LP, Keluarga, Asga
LP, Keluarga, Asga
TINJAUAN TEORI
1. Definisi hipertensi
1
2. Klasifikasi hipertensi
3. Etiologi hipertensi
a. Hipertensi Primer
2
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer
adalah suatu kondisi hipertensi dimana penyebab skunder dari
hipertensi tidak diketahui (Lewis, 2000).
b. Hipertensi Skunder
1. Genetik
2. Jenis Kelamin
3. Usia
4. Lingkungan (stres)
5. Obesitas
3
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah
yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Hal
inilah yang terjadi pada usia lanjut dan obesitas, dimana dinding arteri lebih
menebal dan kaku karena arterosklerosis. Penyelidikan ini dapat
membuktikan obesitas dapat meningkatkan lemak di pembuluh darah
sehingga menimbulkan plak dan terjadilah arterosklerosis sehingga daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah meningkat dan terjadilah
hipertensi.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga akan meningkat pada saat
terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara
waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak dpat
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam
tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
4
Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui
beberapa cara yaitu jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah
pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabakan berkurangnya volume
darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
5
6
5. Tanda dan gejala hipertensi
Tanda dan Gejala hipertensi menurut Dewi dan Familia (2010), yaitu :
a. Sakit Kepala
b. Mimisan
c. Jantung Berdebar
d. Sering buang air kecil di malam hari
e. Pusing yang terasa berat bagian tenguk yang biasa terjadi di siang
hari
f. Sesak nafas
g. Sulit tidur
h. Mata berkunang-kunang
i. Mudah marah
6. Komplikasi hipertensi
a. Stroke
7
arterosklorosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya anurisma.
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
8
7. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Pengobatan farmakologis
Diuretik
9
di dalam tubuh. Manfaat obat diuretik tersebut dapat bertambah
jika ditunjang dengan pola makan dengan menu rendah kadar
garam.
Vasodilator
10
Antagonis kalsium
2. Pengobatan non-farmakologis
a. Meditasi
b. Yoga
11
Teknik dalam yoga berfokus pada susunan otot, mekanisme
pernafasan, postur, dan kesadaran tubuh. Yoga bertujuan untuk
memperoleh kesejahteran fisik dan mental melalui pencapaian
kesempurnaan tubuh dengan olehraga pernafasan yang benar,
mempertahankan postur tubuh, dan meditasi (Solehati dan
Cecep, 2015)
c. Hypnosis
d. Terapi Musik
12
e. Terapi Relaksasi Benson
13
Identitas klien terdiri dari nama, umur, suku/bangsa, status
perkawinan, agama, pendidikan, alamat.
Riwayat kesehatan :
Riwayat kesehatan sebelumnya: menanyakan tentang
pemakaian jenis obat, jumlah dosis.
Riwayat kesehatan keluarga: menanyakan tentang keluarga
yang menderita penyakit hipertensi, atau penyakit kronik lain
nya seperti DM, batu ginjal dan jantung.
9. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum, kulit pucat kering, lemah, tanda – tanda vital,
tingkat kesadaran.
2. Kepala : rambut, kerontokan, kebersihan, warna.
3. Mata : bentuk, fungsi, konjungtiva, anemis/ tidak, bentuk
pupil.
4. Telinga : bentuk, fungsi, kebersihan.
5. Hidung : bentuk, fungsi, ada polip/tidak, kebersihan, nyeri, secret.
6. Dada : paru&jantung,bentuk dada, keadaan paru
simetris/tidak
7. Kulit : turgor, kelembapan kulit, edema, sianosis.
8. Rambut : warna rambut, kelembaban rambut, karakteristik.
9. Leher : bentuk, posisi, ukuran, ada nyeri tekan tidak.
10. Abdomen : bentuk, dinding perut, bising usus, palpasi pada organ
hati,limpa
11. Ginjal, kandung kemih, yang ditentukan ada/tidak nya nyeri usus.
10. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasi faktor – faktor resiko seperti
hiperkaogulabilitas, anemia
b. Glukosa
Hiperglikemi (diamilitus pencetus hipertensi)
14
c. Kalium serum
Penyebab terjadi nya efek samping terapi diuretic.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meyebabkan hipertensi.
e. Kolessterol
f. Pemeriksaan tiroid
g. Kadar oldesteron urine.
h. Foto dada
i. Ct scan
j. Asam urat
k. EKG
15
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G
bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a) Unit terkecil masyarakat
b) Terdiri dari dua orang atau lebih
c) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d) Hidup dalam satu rumah tangga
e) Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f) Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga
g) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Type keluarga
a) Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b) Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya
c) Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
16
d) Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah
keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
e) Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Struktur Keluarga
17
Indikator: ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap
keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan: anak sakit, ber-KB, dibawa
kesarana kesehatan
c. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai
agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan
tanah, kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian
baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan
terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan
tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun
bersekolah, Anak hidup 2 /lebih, keluarga masih pus saat ini
berkontrasepsi.
18
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lngkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih saying dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
19
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan pengahasilan keluarga untuk memnuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilkinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
7. Ciri – Ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambil keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam suatu rumah.
8. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk
rumah tangga
b. Tahap menjelang kelahiran anak
20
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi
penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang
merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang
kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
kepada kedua orangtuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan
tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-
norma agama, norma-norma social budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari
anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar
secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yan paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu
suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling
pengerti antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap
ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
21
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa
sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan
diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
9. Tugas – Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
10. Tugas –Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi5 tugas kesehatan yang
harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
22
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
11. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas
utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang
kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut
1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah
2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit
keturunan
b. Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :
1) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)
2) Menderita kekurangan gizi/anemia, hipertensi
3) Primipara atau multipara
4) Riwayat persalinan dengan komplikasi
c. Keluarga dimana anak manjadi risiko tinggi, karena :
1) Lahir premature/BBLR
2) Berat badan sukar naik
3) Lahir dengan cacat bawaan
4) ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga
1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga sehingga
sering timbul cekcok dan ketegangan
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit
23
Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga.
24
DAFTAR PUSTAKA
Smaltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku ajar keperawatan medical bedah brunner &sudarth, Edisi
8 vol @, ECG, Jakarta
Mansjoer, arif 2001, kapita selekta kedokteran, edisike 3 jakarta, media Aeusculapius
Prince, Sylvia anderson 1999, patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, Ed 4, ECG,
Jakarta
25
26