Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat serta hidayah Nyalah kami dapat menyelesaikan Tugas Besar yang kami
buat yang membahas tentang “ANALISIS PERBANDINGAN NILAI
TAHANAN TANAH LAUT MENGGUNAKAN dan ELEKTRODA BATANG,
PLAT”.
Proposal ini dibuat agar kita mengetahui tentang apa itu sekaligus
memperluas pemahaman, dan pengertian dari Pembumian Sistem Tenaga. Dan
untuk menyelesaikan Proposal ini dengan penuh ketekunan maupun kerja keras.
Tanpa pertolongan yang Maha Kuasa dan bantuan teman - teman mungkin saya
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Proposal ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari kami maupun datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Lebih dari kurang kami mohon
maaf, dan kepada Allah kami mohon ampun, Semoga makalah ini dapat berguna
bagi teman- teman yang membacanya. Selamat membaca.
Wassalamuallaikum.Wr.Wb
Penulis
ii
Abstrak
Sistem pentanahan merupakan system yang terintegrasi pada system
ketenagalistrikan. System pentanahan berfungsi sebagai keamanan system secara
keseluruhan dari gangguan yang mungkin terjadi pada peralatan. Sistem
pentanahan yang diterapkan dengan menggunakan elektroda batang, dan plat, .
Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja yang ditanam secara
horizontal. Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam yang ditanam secara
tegak lurus atau mendatar. Jenis Tanah yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil. Metode yang dilakukan pada
penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode pentanahan elektroda batang,
dan plat, jarak pentanahan yang dilakukan pada setiap elektroda mulai dari 2 m
dan 5 m dan dengan kedalaman 30 cm sampai 50 cm. Penelitian ini bertujuan
untuk mengamati tahanan tanah.
Kata Kunci : Kedalaman Penanaman Elektroda, Metode Pentanahan Elektroda
Batang, dan Pla.
iii
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar…………………………………………………..........................ii
Abstrak…………………………………………………......................................iii
Daftar Isi…………………………………………………………........…………iv
Bab I Pendahuluan
2.1. Umum……………………………………....................................................... 3
iv
3.4 Prosedur Percobaan…………………………………………………………..9
4.2 Pembahasan…………………………………………………………………..22
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..23
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan berkembangnya jaman dan semakin sempitnya tanah yang dapat
digunakan maka pembangunan perumahan di wilayah Indonesia mengalami
kendala pada perluasan bangunan. Sehingga pembangunan perumahan cenderung
keatas atau bertingkat sebagai solusi menghadapi permasalahan tersebut.
Bangunan bertingkat lebih rawan mengalami gangguan baik gangguan secara
mekanik maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi
adalah sambaran petir.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir
maka dipasang sistem pengamanan pada perumahan. Sistem pengamanan itu
berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya. Pemasangan sistem tersebut
didasari oleh perhitungan resiko kerusakan akibat sambaran petir terhadap
perumahan. Dengan adanya sistem pentanahan ini, semua bagian perumahan dan
permukaan tanah diharapkan mempunyai tegangan yang merata, terutama pada
saat gangguan ke tanah sehingga tidak membahayakan orang yang berada
disekitar tempat itu.
Untuk meminimalkan kerusakan akibat sambaran petir pada perumahan,
maka perlu dilakukan perhitungan nilai pentanahan yang aman dan menganalisa
tempat tertanamnya elektroda pentanahan. Pada proses perencanaan suatu jenis
sistem pentanahan pada perumahan, memerlukan suatu pengukuran tahanan
pentanahan yang akan menjadi acuan proses perencanaan sistem pentanahan.
Hal ini akan bermanfaat dalam perencanaan sistem pentanahan karena arus
lebih dialirkan ke tanah dengan cepat pada saat terjadi sambaran petir karena nilai
tahanan pentanahan yang kecil.
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui nilai tahanan tanah dengan menggunakan elektroda batang dan
plat yang tertanam pada tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil.
2. Menganalisis nilai tahanan tanah dengan elektroda batang dan plat yang
tertanam pada tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Sistem pentanahan/grounding system adalah suatu rangkaian/jaringan mulai
dari kutub pentanahan/elektroda, hantaran penghubung sampai terminal
pentanahan yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke bumi, agar perangkat
peralatan dapat terhindar dari pengaruh petir dan tegangan asing lainnya.
3
rendah tidak hanya dengan elektroda yang rendah, tetapi tahanan tanahnya juga
harus rendah. Pada kenyataannya, tanah, selain bersifat sebagai konduktor juga
bersifat dielektrik.
4
/ pipa galvanis berdiameter 1,5” yang dipancangkan secara vertical atau
horizontal dalam tanah sedalam 3 meter.
Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari korosi.
Elektroda ini mampu menyalurkan arus petir maupun untuk pembumian
proteksi yang lain. Ukuran elektroda yang biasa digunakan adalah :
a. Elektroda dengan diameter 5/8inch – 3/4 inch
b. Panjang 4 feet – 8 feet
a. Berbentuk batang atau padat, dibuat dari baja galvanis atau baja berlapis
tembaga berdiameter 15 – 25 mm, dengan panjang setiap segmen 1 – 1,25
m, atau utuh sepenjang yang tertanam didalam tanah.
b. Ditanam dalam secara horizontal pada kedalaman 0.3 – 0.5 m, setiap
elektroda atau langsung satu batang elektroda.
c. Pada umumnya di tanam dalam tanah yang lembek (tanah rawa atau sawah)
dengan cara dipantek dikarenakan tanah yang lembek tadi.
d. Penanaman elektroda batang ketanah dengan resistansi jenis tanah 100 0hm
meter dengan kedalaman 5 meter akan menghasilkan tahanan pembumian
5
20 ohm. Untuk menghasilkan tahanan pembumian yang lebih rendah sesuai
dengan yang diingankan maka bisa digunakan beberapa elektroda batang
yang diparalel di permukaan tanah.
…………………………………………...…………...(2.1)
Dimana:
Rbt = tahanan pembumian elektroda batang [Ω]
ρ = tahanan jenis tanah [Ω.m ]
L = panjang batang yang tertanam [ m ]
d = diameter elektroda batang [ m ]
Untuk s >> Lx
....…………………(2.2)
Untuk s<< Lx
6
……………………….(2.3)
Dimana :
S = jarak antara kedua Konduktor (m)
B. Elektroda pelat
7
elektroda pelat yang diparalel dipermukaan tanah.
8
BAB III
METEODOLOGI PENELITIAN
9
Gambar 3.1 Skema Pengukuran Metoda 3 Kutub (0°)
10
kali pengukuran dengan cara merubah sudut pengukuran nya.
3. Tancapkan elektroda batang sedalam 0.3 sampai 0.5 meter pada satu sample
tanah
4. Atur jarak antara elektroda batang dan elektroda pengukuran sepanjang 2
sampai 5 meter
5. Hubungkan kabel hijau ke elektroda batang, kabel merah ke elektroda
pengukuran yang paling jauh dan dabel kuning ke elektroda tengah.
6. Hidupkan earth tester dan atur pada skala yang tepat.
7. Catat hasil percobaan pada Tabel Hasil Percobaan.
8. Ganti elektroda batang dengan elektroda plat
2. Elektroda Plat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 332 393
0.5 281 304
B. Tanah Pasir
1. Elektroda Batang
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 706 719
0.5 425 432
2. Elektroda Plat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 299 303
0.5 226 233
11
C. Batu Kerikil
1. Elektroda Batang
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 1170 1158
0.5 949 947
2. Elektroda Plat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 1048 1025
0.5 787 789
12