Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat serta hidayah Nyalah kami dapat menyelesaikan Tugas Besar yang kami
buat yang membahas tentang “ANALISIS PERBANDINGAN NILAI
TAHANAN TANAH LAUT MENGGUNAKAN dan ELEKTRODA BATANG,
PLAT”.

Proposal ini dibuat agar kita mengetahui tentang apa itu sekaligus
memperluas pemahaman, dan pengertian dari Pembumian Sistem Tenaga. Dan
untuk menyelesaikan Proposal ini dengan penuh ketekunan maupun kerja keras.
Tanpa pertolongan yang Maha Kuasa dan bantuan teman - teman mungkin saya
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Proposal ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari kami maupun datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing


serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Proposal ini. kami juga
minta maaf jika ada kesalahan di dalam penyampaian ataupun isi dari Proposal
ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Lebih dari kurang kami mohon
maaf, dan kepada Allah kami mohon ampun, Semoga makalah ini dapat berguna
bagi teman- teman yang membacanya. Selamat membaca.

Wassalamuallaikum.Wr.Wb

Bengkulu, November 2017

Penulis

ii
Abstrak
Sistem pentanahan merupakan system yang terintegrasi pada system
ketenagalistrikan. System pentanahan berfungsi sebagai keamanan system secara
keseluruhan dari gangguan yang mungkin terjadi pada peralatan. Sistem
pentanahan yang diterapkan dengan menggunakan elektroda batang, dan plat, .
Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja yang ditanam secara
horizontal. Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam yang ditanam secara
tegak lurus atau mendatar. Jenis Tanah yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil. Metode yang dilakukan pada
penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode pentanahan elektroda batang,
dan plat, jarak pentanahan yang dilakukan pada setiap elektroda mulai dari 2 m
dan 5 m dan dengan kedalaman 30 cm sampai 50 cm. Penelitian ini bertujuan
untuk mengamati tahanan tanah.
Kata Kunci : Kedalaman Penanaman Elektroda, Metode Pentanahan Elektroda
Batang, dan Pla.

iii
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................... i

Kata Pengantar…………………………………………………..........................ii

Abstrak…………………………………………………......................................iii

Daftar Isi…………………………………………………………........…………iv

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang……………….........………. ................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah…………….........……… ................................................... 1

1.3. Tujuan…………………..........………………… ............................................ 2

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1. Umum……………………………………....................................................... 3

2.2. Tahanan Jenis Tanah ........................................................................................ 3

2.2.1. Pengaruh Iklim ....................................................................................... 3

2.2.2. Pengaruh Suhu ....................................................................................... 3

2.3. Karakteristik Tanah .......................................................................................... 3

2.4. Jenis Sistem Pentanahan .................................................................................. 4

2.4.1. Tahanan Pentanahan .............................................................................. 4

2.4.2. Jenis-jenis Elektroda Pembumian .......................................................... 4

Bab III Meteodologi Penelitian

3.1 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………...9

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ……………………………………………..9

3.3 Alat dan Bahan …………………………………………………………….....9

iv
3.4 Prosedur Percobaan…………………………………………………………..9

3.5 Hasil Percobaan……………………………………………………………..10

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………………13

4.2 Pembahasan…………………………………………………………………..22

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..23

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan berkembangnya jaman dan semakin sempitnya tanah yang dapat
digunakan maka pembangunan perumahan di wilayah Indonesia mengalami
kendala pada perluasan bangunan. Sehingga pembangunan perumahan cenderung
keatas atau bertingkat sebagai solusi menghadapi permasalahan tersebut.
Bangunan bertingkat lebih rawan mengalami gangguan baik gangguan secara
mekanik maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi
adalah sambaran petir.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir
maka dipasang sistem pengamanan pada perumahan. Sistem pengamanan itu
berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya. Pemasangan sistem tersebut
didasari oleh perhitungan resiko kerusakan akibat sambaran petir terhadap
perumahan. Dengan adanya sistem pentanahan ini, semua bagian perumahan dan
permukaan tanah diharapkan mempunyai tegangan yang merata, terutama pada
saat gangguan ke tanah sehingga tidak membahayakan orang yang berada
disekitar tempat itu.
Untuk meminimalkan kerusakan akibat sambaran petir pada perumahan,
maka perlu dilakukan perhitungan nilai pentanahan yang aman dan menganalisa
tempat tertanamnya elektroda pentanahan. Pada proses perencanaan suatu jenis
sistem pentanahan pada perumahan, memerlukan suatu pengukuran tahanan
pentanahan yang akan menjadi acuan proses perencanaan sistem pentanahan.
Hal ini akan bermanfaat dalam perencanaan sistem pentanahan karena arus
lebih dialirkan ke tanah dengan cepat pada saat terjadi sambaran petir karena nilai
tahanan pentanahan yang kecil.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana mengetahui nilai tahanan menggunakan elektroda batang dan
plat pada tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil?
2. Bagaimana menganalisis perbandingan nilai tahanan yang lebih efisien dari
elektroda batang dan plat?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui nilai tahanan tanah dengan menggunakan elektroda batang dan
plat yang tertanam pada tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil.
2. Menganalisis nilai tahanan tanah dengan elektroda batang dan plat yang
tertanam pada tanah pasir, tanah liat dan batu kerikil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Sistem pentanahan/grounding system adalah suatu rangkaian/jaringan mulai
dari kutub pentanahan/elektroda, hantaran penghubung sampai terminal
pentanahan yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke bumi, agar perangkat
peralatan dapat terhindar dari pengaruh petir dan tegangan asing lainnya.

2.2 Tahanan Jenis Tanah


Tahanan jenis tanah adalah tahanan listrik dari tahanan tanah yang berbentuk
kubus dengan volume 1 meter kubik. Kadang-kadang tahanan jenis dinyatakan
dalam ohm-m. Pernyataan ohm-m merepresentasikan tahanan diantara dua
3
permukaan yang berlawanan dari suatu volume yang berisi 1 m . Untuk
mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil diperlukan upaya sebagai berikut,
mengetahui tahanan jenis tanah, kemudian membuat bentuk kutub tanah.

2.2.1 Pengaruh Iklim


Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh musim,
pembumian dapat dilakukan dengan menanam elektroda pembumian sampai
mencapai kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan. Kadangkala
pembenaman elektroda pembumian memungkinkan kelembaban dan temperatur
bervariasi sehingga harga tahanan jenis tanah harus diambil untuk keadaan yang
paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.

2.2.2 Pengaruh Suhu


Temperatur tanah sekitar elektroda pembumian juga berpengaruh pada
besarnya tahanan jenis tanah. Hal ini terlihat sekali pengaruhnya pada temperatur
di bawah titik beku air (0°C), dibawah harga ini penurunan temperatur yang
sedikit saja akan menyebabkan kenaikan harga tahanan jenis tanah dengan cepat.

2.3 Karakteristik Tanah


Karakteristik tanah sangat berkaitan erat dengan perencanaan sistem
pentanahan yang akan digunakan. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang

3
rendah tidak hanya dengan elektroda yang rendah, tetapi tahanan tanahnya juga
harus rendah. Pada kenyataannya, tanah, selain bersifat sebagai konduktor juga
bersifat dielektrik.

2.4 Jenis Sistem Pentanahan


Sistem pentanahan yang menggunakan elektroda pentanahan yang ditanam
langsung ke dalam tanah terdiri dari berbagai macam cara, antara lain: jenis
pentanahan elektroda batang maupun jenis pentanahan elektroda plat.
Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda-
elektroda pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan ohm-meter.
Yang menentukan tahanan jenis tanah ini tidak bergantung pada jenis tanah saja
melainkan dipengaruhi oleh kandungan moistur, kandungan mineral yang dimiliki
dan suhu(suhu tidak berpengaruh apabila di atas titik beku air). OLeh karena itu,
tahanan jenis tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat ke tempat yang lain
tergantung dari sifat yang dimilikinya.

2.4.1 Tahanan Pentanahan


Tahanan kutub pentanahan selanjutnya disebut tahanan pentanahan adalah
seluruh tahanan listrik yang dimiliki sistem pentanahan. Tahanan pentanahan
harus sekecil mungkin untuk menghindari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh
adanya arus gangguan tanah. Idealnya tahanan pentanahan adalah 0 (nol), namun
karena mencapainya sulit, maka sebagai referensi, untuk gedung maksimum 5
Ohm.

2.4.2 Jenis-jenis Elektroda Pembumian


Elektroda pembumian ialah suatu penghantar yang biasanya terbuat dari
tembaga dan ditanam dalam bumi/tanah dan membuat kontak secara langsung
dengan bumi. Adapun jenis-jenis elektroda pembumian menurut Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, di antaranya elektroda batang dan Elektroda
pelat.
A. Elektroda batang
Elektroda batang yaitu elektroda dari batang logam tembaga Cu (Cupper
Rod / Ground Rod) berdiameter minimum 5/8”, atau batang logam baja profil

4
/ pipa galvanis berdiameter 1,5” yang dipancangkan secara vertical atau
horizontal dalam tanah sedalam 3 meter.
Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari korosi.
Elektroda ini mampu menyalurkan arus petir maupun untuk pembumian
proteksi yang lain. Ukuran elektroda yang biasa digunakan adalah :
a. Elektroda dengan diameter 5/8inch – 3/4 inch
b. Panjang 4 feet – 8 feet

Gambar 2.1 Elektroda Batang

Spesifikasi dan pemasangan elektroda batang:

a. Berbentuk batang atau padat, dibuat dari baja galvanis atau baja berlapis
tembaga berdiameter 15 – 25 mm, dengan panjang setiap segmen 1 – 1,25
m, atau utuh sepenjang yang tertanam didalam tanah.
b. Ditanam dalam secara horizontal pada kedalaman 0.3 – 0.5 m, setiap
elektroda atau langsung satu batang elektroda.
c. Pada umumnya di tanam dalam tanah yang lembek (tanah rawa atau sawah)
dengan cara dipantek dikarenakan tanah yang lembek tadi.
d. Penanaman elektroda batang ketanah dengan resistansi jenis tanah 100 0hm
meter dengan kedalaman 5 meter akan menghasilkan tahanan pembumian

5
20 ohm. Untuk menghasilkan tahanan pembumian yang lebih rendah sesuai
dengan yang diingankan maka bisa digunakan beberapa elektroda batang
yang diparalel di permukaan tanah.

Untuk menentukan besarnya tahanan pembumian dengan elektroda batang secara


horizontal dipergunakan rumus sebagai berikut :

…………………………………………...…………...(2.1)
Dimana:
Rbt = tahanan pembumian elektroda batang [Ω]
ρ = tahanan jenis tanah [Ω.m ]
L = panjang batang yang tertanam [ m ]
d = diameter elektroda batang [ m ]

Setelah didapatkan nilai tahanan pentanahan dengan satu buah elektroda


batang, dimana beum didapatkan nilai tahanan yang diinginkan, maka
tahanan pentanahan dapat diperkecil dengan memperbanyak elektroda yang
ditanahkan dan dihubungkan paralel.

Gambar 2.2 Pentanahan dengan Dua Batang Konduktor (Hubungan Paralel)

Disini kedua batang konduktor tersebut dihubungkan diatas tanah.


Besar tahanan pentanahan dapat dirumuskan seperti persam aan
dibawah ini :

Untuk s >> Lx

....…………………(2.2)
Untuk s<< Lx

6
……………………….(2.3)
Dimana :
S = jarak antara kedua Konduktor (m)

B. Elektroda pelat

Beberapa elektroda pembumian salah satunya adalah berbentuk elektroda


pelat dan biasanya berdimensi empat persegi panjang dengan ketebalan yang
bervariasi dan terbuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam idalam
tanah. Cara penanaman biasanya secara vertikal, sebab dengan menanam
secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertikal. Penanaman
secara vertikal adalah lebih praktis dan ekonomis.

Gambar 2.3 Elektroda pelat


Spesifikasi dan pemasangan elektroda pelat :
a. Berbentuk lembaran pelat, dibuat dari baja galvanis tebal 3 mm atau
lembaran pelat tembaga tebal 2 mm dengan luas penampang 0,5 – 1m2.
b. Ditanam dalam tanah verikal dengan kedalaman bagian atau elektroda
berkisar antara 0.3 – 0.5 m.
c. Pada umumnya ditanam pada tanah mulai yang lembek hingga tanah yang
keras ( tanah pasir, kerikil, berbatu) dengan cara menanam vertikal bagian
atasnya dihubungkan dengan kawat BC dengan ukuran luas penampang
yang sesuai.
d. Penampang elektroda pelat / 1m2 pada tanah ladang dengan resistansi jenis
tanah sekitar 100 ohm-meter menghasilkan tahanan pembumian yang
rendah sebagaimana yang diinginkan maka biasa digunakan beberapa

7
elektroda pelat yang diparalel dipermukaan tanah.

e. Mengingat cara penanaman yang sedikit lebih sulit dibandingkan elektroda


batang dan harganya yang lebih mahal, elektroda pelat tidak menjadi pilihan
kecuali pada tanah yang keras atau untuk diparalelkan dengan elektroda
batang dalam usaha mencapai harga tahanan pembumian yang rendah.
Untuk menetukan besarnya tahanan pembumian dengan elektroda
dipergunakan rumus sebagai berikut :
𝜌 𝑏
𝑅𝑝𝑙 = (1 + 1,84 ) … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.4)
4,1𝐿 𝑡
Rpl = Tahanan pembumian elektroda plat [ Ω ]
𝜌 = Resistansi jenis tanah [ Ωm ]
L = Panjang elektroda plat [ m ]
b = Lebar plat / diameter elektroda plat [ m ]
t = Kedalaman plat tertanam dari permukaan tanah [ m ]

8
BAB III
METEODOLOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan pengukuran
secara langsung yaitu dengan cara mengambil satu sampel jenis tanah yang ingin
diukur nilai tahanannya menggunakan 2 variasi jenis elektroda kemudian
menganalisis perbandingan nilai tahanan tanah yang paling bagus.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan pengambilan data dilakukan di laboratorium teknik
elektro Universitas Bengkulu dengan waktu yang telah ditentukan.

3.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan data ini adalah :
1. Elektroda batang.
2. Elektroda plat.
3. Earth tester ( Megger ).
4. Meteran.
5. Cangkul.
6. Linggis.
7. Sample tanah liat
8. Sample tanah pasir lembab.
9. Sample batu kerikil

3.4 Prosedur Percobaan


Pada penelitian pengukuran tahanan jenis tanah ini dilakukan
menggunakan metoda tiga titik, dimana dalam pengukurannya menggunakan dua
buah elektroda bantu.
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rangkailah rangkaian seperti Gambar 3.1 dibawah ini :

9
Gambar 3.1 Skema Pengukuran Metoda 3 Kutub (0°)

Dalam melakukan pengukuran ini, untuk mendapatkan nilai resistansi


pembumian yang sebenarnya dari suatu sistem pembumian tidak langsung didapat
dalam 1 kali proses pengukuran. Berdasarkan grafik di bawah ini adalah dimana
nilai tahanan pembumian sudah konstan :

Gambar 3.2 Grafik Tahanan sebagai Fungsi Jarak terhadap Fungsi E

Pada grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tahanan


pembumian terjadi pada saat garis lurus, dimana suatu nilai tahanan pembumian
pada saat garis lurus tersebut sama nilai tahanannya atau mendekati. Dalam upaya
memperoleh nilai tahanan pembumian yang sama penulis melakukan beberapa

10
kali pengukuran dengan cara merubah sudut pengukuran nya.

3. Tancapkan elektroda batang sedalam 0.3 sampai 0.5 meter pada satu sample
tanah
4. Atur jarak antara elektroda batang dan elektroda pengukuran sepanjang 2
sampai 5 meter
5. Hubungkan kabel hijau ke elektroda batang, kabel merah ke elektroda
pengukuran yang paling jauh dan dabel kuning ke elektroda tengah.
6. Hidupkan earth tester dan atur pada skala yang tepat.
7. Catat hasil percobaan pada Tabel Hasil Percobaan.
8. Ganti elektroda batang dengan elektroda plat

3.5 Hasil Percobaan


A. Tanah Liat
1. Elektroda Batang
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 204 412
0.5 168 301

2. Elektroda Plat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 332 393
0.5 281 304

B. Tanah Pasir
1. Elektroda Batang
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 706 719
0.5 425 432

2. Elektroda Plat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 299 303
0.5 226 233

11
C. Batu Kerikil
1. Elektroda Batang
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 1170 1158
0.5 949 947

2. Elektroda Plat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(Meter) (ohm) (ohm)
0.3 1048 1025
0.5 787 789

12

Anda mungkin juga menyukai