Anda di halaman 1dari 15

BAB I

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LARANGAN UTARA
KOTA TANGERANG

Hari/ Tanggal : Rabu, 05 Desember 2018


Waktu : 13.00 - Selesai
Topik : Kehamilan Trimester III
Tempat : Puskesmas Larangan Utara

A. Latar Belakang Kegiatan


Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan
waspada karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
dan mulai khawatir dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat
itu juga merupakan saat persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan
menjadi orang tua (Sofie R. 2010).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan
oleh bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksial
dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi selama hamil
muda (Yuni Kusmiati, dkk :2009).
Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan
yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan
dan segera dapat memberikan laktasi. Persiapan persalinan meliputi
persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik merupakan persiapan
yang berhubungan dengan aspek persiapan tubuh untuk mempermudah
persalinan dan laktasi, persiapan psikologis adalah persiapan yang
berhubungan dengan ketahanan mental terhadap rasa takut dan kecemasan
serta aspek kognitif tentang persalinan sedangkan persiapan materi
merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk mendukung kelancaran
persalinan dari aspek finansial.
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu
hamil,sebuah waktu yang menyenangkan namun disisi lain merupakan hal
yang paling menebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan namun
disisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persaliana terasa akan
menyenangkan karena sikecil yang selama sembilan bulan bersembunyi
didalam perut anda akan muncul terlahir kedunia. Disisi lain persalinan
menjadi mendebarkan khusus bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses
persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak dan
sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Munculnya perilaku untuk melakukan persiapan persalinan didukung
oleh adanya motivasi untuk melakukan persiapan persalinan, yaitu alasan
atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat
sesuatu.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kehamilan trimester 3,
diharapkan ibu hamil dapat mengerti mengenai kebutuhannya selama
kehamilan trimester , serta menyiapkan diri untuk menghadapi proses
persalinan.

2. Tujuan khusus
 Mengerti apa yang dimaksud dengan kehamilan trimester 3
 Gizi yang baik selama kehamilan trimester 3
 Kebersihan diri dan istirahat
 Persiapan persalinan
 Tanda-tanda persalinan
C. Peserta
Ny. Y

D. Metode dan Media


1. Metode
Berceramah dan demonstrasi
2. Media
Lembar balik

E. Proses Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Ibu Hamil

1 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam


- Memberi salam - Mendengarkan dan
- Memperkenalkan diri
memperhatikan
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran

2 10 menit Penjelasan : Mendengarkan dengan focus


atas materi yang sedang
- Kehamilan trimester 3
disampaikan
- Gizi yang baik bagi
ibu hamil trimester 3
- Kebersihan diri dan
istirahat
- Persiapan persalinan
- Tanda-tanda persalinan

3 5 menit Penutup : - Menanyakan hal yang


belum dipahami
- Tanya jawab - Membalas salam
- Menyimpulkan hasil
yang telah
disampaikan
- Memberikan salam
penutup
BAB III

MATERI PENYULUHAN

A. Kehamilan Trimester 3
Trimester ini adalah trimester terakhir kehamilan, periode
pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-42 minggu. Janin ibu sedang
berada di dalam tahap penyempurnaan Dan akan semakin bertambah
semakin besar dan besar sampai memenuhi seluruh rongga rahim. Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah peningkatan berat badan dan
tekanan darah, rasa ketidaknyamanan dan aktifitas seksual.
Pertumbuhan danPerkembangan Kehamilan Trimester 3 :
1. Minggu ke-28
Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering,
sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Kendati
dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan
bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan.
Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat. Begitu juga
rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak
matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi
bola matanya sudah hilang.
2. Minggu-29
Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya
meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun
mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski
dengan susah payah, bisa menangis, walaupun masih terdengar lirih.
Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena
perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan
perawatan yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait,
kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar. Beratnya sekitar
1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm.
3. Minggu ke-30
Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar
rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah
besar kehamilan.Ibu mulai merasakan denyutan halus,
sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang
menimbulkan rasa nyeri. Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan
membentuk simpul-simpul. Bila sampai membentuk simpul mati
tentu sangat membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu
jadi terhenti atau paling tidak terhambat.
4. Minggu ke-31
Waspadai bila muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah
kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang.
Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai
peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan tekanan
darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang
membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk
lebih banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus
mengurangi aktivitas. Berat bayi sekitar 1600 gram dengan taksiran
panjang 40 cm.
5. Minggu ke-32
Umumnya pengenceran darah mengalami puncaknya pada minggu
ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung, hipertensi dan
preeklampsia, mesti ekstra hati-hati. Sebab dengan jumlah darah
yang makin banyak, beban kerja jantung pun meningkat. Pada
mereka yang mengalami gangguan jantung dan tekanan darah, tentu
makin besar pula peluang terjadi penyempitan di pembuluh-
pembuluh darah. Dampak lebih lanjut adalah tekanan darah
meningkat. Gangguan semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu,
tapi juga si bayi, hingga biasanya dipertimbangkan untuk dilahirkan.
Terlebih bila terjadi perburukan kondisi, semisal tekanan darah tak
kunjung turun.
6. Minggu ke-33
Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau
plasenta lepas dari dinding rahim. Bisa terlepas sebagian maupun
terlepas total yang berujung dengan syok pada ibu akibat kehilangan
darah dalam jumlah besar maupun kematian bayi. Ibu perokok dan
peminum alkohol diprediksi lebih berkemungkinan mengalami
masalah ini. Yang juga mesti diwaspadai adalah kantung air ketuban
pecah/bocor.
7. Minggu ke-34
Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi
kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan
untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan
organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah
tes non-stres dan profil biofisik. Dalam profil biofisik digunakan
skor 0 sampai 2 dengan 5 poin yang dievaluasi, yakni pernapasan,
gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi berdasarkan gerakan lengan
dan atau tungkai, denyut jantung dan banyaknya cairan ketuban. Bila
nilainya rendah, disarankan persalinan segera dilakukan.
Pemeriksaan biofisik biasanya dilakukan bila diduga bayi mengalami
IUGR (Intrauterin Growth Retardation), pada ibu pengidap diabetes,
kehamilan yang bayinya tak banyak bergerak, kehamilan risiko
tinggi ataupun kehamilan lewat waktu.
8. Minggu ke-35
Yang terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang
fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-
paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi untuk
bertahan hidup.

9. Minggu ke-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm.
Mulai minggu ini pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali.
Tujuannya tak lain untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin
muncul mengingat penyebab terbanyak kematian ibu melahirkan
(maternal mortality rate) di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan
preeklampsia. Sementara dari ketiga faktor penyebab tersebut, yang
bisa dicegah dengan pemeriksaan ANC (antenatal care) yang
baik(preeklampsia). Di antaranya dengan pemantauan tekanan darah
dan kenaikan berat badan yang tak lazim, yakni maksimal 1 kg setiap
bulan.
10. Minggu ke-37
Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi
dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ
tubuhnya sudah matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya
masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil
di antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini biasanya
dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi
kepala bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai
pembukaan berapa.
11. Minggu ke-38
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya
akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan
lahir di usia kehamilan 38 minggu.
12. Minggu ke- 39
Di minggu ini pula dokter yang menangani biasanya siaga menjaga
agar kehamilan jangan sampai postmatur atau lewat waktu. Karena
bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi menjalani
fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga
kekurangan gizi. Tak heran kalau bayi postmatur umumnya berkulit
kering/keriput atau malah mengelupas. Sementara kapan persisnya
plasenta mengalami penurunan fungsi sama sekali tak bisa
diprediksi.
13. Minggu ke-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram.
Betul-betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya
sudah turun ke skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir
kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi labia
minora (bibir kemaluan bagian dalam).
B. Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil
Makanan yang mengandung Gizi yang baik bagi ibi hamil selalu
mengandung zat tenaga ( karbohidrat, lemak dan protein), zat pembangun
( protein, mineral dan air) dan zat pengatur ( protein, mineral, air dan
vitamin ).
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi
daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan
untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi
kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.

Kebutuhan Ibu Hamil :

Kebutuhan energi. Pada trimester 3 energi dibutuhkan untuk


pertumbuhan janin dan plasenta. Sumber energi adalah hidrat arang seperti
beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian dan lain-lain.

Protein, diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus, jaringan


payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu serta persiapan laktasi.
2/3 dari protein yang dikonsumsi sebaiknya berasal dari protein hewani
yang mempunyai nilai biologi tinggi. Sumber protein hewani terdapat pada
daging, ikan, unggas, telur, kerang dan sumber protein nabati banyak
terdapat pada kacang-kacangan.

Asam folat dan vitamin B12 (sianokobalamin), berfungsi untuk


memenuhi kebutuhan volume darah janin dan plasenta (pembentukan sel
darah), vitamin B12 merupakan faktor penting pada metabolisme protein.
Dalam bahan makanan asam folat dapat diperoleh dari hati, sereal, kacang
kering, asparagus, bayam, jus jeruk dan padi-padian.

Vitamin B6 (piridoksin), penting untuk pembuatan asam amino dalam


tubuh. Vitamin B6 juga diberikan untuk mengurangi keluhan mual-mual
pada ibu hamil.
Vitamin C (asam askorbat), vitamin C berguna untuk mencegah
terjadinya ruptur membran, sebagai bahan semen jaringan ikat dan
pembuluh darah. Fungsi lain dapat mengakibatkan absorbsi besi non hem,
meningkatkan absorbsi suplemen besi dan profilaksis perdarahan post
partum. Kebutuhannya 10 mg/hari lebih tinggi dari ibu tidak hamil.

Vitamin A, berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan,


pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang, penting untuk mata, kulit,
rambut dan mencegah kelainan bawaan. Bila kelebihan vitamin A dapat
mengakibatkan cacat tulang wajah dan kepala, otak, jantung. Sumber
vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan,kuning telur, wortel, sayuran
berwarna hijau dan buah-buahan berwarna merah. Bumil sebaiknya tidak
mengkonsumsi bahan kosmetik yang mengandung vitamin A dosis tinggi.
Kebutuhan vitamin A ibu hamil 200 RE/hari lebih tinggi daripada ibu tidak
hamil.

Vitamin D, Selama kehamilan akan mencegah hipokalsemia,


membantu penyerapan kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi.
Sumber vitamin D banyak terdapat pada kuning telur, susu, produk susu
dan juga dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari. Dapat
menembus plasenta sehingga dapat memasuki tubuh bayi.

Vitamin E, Jarang terjadi defisiensi. Berfungsi pada pertumbuhan sel


dan jaringan dan integrasi sel darah merah. Dinajurkan dikonsumsi
melebihi 2 mg/hari. Pada binatang percobaan defisiensi vitamin E
menyebabkan keguguran.

Vitamin K, Jarang terjadi defisiensi. Bila terjadi kekurangan dapat


mengakibatkan gangguan perdarahan pada bayi.

Kalsium (Ca), Bila intake Ca kurang, maka kebutuhan ca akan diambil


dari gigi dan tulang ibu. Sehingga tak jarang bagi bumil yang kurang
asupan Ca giginya menjadi caries atau pun keropos serta diikuti dengan
nyeri pada tulang dan persendian, metabolisme Ca memerlukan vitamin D
yang cukup. Namun demikian, ibu yang sering hamil cenderung terjadi
defisiensi, akibatnya janin menderita kelainan tulang dan gigi. Sumber
kalsium terdapat pada susu dan produk susu (yoghurt, keju), ikan, kacang-
kacangan, tahu, tempe dan sayuran berdaun hijau.

Fosfor, berhubungan erat dengan Ca. Fosfor berfungsi pada


pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme kalsium
ibu. Jika jumlah didalam tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan kram
pada tungkai.

Zat besi (Fe), sangat esensial, berhubungan dengan meningkatnya


jumlah eritrosit ibu (kenaikan sirkulasi darah ibu dan kenaikan kadar Hb)
diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia. Intake yang tinggi dan
berlebihan pada Fe juga tidak baik, karena dapat mengakibatkan konstipasi
(sulit BAB) dan nausea (mual muntah). Zat besi paling baik dikonsumsi
diantara waktu makan bersama jus jeruk. Sedangkan kopi, teh dan susu
dapat mengurangi absorbsi zat besi nonhem, sehingga sebaiknya
menghindari minum kopi, teh ataupun susu jika akan mengkonsumsi FE.
Sumber zat besi banyak terdapat pada daging merah, ikan, unggas, kacang-
kacangan, kerang, sea food dan lain-lain.

Seng (Zn), berkaitan dengan pembentukan tulang selubung syaraf


tulang belakang. Hasil study menunjukkan bahwa rendahnya kadar Zn
pada ibu ditemukan padapersalinan abnormal dan BBLR (berat bayi lahir
rendah <2500gram). Sumber Zn terdapat pada kerang dan daging. Kadar
Zn yang dibutuhkan pada bumil yaitu sebanyak 20mg/hari atau lebih besar
5 mg dari pada kadar wanita dewasa yang hanya 15 mg/hari.

Fluor, dalam air minum sebenarnya cukup mengandung fluor. Fluor


diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Bila kurang dari kebutuhan
gigi tidak terbentuk sempurna. Dan jika kadar fluor berlebih warna dan
struktur gigi tidak normal.
Yodium, defisisensi yodium mengakibatkan kretinisme. Jika
kekurangan terjadi kemudian, pertumbuhan anak akan terhambat.
Tambahan yaodium yang diperlukan sebanyak 25 ug/hari.

Natrium, kebutuhan natrium meningkat sejalan dengan meningkatnya


kerja ginjal. Memegang peranan penting dalam metabolisme air dan
bersifat emngikat cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi
keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil. Natrium pada ibu hamil
bertambah sekitar 3,3 gram per minggu sehingga ibu hamil cenderung
menderita edema.

Nutrisi bagi Ibu Hamil Pada Trisemester III :

Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil
mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-
tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan
segar untuk menghindari sembelit. Bila terjadi keracunan
kehamilan/uedem (bengkak-bengkak pada kaki) maka janganlah
menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.

Contoh Menu :

 Pagi : Susu manis, nasi, telur ceplok, kering tempe, tumis kacang
panjang
 Siang :Nasi, Ikan goreng, botok tempe, kemangi, melandingan, sayur
asam, papaya
 Malam : Nasi, semur daging + tahu, orak-arik wortel + kool, pisang

C. Perawatan Diri pada Ibu Hamil


1. Perawatan gigi
Selama hamil, ibu perlu lebih menjaga kebersihan diri, karena dengan
adanya perubahan hormonal, maka rongga mulut dan jalan lahir peka
terhadap infeksi, ibu perlu mandi dan sikat gigi secara teratur, minimal
2 kali sehari. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian
karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang
kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat
mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan
karies gigi. Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi
yang baik menjamin pencernaan yang sempurna.
2. Mandi
Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cenderung
untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri
terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)
dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
3. Perawatan rambut
Cuci rambut minimal dua kali seminggu menggunakan sampo ringan,
bilas dengan air bersih.
4. Payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan
kalau terbasahi oleh colostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema
pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang masuk diusahakan
supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
5. Perawatan vagina / vulva
Celana dalam harus kering, jangan gunakan obat / menyemprot ke
dalam vagina, sesudah BAB / BAK dilap dengan lap khusus, bersihkan
dan keringkan selalu bagian tersebut, gantilah celana dalam lebih
sering bila perlu, pakailah celana dalam dari bahan katun, yang lebih
mudah menyerap.

D. Persiapan Persalinan
Membuat rencana persalinan, meliputi :
 Tempat persalinan
 Memilih tenaga kesehatan terlatih
 Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
 Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat
persalinan tersebut
 Siapa yang akan menemani persalinan
 Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara
megumpulkannya
 Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
 Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan
pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
 Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
 Siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan
utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
 Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
 Dimana ibu akan melahirkan
 Bagaimana cara menjangkaunya
 Kemana ibu mau dirujuk
 Bagaimana cara mendapatkan dana
 Bagaimana cara mencari donor darah
 Membuat rencana atau pola menabunga
 Tabungan ibu bersalin
 Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
 Kain panjang 4 buah
 Pembalut wanita
 Handuk, waslap, alat mandi, alat make up
 Pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
 Pakaian bayi, minyak telon
 Tas & plastic

E. Tanda-tanda Persalinan
 Lendir Bercampur Darah
Pengeluaran lendir bercampur darah. Terjadi karena sumbatan yang
tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan keluarnya
lendir yang berwarna kemerahan karena bercampur darah.
 Air Ketuban Pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga air
ketuban keluar ( Normal air ketuban adalah cairan yang bersih,
jernih dan tidak berbau).
 Kontraksi Yang Teratur
Tidak seperti kontraksi Braxton hick, kontraksi timbul secara
teratur, mula-mula kontraksi hanya sebentar kemudian bertambah
lama dan bertambah kuat, dan kontraksi terjadi simetris di kedua
sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh
rahim, dan nyeri tidak hilang/kurang dengan istirahat atau elusan.
DAFTAR PUSTAKA

Ratna Dwi. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Panji Pustaka : Yogyakarta.

Brayshaw Eileen. 2009. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktis Bidan. EGC :
Jakarta.

Anggraeni Poppy. 2010. Serba-serbi Senam Hamil. Intan Media: Yogyakarta.

Suryati Romauli. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Nuha Medika : Yogyakarta.

Icesmi Sukarni K, Margareth ZH, 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Fauziah, Siti. Et al. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan Vol
1. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai