Ipi103983 PDF
Ipi103983 PDF
ABSTRAK
Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami
gangguan tidur akibat rasa cemas menjelang proses persalinan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 54 orang yaitu ibu hamil trimester III,
dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri
dari kuesioner Z-SAS untuk mengukur tingkat kecemasan memiliki konsistensi
internal (alpha cronbach 0,85) dan koefesien reliabilitas total 0,79, dan PSQI
untuk mengukur kualitas tidur, memiliki konsistensi internal dan koefisien
reliabilitas (alpha cronbach) sebesar 0,83. Analisa korelasi yang digunakan yaitu
menggunakan rumus chi-square. Hasil analisis menunjukan bahwa 63%
menunjukan tingkat kecemasan normal dan 72,2% menunjukan kualitas tidur
buruk. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil. Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
tidur pada ibu hamil trimester III
ABSTRACT
Pregnant women who have entered the age of third trimester often have sleep
disorder effect the anxiety before antepartum. The purpose of this research is to
determine the relationship between the levels of anxiety with the sleep quality of
third trimester pregnant women in the public health center of Jatinangor,
Sumedang District. The design of research is using correlational descriptive
method. Total sample in the research is 54 people in third pregnant women, with
correlational deskriptif sampling. Research instruments consisted of Z-SAS
questionnaires to measure the levels of anxiety with consistency internal (alpha
cronbach 0,85) and koefesiency reliabilitas total 0,79, and the PSQI to measure
the quality of sleep, with consistency internal and and koefesiency reliabilitas
(alpha cronbach) a high 0,83. Correlation analysis used the chi-square formula.
The analysis showed that 63% showed normal levels of anxiety and 72.2%
showed poor sleep quality. The result from this study showed an association
between anxiety levels of pregnant women with sleep quality. Recommendation
for other researchers to examine the influence of sleeping quality of Third
Trimester Pregnant Women.
PENDAHULUAN
Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor &
Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk
keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas
kesehatan fisik dan psikis. Dari segi fisik, kurang tidur akan menyebabkan muka
pucat, mata sembab, badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah
terserang penyakit. Sedangkan dari segi psikis, kurang tidur akan menyebabkan
Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil
adalah perubahan fisik dan emosi selama kehamilan. Perubahan fisik yang terjadi
seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi buang air kecil,
emosi meliputi kecemasan, rasa takut dan depresi (Rafknowledge, 2004). Rasa
tidak nyaman selama kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
polling tidur di Amerika oleh National Sleep Foundation didapat bahwa ternyata
wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki,
tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap malam. Serta,
menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007), 78% wanita hamil di
masalah pribadi dan merasa sulit untuk rileks saat akan memulai tidur. Kecemasan
NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan
apakah bayinya lahir normal atau cacat (Sujiono, 2004; Simkin, 2007).
mengeluhkan sulit untuk memulai tidur dan merasa tidurnya tidak nyenyak karena
nyeri pinggang, nyeri yang dialami tersebut sering terjadi saat ibu akan tidur
dimalam hari, sehingga hal tersebut dapat berdampak kepada kegiatan ibu
disianghari, merasa ngantuk yang berlebihan serta sering merasa pusing. Lima
orang ibu hamil mengeluhkan sulit tertidur dikarenakan kekhawatiran akan janin
yang sedang dikandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada saat
memasuki trimester III akan bagaimana nanti bayi yang dilahirkan. Hanya ada dua
orang ibu yang tidak mengalami gangguan tidur dan cemas akan kehamilannya
kualitas tidur yang buruk seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya
dan jumlah ibu hamil yang berkunjung cukup banyak yaitu sekitar 115 orang pada
bulan Januari sampai dengan Maret 2012, serta di Puskesmas tersebut belum
pernah dilakukan penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III maka peneliti tertarik untuk melakukan
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
METODE PENELITIAN
terdiri dari dua variabel yaitu Variabel dependen (terikat) untuk kualitas tidur pada
ibu hamil trimester III dan Variabel independen (bebas) untuk kecemasan pada
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di
Puskesmas Jatinangor dengan jumlah kunjungan dari bulan Januari s.d Maret
tahun 2012 adalah 115 ibu hamil yang berkunjung. Metode pengambilan sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Dengan
Kriteria inklusi: Ibu dengan kehamilan normal serta ibu hamil yang bersedia
menjadi responden serta kriteria eksklusi: ibu dengan kehamilan gameli, plasenta
Angket ini diisi oleh responden pada saat responden memeriksakan kehamilannya
yaitu kuesioner PSQI dan Z-SAS. Pada saat sebelum memeriksakan kehamilan
kuesioner Z-SAS diberikan pada saat setelah memeriksakan kehamilan. Hal ini
dilakukan peneliti agar data yang didapatkan lebih akurat. Cara pengisian
kuesioner adalah dengan memberikan jawaban dengan tanda ceklis (√) sesuai
dengan hasil yang diinginkan. Sebelum angket dibagikan, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan tujuan dari penelitian ini dan juga meminta kesediaan responden.
Setelah angket diisi oleh responden, kemudian angket dikumpulkan dan dicek
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI merupakan instrumen yang efektif
digunakan untuk mengukur kualitas dan pola tidur pada orang dewasa. untuk
menjadi dua kelompok, yaitu kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk. Rentang
jumlah skor PSQI adalah 0 s.d 21 dari ketujuh komponennya. Kualitas tidur
dengan metode Zung – Self Rating Anxiety Scale. Zung – Self Rating Anxiety
berdasarkan skala Likert dari 1-4, dimana skor 4 menggambarkan hal negatif
dengan penilaian : sangat jarang (1), kadang kadang (2), sering (3), selalu (4).
Dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang terdiri dari
5 gejala untuk sikap dan 15 pertanyaan untuk gejala somatis. Tingkat kecemasan
Cemas ringan, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 45-59
Cemas berat, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 60-74
Cemas ekstrim, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 75-80
Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas karena kuesioner
yang digunakan diadopsi dari kuesioner baku yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI) untuk kualitas tidur, memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas
(alpha cronbach) sebesar 0,83 dan Zung – Self Rating Anxiety Scale (SAS) untuk
Teknik analisa data yang digunakan Dalam penelitian ini analisa data
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kualitas tidur ibu hamil dan
tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Serta untuk melihat adanya hubungan
dua variabel peneliti menggunakan analisa bivariat. Dalam penelitian ini variabel
yang akan dilakukan uji analisis bivariat adalah variabel independen yaitu tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III dan variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu kualitas tidur ibu hamil trimester III. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
H0 = tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu
Ha = terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil
trimester III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 54 responden yang diteliti,
ternyata sebagian besar dari responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III
Di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang
Dari tabel di atas diketahui bahwa 54 dari responden yang diteliti sebagian
besar responden yaitu sebanyak 39 orang (72,2%) memiliki kualitas tidur yang
buruk.
kecemasan normal dengan kualitas tidur baik. Namun hampir setengahnya dari
kualitas tidur yaitu sebesar 0,365 menunjukan hubungan yang rendah antara
PEMBAHASAN
Stuart & Sundeen, (1998) kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakan
memengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf
maka akan terlihat gejala-gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat
muka merah, dan sukar bernafas (Detiana, 2010). Selain itu kecemasan akan
berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan ibu yang akan mengakibatkan
bayi lahir kurang dari normal, prematur dan bahkan bisa terjadi keguguran. Pada
merah menurut Detiana (2010), adalah termasuk kepada salah satu tanda dari
yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Detiana (2010), yaitu tiga orang
Untuk variabel kualitas tidur didapatkan data bahwa 72,2% ibu hamil
trimester III mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Naud, et al. (2010), yang menyatakan bahwa gangguan tidur
mulai terjadi di awal kehamilan dan semakin memburuk pada akhir kehamilan.
BAK, kesulitan untuk bernafas, kepanasan atau gerah. Hal ini didukung oleh
penelitian menurut National Sleep Foundation, trimester ketiga adalah tahap tidur
buang air kecil, ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan kelelahan dari
wanita hamil trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali
setiap malam. Serta, menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007),
Irmayana (2008) tentang pola tidur ibu hamil trimester tiga di RSU Dr.Pirngadi
Medan menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami gangguan pola tidur karena
perubahan fisik yang signifikan, bobot ibu bertambah mengakibatkan tubuh terasa
pegal, posisi tidur serba salah. Selain karena ketidaknyamanan terdapat beberapa
hal lain yang dapat menyebabkan perubahan pola tidur pada ibu hamil trimester
III yaitu gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, peningkatan
urinari, nyeri punggung, konstipasi dan varises (Bobak dkkk., 2005). Hal tersebut
sesuai dengan keadaan pada saat peneliti melakukan penelitian, dimana peneliti
mendapatkan 33 ibu hamil merasa pegal atau nyeri di area tertentu misalnya
pinggang, sendi-sendi tangan ataupun sendi-sendi kaki. Karena perut ibu yang
tidur. Louise (2006) juga berpendapat bahwa pada trimester III penyebab sulit
punggung terasa pegal serta susah menentukan posisi tidur. Saat melakukan
wawancara didapatkan Enam orang ibu hamil pada trimester III mengemukakan
bahwa penyebab lain dari kesulitan tertidur adalah karena ibu merasa konstipasi
sehingga ibu tidak merasa nyaman dan menyebabkan ibu merasa kualitas tidurnya
kurang.
Sebagian besar ibu hamil merasa kesulitan untuk tidur yaitu disebabkan
karena nyeri pinggang, sesak nafas dan sering berkemih. Nyeri pinggang pada ibu
pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil sehingga tubuh ibu
cenderung menjadi lordosis yang akan meregangkan otot punggung dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Hamilton, 2009). Sesak napas disebabkan
karena ekspansi diafraghma yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang
kapasitas kandung kemih akibat pembesaran uterus dan bagian presentasi janin
sehingga kandung kemih menjadi lebih cepat untuk penuh (Hamilton, 2009).
Teori tersebut sesuai dengan keadaan ibu hamil yang peneliti tanyakan pada saat
melakukan penelitian, bahwa hamir seluruh ibu hamil trimester III mengalami
sering berkemih. Namun terdapat dua orang ibu hamil yang tidak mengalami
sering berkemih hal tersebut mungkin dipengaruhi karena ibu baru memasuki
trimester III dan janin dalam kandungannya tidak begitu besar sehingga tekanan
yang dilakukan oleh presentasi janin tidak berpengaruh besar tehadap kandung
Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,016) < taraf kekeliruan
(α =0,05). Dari hasil perbandingan dalam analisis data, apabila nilai p-value < α
=5%, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Sehingga dengan demikian dapat diambil
kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimsester III. Hasil penelitian Ko et al.
(2007) terhadap ibu hamil trimester tiga di Taiwan, bahwa 36,0% wanita hamil
trimester tiga yang mengalami kecemasan memiliki kualitas tidur buruk. Menurut
penelitian Deborah et al. (2009) terhadap 245 ibu hamil didapatkan data bahwa
27% memiliki kualitas tidur buruk yang dipengaruhi oleh kecemasan. Namun
hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dimana 25,9% ibu hamil yang
memiliki tingkat kecemasan normal tetapi kualitas tidur buruk. Hal tersebut
Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan
tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering
hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur yang buruk adalah
karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal
itu yang menyebabkan ibu untuk sulit memulai tidur dan terbangun dimalam hari.
dimalam hari dan sulit untuk memulai tidur, salah satu faktor yang menyebabkan
ibu sulit memulai tidur adalah karena ibu merasa cemas. Sering terbangun
dimalam hari terjadi bukan hanya karena kecemasannya saja tetapi dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain diantaranya sering buang air kecil, terbangun karena ibu
SIMPULAN
memiliki kualitas tidur yang buruk tetapi memliki tingkat kecemasan yang normal
serta hampir setengahnya dari responden mengalami kecemasan ringan. Selain itu
Sumedang dengan nilai tingkat keeratan hubungan yang rendah antara tingkat
SARAN
penyuluhan yang mendalam terhadap ibu agar ibu bisa mengatasi kecemasan serta
dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas tidur pada malam hari
Peneliti Selanjutnya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.
Karena pada saat melakukan penelitian buakan hanya kecemasan saja yang
peneliti dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur yang buruk pada ibu
hamil trimester III, disarankan juga pada saat melakukan penelitian sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Buysse et al. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A NewInstrument for
Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Research, 28: 193-213
avaliable at www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses pada tanggal 7 Oktober 2011).
Detiana, Prilia. 2010. Hamil Aman Dan Nyaman Diatas 30 Tahun. Yogyakarta:
Media.Pressindo.
Irmayana, A. 2008. Pola Tidur Ibu Hamil Trimester Tiga di Poliklinik Ibu Hamil
RSU Dr.Pirngadi Medan, Medan: Skripsi PSIK USU
Ko et. al. 2007. A Comparative Study of Sleep Quality Between Pregnant and
Nonpregnant Taiwanese Women. Avaliable at ProQuest Researcsh Library
(diakses pada tanggal 19 juni 2012)
Louise, M. 2006. Keluhan Hamil: Susah Tidur. Diambil tanggal 28 April 2012
dari www.mail-archive.com
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Potter & Perry. 2005. Fundamentals of Nursing, (4th ed), St. Louis: Mosby
www.sleepfoundation.org/article/hot-topics/sleeping-the-trimesters-3rd-trimester.
(diakses pada tanggal 21 Januari 2012)