Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ali Syariati

NPM : 1806156506
Mata Kuliah : GATS

Pertanyaan 4.10 :
PENGECUALIAN PEMBERLAKUAN MFN (Most Favoured Nation)
MFN diatur dalam Pasal II ayat (1) GATS yang menyatakan:
“With respect to any measure covered by this Agreement, each Member shall accord immediately
and unconditionally to services suppliers of any other Member treatment no less favorable than
that it accords to like services and service suppliers of any other country”.
Pasal II GATS tentang MFN menetapkan bahwa setiap anggota harus dengan segera
{immediately) dan tanpa syarat {unconditionaij memberikan perlakuan yang tidak lebih buruk (no
lessfavourable) kepada jasa dan pemasok jasa dari anggota lain sesuai dengan yang diberikan
kepada jasa dan pemasok jasa dari anggota lain.
Ketentuan tersebut di atas menunjukkan bahwa suatu keuntungan yang diberikan kepada jasa dan
pemasok jasa suatu negara termasuk kepada negara bukan anggota, harus dengan segera dan tanpa
syarat diberikan kepada seluruh negara anggota GATS yang iain. Sebagai contoh dapat
dikemukakan di sini bahwa ijin yang diberikan kepada suatu bank asing untuk beroperasi dalam
suatu wiiayah negara anggota GATS, maka dengan segera dan tanpa syarat ijin tersebut harus
diberikan puia kepada anggota GATS lainnya.
Konsekuensi dari dianutnya sistem MFN daLam GATS sebagaimana dikemukakan di atas adalah
bahwa setiap tindakan negara anggota yang menimbuikan diskriminasi terhadap semua pemasok
jasa adalah bertentangan dengan GATS.
Meskipun prinsip MFN dalam GATS masuk dalam kategori kewajiban umum yaitu kewajiban
yang diberlakukan terhadap semua sektor jasa dan semua negara anggota, namun daiam
pengaturan lebih lanjut GATS memberikan kemungkinan bagi negara-negara anggota untuk
melakukan pengecualian terhadap prinsip tersebut. Hai ini nampak sebagaimana ditetapkan oleh
Pasai ii (2) GATS bahwa anggota dapat mempertahankan tindakan yang tidak sesuai dengan
prinsip MFN, sepanjang tindakan tersebut dicantumkan dalam daftar pengecualian dan memenuhi
persyaratan seperti tersebut dalam lampiran tentang pengecualian terhadap Pasai ii.
Dari apa yang ditetapkan dalam Pasal II (2) GATS tersebut dl atas dapat disimpulkan bahwa
pengajuan pengecualian MFN oleh anggota harus memenuhi prosedur atau mekanisme yang
tetapkan oieh GATS. Prosedur yang dimaksud pertama adalah bahwa tindakan pengecualian
terhadap prinsip MFN tersebut harus didaftarkan dan dicantumkan dalam Iampiran khusus.
Dengan demikian setiap tindakan negara anggota baik dalam bentuk hukum, peraturan, ketentuan,
prosedur, keputusan, tindakan administratif dan bentuk lainnya yang dimaksudkan sebagai
tindakan penyimpangan terhadap prinsip MFN dalam GATS harus didaftarkan teriebih dahulu.
Dari ketentuan di atas nampak bahwa lingkup MFN terhadap masing-masing anggota GATS
menurut Bernard Hoekman dan Michhael Kostecki adalah apa yang disebut sebagai negative list,
diterapkan terhadap semua sektor jasa, kecuali yang terdaftar dalam annex masing-masing.

CONTOH PENGECUALIAN MFN


1. MFN Exemption yang diajukan Indonesia dalam dokumen GATS/E/43, April 1994. Dalam
daftar akhir pengecualian Pasai II (MFN). Indonesia telah mengecualikan penerapan
prinsip MFN dalam perdagangan jasa perbankan, jasa pekerjaan ahli madya
(semiskilledworkers) dan jasa kontruksi. Untuk sub sector perbankan misalnya, tindakan
penyimpangan adalah berkenaan dengan pemberian ijin bank patungan yang hanya
diberikan kepada bank asing dari negara yang menerima kebijaksanaan timbal balik
terhadap bank-bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai