TINJAUAN PUSTAKA
b. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memiliki kriteria sebagai berikut (Chaerunnisa, 2009) :
- Mengandung zat aktif yang memenuhi persyaratan
- Mengandung zat aktif yang homogeny dan stabil
- Memiliki keseragaman bobot
- Memiliki penampilan visual yang memenuhi persyaratan
- Memiliki waktu hancur dan laju disolusi yang memenuhi persyaratan
- Stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
- Bebas dari kerusakan fisik
- Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama dalam penyimpanan
- Zat aktif dapat dilepas secara homogen pada waktu tertentu
- Memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku
c. Komponen tablet
Komponen tablet secara umum terdiri dari zat aktif, pengisi (diluen), pengikat
(binder), penghancur (disintegran), bahan pelincir dan bahan pelicin (lubrikan).
- Pengisi : bertujuan untuk menjamin ukuran tablet yang dibutuhkan. Sifatnya
harus netral baik secara kimia maupun fisik. Contoh bahan pengisi adalah pati, laktosa,
glukosa, mannitol (Voigt, 1995)
- Pengikat : bertujuan untuk membentuk kekompakkan dan daya tahan tablet.
Bhan pengikat harus menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir
granulat. Contoh bahan pengikat adalah starch, gelatin, alginic, PVP, metil selulosa,
HPMC. Na-CMC, gula (Parikh, 1997)
- Penghancur : berfungsi untuk menghancurkan tablet pada saat masuk ke dalam
medium berair. Prinsip kerjanya adalah melawan kerja dari pengikat dan kekuatan fisis
tablet sebagai akibat dari tekanan mekanis pada proses kompresi. Terdapat 3 metode
penambahan bahan penghancur yaitu internal, ekternal dan kombinasi. Penambahan
bahan penghancur dapat mempengaruhi kekerasan (Gusmayadi, 2002)
- Pelincir : berfungsi untuk memperbaiki daya luncur dan daya aliran bahan
yang akan dikempa. Pelincir harus menjamin keteraturan aliran dari corong pengisi ke
dalam lubang tablet. Contoh pelincir adalah talk, magnesium stearate, polietilenglikol,
miristialkohol (Voigt, 1995)
- Pelicin : bahan pelicin bertujuan untuk memudahkan pengeluaran tablet dari
mesin cetak melalui pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang cetak dengan
permukaan sisi tablet. Contohnya talk, asam stearate, paraffin, magnesium stearate,
kalsium (Voigt, 1995).
2. Amprotab
Pemerian : Serbuk/massa keras, putih/krem. Tidak berbau dan rasa sedikit
manis. Stabil di udara, mudah menyerap bau (Depkes RI, 1995)
Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter
(Rowe, 2009)
Kegunaan : Pengahncur (Rowe, 2009)
Inkompabilitas : dengan pengoksidasi kuat
Stabilitas : dalam keadaan kering stabil terhadap bahan kimia lain, dan oleh
mikroorganisme. Dalam bentuk pasta mudah rusak terhadap
mikroba.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Chaerunnisa, Anis, dkk. (2009). FARMASETIKA DASAR: Konsep Teoritis dan Aplikasi
Pembuatan Obat. Bandung: Widya Padjajaran
Nunez, Alvarest & Medina, C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press dan
American Pharmacists Assosiation
Nunez, Alvarest & Medina, C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, FIfth Edition,
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press dan
American Pharmacists Assosiation
Parikh, D. M. (Ed.), Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, Second Edition, 526,
USA, Taylor & Francis Group.
Syamsuni, H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed. Ke-5. Yogyakarta: UGM Press.