Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


(APD)

PENYUSUN

TIM KPP&PPI

KOTA MOJOKERTO

UPT PUSKESMAS WATES

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Panduan alat pelindung diri

(APD) di Puskesmas Wates Kota Mojokerto Tahun 2018 dapat terselesaikan.

Keberadaan panduan ini bagi Puskesmas Wates sangat penting sekali karena akan

memberikan panduan secara rinci terhadap seluruh gerak langkah yang terkait dengan

Sistem pencegahan dan penanggulangan infeksi di Puskesmas Wates.


Panduan alat pelindung diri (APD) Puskesmas ini juga merupakan sebuah

persyaratan yang sangat penting bagi pelaksanaan Akreditasi Puskesmas Wates

sebagai sebuah puskesmas dengan menjalankan sistem puskesmas akreditasi. Secara

umum ruang lingkup Panduan alat pelindung diri (APD) ini meliputi seluruh penataan

alat pelindung diri (APD) yang digunakan di ruang ruang pelayanan sebagai salah satu

upaya pencegahan dan pengendalian infeksi


Panduan ini tentu masih memerlukan perbaikan karena memang sistem alat

pelindung diri (APD bersifat dinamis dan bahkan harus selalu diperbaiki secara terus

menerus seiring dengan perkembangan di Puskesmas Wates Kota Mojokerto.

Harapannya panduan alat pelindung diri (APD yang dimiliki Puskesmas Wates ini

benar-benar diimplementasikan oleh seluruh petugas di UPT Puskesmas Wates Kota

Mojokerto.

Mojokerto, November 2017


TIM KPP&PPI
UPT PUSKESMAS WATES

BAB I

DEFINISI

2
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk
melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya dari bahaya kerja.
Alat Pelindung Diri yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (APD),
telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada
pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya
kembali tuberkulosis di banyak negara, pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk
melindungi petugas. Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan penyakit
infeksi lainnya (Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi
semakin penting.
APD terdiri dari sarung tangan, masker, pelindung mata (google) pelndung wajah,
kap penutup kepala, gaun pelindung / apron seta sandal/ sepatu tertutup (sepatu boot)
Tujuan pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko
pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yan tidak utuh dan selaput lendir dari pasien
ke petugas atau sebaliknya.
Indikasi pemakaian APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh/ membran mukosa terkena atau terpercik darah/ cairan tubuh / kemungkinan pasien
terkontaminasi petugas.
Agar menjadi efektif, APD harus digunakan secara benar. Misalnya, gaun dan duk
lobang telah terbukti dapat mencegah infeksi luka hanya bila dalam keadaan yang kering.
Sedangkan dalam keadaan basah, kain beraksi sebagai spons yang menarik bakteri dari kulit atau
peralatan melalui bahan kain sehingga dapat mengkontaminasi luka operasi
Melepas APD harus segera dilakukan jika tindakan sudah selesai dilakukan.

BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan Alat Pelndung Diri (APD) di Puskesmas Wates meliputi pedoman APD yang
dibutuhkan di masing masing ruang pelayanan, cara penggunaan APD, monitoring pelaksanaan
penggunaan PD, serta evaluasi.

Jenis APD di puskesmas Wates yaitu sarung tangan, masker, pelindung mata (google)
pelndung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung / apron seta sandal/ sepatu tertutup (sepatu
boot)
3
Macam macamAPD yang dibutuhkan pada masing masing ruang pelayanan
yaitu:

No. Nama Ruang APD Keterangan

1. Pendaftaran  masker

2. Tindakan  masker
 sarung tangan
 google
 caps
 apron

3. Lansia  masker

4. Kesehatan Umum  masker

5. Laboratorium  masker
 sarung tangan
 apron

6. Farmasi  masker

7. Sanitasi  masker

8. Kesehatan Gigi dan  masker


mulut  sarung tangan
 apron

9. Gizi / laktasi  masker

10. KIA  masker


 sarung tangan
 apron
 google

11. Harmoni  masker


 sarung tangan

4
BAB III

TATA LAKSANA

Pelaksanaan monitoring pemakaian APD di ruang pelayanan dilakukan setiap bulan, dan
dilakukan evaluasi & pelaporan setip 3 bulan. Adapun monitoring yang dilakukan meliputi:

3.1 Tatalaksana menggunakan APD (Masker)


Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan
darah/ caira tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara yang kotor danmelindungi
pasien/ permukaan lingkungan udara dari petugas saat batuk. Masker yang digunakan harus
cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah
(jenggot), serta melakukan fit test (penekanan di bagian hidung). Bila masker tidak terbuat dari
bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain kasa, kertas dan bahan
sintetik yang beberapa di antaranya tahan cairan. Masker yang dibuat dari katun atau kertas
sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Masker yang dibuat
dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (>5 |jm)
yang tersebar melalui batuk atu bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1
meter). Namun masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar-benar menutup pas
secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga mencegah kebocoran udara pada
bagian tepinya. Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring udara yang
dihisap.
5
Terdapat tiga jenis masker :
1. Masker bedah : untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet
2. Masker respiratorik : untuk mencegah penularan airborne
3. Masker rumah tangga : digunakan di abgian gizi atau dapur

Masker disposable dan bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dan tetesan
partikel berukuran besar (> 5 mikron) yang tePuskesmasebar melalui batuk atau bePuskesmasin
ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter). Pada pasien dengan penyakit
menular melalui udara atau droplet nuklei, masker yang digunakan adalah respirator partikulat
dengan efisiensi tinggi, misalnya N-95, yang dapat melindungi petugas terhadap inhalasi partikel
mikro dengan ukuran < 5 mikron yang dibawa oleh udara. Sebelum petugas memakai respirator
N-95, perlu dilakukan uji kesesuaian (fit test) pada setiap pemakaiannya.

Pemakaian respirator partikulat (masker efisiensi tinggi)

Petugas kesehatan harus:

- Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah lapisan utuh
dan tidak cacat;
- Memastikan tali masker dalam kondisi baik dan harus menempel pada titik sambungan;
- Memastikan klip hidung yang terbuat dan logam (jika ada) berfungsi baik
Fit test untuk respirator partikulat

Fungsi respirator tidak optimal / tidak efektif jika respirator tidak dapat melekat sempurna pada
wajah, seperti pada keadaan dibawah ini :

-Adanya jenggot, cambang/rambut pada wajah bagian bawah/gagang kacamata


-Ketiadaan satu/dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi perlekatan bagian wajah
-Klip hidung (logam) dipencet/dijepit menyebabkan kebocoran. Direkomendasikan meratakan
klip di atas hidung menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian
atas respirator.
-Jika mungkin direkomendasikan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai respirator
partikulat.

Cara memakai masker :


1. Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga menggunakan kaitan tali karet atau
simpulkan tali di belakang kepala jika menggunakan tali lepas)
2. Eratkan tali kedua pada bagian tengah kepala atau leher

6
3. Tekan klip tipis fleksibel (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung dengan kedua ujung jari
tengah atau telunjuk
4. Membetulkan agar masker melekat erat pada wajah dan di bawah dagu dengan baik
5. Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat dengan benar
6. Tidak dibenarkan menggantung masker di leher dan menyentuh permukaan luar
dari masker yang sudah dipakai.

Cara fit test respirator partikulat

Langkah 1:

Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan


sisi depan bagian hidung respirator pada ujung jari-jari
anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntal bebas
di bawah tangan anda.
Langkah 2:

Posisikan respirator di bawah dagu anda dan sisi untuk


hidung berada di atas

Langkah 3:

Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan


agak tinggi di belakang kepala anda di atas telinga.

Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan


posisikan tali di bawah telinga.
Langkah 4:

Letakkan jari-jari kedua tangan anda diatas bagian


hidung yang terbuat dan logam. Tekan sisi logam
tePuskesmasebut (gunakan 2 jari dan masing-masing
tangan) mengikuti bentuk hidung anda. Jangan
menekan respirator dengan satu tangan karena dapat
mengakibatkan respirator rusak.

7
Langkah 5:

Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan,


dan hati - hati agar posisi respirator tidak berubah.

Langkah 5.a :

Hembuskan napas kuat - kuat. Tekanan positif di dalam respirator berarti tidak ada
kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi dari/atau ketegangan tali. Uji kembali
kekuatan respirator. Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar- benar tertutup
rapat.

Langkah 5 b : Pemeriksaan segel negatif

Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif akan membuat
respirator menempel ke wajah. Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan
negatif di dalam respirator akibat udara masuk melalui celah-celah pada segelnya.

Beberapa catatan pada penggunaan respirator partikulat :

1. Digunakan petugas hanya pada perawatan pasien infeksi airborne

2. Dapat digunakan oleh seorang petugas untuk 1 shift tugas pada perawatan pasien dengan
infeksi airborne / sejenis

3. Penyimpanannya dipastikan secara individual di dalam plastik kering dengan sisi luar
respirator diposisikan berada di bagian dalam, diberi identitas.

Cara melepas masker :


1. Melepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali/karet bagian atas. Tidak menyentuh bagian
depan masker karena telah terkontaminasi.
2. Membuang masker ke tempat sampah infeksius

3.2 Tatalaksana menggunakan APD (Sarung tangan/ handscund)

Sarung tangan terbuat dari bahan lateks karena elastis, sensitive dan tahan lama serta
dapat disesuaikan dengan ukuran tangan.
Memakai sarung tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari bahan yang dapat
menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien ke
pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang.

8
Terdapat 3 jenis sarung tangan, yaitu:
 Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan
invasive atau pembedahan
 Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin
 Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memroses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi
Sarung tangan periksa atau serbaguna bersih harus digunakan oleh semua petugas
ketika Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membran mukosa
atau kulit yang terlepas saat:
a) Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya menusukkan sesuatu kedalam
pembuluh darah, seperti memasang infus.
b) Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau menyentuh permukaan
yang tercemar.
c) Menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak (yang diperlukan pada kasus penyakit menular
melalui kontak yang telah diketahui atau dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan
menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien.

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Pada Penggunaan Sarung Tangan

Sarung tangan tidak perlu dikenakan untuk tindakan tanpa kemungkinan terpajan
darah atau cairan tubuh lain. Contoh memberi makan pasien, membantu minum obat,
membantu jalan, dll.

Pada waktu sebelum menggunakan sarung tangan, lakukan kebersihan tangan


terlebih dahulu. Harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan/ pemeriksaan petugas
menggunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai khususnya sarung tangan bedah
karena dapat menganggu ketrampilan/teknik operasi dan memudahkan robek. Jaga agar
kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan robek. Pakai sarung tangan
sekali pakai saat merawat pasien, segera lepas sarung tangan apabla telah selesai digunakan
atau sebelum beralih ke pasien lain atau aktivitas yang lain. Hindari kontak pada benda-
benda lain selain yang berhubungan dengan tindakan yang sedang dilakukan (misalnya
membuka pintu selagi masih memakai sarung tangan, menulis, rnengangkat telpon, dsb).
Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan.

Tidak direkomendasikan menggunakan sarung tangan rangkap bila tidak benar-


banar diperlukan karena tidak meningkatkan perlindungan, bahkan akan meningkatkan
risiko kecelakaan karena menurunkan kepekaan (raba).

Indikasi Pemakaian Sarung Tangan Ganda

Sarung tangan ganda perlu dipakai pada keadaan khusus, antara lain:

a. Tindakan yang memakan waktu lama (lebih dan 60 menit) dan atau melakukan
tindakan operasi di area sempit dengan kemungkinan besar robekan sarung tangan
oleh alat tajam seperti jarum, gunting atau penjepit;

9
b. Tindakan yang berhubungan dengan jumlah darah atau cairan tubuh yang banyak
Persalinan, dll.;

c. Penyiapan bahan yang berisiko toksik/iritatif pada kulit tangan (obat sitostatika, dll).

Sarung tangan rumah tangga dapat dicuci dan digunakan berkali-kali untuk
membePuskesmasihkan peralatan, pencucian linen, membePuskesmasihkan ceceran darah
atau cairan tubuh lain. Sarung tangan rumah tangga tidak dipakai untuk perawatan yang
menyentuh kulit pasien secara langsung.

BAGAN ALUR PEMILIHAN JENIS SARUNG TANGAN

Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan
pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepaskan sarung tangan lakukan kebersihan
tangan menggunakan antiseptic cair atau handrup berbasis alcohol. Satu pasang sarung tangan
harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi silang
(CDC,1987).
Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang masih
bersarung tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain atau ketika melakukan
perawatan di bagian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan
merupakan praktek yang aman. Doebbeling dan Colleagues (1988) menemukan bakteri dalam
jumlah bermakna pada tangan petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masih
memakai sarung tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika berpindah dari satu pasien ke
pasien lain.

10
Cara melepas sarung tangan ( ingatlah bahwa sarung tangan bagian luar telah terkontaminasi)
1. Memegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya
2. Memegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih
memakai sarung tangan
3. Menyelipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung
tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan
4. Melepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
5. Membuang sarung tangan di tempat sampah infeksius

3.3 Tatalaksana menggunakan APD (Gaun pelindung /apron)

Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan
atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau melindungi pasien dari paparan
pakaian petugas pada tindakan steril.

Indikasi penggunaan gaun pelindung yaitu saat petugas melakukan:


1. Membersihkan luka
2. Tindakan drainage
3. Menuangkan cairan terkontaminasi ke dalam pembuangan atau WC/ toilet
4. Menangani pasien perdarahan massif
5. Tindakan bedah

Cara memakai gaun pelindung (apron):


1. Gaun pelindung menutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga
bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung.
2. Mengikat di bagian belakang leher dan pinggang

11
Cara melepas gaun pelindung (apron): (ngat bahwa bagian depan dan lengan gaun pelindung
elah terkontaminasi
1. Melepas tali pengikat gaun
2. Menarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja
3. Membalik gaun pelindung
4. Melipat atau menggulung gaun pelindung dan meletakkan di wadah yang telah disiapkan
sebagai wadah infeksius

3.4 Tatalaksana menggunakan APD (goggle dan perisai wajah)


Goggle dan perisai wajah harus terpasang dengan baik dan benar agar dapat melindungi
wajah dan mata. Karena tujuan memakai goggle adalah untuk melindungi mata dan wajah dari
percikan darah, cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi. APD ini diindikasikan untuk digunakan saat
tindakan operasi, pertolongan persalinan, tindakan perawatan ggi dan mulut, pencampuran B3
cair, pemulasaran jenazah, penanganan linen terkontaminasi di laundry dan ruang dekontaminasi
CSSD
Cara melepas goggle dan perisai wajah: Ingat bahwa bagian luar goggle dan perisai wajah telah
terkontaminasi:
1. Saat meleps, pegang karet/ gagang google
2. Letakkan di wadah yang telah disiapkan sebagai wadah infeksius

3.5 Tatalaksana menggunakan APD (Penggunaan Pelindung Kaki)

Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan cedera akibat benda tajam atau
benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu sandal jepit
atau sepatu yang terbuat dan bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau
sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan
bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.

12
Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda
tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah. Sebuah penelitian menyatakan bahwa
penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan
darah merembes melalui sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang operasi. kemudian
dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran.

Urutan prioritas dalam melepaskan APD:


1. Lepaskan sarung tangan
2. lakukan kebersihan tangan
3. Lepaskan apron
4. Lepaskan google/ perisai wajah
5. Lepaskan apron
6. Lepaskan penutup kepala
7. Lepaskan masker
8. Lepaskan pelindung kaki
9. lakukan kebersihan tangan

BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi ditulis dalam beberapa form yang terlampir yaitu sebagai berikut

1. Jadwal pelaksanaan monitoring PPI pada ruang pelayanan


2. Form Monitoring Pemakaian APD

1. JADWAL PELAKSANAAN MONITORING PPI TAHUN 2018

Tgl Pelaksanaan
NO Petugas Ruang Ma Ap Ok De
Jan Feb r r Mei Jun Jul agust sept t Nov s
dr. laboratoriu
1 Soepini m
Lansia
2 Indi Tindakan
harmoni
13
3 Arip KIA

Pendaftaran

Nur
Gizi
4 Rachmah
Gigi
dr. Pelayanan
5 Katarina umum
Farmasi
Sanitasi

2. FORM MONITORING PEMAKAIAN APD TERHADAP PETUGAS DI UPT PUSKESMAS WATES

Dilengkapi 1. Daftar tilik pemakaian masker

2. Daftar tilik pemakaian handscoon

3. Daftar tilik pemakaian appron

4. Daftar tilik pemakaian gogle

5. Daftar tilik pemakaian Nurse cap

TAHUN 2018
MONITORING TERHADAP
NAMA RUANG JENIS
PETUGAS
PE MA
JAN APR MEI DST
B R
Jml petugas yang memakai
Pendaftaran Masker
masker

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Pelayanan Jml petugas yang memakai


Masker
Umum masker

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Lansia Masker
masker

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Tindakan/UGD Masker
masker
Handscoo Jml petugas yang memakai
n hanscoon
Jml petugas yang memakai
Apron apron

14
gogle Jml petugas yang memakai gogle
Jml petugas yang memakai Nurse
Nurse cap cap

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Masker
GIGI masker
Handscoo Jml petugas yang memakai
n hanscoon

gogle Jml petugas yang memakai gogle

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Masker
KIA/KB masker
Handscoo Jml petugas yang memakai
n hanscoon
Jml petugas yang memakai
Apron apron

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

LABORATORIU Jml petugas yang memakai


Masker
M masker
Handscoo Jml petugas yang memakai
n hanscoon
Jml petugas yang memakai jas
Jas lab lab

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Masker
HARMONI masker
Handscoo Jml petugas yang memakai
n hanscoon

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Masker
GIZI/LAKTASI masker

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Masker
SANITASI masker

Jml Petugas yang diamati


15
% Kepatuhan petugas

Jml petugas yang memakai


Masker
FARMASI masker

Jml Petugas yang diamati

% Kepatuhan petugas

16

Anda mungkin juga menyukai