Pendahuluan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik 90 mmHg dalam pemeriksaan dua kali dalam jangka waktu lima menit
dalam keadaan tenang / cukup istirahat. [Longo DL et all, 2013].
2.2.2 Epidemologi
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di ukur pada usia 18 tahun sebesar 25,8%
(2013). Prevalensi tertinggi pada provinsi Bangka Belitung sebesar 30,9% diikuti
provinsi Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6% , dan Jawa Barat 29,4%.
Prevalensi terendah didapatkan di provinsi Papua sebesar 16,8%. Perbedaan ini bisa
terjadi mungkin karena berbagai faktor, seperti gaya hidup masyarakat, genetik dll.
Penyakit hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis pada
tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum
obat 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang dalam masa pengobatan [Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2013].
2.2.3 Klasifikasi
Tabel 2. Penurunan Tekanan Darah berdasarkan Modifikasi Gaya Hidup yang Berkaitan
dengan Diet [Sumber : AbidinZ, IDI, 2014]
Tatalaksana farmakologis
Kontraindikasi
Kelas Obat Indikasi
Mutlak Tidak Mutlak
Diuretika Gagal jantung Gout Kehamilan
(Thiazide) kongestif, usia
lanjut, Isolated
systolic
hypertension, ras
Afrika
Diuretika (Loop) Insufisiensi ginjal,
gagal jantung
kongestif
Diuretika (anti Gagal jantung Gagal ginjal,
aldosterone) kongestif, pasca hiperkalemia
infark miokardium
Tabel 4. Indikasi dan Kontra Indikasi Kelas – kelas Utama Obat Antihipertensi
2.2.8 Tatalaksana di Puskesmas
Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan strata pertama yang mampu
memberikan kontribusi besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Sarana dan prasana
saat ini di puskesmas sangat dapat untuk mendeteksi dan mendiagnosis hipertensi,
HIPERTENSI
Komplikasi
Mata :
Retinopati hipertensi
Otak :
Stroke
Jantung : TIA
Gagal jantung
Iskemik
miokard Pembuluh darah
Klausikasio
Ginjal interminten
Gagal ginjal
3.1 Identitas
Nama : Ny. S
Nama kepala keluarga : Tn. J
Umur pasien : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Dukuh, RT/RW 007/002, Kecamatan Cikupa
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : Sekolah Menengah Atas
Status : Menikah dan mempunyai 2 orang anak
Pekerjaan : Penjual rempeyek
Pekerjaan suami : Buruh pabrik
3.2 Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis sebanyak dua kali di rumah pasien pada
tanggal 20 Mei dan 27 Mei 2017.
3.2.1 Keluhan utama
Sakit kepala sejak 4 hari yang lalu.
3.2.2 Keluhan tambahan
Kaki terasa dingin, pundak pegal
3.2.3 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang berobat ke balai pengobatan Puskesmas Cikupa dengan keluhan sakit
kepala sejak 4 hari yang lalu. Keluhan sakit kepala ini dirasakan oleh Ny. S hilang
timbul. Sakit kepala terasa bila Ny. S sedang bekerja atau sedang kelelahan dan timbul
hampir setiap hari dengan lama serangan tidak menentu. Sakit kepala membaik jika Ny.
S istirahat dan badan sudah terasa relax. Ny. S mengatakan sebenarnya sakit kepala
membaik juga bila meminum obat yang diberikan oleh puskesmas. Sekitar tujuh bulan
yang lalu, tepatnya bulan November Ny. S pertama kali merasakan keluhan sakit kepala
yang hebat. Saat itu Ny. S berobat ke klinik yang ada di dekat rumahnya, dan dari hasil
pemeriksaan tekanan darah Ny. S didapatkan tekanan darahnya 180/100 mmHg,
Data Antropometri
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 155 cm
Lingkar lengan atas : 34 cm
IMT : 27,03 (overweight)
Status Internis
1. Kepala : bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam
terdistribusi merata
2. Mata : pemeeriksaan mata dapat dilihat pada tabel berikut :
Lapang pandang
Jenis
Auricular Dextra (AD) Auricular Sinistra (AS)
pemeriksaan
Bentuk Normotia Normotia
Daun telinga Fistel preaurikuler – Fistel preaurikuler –
Fistel retroaurikuler – Fistel retroaurikuler –
Abses mastoiditis – Abses mastoiditis –
Peradangan – Peradangan –
Sikatrik - Sikatrik -
4. Hidung :
Hidung luar: bentuk simetris, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi, mukosa
tidak hiperemis, sekret -/-, frognose -, ragaden -, udara pernafasan simetris, nyeri
tekan hidung dan SPN –
Vestibulum nasi : Furunkel -, laserasi -, bekuan darah -
Kavum nasi dextra et sinistra : lapang, sekret-/-, konka nasi inferior normal,
meatus nasi inferior normal, septum nasi normal, mukosa hidung merah muda,
benda asing -/-, massa tumor -/- , konka nasi media normal, meatus nasi media
normal.
PALPASI Kanan Nyeri tekan (-), benjolan (-), Nyeri tekan (-),benjolan (-)
Kiri KGB di supraklavikula, pergerakan dinding thorax
infraklavikula, dan aksila(-) simetris & tidak ada yang
perbesaran, letak trakea normal, tertinggal, stem fremitus
deviasi (-), pergerakan dinding sama kuat antara kanan dan
thorax simetris & tidak ada yang kiri
tertinggal, stem fremitus sama
kuat antara kanan dan kiri
PERKUSI Kanan Sonor pada semua lapang paru Sonor pada semua lapang
Kiri paru
AUSKULTASI Kanan Suara dasar vesikuler +/+, Suara dasar vesikuler +/+,
Kiri Wheezing-/-, Wheezing-/-,
Rhonki -/-. Rhonki -/-.
Kesan : dalam batas normal
8. Abdomen :
Inspeksi :perut membuncit dengan kulit yang bergelambir, simetris, tidak
ada massa, bekas luka (-), striae putih (+) di RUQ dan LUQ, distensi vena (-
), umbilicus : inflamasi (-), hernia (-), ekskoriasi (-)
Auskultasi : peristaltik usus positif normal, bruit aorta (-), bruit a.renalis (-/-
), a. iliaca (-/-), a. femoralis (-/-). Friction rub (-), bising usus = 8 x/menit.
Perkusi : timpani di seluruh abdomen, castle sign (-), nyeri ketok CVA (-
/-), ascites (-).
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) dan nyeri lepas (-), nyeri di epigastrium
(+), hepar dan lien tidak teraba membesar, ballotement ginjal kiri (-/-),
kandung kemih tidak teraba, pulsasi aorta tidak teraba.
Kesan : dalam batas normal
Status Neurologis
1. Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15, E4V5M6
2. Rangsang meningeal :(-)
a. Kaku kuduk :(-)
b. Brudzinsky I :(-)
c. Brudzinsky II :(-)
d. Brudzinsky III :(-)
e. Brudzinsky IV :(-)
f. Laseque :(-)
g. Kernig :(-)
3. Nervus kranialis : baik
4. Kekuatan motorik:
a. Trofi (lengan, tungkai) : Normotrofi
b. Tonus (lengan, tungkai) : Normotoni
c. Kekuatan : 5555 5555
5555 5555
5. Sensorik :
a. Eksteroseptif :
Raba halus : baik (kanan = kiri)
Raba tajam : baik (kanan = kiri)
Selingan 1 : rempeyek
Berat URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
(g) (kkal) (g) (g) (g)
Rempeyek 50 1 mkk 225,5 5,6 10,1 29,8
Subtotal 225,5 5,6 10,1 29,8
= 2180,38 kkal/hr
= 2200 kkal/hr
= 90,84 kkal/jam
BMR ganda = 90,84 / 55,34 = 1,64 aktivits sedang
Kebutuhan lemak : 25% total energi 25% x 1700 kkal = 425 kkal/hr
47,22g
Ventilasi Insidentil
o Pintu depan : 2 m x 1m = 2 m²
o Pintu Kamar 1 : 2m x 1m = 2 m²
o Pintu Kamar 2 dan 3 : 2 (2m x 1 m) = 4 m²
o Pintu menuju gudang : 2m x 1m = 2 m2
o Jendela depan : 2 (1,5 m x 0,5 m) = 1,5 m²
o Jendela ruang tv : 2 (1,5 m x 0,5 m) = 1,5 m2
o Jendela kamar : 2 (1,5 m x 0,5 m) = 1,5 m²
o Jendela dapur : 1,5 m x 0,6 m = 0,9 m²
Total Ventilasi Insidentil : luas/ luas bangunan x 100%
Ventilasi Permanen
o Lubang angin di atas pintu depan : 5 x (0,3 x 0,2) = 0,3 m²
o Lubang angin di jendela kamar : 4 x (0,3 x 0,2) = 0,24 m2
o Lubang angin atas jendela ruang tv : 3 x (0,3 x 0,2) = 0,18m²
o Lubang angin atas jendela dapur : 3 x (0,3 x 0,2) = 0,18 m²
o Lubang angin atas pintu menuju gudang : 1 m x 0,3 m = 0,3 m2
Total Ventilasi Permanen : 1,2 m²/ 63,6 m² x 100 % = 1,89 %
Kesimpulan :
Total ventilasi di rumah Ny. S kurang ideal. Meskipun ventilasi insidentil sudah
memenuhi syarat, namun jumlah ventilasi permanen masih sangat minim
Ventilasi insidentil secara fisik dan fungsional sudah cukup ideal, Ny. S selalu
membuka pintu dan jendela setiap pagi hari.
4.7.5 Pencahayaan
Pencahayaan rumah Ny. S telah menggunakan listrik sebesar 900 watt. Pagi hari
pintu dan siang depan dan jendela depan dibuka sehingga pencahayaan dari cahaya
matahari dapat masuk. Setiap ruangan masing-masing terpasang lampu yang cukup
Kesimpulan: Air yang digunakan pasien memenuhi kriteria air bersih dan kriteria air
minum
4.7.8 Pembuangan Sampah
Sampah rumah tangga Ny. S dikumpulkan di kantong plastik kemudian dibuang ke
tempat sampah yang lebih besar tidak jauh dari rumahnya, lalu sampah diambil
setiap 3 hari sekali oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke tempat pembuangan
umum.
4.7.11 Lingkungan
Tempat tinggal pasien berdekatan dengan tetangga, lingkungan sekitar rumah cukup
bersih dan teratur. Di depan rumah pasien dapat melintas kendaraan roda empat dan
roda dua.
6m
10,6 m
Family
Pasien tinggal bersama suami dan dua orang anak
Personal behavior
Pasien jarang mengonsumsi buah
Kepatuhan berobat dan meminum obat pasien sangat kurang di karena pasien
lebih mementingkan pekerjaannya
Pasien sering mengonsumsi makanan yang asin dan digoreng
Pshyco-socio-economic environment
Pasien termasuk dalam golongan ekonomi yang cukup
Komunikasi pasien dengan tetangga baik
Physical environment
Pasien tinggal di rumah yang cukup memenuhi kriteria rumah sehat dan
kebersihannya cukup terjaga
Ventilasi udara rumah pasien 24,21%
Level 2
Sick care system
Kurangnya penyuluhan tentang penyakit hipertensi
Tidak adanya kunjungan tenaga kesehatan ke rumah pasien
Jarak ke puskesmas 4 km, ada akses menuju puskesmas dengan sepeda motor
Work
Pasien bekerja sebagai pedagang rempeyek
Pasien juga bekerja sebagai ibu rumah tangga
Lifestyle
Pasien tidak pernah berolahraga.
Pasien mempunyai kebiasaan makan makanan asin dan yang di goreng.
Pasien mulai mengurangi konsumsi makanan asin sejak didiagnosis hipertensi
Masyarakat beranggapan bahwa selama tidak ada gejala, tidak perlu berobat ke
tenaga kesehatan dan minum obat.
Biosphere
Global warming
Community
Pasien sesekali berkumpul dengan tetangga pasien di teras rumah
Life style
Pasien tidak pernah olahraga dan suka makan yang di goreng
Personal behavior
Pasien kurang mengonsumsi buah Pasien mulai mengurangi konsumsi makanan asin sejak didiagnosis
Pasien sering mngonsumsi makanan asin dan hipertensi
digoreng
Kepatuhan berobat dan meminum obat pasien sangat Family
kurang di karena pasien lebih mementingkan Pasien tinggal bersama suami dan dua orang anak Pshyco-socio-ecomonic environment
pekerjaannya Pasien termasuk dalam golongan ekonomi yang cukup
Komunikasi pasien (Ny.S) dengan tetangga baik
Body
Ny. S, 50 th, IMT = 27,03kg/m2,
Hipertensi grade II
Sick care system
-Kurangnya penyuluhan tentang penyakit
hipertensi Work
-Tidak ada kunjungan tenaga kesehatan ke Mind Spirit Pasien bekerja sebagai penjual
rumah pasien Pasien menganggap Pasien berharap dapat sembuh dan rempeyek dan ibu rumah tangga
-jarak ke puskesmas 4 km, ada akses. penyakitnya tidak berbahaya dapat beraktivitas kembali
Pasien shalat 5 waktu
Biosphere
Global warming
Gambar 6. Mandala of Health
5.1 Ringkasan
Pasien datang ke Puskesmas Cikupa dengan keluhan sakit kepala sejak 4 hari yang lalu,
hilang timbul, membaik dengan minum obat dari puskesmas, frekuensi setiap hari
dengan durasi setiap serangan yang tidak menentu. Pasien pertama kali didiagnosis
hipertensi di klinik dekat rumah pada bulan November 2016 dan pasien lupa saat itu
mendapatkan obat apa. Pasien juga sering mengeluhkan kakinya terasa dingin setiap
hari terutama saat istirahat sehingga pasien memakai kaos kaki. Namun keluhan kaki
dingin dirasakan berkurang jika pasien meminum obat hipertensi. Pasien juga mengeluh
pundaknya pegal sejak satu bulan terakhir. Pegal dirasakan hilang timbul dan durasinya
tidak menentu. Pasien memiliki kebiasaan tidak rutin kontrol ke puskesmas sehingga
tidak minum obat setiap hari. Selain itu, pasien suka mengonsumsi makanan asin.
Pasien merasakan kalau badannya berlebih sejak melahirkan anak kedua. Pasien pada
tanggal 15 Mei 2017 didiagnosis oleh Puskesmas Cikupa menderita Hipertensi grade II
dan diberikan obat Captopril 25 mg 1-0-0 dan Paracetamol 500 mg 1-1-1.
Hasil pemeriksaan fisik pada 20/5/2017 (kunjungan ke rumah pasien),
didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg (Hipertensi grade II Tidak Terkontrol), BB =
65 kg, TB = 155, IMT = 27,03 didapatkan overweight. Pemeriksaan fisik lainnya dalam
batas normal.
5.2 Diagnostik Holistik
Axis I (Aspek Personal)
o Sakit kepala
o Kaki terasa dingin
o Pundak pegal
Axis II (Klinis)
o Diagnosis utama : Hipertensi grade II tidak terkontrol
o Diagnosis tambahan : overweight
Axis III (Aspek Internal)
o Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi
o Tidak pernah olahraga
Fisiologis
Aspek Penilaian 0 1 2
Patologis
o Sosial : Interaksi dengan tetangga sekitar baik
MENU
Sumber Sumber Sayur- Buah-
Kalori Protein sayuran buahan
Makan Pagi Nasi putih Telur dadar, tahu Tauge -
Selingan pagi - - - Pisang
ambon
Makan Siang Nasi putih Ikan kakap tim, Brokoli Jeruk
tempe bacem
Selingan sore Ubi jalar - -
Makan siang : nasi putih + tim kakap + tumis brokoli + tempe bacem + jeruk
Berat URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
(g) (kkal) (g) (g) (g)
Beras 100 1gls 349 6,8 0,7 78,9
Ikan 50 1 ptg 43 10 0,35 0
kakap
Brokoli 100 1 mkk 32 2,4 0,2 5,2
Tempe 50 1 ptg 80 9,15 2 6,35
Minyak 5 ½ sdm 45 0 5 0
Jeruk 100 1 buah 51 0,9 0,2 11,4
Subtotal 600 29,25 8,45 101,85
Makan malam : nasi putih + ayam bakar + sop bayam jagung + tahu bacem + jeruk
Berat URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
(g) (kkal) (g) (g) (g)
Beras 50 ½ gls 174,5 3,4 0,35 39,45
Ayam 100 1 ptg 95 18,2 2,5 0
Bayam 100 1 mkk 12 1,5 0,2 1,9
Jagung 50 ½ mkk 54 1,65 0,65 12,55
Tabel 17. Contoh hasil dietary recall menu anjuran Ny. S untuk satu hari [perhitungan
nilai gizi diambil dari daftar analisis bahan makanan, Oey Kam Nio, 2012]
8.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan faktor risiko Hipertensi grade II pada
Ny. S (50 tahun) adalah stress, pola makan, tidak pernah olahraga, minum obat
tidak teratur, jarang kontrol dan faktor usia.
Faktor internal berdasarkan mandala of health yang menyebabkan tekanan darah
Ny. S selalu tinggi adalah
o Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi
o Tidak pernah olahraga
o Pasien suka mengonsumsi makanan asin dan makanan yang digoreng.
o Pasien jarang mengonsumsi buah
o Tidak teratur kontrol dan tidak berobat rutin
o Stress
o Proses degenartif (aging process) sehingga menyebabkan berkurangnya
elastisitas pembuluh darah
Faktor eksternal berdasarkan mandala of health yang menyebabkan tekanan
darah Ny. S selalu tinggi adalah
o Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi
o Kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang hipertensi
o Tidak ada kunjungan tenaga kesehatan ke rumah pasien.Diketahuinya
alternatif jalan keluar atas tekanan darah Ny. S yang selalu tinggi
Diketahuinya alternatif jalan keluar untuk permasalahan internal dan eksternal :
o Dilakukannya edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai penyakit
hipertensi
o Menganjurkan pasien untuk berolahraga sebanyak 2-3 kali seminggu,
dengan durasi 30 menit.
o Menganjurkan pasien untuk mengurangi makanan asin, makanan yang
digoreng, karbohidrat (nasi) dan memperbanyak asupan buah.
o Menganjurkan pasien untuk rutin kontrol dan teratur minum obat.
Ikatan Dokter Indonesia. (1982) Hasil Muktamar IDI ke – 18, PB-IDI, Jakarta.
Oey Kam Nio. (2015) Daftar Analisis Bahan Makanan, Badan Penerbit FK UI, Jakarta.
United State Depatement of Health and Human Service. (2003) Prevention, Detection,
Evaluation And Treatment High Blood Presure. National Institutes of Health
National Heart, Lung and Blood Institute. NIH Publication, USA.
World Health Organization. (2015) Global Health Observatory Data. Diambil dari:
http://www.who.int. (last update: 2016, April, Accessed: 3 November 2016)
Yogiantoro, M. (2014) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Keenam, Interna
Publishing, Jakarta.
Lampiran 2. Tampak
samping kanan rumah
Lampiran 8. Tampak
kamar tidur anak 2
Lampiran 9. Tampak
kamar tidur anak 1