Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN

PENDIDIKAN PASIEN
DAN KELUARGA

RSU BINA KASIH


File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 1/15
Jl. Jend. T.B Simatupang No. 148 Medan Sungga

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan
meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit, pendidikan
pasien dan keluarga dinilai semakin penting perannya. Pendidikan pasien dan keluarga berperan
penting dalam mewujudkan proses pengobatan yang baik dengan memberikan pendidikan yang
bermutu bagi pasien dan keluarganya. Pasien dan keluarga pasien juga diharapkan meningkatkan
pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya sehingga kualitas kesehatan masyarakat Indonesia
juga semakin meningkat.
Dari hal-hal tersebut diatas, maka pendidikan pasien dan keluarga RSU Bina Kasih perlu
dibuat pedoman pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada pasien dan keluarga, khususnya yang berkaitan
dengan pendidikan. Dengan demikian pendidikan pasien dan keluarga di RSU Bina Kasih harus
berdasarkan standar pelayanan.

B. Tujuan Pedoman
1) Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan berupa pendidikan pasien dan keluarga di RSU Bina Kasih.
2) Tujuan Khusus :
 Memberikan penyuluhan bagi pasien dan keluarga di seluruh lingkungan RSMF.
 Menyelenggarakan konseling bagi pasien dan keluarga.
 Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui media.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan pasien dan keluarga dibagi atas 2 yaitu :
a. Didalam Gedung
 Promosi Kesehatan Di Ruang Pendaftaran.
 Promosi Kesehatan Bagi Perawat Jalan.
 Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap.
 Promosi Kesehatan Keluarga Dalam Pelayanan Penunjang Medik.
b. Diluar Gedung
 PKKRS di Tempat Parkir.
 PKKRS di Taman Rumah Sakit.
 PKKRS di Dinding Luar Rumah Sakit .
 PKKRS di Pagar Pembatas kawasan Rumah Sakit.
 PKKRS di Kantin/ Klos di Kawasan Rumah Sakit
 PKKRS di Tempat Ibadah.

D. Batasan Operasional
a. Melakukan pelayanan promosi kesehatan terhadap pasien dan keluarga.
b. Melakukan pelayanan promosi kesehatan terhadap pengunjung rumah sakit.

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 2/15


c. Melakukan petugas farmasi kesehatan terhadap masyarakat umum.

E. Landasan Hukum
Yang menjadi landasan hukum pelaksanaan pelayanan adalah :
a. Undang–undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2009 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1144/Menkes/SK/X/2009 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
e. Peraturan Menkes No. 004 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah Sakit.

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 3/15


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ( SDM )


NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN
1
2
3 Tim Asesmen Kebutuhan
4 Tim Asesmen Pendidikan
5 Tim Asesmen Verifikasi
6 Anggota Asesmen Kebutuhan/
Pendidikan
7 Anggota Asesmen Verifikasi
8

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 4/15


BAB III
STANDAR FASILITAS

I. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang dibutuhkan adalah :
1. Televisi, LCD
2. VCD/ DVD Player
3. Amplifier dan Wireless Michrophone
4. Komputer dan Laptop
5. Printer
6. Flypchart besar/ kecil
7. Casetter recorder/ player
8. Kamera foto

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 5/15


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

I. Pelaksanaan Promosi Kesehatan Keluarga Bagi Rumah Sakit


A. Promosi Kesehatan Di Ruang Pendaftaran
Kontak awal dengan rumah sakit adalah diruang pendaftaran yang perlu disambut dengan
promosi kesehatan, berupa salam hangat yang dapat membuat mereka merasa tenteram berada di
rumah sakit. Diruang ini pula disediakan informasi tentang rumah sakit yang dapat meliputi
manajemen rumah sakit, dokter, perawat jaga, pelayanan yang tersedia serta informasi tentang
penyakit baik pencegahan maupun cara penanganan penyakit tersebut. Media informasi yang
digunakan berupa poster yang memuat foto dokter dan perawat yang ramah disertai kata-kata
“Selamat datang Kami siap untuk menolong Anda “ atau “Kami melayani Anda lebih baik”.
Media lain dapat berupa leaflet, factsheet dan televisi.

B. Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Jalan


Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi dasar promosi
kesehatan yaitu :
Pemberdayaan
Pemberdayaan idealnya dilakukan terhadap seluruh pasien, yaitu setiap petugas rumah sakit
yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien
berkenan dengan penyakit atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika ini belum
memungkinkan dapat disediakan satu ruang khusus bagi pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi atau ingin mendapat informasi. Ruang konsultasi disediakan di ruang poliklinik
yang dilayani oleh seorang dokter atau perawat mahir ( berkualitas ) sesuai dengan poliklinik
yang bersangkutan. Bisa dilakukan individual dan secara berkelompok. Ruang konsultasi
dilengkapi dengan media komunikasi atau alat yang sesuai dengan kebutuhan.
Bina Suasana
Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang
mengantarkannya ke rumah sakit karena mereka tidak dalam keadaan sakit sehingga lebih
memungkinkan untuk menerima dan mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi
di poliklinik. Dipoliklinik khususnya diruang tunggu perlu dipasang poster, leafet, atau
televisi dan VCD/ DVD Player yang dirancang terus menerus ditayangkan informasi tentang
penyakit sesuai dengan poliklinik yang bersangkutan. Setelah itu sipengantar diharapkan
untuk membantu rumah sakit juga memberikan penyuluhan kepada pasien.
Advokasi
Advokasi bagi pasien rawat jalan umumnya diperlukan jika pasien tersebut miskin. Biaya
pengobatan dengan rawat jalan bagi penderita miskin memang sudah dibayar melalui
program ( JPKMS ). Akan tetapi tuntasnya pengobatan tidak dapat dijamin jika mereka tidak
memiliki biaya transportasi dari rumahnya ke rumah sakit atau tidak mempunyai dana untuk
membuat kondisi rumahnya sesuai syarat kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit perlu
melakukan advokasi ke berbagai pihak misalnya kepada pengusaha sukses untuk
menyumbangkan dana selanjutnya dikelola secara khusus dengan sebaik-baiknya dengan
manajemen yang transparan dan akuntabel sehingga siapa pun dapat mengawasinya.

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 6/15


C. Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap
1.Pemberdayaan
Pemberdayaan bagi pasien rawat inap ada beberapa cara yaitu :
a.Konseling di tempat tidur
Konseling ditempat tidur ( bedside conseling ) dilakukan terhadap pasien rawat inap yang
belum dapat atau masih sulit meninggalkan tempat tidur dan harus terus berbaring dalam hal
ini perawat mahir yang menjadi konselor harus mendatangi pasien satu persatu duduk
disamping tempat tidur pasien dan melakukan pelayanan konseling dengan memakai media
komunikasi yang sesuai dan mudah dibawa atau bisa juga disediakan televisi VCD/ DVD
yang berbasis informasi tentang penyakit pasiennya.
b. Biblioterapi
Biblioterapi adalah penggunaan bahan-bahan bacaan sebagai sarana untuk membantu proses
penyembuhan penyakit yang diderita pasien yang dapat diberikan kepada pasien atau dibantu
perawat mahir untuk membacakan informasi kesehatan yang ada dibuku tersebut kepada
pasien yang tidak bisa lagi membaca.
c. Konseling Berkelompok
Kepada pasien yang sudah dapat meninggalkan tempat tidurnya barang sejenak dapat
dilakukan konseling secara berkelompok ( 3-6 orang ) untuk itu di bangsal perawatan perlu
disediakan tempat atau ruangan untuk berkumpul.
1) Bina Suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap adalah para penjenguk (
pembesuk ) biasanya para pembesuk ini sudah berdatangan beberapa saat sebelum jam
besuk dimulai. Bina suasana disini dapat dilakukan dengan cara antara lain :
a.Pemanfaatan Ruang Tunggu
Agar para penjenguk tertib sangat menunggu jam besuk sebaiknya rumah sakit
menyediakan ruang tunggu bagi mereka, jika demikian ruang tunggu ini dapat digunakan
sebagai sarana bina suasana. Pada dinding ruang tunggu dapat dipasang berbagai poster
atau disediakan televisi yang menayangkan berbagai pesan kesehatan dari VCD/ DVD
player.
b. Pembekalan Pembesuk Secara Berkelompok
Para penunggu jam besuk dapat pula dikumpulkan dalam ruangan-ruangan yang berbeda
sesuai dengan penyakit pasien yang akan dibesuknya, misalnya penjenguk pasien penyakit
jantung dikumpulkan di ruang A dan penjenguk pasien tuberculosis dikumpulkan diruang
B dan seterusnya kemudian dokter spesialis jantung dan perawat mahir datang ke ruangan
tersebut memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan para pembesuk.
c. Pendekatan Agama
Suasana yang mendukung terciptanya perilaku untuk mempercepat penyembuhan penyakit
juga dapat dilakukan dengan pendekatan agama. Dalam hal ini para petugas rumah sakit
baik dengan upaya sendiri atau dibantu dengan pemuka agama mengajak pasien untuk
melakukan pembacaan doa-doa dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian nasehat (
tausiyah ) oleh petugas atau pemuka agama. Frekuensi bisa sekali seminggu, sebulan dua
kali atau sebulan sekali sesuai kemampuan rumah sakit.
2) Advokasi
Advokasi pada pasien rawat inap juga sangat diperlukan dalam rangka menciptakan
kebijakan atau peraturan perundang-undangan sebagai rambu-rambu perilaku dan
memberikan dukungan sumber daya khususnya untuk membantu pasien miskin.

3) Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran


Diruang atau tempat pembayaran biasanya pasien atau kerabatnya singgah sebentar untuk
menyelesaikan pembayaran. Hendaknya diruang perpisahan ini promosi kesehatan juga

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 7/15


masih hadir yaitu untuk menyampaikan salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga
semakin bertambah sehat. Datang diterima dengan salam hangat dan pulang pun diantar
dengan salam hangat.
II. Promosi Kesehatan Keluarga Dalam Pelayanan Penunjang Medik
Dalam pelayanan penunjang medik juga diberikan promosi kesehatan keluarga terutama di
pelayanan antara lain :
1. Promosi Kesehatan Keluarga di Pelayanan Laboratorium
Di pelayanan laboratorium selain pasien ( orang sakit ) juga ada klien ( orang sehat ) dan
para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah pentingnya
melakukan pemeriksaan laboratorium. Dikawasan ini sebaiknya dilakukan promosi
kesehatan dengan media swalayan ( self service ) seperti poster-poster yang ditempel di
dinding dan leaflet yang dapat diambil gratis.
2. Promosi Kesehatan Keluarga di Pelayanan Rontgen
Dipelayanan rontgen pada umumnya ada pasien, klien dan para pengantarnya yang hanya
sebentar saja, disini kesadaran yang ingin diciptakan adalah pentingnya melakukan
pemeriksaan rontgen untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter dan untuk
memantau kesehatan agar diupayakan untuk tetap sehat. Promosi kesehatan yang
dilaksanakan adalah memanfaatkan media swalayan seperti poster dan leaflet.
3. Promosi Kesehatan Keluarga di Pelayanan Obat/ Apotik
Dipelayanan obat/ apotik juga dijumpai pasien klien maupun pengantarnya kesadaran yang
ingin diciptakan dalam diri mereka adalah manfaat obat generik dan keuntungan jika
menggunakan obat generik, kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat sesuai
petunjuk dokter dan pentingnya memelihara Taman Obat Keluarga ( TOGA ). Dipelayanan
ini promosi kesehatan yang dilakukan sesuai poster dan leaflet juga dapat disediakan
televisi atau VCD/ DVD Player yang menayangkan pesan-pesan kesehatan.
III.Pelaksanaan Promosi Kesehatan Bagi Klien Sehat
Strategi pelaksanaan promosi kesehatan keluarga bagi pasien yang sehat termasuk pasien
dalam masa rehabilitasi serupa dengan strategi PKRS bagi orang sakit yaitu :
a. Pemberdayaan
Dalam rangka pemberdayaan terhadap pasien sehat, rumah sakit dapat membentuk
kelompok-kelompok diskusi, kelompok paduan suara, kelompok senam selain membuka
konseling berbagai aspek kesehatan.
b. Bina Suasana
Kegiatan-kegiatan bina suasana yang dimaksud disini adalah pemanfaatan ruang yang ada
guna mendorong terciptanya sikap dan perilaku yang diharapkan dalam diri klien untuk itu
dapat dilakukan beberapa hal seperti pemasangan poster di dinding-dinding penyediaan
perpustakaan atau ruang bahan bacaan. Penyediaan leaflet yang dapat diambil secara
gratis, penyediaan VCD/ DVD player dan televisi yang menayangkan informasi yang
diperlukan dan penyelenggaraan pameran secara berkala.
c. Advokasi
Pada umumnya klien sehat datang dari segmen masyarakat mampu, walaupun tidak
tertutup kemungkinan adanya klien sehat dari segmen masyarakat miskin oleh karena itu
dukungan yang diharapkan oleh rumah sakit adalah kebijakan atau peraturan perundang-
undangan yang menjadi rambu-rambu perilaku bagi mereka seperti peraturan menjaga
kebersihan di lingkungan rumah sakit. Peraturan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok
dan sebagainya dimana peraturan-peraturan ini akan lebih berat pengaruhnya jika pembuat
kebijakan diatas rumah sakit seperti keputusan Gubernur/ Bupati/ Walikota atau Peraturan
File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 8/15
Daerah. Oleh karena itu diperlukan advokasi Gubernur/ Bupati/ dan DPRD, sedangkan
jika tambahan dana itu diharapkan datang dari para donator atau dunia usaha tentu
diperlukan advokasi terhadap mereka.
IV. Pelaksanaan Promosi Kesehatan Diluar Gedung Rumah Sakit
a. PKKRS di Tempat Parkir
Tempat parkir rumah sakit dapat berupa lapangan parkir atau gedung bangunan parkir (
termasuk baskem rumah sakit ). Semua kategori klien rumah sakit dapat dijumpai ditempat
parkir sehingga ditempat parkir sebaiknya dilakukan promosi kesehatan keluarga yang
bersifat umum misalnya rentangnya melaksanakan PHBS, himbauan untuk menggunakan
obat generik yang berlogo, bahaya merokok, minuman keras dan bahaya penyalahgunaan
napza dan lain-lain. Jika tempat parkir rumah sakit berupa lapangan maka pesan-pesan
dapat ditampilkan dalam bentuk baliho/ bill board atau balon udara disudut lapangan atau
neonbox diatap bangunan gardu parkir.
b. PKKRS di Taman Rumah Sakit
Rumah sakit pada umumnya memiliki taman baik dihalaman depan, samping di sekitar
atau dibelakang gedung rumah sakit. Taman ini sebaiknya digunakan sebagai sarana
memperkenalkan berbagai jenis tanaman berkhasiat obat atau disebut sebagai taman-taman
obat keluarga ( TOGA ).
c. PKKRS di Dinding Luar Rumah Sakit
Pada waktu-waktu tertentu misalnya pada hari Kesehatan Nasional, hari AIDS atau hari
Tanpa Tambahan Sedunia dan lain-lain di dinding luar rumah sakit juga dapat ditampilkan
pesan-pesan promosi kesehatan seperti dalam bentuk spanduk raksasa 1-2 spanduk yang
tidak mudah robek atau diterbangkan angin jika waktu sudah selesai spanduk tersebut
diturunkan sehingga tidak sampai rusak dan mengganggu keindahan gedung rumah sakit.
d. PKKRS di Pagar Pembatas kawasan Rumah Sakit
Seiring dengan pemasangan spanduk raksasa di dinding luar rumah sakit, dipagar
pembatas sekeliling kawasan rumah sakit, khusunya yang berbatasan dengan jalan dapat
dipasang spanduk-spanduk biasa ( normal ) yang tidak sampai merusak keindahan pagar
dan juga setelah rentang waktu acara selesai spanduk segera diangkat agar tidak sampai
rusak dan mengganggu keindahan pagar serta penampilan rumah sakit.
e. PKKRS di Kantin/ Klos di Kawasan Rumah Sakit
Dikantor atau kios dikawasan rumah sakit sebaiknya dimanfaatkan untuk promosi
kesehatan seperti dikantin ditampilkan pesan-pesan yang berkaitan dengan konsumsi gizi
seimbang di kios bacaan ditampilkan bagaimana cara membaca yang sehat ( agar tidak
merusak mata ) bentuk komunikasi yang cocok adalah poster atau neonbox, leaflet, brosur
atau selebaran yang dapat diambil secara gratis. Untuk ruangan yang lebih besar dapat
pula ditayangkan VCD/ DVD atau pameran kecil di sudut ruangan.
f. PKKRS di Tempat Ibadah
Tempat ibadah yang tersedia di rumah sakit biasanya tempat ibadah untuk kepentingan
individu, kelompok kecil seperti mushola, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan ada juga
tempat ibadah yang lebih besar seperti Masjid, Gereja, Pura dan lain-lain. Oleh sebab itu
pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dalam bentuk pemasangan poster, brosur, leaflet
yang dapat diambil secara gratis. Adapun pesan yang disampaikan berupa pesan untuk
kesehatan jiwa dan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 9/15


BAB V
LOGISTIK

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 10/15


Fasilitas yang dibutuhkan Tim PPK disediakan oleh pihak rumah sakit. Ruangan yang
akan dipergunakan akan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan materi akan
berkoordinasi dengan pihak logistik rumah sakit.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 11/15


Dalam memberikan PPK disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien dan
keluarga pasien. Metode yang digunakan juga disesuaikan dengan kemampuan pasien apakah
dengan konseling atau melalui media cetak.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 12/15


Penyelenggara atau pemberi pendidikan pasien dan keluarga tetap memperhatikan
keselamatan kerja. Pemasangan poster di lingkungan rumah sakit dilakukan pada tempat yang
sesuai dan tidak membahayakan pemberi pelayanan/ rumah sakit maupun pasien dan
keluarganya.
Materi edukasi berupa media cetak diletakkan pada tempat-tempat yang mudah bagi
pasien dan keluarga untuk memperolehnya.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 13/15


I. Pendahuluan
Pelaksanaan PPK harus sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu agar terciptanya
masyarakat rumah sakit yang menerapkan PHBS melalui perubah pengetahuan, sikap dan
perilaku pasien rumah sakit serta pemeliharaan lingkungan rumah sakit dan dimanfaatkan
dengan baik semua pelayanan yang disediakan rumah sakit.

II. Indikator Mutu


Kegiatan Indikator PKRS :
a. Kegiatan di rawat inap
1. Persentase penyuluhan-penyuluhan perorangan terhadap pasien rawat inap tercapai 70
%.
2. Persentase penyuluhan perorangan keluarga/ pendamping pasien rawat inap.
3. Persentase konseling pasien rawat inap.
4. Persentase konseling keluarga/ pendamping pasien rawat inap.
5. Persentase penyuluhan kelompok keluarga/ pendamping dan pengunjung pasien rawat
inap 70%.
6. Persentase pesan media terhadap kasus-kasus penyakit dirawat inap 70%.
b. Kegiatan di rawat jalan
1. Persentase penyuluhan-penyuluhan perorangan terhadap pasien rawat jalan.
2. Persentase konseling pasien rawat jalan.
3. Persentase penyuluhan perorangan keluarga/ pengantar pasien rawat jalan.
4. Persentase konseling keluarga/ pendamping pasien rawat jalan.
5. Persentase penyuluhan kelompok keluarga/ pengantar rawat jalan.
6. Persentase pesan media terhadap 10 kasus penyakit tertinggi di rawat jalan.
c. Kegiatan di sarana instalasi penunjang medis
1. Persentase penyuluhan-penyuluhan perorangan terhadap pengunjung medis 70 %.
2. Persentase penyuluhan kelompok pengunjung.
3. Persentase pesan media.

III. Laporan
Hasil penilaian indikator mutu akan dibuat dalam format tersendiri dan dievaluasi serta
dilaporkan setiap bulan oleh Ketua PPK pada Direktur rumah sakit.

BAB IX
PENUTUP

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 14/15


a. Kesimpulan
Pendidikan pasien dan keluarga atau promosi kesehatan dilakukan di lingkungan rumah
sakit mencakup segala bidang. Pemberian pelayanan pendidikan pasien dan keluarga dilakukan
secara terencana dan seragam oleh seluruh pihak rumah sakit kepada pasien dan keluarga
dilakukan secara terencana dan seragam oleh seluruh pihak rumah sakit kepada pasien dan
keluarga sehingga diharapkan setiap pasien mendapatkan pelayanan yang maksimal. Dengan
pendidikan pasien dan keluarga diharapkan kesadaran dan pengetahuan pasien atau pun keluarga
pasien meningkat sehingga lebih peduli dan dapat bekerja sama dengan pihak medis dalam hal
pengobatannya dan usaha kesehatannya.

b. Saran
- Untuk menunjang tercapainya target PPK dibutuhkan komitmen seluruh pihak dan kesungguhan
hati dalam melayani pasien.
- Setiap pihak diharapkan dapat memberikan saran dan masukan kepada Tim PPK untuk
memaksimalkan pelayanan PPK.

File 17 /conversion/tmp/scratch/415678776.doc 15/15

Anda mungkin juga menyukai