Skripsi Ketuban Pecah Dini
Skripsi Ketuban Pecah Dini
SKRIPSI FIX
OLEH :
SKRIPSI
Oleh :
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing :
1. Tim Penguji
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK : TK PERTIWI 1998 - 2000
SD : SD Negeri 1 Gayabaru I Tahun 2000 - 2006
SMP : SMP Negeri 1 Gayabaru II Tahun 2006 - 2009
SMA : SMA Negeri 1 Kota Gajah Tahun 2009 - 2012
PERGURUAN TINGGI : Program Studi SI Kedokteran Umum Universitas
Malahayati Bandar Lampung 2012 – 2016
KELUARGA
Ayah : (Alm) H. Wagiman, B.Sc
Ibu : Dra. Maryani
Kakak : Hartati Ika Rini, S.Ked
Adik : 1. Mahmud Harry Pranggono
2. (Alm) Muhammad Amin
3. Rosalia Azizah
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
ABSTRAK
Latar Belakang: Sepsis merupakan penyebab yang paling sering dan paling penting
dalam morbiditas serta mortalitas selama periode neonatus. Angka kejadian sepsis di
negara berkembang masih cukup tinggi yaitu 1,8 – 18/1.000 kelahiran hidup. Sebanyak
2% janin mengalami infeksi in utero dan lebih dari 10% neonatus selama proses kelahiran
atau dalam bulan pertama kehidupan. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput
ketuban sebelum adanya tanda persalinan. Insiden KPD masih cukup tinggi, ±10%
persalinan didahului oleh KPD. Hal ini dapat meningkatkan komplikasi kehamilan pada
ibu maupun bayi, terutama infeksi.
Tujuan: Hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian sepsis neonatorum onset
dini di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2015.
Metode Penelitian: Jenis Penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan
penelitian case control menggunakan purposive sampling sebanyak 58 sampel kasus dan
58 sampel kontrol secara random. Pengambilan data dimulai pada bulan Januari-Februari
2016. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa rekam medik di Ruang
Perinatologi dan Delima RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015. Data
dievaluasi dengan uji pearson chi-square menggunakan program komputer SPSS 16.00
for windows.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian dari 116 sampel yang terdiri dari 58 sampel kasus dan
58 sampel kontrol. Dari dari 58 sampel sepsis neonatorum onset dini terdapat 13 sampel
(22,4%) yang terdapat riwayat KPD >18 jam dan 45 sampel (77,6%) yang tidak KPD
atau KPD ≤18 jam. Sedangkan pada sampel kontrol dari 58 sampel terdapat 4 sampel
(6,9%) yang terdapat riwayat KPD >18 jam dan 54 sampel (93,1%) tidak KPD atau KPD
≤18 jam. Dan hasil analisis didapatkan (p = 0,018;OR= 3,9)
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ketuban pecah dini >18 jam dengan kejadian
sepsis neonatorum onset dini di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015.
MEDICAL FACULTY
MALAHAYATI UNIVERSITY
A Thesis, March 2016
ABSTRACT
Background: Sepsis is one of the most common causes of morbidity and mortality
during neonatal period. Sepsis incidence in developing countries is relatively high 1.8-
18/1.000 life birth. There were 2% fetus got infection in utero and more than 10%
neonates got it during partus process or in the first month of life. Premature Rupture of
Membranes (PROM) is the membrane break before the women goes into labor. The
incidence of PROM is relatively high, ±10% labors are begun by PROM. This situation
may cause pregnancy complication both for baby and mother, especially infection.
Objective: The correlation between premature rupture of membranes and early onset of
neonatal sepsis at Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province in 2015.
Method: This was an observational analytic with case control design with purposive
sampling; 58 case samples and 58 control samples. The data were taken since January to
February 2016. The data were secondary medical record which taken from Perinatology
and Delima Wards of Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province in 2015.
Evaluation was done through pearson test of chi-square by using SPSS version 16.00 on
computer.
Result: In 58 case samples, there were 13 people (22.4%) having PROM history >18
hours and 45 samples (77.6%) people without PROM or ≤18 hours. In control samples,
there were 4 people (6.9%) having PROM history >18 hours and 54 samples (93.1%)
without PROM or ≤18 hours. Analysis found that (p = 0.018. OR = 3.9).
Conclusion: There was a correlation between premature rupture of membrane >18 hours
and early onset neonatal sepsis at Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province
in 2015.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr .Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih
dan maha penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara
Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian Sepsis Neonatorum Onset Dini di
RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015”. Yang bertujuan untuk
memenuhi tugas dan persyaratan dalam menempuh program Sarjana Strata-1
Kedokteran Umum.
Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan banyak
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua, amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
BIODATA........................................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
.........................................................................................................................56
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4. Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian Sepsis
Neonatorum Onset Dini......................................................................
........................................................................................................46
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
bakteri yang tinggi selama kelahiran dan jumlah antibodi pelindung yang
neonatal, tercermin dari insiden global sepsis neonatal yang tetap tinggi,
dari 1-8/1.000 lahir hidup, dan dihubungkan dengan case fatality rate
berkisar 10-50%.3
berkisar 1-4 kasus tiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan insiden di negara
berkembang lebih tinggi 5-8 kali lipat, dengan angka yang pernah
angka tersebut belum terdata. Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Cipto
14,18%.4
Sebanyak 2% janin mengalami infeksi in utero, dan lebih dari 10% bayi
yang ditularkan dari ibu kepada janinnya dan memiliki epidemiologi yang
faktor risiko maternal seperti ketuban pecah dini, demam intrapartum, dan
hanya ketuban pecah dini >18 jam yang merupakan faktor risiko mayor
paling umum dan paling sering disebabkan oleh ketuban pecah dini yang
antara ketuban pecah dini dengan kejadian sepsis neonatorum onset dini
penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini >18
TINJAUAN PUSTAKA
Sepsis pada bayi baru lahir (BBL) adalah infeksi aliran darah
dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sum-sum tulang atau air
istilah dan definisi di bidang infeksi yang banyak pula dibahas pada
antara lain:9
parasit.
1. Faktor Ibu :
c. Khorioamnionitis.
2. Faktor Bayi :
a. Asfiksia perinatal.
d. Prosedur invasif.
e. Kelainan bawaan.
hari dan sampai saat ini masih menjadi masalah yang belum
Sepsis Onset Dini (SOD) dan Sepsis Onset Lambat (SOL). Pada
penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau
cascade sepsis.9
dan terapi diberikan tanpa menunggu hasil kultur. Tanda dan gejala
a. Letargi, iritabel.
b. Tampak sakit.
metabolik.
f. Gejala gangguan kardiopulmonal gangguan pernapasan
kuman yang berasal dari vagina akan lebih berperan dalam infeksi
pada bayi yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban pecah
pernapasan
lebih mencolok, organisme penyebab penyakit didapat dari
Gejala sepsis klasik yang ditemukan pada anak lebih besar jarang
berbeda dengan gejala penyakit non infeksi berat pada BBL. Selain
lain:9
a. Faktor risiko
b. Gambaran klinik
c. Pemeriksaan penunjang
pasien karena salah satu faktor saja tidak mungkin dipakai sebagai
dan termasuk dalam hal ini pemeriksaan biakan darah. Hasil biakan
2-5 hari.9
secara lebih cepat dapat dilakukan pewarnaan Gram. Tetapi cara ini
dan beberapa komponen darah lain seperti ratio IT, kadar trombosit
canggih dan biaya mahal yang mungkin belum bisa terjangkau oleh
dini terdiri dari darah perifer lengkap, hitung jenis, dan biakan
diagnosis sepsis awitan dini dan sepsis awitan lambat pada sepsis
nilai CRP >10 mg/dl yang disertai satu atau lebih gejala klinis atau
dkk, juga menggunakan kriteria nilai CRP >10 mg/dl disertai satu
NICU.5 Sampai saat ini, biakan darah masih merupakan baku emas
dengan ventilator.
METODOLOGI PENELITIAN
faktor risiko yang diduga berperan dan untuk kontrol harus dipilih subyek
dari populasi yang sama dengan kasus, bedanya kelompok kontrol ini
Lampung.
2015.
3.3.1 Populasi
hidup dengan sepsis neonatorum sebanyak 348 dan bayi lahir hidup
3.3.2 Sampel
maka jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 116 sampel yang
normal).
pertimbangan tertentu.18
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria dalam
penelitian yaitu:
1. Semua bayi yang terdiagnosis sepsis neonatorum dan tercatat di data
2015.
atau leukopenia.
2. Prematuritas.
3. Korioamnionitis.
8. Bayi prematur.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketuban pecah dini >18
jam.
b. Variabel Terikat
dini.
melalui kriteria inklusi dan eksklusi dan rekam medis bayi yang
3.8.2 Alat
2015.
3.8.4 Cara Kerja
a. Analisis Univariat
variabel penelitian.
b. Analisis Bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
keadaan dengan keadaan yang lain dapat digunakan uji statistik “chi-
square”.
Tabel chi-square
Neonatus SNOD Tidak Sepsis Total
Keterangan :
Interpretasi hasil:
a. Ho di tolak dan H1 diterima bila ρ <0,05 dan hitung > tabel yang
berarti ada hubungan antara ketuban pecah dini >18 jam dengan
b. Ho di terima dan H1 ditolak bila ρ >0,05 dan hitung < tabel yang
berarti tidak ada hubungan antara ketuban pecah dini >18 jam
Interpretasi hasil:
melewati angka 1.
3.11 Diagram Alur Penelitian
Sampel Penelitian
Analisis data
waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap
amnion dan korion yang sangat erat kaitannya. Lapisan ini terdiri
atas beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkim, dan sel trofoblas
sebagai berikut:12
1. Faktor Umum
a. Infeksi.
yang rendah.
2. Faktor Keturunan
a. Kelainan genetik.
a. Serviks inkompeten.
dominan.
3. Abdomen Pendulum.
4. Grandemultipara.
d. Overdistensi uterus
1. Kehamilan kembar.
2. Hidramnion.
plasenta.7
sebagai berikut:12
b. Aktivitas janin.
1. Kemajuan persalinan :
persalinan.
terjadinya infeksi.
lain :
1. Korioamnionitis:
3. Presentasi janin
tercapai tujuan well born baby dan well health mother atau setidak-
1. Konservatif
lagi.
infeksi intrauterin).
sebanyak 4 kali.13
2. Aktif
pervaginam.13
1. Persalinan Prematur
dalam 1 minggu.
2. Infeksi
gawat.
sepsis terjadi pada ibu berumur 20-35 tahun, air ketuban berbau (61,2%),
kejadian sepsis neonatorum adalah ketuban berbau dan ketuban pecah dini.
Sedangkan umur ibu saat persalinan dan riwayat persalinan secara statistik
Hanya ketuban pecah dini >18 jam yang merupakan salah satu faktor
1,24;1,59). Faktor risiko mayor lain yaitu demam intrapartum >38 0C,
rendah, bayi berat lahir sangat rendah, kembar, usia kehamilan <37
minggu, keputihan, infeksi saluran kemih tidak berhubungan dengan
sepsis.7
Dr. Moewardi” yang dilakukan pada bulan Februari 2012 sampai Maret
2012. Pada penelitian ini diteliti 231 neonatus, terdiri dari kasus sebesar 77
neonatus dengan sepsis dan kontrol sebesar 154 neonatus tanpa sepsis.
Karakteristik neonatus pada penelitian ini terdiri dari 116 bayi (50.2%)
pada 131 bayi (56.7%), dan tanpa KPD 100 bayi (43.3%). Dari 77
neonatus dengan sepsis terdapat 56 neonatus dengan KPD dan dari 154
kali pada neonatus untuk mengalami sepsis daripada yang tidak KPD.14
2.4 Kerangka Teori
Korioamnionitis
2.6 Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara ketuban pecah dini >18 jam dengan
mengambil data dari 348 rekam medik bayi yang terdiagnosis sepsis
sampel kasus yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan
data rekam medis bayi normal ataupun bayi yang tidak mengalami sepsis
atau bayi normal sebagai sampel kontrol sebanyak 58 yang dipilih secara
random. Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah 116 sampel
yang kemudian dilakukan analisis data berupa analisis Univariat dan analisis
Kasus Kontrol
Jenis
Persentase Persentase
Kelamin Jumlah Jumlah
(%) (%)
Laki-laki 39 67.2% 31 53.4%
Perempuan 19 32.8% 27 46.6%
Total 58 100% 58 100%
perempuan (46.6%).
Laki-laki; Perempuan;
26.72% 16.38%
6.90%
17.24%
0 hari
1 hari
2 hari
75.86%
riwayat KPD >18 jam dan 45 sampel (77,6%) tidak KPD atau KPD
≤18 jam. Sedangkan pada sampel kontrol atau bayi normal, dapat
terdapat riwayat KPD >18 jam dan 54 sampel (93,1%) tidak KPD
atau KPD ≤18 jam. Dari hasil analisis chi-square didapatkan nilai p
value yakni 0,018 dan Odds Ratio 3,900. Hal ini menunjukkan
onset dini.
nilai ekspektasi kurang dari 5 atau sekitar 8,50, sehingga pada tabel 4.4
statistik antara ketuban pecah dini >18 jam dengan kejadian sepsis
neonatorum onset dini. Dan nilai Odds Ratio pada penelitian ini adalah
3,900 dengan demikian ketuban pecah dini >18 jam merupakan faktor
risiko sebesar 3,9 kali sebagai faktor risiko terhadap kejadian sepsis
12,800.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Karakteristik Responden
tentang faktor risiko sepsis pada bayi baru lahir di RSUD Curup
Risiko Sepsis Awitan Dini pada Neonatus” yang dilakukan pada Juli-
paling banyak terdapat pada bayi baru lahir ≤72 jam sebanyak 35
yang terdapat riwayat KPD >18 jam dan 45 sampel (77,6%) tidak
KPD atau KPD ≤18 jam. Sedangkan pada sampel kontrol atau
terdapat riwayat KPD >18 jam dan 54 sampel (94,1%) tidak KPD
atau KPD ≤18 jam. Uji signifikansi menggunakan uji pearson chi-
Hanya ketuban pecah dini >18 jam yang merupakan salah satu
infeksi oleh bakteri, virus dan jamur pada periode neonatal yang
pecah paparan bakteri yang berasal dari vagina akan lebih berperan
neonatorum dan ketuban pecah dini >18 jam menjadi faktor risiko
3,9 kali untuk terjadinya sepsis neonatorum onset dini. Hal ini
pada bayi baru lahir. Oleh karena itu pada setiap bayi baru lahir
5.1 Kesimpulan
pecah dini >18 jam dengan kejadian sepsis neonatorum onset dini di
2. Ketuban pecah dini >18 jam menjadi faktor risiko sebesar 3,9 kali
5.2 Saran
1. Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan VC. Infeksi Bayi Baru
Lahir, dalam: Nelson Ilmu Kesehatan Anak.Ed.15th. Prof.DR.dr.A.Samik
Wahab, Sp.A (K), Editor.Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2013. p. 635-
643.
3. Stoll Bj, Hansen N, Fanaroff AA, Wright LL, Carlo WA, Ehrenkranz RA,
dkk. Late-onset sepsis in very low birth weight neonates: the experience of
the NICHD Neonatal Research Network. Pediatrics;2002.110:285-91.
8. Cunningham GF, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Kelainan Plasenta, Tali Pusat, dan Membran, dalam: Williams
Obstetrics.Ed.23th .Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2012. p. 607.
9. Kosim SK, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Sepsis Bayi Baru
Lahir, dalam: Buku Ajar Neonatologi 2014.Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia;2014. p. 170-185.
10. Pusponegoro TS. Sepsis pada Neonatus (Sepsis Neonatal). Sari Pediatri.
2000; Agustus;2(2): 96-102.
14. Simbolon D. Faktor risiko sepsis pada bayi baru lahir di RSUD Curup
Kabupaten Rejang Lebong. Buletin penelitian kesehatan;2008.36(3):127-
134.
19. Sulistijono E, Ida B, Lintang SK, Kristina AK. Faktor Risiko Sepsis
Awitan Dini Pada Neonatus. Jurnal Kedokteran Brawijaya: Laboratorium
Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar,
Malang;2013.27(4):233-235.
21. Sianturi P, Hasibuan BS, Lubis BM, Azlin E, Tjipta GD. Profil Sepsis
Neonatus di Unit Perawatan Neonatus RSUP. H Adam Malik Medan
Tahun 2008-2010. Sari Pediatri;2012;Agustus.4(2):67-72.
22. Isaacs D. Neonatal sepsis: the antibiotic crisis. Indian J Pediatr ;2005; 42:
9-13.
23. Roeslani DR, Amir I, Nasrullah MH, Suryani. Faktor Risiko Pada Sepsis
Neonatorum Awitan Dini. Sari Pediatri;2013;April.16(4):363-368.
27. Bellig LL, Ohning BL. Neonatal Sepsis. Diunduh dari URL
http://www.emedicine.com/ped/topic2630.htm. diakses pada 22 Februari
2016.
28. Mochtar R. Air Ketuban (Liquor Amnii = Amniotic Fluid) dan Kelainanya,
dalam: Sinopsis Obstetri.Jakarta: Buku kedokteran EGC;1998. P.257.