Posyandu Lansia Melati untuk menunjang Kesehatan Lansia yang ada di
wilayah Posyandu Lansia Melati. Posyandu ini memiliki kegiatan diantaranya :
Penimbangan Berat Badan, Pengecekan Gula Darah, Pengecekan Tekanan
Darah, Senam Lansia. Selain itu ada kegiatan di luar pengecekan kesehatan
yaitu pembuatan kerajinan tangan menggunakan barang yang dapat di daur
ulang, Tour Ziarah.

3.2 Pendekatan Posyandu Lansia Melati


Pendekatan yang dilakukan oleh Posyandu Lansia Melati adalah
Pendekatan Batten Directive Approach dimana petugas menyediakan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan oleh para lansia dan juga membuat program
khusus lansia seperti mengadakan senam, mengikuti lomba-lomba dan juga
menerahkan para lansia untuk membuat keterampilan.
3.3 Model Pengorganisasian dan Pengembangan Posyandu Lansia Melati
Model yang dimiliki oleh Posyandu Lansia Melati adalah model A
(Locality Development) yaitu orientasi yang dilakukan adalah proses untuk
membina kerjasama dengan kepemimpinan setempat, fokus kegiatan yang
dilakukan adalah pengembangan masyarakat yang mengutamakan partisipasi
dari para lansia itu sendiri dengan membuat atau mengajarkan para lansia
untuk hidup sehat dan produktif dimasa tua mereka serta lembaga yang
menaungi atau bertanggungjawab terhadap posyandu lansia melati adalah
puskesmas.
3.4 Sumber Daya Manusia
Kader yang terdapat di Posyandu Lansia Melati berjumlah 5 Orang yang
berlatar belakang pendidikannya rata-rata adalah SMA. Para kader
mendapatkan pelatihan guna menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
memberdayakan para Lansia, berupa pelatihan dan seminar terkait senam untuk
lansia. Kader di Posyandu Lansia Melati sudah tercukupi, dikarenakan jumlah
lansia di Posyandu ini berjumlah 20 Orang. Honor yang di berikan kepada
kader di lakukan setiap 3 bulan sekali dan besarnya honor bergantung pada
Dana Desa setempat. Tenaga Kesehatan yang terdapat di Posyandu Lansia
Melati berjumlah 2 orang yang berlatar belakang pendidikannya Dokter dan
Bidan. Jumlah Tenaga kesehatan di Posyandu ini masih kurang karena jumlah
tenaga kesehatan terbagi atas Pelayanan Posyandu Anak dan Posyandu Lansia.
Upaya yang dilakukan Posyandu dalam menangani kekurangan Tenaga
Kesehatan dengan melibatkan para Bidan Swasta yang ingin mendapatkan
Surat Ijin Praktik serta Para Kader. Honor yang diberikan kepada Tenaga
Kesehatan di kelola oleh Puskesmas Setempat.
Dalam mengelola SDM ketua posyandu membagi kader untuk 3 kegiatan,
diantaranya 5 kader mengelola Paud, 3 kader mengelola Posyandu Anak, dan 5
kader mengelola Posyandu Lansia. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
posyandu, para kader diberikan pelatihan seperti keterampilan dalam
berkomunikasi dan administrasi.
3.5 Sarana dan Prasarana
Pelaksanaan posyandu lansia tentunya memerlukan sarana dan
prasarana yang cukup untuk kegiatan yang dapat berjalan semaksimal
mungkin. Sarana dan prasarana sudah diatur sedemikian rupa sehingga
menjadi standar untuk pengadaan barang yang dibutuhkan atau diperlukan.
Sebenarnya tidak banyak yang peralatan dan obat-obatan yang diperlukan
untuk terlaksananya kegiatan posyandu lansia. Peralatan yang diperlukan
antara lain timbangan badan, alat ukur tinggi badan, tensimeter untuk
mengukur tekanan darah serta peralatan laboratorium sederhana. Obat-
obatan yang digunakan dalam kegiatan posyandu lansia adalah obat-obat
yang sudah lazim ada dari puskesmas seperti obat generik dan vitamin. Sarana
dan prasarana pendukung lainnya adalah tempat atau gedung dimana kegiatan
posyandu lansia, buku pendaftaran, alat tulis dan juga KMS lansia.
Sarana dan prasarana yang ada di Posyandu Lansia Melati diperoleh dari
Bantuan dari Puskesmas dan Dana Pribadi Ketua Posyandu. Cara posyandu
dalam memelihara perlengkapan dengan mengontrol perlengkapan yang ada
dan pihak puskesmas melakukan kunjungan ke posyandu tersebut, seperti
mengkalibrasi timbangan. Untuk perlengkapan di posyandu saat ini masih
belum memadai dan upaya Posyandu Lansia ini melakukan kerja sama dengan
puskesmas setempat untuk menunjang perlengkapan yang belum memadai,
seperti Glukometer.
Dalam memelihara sarana dan prasarana dilakukan oleh pihak puskesmas
yang datang ke posyandu lansia melati untuk mengontrol sarana dan prasara
yang ada seperti mengkalibrasi timbangan.
3.6 Pemangku Kepentingan
Pemangku Kepentingan yang ada di Posyandu Lansia Melati adalah RT,
RW, Kelurahan, Kepala Puskesmas dan Masyarakat. Pertemuan yang
dilakukan oleh pihak Posyandu dengan Pihak Stakeholder secara rutin setiap 3
bulan sekali yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
posyandu. Metode yang digunakan dalam berkomunikasi dengan pihak
Stakeholder adalah Rapat.
3.7 Pendanaan
Sumber Dana Posyandu Lansia Melati di peroleh dari dana APBD sebesar
Rp 1.800.000. Penggunaan Dana yang dikeluarkan setiap tahunnya berkisar Rp
600.000. Kegiatan Posyandu yang menggunakan Dana paling besar adalah
Tour Ziarah dengan dana sekitar Rp 300.000. Dana yang diperoleh belum
dapat memenuhi seluruh kegiatan karena dana terbagi untuk kegiatan Paud dan
Posyandu.
Dalam mengelola dana diatur oleh ketua posyandu lansia Ibu Hj. Siti
Masyitoh. Dana APBD yang diterima dibagi untuk 3 kegiatan yaitu posyandu
anak, posyandu lansia dan paud. Dana yang tersedia digunakan semaksimal
mungkin untuk memenuhi seluruh kegiatan yang dilakukan. Untuk menutupi
kekurangan dana yang diberikan oleh APBD, ketua posyandu lansia secara
sukarela membantu memberikan sejumlah dana untuk menunjang kegiatan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Posyandu Lansia Melati terletak di Jalan Raden Fatah RT01/RW05
Kelurahan Sudimara Barat Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Banten.
Pelaksanaan Posyandu Lansia Melati dilakukan secara rutin setiap Selasa
Minggu Ke-2 setiap bulannya.
2. Pendekatan yang dilakukan oleh Posyandu Lansia Melati adalah
Pendekatan Batten Directive Approach
3. Model yang digunakan oleh posyandu lansia melati adalah pendekatan
model A (Locality Development)
4. Posyandu lansia melati memiliki 5 orang kader yang berlatarbelakang
pendidikan rata-rata SMA. Kader tersebut sudah mencukupi, karena
jumlah lansia yang terdaftar hanya 20 orang saja.
5. Sarana dan prasarana yang ada di Posyandu Lansia Melati diperoleh dari
Bantuan dari Puskesmas dan Dana Pribadi Ketua Posyandu.
6. Stakeholder yang ada di Posyandu Lansia Melati adalah RT, RW,
Kelurahan, Kepala Puskesmas dan Masyarakat.
7. Sumber Dana Posyandu Lansia Melati di peroleh dari dana APBD sebesar
Rp 1.800.000.
4.2 Saran
1. Membuat suatu keterampilan tangan yang dapat menghasilkan uang
sehingga dapat menambah pendapatan yang digunakan untuk keperluan
Posbindu tersebut
2. Membuat kemitraan dengan suatu produk kesehatan sehingga dapat
merasakan manfaatnya untuk kesehatan lansia tersebut
3. Mengajak masayarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan posbindu
tersebut.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai