PENDAHULUAN
penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment
area) bagi daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi
ekosistem, perairan sungai mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang
Komponen pada ekosistem sungai akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk
suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosisten tersebut. Salah satu
petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus
terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah (Oey, et al1., 2006). Diantara
hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos (Rosenberg dan Resh,
1993).
perairan, makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam
aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang
berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber
makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang
diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan
kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar
(Pradinda, 2008).
aquatik. Karakteristik yang meliputi suhu, pH, kecerahan, kedalaman, debit air,
merupakan faktor-faktor yang perlu dikaji serta diteliti lebih lanjut agar dapat
parameter tersebut agar kita dapat mengetahui proses fisika, biologi, dan kimia dalam
mengukur dan mengetahui karakteristik kimia fisika air dengan beberapa pengujian
seperti COD dan BOD serta melakukan pengoleksian terhadap bentos yang terdapat
di sungai.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui komposisi dari struktur
bentos, perifiton, plankton, nekton, dan neuston. Salah satu komponen yang memiliki
variasi organisme cukup banyak dalam suatu perairan adalah bentos (Umar, 2012).
fitoplankton yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kelayakan suatu perairan
Bentos yaitu organisme yang hidup di dasar perairan dengan melekatkan diri pada
substrat atau menggali lubang (Umar, 2009). Organisme benthos ini meliputi jenis-
perairan, Sedangkan sebagian yang lain mempunyai peranan yang penting di dalam
proses mineralisasi dan pendaurulangan bahan-bahan organik, baik yang berasal dari
perairan maupun dari daratan (Jarwanto, 2010). Keberadaan hewan ini dipengaruhi
oleh kondisi fisik, disamping itu juga dipengaruhi oeh factor kimia dan factor biologi
(Umar, 2012).
allotochthonous. Sumber makanan organik berasal dari vegetasi tepian sungai yang
jatuh dan langsung masuk kedalam sungai, maupun yang sudah diproses didarat dan
langsung masuk kedalam sungai melalui air permukaan dan melalui air tanah.
Benthos yang hidup diatas dasar perairan disebut dengan epifauna, sedangkan
benthos yang hidup membenamkan diri atau membuat lubang pada substrat lunak
disebut dengan infauna (Santika, 2000). Peranan bentos di perairan yaitu mampu
penting dalam rantai makanan dan indikator pencemaran (Fajri dan Agustina, 2013).
Sudarjanti dan Wijarni (2006) yaitu mempunyai toleransi yang berbeda terhadap
berbagai tipe pencemaran dan mempunyai reaksi yang cepat, ditemukan melimpah di
perairan, terutama di ekosistem sungai, dipengaruhi oleh berbagai tipe polutan yang
lingkungan yang stress, hidup melekat didasar perairan dan mempunyai siklus hidup
yang panjang. Keberadaan hewan benthos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik menurut
salah satu sumber makanan bagi hewan benthos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-
kimia air yang diantaranya: suhu, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi
(BOD), (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar.
Makrobentos adalah hewan benthos yang tidak lolos dari ayakan dengan luas
mata saring 1 mm2. yang ternasuk kedalam makrobenthos antara lain insekta,
binatang dan tumbuhan yang hidup pada dasar perairan. Kondisi untuk kehidupan
akan beragam tidak hanya pada kedalaman yang berbeda, namun juga dengan sifat
fisik substrat, keragama demikian hanya beberapa sifat dapat diketahui. Hewan
bentos dibagi berdasarkan cara makannya, yaitu pemakan penyaring, seperti kerang
fakultatif dan toleran. Organisme intoleran yaitu organisme yang dapat tumbuh dan
berkembang dalam kisaran kondisi lingkungan yang sempit dan jarang dijumpai di
perairan yang kaya organik. Organisme ini tidak dapat beradaptasi bila kondisi
dapat bertahan hidup pada kisaran kondisi ling-kungan yang lebih besar bila
hidup di perairan yang banyak bahan organik, namun tidak dapat mentolerir tekanan
lingkungan. Organisme toleran yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang
dalam kisaran kondisi lingkungan yang luas, yaitu organisme yang sering dijumpai di
perairan yang berkualitas jelek. Pada umumnya organisme tersebut tidak peka
perairan yang tercemar oleh bahan organik. Jumlah organisme intoleran, fakultatif
kisaran toleransi yang luas akan memiliki penyebaran yang luas juga. Sebaliknya
dinyatakan dalam bentuk indeks biologi. Cara ini telah dikenal sejak abad ke 19
yang hidup di perairan tidak tercemar. Kemudian oleh para ahli biologi perairan,
Riau. Riau.
Boyd CE. 1982. Water quality in warm water fish pond. Departemen of Fisheries
Fajri dan Agustina. 2013. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan
Hariyanto. 2008. Impact of Climate on Floods in Bengawan Solo and River Basins,
Agency. Malang.
UNESCO.
Riau. Riau.
Riau.
Oey, H. D,. Karl, M. 2006,. Brumaire XVIII Louis Bonaparte, Jakarta: Hasta Mitra.
Berpikir Kritis dan Sikap Siswa SMA terhadap Ekosistem Sungai di Malang.
Negeri Malang.
Surabaya.
Erlangga. Jakarta.
Makassar.