Anda di halaman 1dari 6

Determining The Cost Of Capital

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai aktiva dan operasi perusahaan.
Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Biaya modal atau
cost of capital adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena digunakannya
modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai biaya, maka biaya modal
juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicapai perusahaan (minimum
required rate of return) agar perusahaan tidak dinyatakan merugi.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal
kerja.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai
discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya. Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital)
bertujuan utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital
budgeting). Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of Capital (WACC), yaitu
batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki tingkat pengembalian yang lebih
baik.

8.1 (The weight Average cost of capital) biaya rata-rata tertimbang modal
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun tidak semua
komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts
payable) tidak diperhitungkan dalam perhitungan WACC. Hutang wesel (notes payable) atau
hutang jangka pendek yang berbunga (Short-term Interest-bearing debt) dimasukkan dalam
perhitungan WACC hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap
perusahaan bukan merupakan pembelanjaan sementara.
Pada umumnya hutang jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur untuk
menghitung WACC. Dengan demikian kita harus menghitung: 1) Biaya Hutang (cost of debt),
2) Biaya laba ditahan (cost of retained earning), 3) Biaya saham Biasa Baru (cost of new
common stock), dan 4) Biaya Saham Preferen (cost of preferred stock). Biaya modal harus
dihitung berdasarkan suatu basis setelah pajak (after tax basis) karena arus kas setelah pajak
adalah yang paling relefan untuk keputusan investasi.

Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal


Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian, Faktor ini menentukan tingkat bebas
risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan, jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen, jika
manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah.
Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi
sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan, permintaan modal dalam jumlah besar
akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal


Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi.
Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan
manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya
tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-
aktiva yang telah ada.
2. Risiko keuangan bersifat konstan
Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham
umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham
istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur
keuangan berjalan.

3. Kebijakan dividen bersifat konstan.


Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan
kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran
dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatau
investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan
obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya
hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang ini merupakan biaya hutang
sebelum pajak (pre-tax cost). Dalam menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang
setelah pajak (after-tax cost debt).

Biaya hutang sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 - tingkat pajak)

Biaya Laba Ditahan


Penggunaan laba ditahan juga memiliki biaya, biaya penggunaan dana yang berasal
dari laba yang ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang
diaharapkan diterima oleh para investor atau biayanya sama dengan biaya penggunaan dana
yang berasal dari saham biasa. Adapaun perhitungan laba ditahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :

Deviden
+ Tingkat Pertumbuhan
Harga Jual

Biaya Saham Biasa Baru


Biaya saham biasa baru adalah lebih tinggi dari biaya penggunaan dana yang berasal
dari laba ditahan, karena emisi saham baru dibebani biaya emisi. Biaya saham biasa baru
dapat dihitung dengan cara :

Tingkat pendapatan saham yang diharapkan


1 – Prosesntasi biasa emisi

Biaya Saham Preferen

Biaya saham preferen memiliki sifat antara hutang dengan saham biasa, bersifat
hutang karena mengandung kewajiban tetap untuk membayar deviden preference dan dalam
likuidasi pemegang saham preference memiliki hak mendahului disbanding saham biasa.
Namun tidak seperti hutang kegagalan membayar deviden reference tidak mengakibatkan
pembubaran perusahaan. Resiko saham preference lebih kecil dari hutang tetapi lebih besar
dari saham biasa. Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham preference dapat dihitung
dengan membagi deviden perlembar saham preference (Dp) dengan harga bersih penjualan
saham preference (Pn), formula biaya saham preference adalah sebagai berikut :

Dp
Biaya saham preferen =
Pn

Weighted Average Cost Of Capital


Setelah membahas komponen mopdal secara individu baru menghitung biaya modal
secara keseluruhan yaitu menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) dengan
rumus:
WACC = wd.Kd (1-T) + wp.Kp + Ws (Ks atau Ke)
Dimana :
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
wd = persentase hutang dari modal
wp = persentase saham preferen dari modal
Ws = persentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ke = biaya saham biasa baru
T = pajak (dalam persentase)
Wd, Wp, Ws didasarkan pada sasaran struktur modal (capital structure) perusahaan
yang dihitung dengan nilai pasarnya (market value). Setiap perusahaan harus memiliki suatu
struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal sehingga dapat memaksimumkan
harga saham.

8.2 (The investment opportunity schedule) jadwal kesempatan investmen

Pengertian investment opportunity set (ios)* adalah pilihan investasi di masa depan
yang mempunyai return yang cukup tinggi sehingga mampu membuat nilai perusahaan ikut
terdongkrak. Hal ini dikarenakan besarnya nilai perusahaan tergantung pada berbagai
pengeluaran yang ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan di masa depan.

Investment opportunity set bisa dikatakan sebagai suatu kesempatan untuk


berkembang, akan tetapi tidak semua perusahaan bisa melakukan eksekusi IOS di masa yang
akan datang. Bagi perusahaan yang tak bisa menggunakan kesempatan investasi tersebut
maka perusahaan tersebut tentunya akan membuat pengeluaran yang cenderung lebih tinggi
jika dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang.

Dengan demikian, jika kondisi perusahaan sekarang sangat baik, maka pihak
manajemen perusahaan tentunya akan lebih memilih investasi yang baru ketimbang
membayar dividen yang nilainya cukup tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang pertumbuhannya
lambat cenderung akan membagikan dividen yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah over
investment.

Hal ini dikarenakan pembayaran dividen pada dasarnya dilakukan jika perusahaan
mempunyai dana sisa setelah membiayai investasi yang mempunyai NPV yang positif dengan
Retained Earning. Pendek kata, jika perusahaan tak punya dana sisa maka pembayaran
dividenpun tidak akan dilakukan. Dengan demikian, investment opportunity set bisa menjadi
suatu kesempatan bagi manajer perusahaan untuk melakukan praktek manajemen laba.

Untuk mendapatkan nilai IOS yang tinggi maka diperlukan tingkat pertumbuhan
penjualan yang tinggi pula. Sedangkan untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan,
perusahaan tentunya memerlukan biaya yang besar. Biaya ini dapat diperoleh dari dalam
ataupun dari luar perusahaan. Jika dana tersebut bersumber dari dalam perusahaan, maka
pembayaran dividenpun akan mengalami penurunan. Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa Investment Opportunity Set (IOS) mempunyai pengaruh yang negatif dengan
kebijakan dividen.

Peluang peluang investasi sangat mudah: Anda cukup mengatur semua peluang
investasi yang Anda miliki dari IRR mereka dari yang lebih besar ke yang lebih rendah.
Itulah mengapa ada garis miring ke bawah ini, anggap saja sebagai sebuah tangga. Investasi
dengan IRR yang sangat tinggi berada di sebelah kiri dan sangat diinginkan dan ketika Anda
bergerak ke kanan, IRR lebih kecil dan proyek kurang dan kurang diinginkan.

Biaya modal marjinal mencerminkan fakta bahwa jika Anda ingin mengumpulkan
lebih banyak uang, itu akan membebani Anda lebih banyak. Itu menciptakan garis miring ke
atas. Semakin banyak uang yang Anda cari, semakin mahal harganya. Ini menciptakan titik
persimpangan, di sebelah kiri, setiap proyek berpotensi menciptakan kekayaan. Itu karena
untuk setiap peluang investasi yang diberikan, biaya modal kurang

8.3 (the marginal cost of capital schedule) biaya marginal dari jadwal modal
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal
baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk
menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu
titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point. Jumlah laba diatahan

Bagian modal sendiri dalam struktur modal Adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir
modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb :

8.4 Combining the mcc and ios schedules) menggabungkan jadwal MCC dan IOS

Anda mungkin juga menyukai