Anda di halaman 1dari 37

MEMAHAMI TEKNIK BODY MANIPULASI

OLEH :
KELOMPOK 2

I Dewa Ayu Agung Yuli Umardewi (183222909)


I Gusti Ayu Murtini (183222910)
Ni Luh Ayu Karmini (183222930)
Ni Luh Putu Very Yanthi (183222932)
Ni Putu Sri Apriantini (183222945)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Keperawatan
Komplementer”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliahKeperawatan Komplementer.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan


dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan
dari semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat,
buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 26 November 2018

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Manipulative and body based method .................................................. 3
2.2Jenis- jenis terapi manipulative and body based method ...................... 5
2.3 Indikasi .......................................................................................................... 7
2.4 Kontraindikasi ...................................................................................... 7
2.5 Manfaat ................................................................................................ 8
2.6 Hal-hal yg perlu di perhatikan dlm body manipulasi ........................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................. 15
3.2 Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara.Terapi disini diartikan sebagai usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit dan perawatan
penyakit.Komplementer bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan.Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan
melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Pengobatan
komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan. Klien yang menggunakan terapi komplementer memiliki beberapa
alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistic pada terapi
komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan
dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien terlibat untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup
dibandingkan sebelumnya (Widyatuti, 2008).
Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih
baik (Dalimartha, 2008).
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis)
ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat
popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak
masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang
ke pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah
Sakit ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari
pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu
Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan
klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri.

1
1.2 Rumusan Masalah
“Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah Apa yang di
maksud dari Body Manipulasi pada Keperawatan Kompementer?”

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Body Manipulasi.
2. Mengetahui jenis-jenis Body Manipulasi.
3. Mengetahui Indikasi Body Manipulasi.
4. Mengetahui Kontraindikasi Body Manipulasi.
5. Mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu Body Manipulasi.
2. Mahasiswa mampu melakukan/ mempraktekan terapi Body Manipulasi
pada dunia Kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manipulative and body based method


Manipulative and body based methode yaitu terapi dengan cara
memberikan perangsangan pada tubuh untuk mengembalikan fungsi normal
tubuh. Perangsangan dapat berupa sentuhan, tekanan, maupun menggerakan
anggota tubuh. Contoh terapi yaitu chiropratic, masase, akupresur, dan yoga,
(Zahrawani, 2010).
Merangsang atau menggerakan anggota tubuh untuk mengembalikan
fungsinya yang normal, misalnya chiropractic, osteopathic manipulation, dan
pijat (massage). Juga termasuk gerak dan latihan pernafasan seperti yoga,
Alexander technique, pilates, teknik buteyko, eucapanic breathing.
Manipulative and body-based practices (Praktek manipulatif dan
berbasis tubuh) berfokusterutama pada struktur dan sistem tubuh, termasuk
tulang dan sendi, jaringan lunak, dan peredaran darah dan sistem limfatik.
Beberapa praktek yang berasal dari sistem tradisional obat, seperti dari China,
India, atau Mesir, sementara yang lain dikembangkan dalam 150 tahun
terakhir (misalnya, manipulasi chiropractic dan lain-lain).

Meskipun banyak provider memiliki pelatihan formal dalam anatomi dan


fisiologi manusia, ada cukup banyak variasi dalam pelatihan dan pendekatan
dari penyedia baik di dalam dan modalitas. Meskipun heterogenitas ini,
praktek-praktek manipulatif dan berbasis tubuh memiliki beberapa
karakteristik umum, seperti prinsip bahwa tubuh manusia adalah mengatur
diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri
dan bahwa bagian-bagian dari tubuh manusia saling bergantung. Praktisi di
semua terapi ini jugacenderung untuk menyesuaikan pengobatan mereka
dengan kebutuhan khusus dari setiap pasien.

3
2.1.1 Sejarah
Terapi manipulatif diketahui telah berkembang di berbagai belahan
dunia. Referensi historis paling awal tentang praktik terapi manipulatif di
Eropa dimulai pada 400 SM. Terapi manipulatif pada awalnya
merupakan andalan dari dua sistem perawatan kesehatan alternatif
terkemuka yaitu osteopati dan chiropractic, keduanya didirikan pada
bagian akhir abad ke-19 sebagai respons terhadap kekurangan obat
allopathic. Dokter medis dan osteopati lah yang pada awalnya berperan
dalam memperkenalkan terapi ini menjadi terapi fisik, sejak saat itu
terapi fisik memberikan kontribusi yang kuat dalam dunia kesehatan,
sehingga memperkuat klaim profesi untuk memiliki terapi manipulatif
dalam lingkup praktiknya yang diatur secara hukum.
Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan
pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
memengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
kesatuan fungsi.
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer sebagai sebuah
domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem
kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan adanya teori dan
keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang
umum di masyarakat atau budaya yang ada.

Terapi komplementer termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide


yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan
penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan. Fokus
terapi memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko,
sosial, dan spiritual).Terapi komplementer adalah terapi yang
digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan
untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer dapat
digunakan sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan
kesehatan.

4
2.2 Jenis- jenis terapi manipulative and body based method
a.Chiropractic
Bentuk terapi manual yang berfokus pada hubungan antara struktur
dan fungsi, khususnya pada tulang belakang untuk mengurangi rasa sakit.
Chiropracticberasal dar bahasa yunani yaitu “cherio” dan “praktikos” yang
berarti dilakukan dengan tangan, (Dr. Eleanor Bull, 2007)
Ilmu pengetahuan chiropractic menangani hubungan antara artikulasi
kerangka dan sistem syaraf dan peran dari hubungan ini dalam pemulihan
dan pemeliharaan kesehatan.Permasalahan utama dari chiropractic adalah
tidak normalnya struktur atau fungsi dari kolom vertebra (vertebral
column) yang secara klinis dikenal sebagai kompleks subluksasi vertebra
(vertebral subluxation complex).Kompleks subluksasi mencakup setiap
perubahan struktur tulang belakang yang berdekatan yang bersifat dinamis
secara biokimia dan fisiologi (biochemical and physiological dynamics
contigousspinal structures) yang dapat menyebabkan gangguan neurologi.

Praktik chiropractic terdiri dari analisa dari gangguan pada transmisi


dan ekspresi syaraf normal yang disebabkan oleh tidak normalnya satu
atau lebih unit motor vertebra atau struktur skeletal lainnya dan
perbaikannya dengan penyesuaian dari struktur-struktur ini untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan, tanpa menggunakan obat atau
pembedahan.

Aplikasi klinis dari chiropractic mencakup penyesuaian vertebra


tulang belakang dan artikulasi skeletal lainnya; penggunaan x-ray analitis
dan diagnostik dari sistem skeletal dan jaringan-jaringan di sekitarnya;
prosedur ini diperlukan untuk mengetahui gangguan pada sistem skeletal
neuromuskular dan kondisi-kondisi yang terkait dengannya; dan
penggunaan prosedur diagnostik fisik, klinis dan laboratorium untuk
memastikan sifat masalah pasien dan menanggapi dengan benar sehingga
dapat memberikan perawatan yang optimal terhadap pasien. Sejalan
dengan konsep ini adalah kewajiban untuk berkonsultasi dengan, atau
merujuk kepada penyedia perawatan kesehatan sebelum, selama atau
setelah memberikan perawatan chiropractic, apabila menurut pendapat

5
profesionalnya, hal tersebut diperlukan dan dilakukan untuk kepentingan
terbaik dari pasien.

b.Massage
Terapi dengan memanipulasi otot dan jaringan ikat untuk
meningkatkan fungsi jaringan, dan relaksasi.
Massage adalah salah satu manipulasi sederhana yang pertama-tama
ditemukan manusia untuk mengusap bagian badan yang sakit. Meletakan
tangan dengan lurus pada daerah sakit atau mengusap dahi yang panas dari
tubuh yang sakit, adalah permulaan sikap atau gerak spontan yang
menghasilkan efek enak, (Sudarsini, 2015)

1) Manipulasi Pokok Masase


Disebut manipulasi pokok karena merupakan dasar (basic) didalam
pegangan dalam masase ini terdiri dari 9 manipulasi pokok yaitu:
a) Effleurage (Menggosok)
Teknik masase ini digunakan sebagai manipulai pembuka dan
penutup. Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot,
gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan
kontinyu. Pengaruh mekanis dari effleurage adalah membantu kerja
pembuluh darah balik (vena) dan menyebabkan timbulnya panas
tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai
pemanasan (warming up). Pengaruh fisiologis dari gosokan yang
kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling dalam
dan di otot-otot. Gosokan sedang lebih mengaktifkan sirkulasi pada
pembuluh getah bening (lymphe), sedangkan gosokan lamban
menghasilkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) local dengan
waktu lama yang disebut hyperaemi.

6
b) Petrissage (Memijat)
Petrissage adalah prosedur masase yang dilakukan dengan teknik
perasan, tekanan, dan pencomotan otot dari jaringan
dalam.Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua
tangan dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus
dan terikat satu sama lain. Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada
tempat yang sama, kemudian tangan dipindah-pindahkan sedikit
demi sedikit sepanjang kumpulan otot. Pengaruh mekanis yang
ditimbulkan oleh gerakan peras adalah menghancurkan sisa-sisa
pembakaran dan melemaskan kekakuan di dalam jaringan. Pengaruh
fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan dengan
suatu perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang fungsi
otot. Selain itu gerakan mengangkat, memeras dan menekan
menyebabkan perbaikan aliran darah dalam otot dan menambah
kekuatan (tonus) otot.

7
c) Friction (Menggerus)
Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan banyak
dipergunakan dalam semua bentuk masase. Pelaksanaanya adalah
dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung. Menurut
letak dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan
dengan bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari,
ibi jari, telapak tangan atau bahkan dengan sikut. Pengaruh mekanis
dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah setempat
(vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga sebagai
pemanasan. Pengaruh fisiologis adalah aksi friction di dalam
melancarkan aliran darah dan pembesaran serabut otot.

d) Shaking (Menggoncang)
Shaking atau menggoncang adalah prosedur masase yang juga sering
dipakai untuk membantu para olahragawan agar otot-ototnya
menjadi kendor, sehingga memudahkan sirkulasi darah.
Pelaksanaanya adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya
bagian bawah dan atas. Pada bagian yang berotot, lengan atas dan
lengan bawah, paha atau betis yang dilakukan dengan gerakan-
gerakan ke samping, ke atas dan ke bawah. Manipulasi dilakukan
dengan irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dan
berdekatan. Pengaruh mekanis dari manipulasi shaking adalah jika
dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot
dan menambah fleksibilitas jaringan-jaringan. Pengaruh fisiologis

8
adalah merangsang dan memberikan desakan ke dalam, terutama
pada organ tubuh bagian perut dan dada, serta mengendurkan,
melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang menyebabkan
lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja syaraf.

e) Tapotement (Memukul)
Manipulasi ini sering digunakan yaitu gerakan pukulan ringan dan
berirama dengan jari-jari tangan, telapak tangan atau kepalan. Dapat
juga dilakukan secara mekanis atau dengan bantuan alat yang
digerakan tangan atau listrik. Yang sering digunakan dan lebih baik
adalah manipulasi “mencincang”, yang dilakukan oleh jari-jari kedua
belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan. Gerakan
dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat), sesuai
dengan keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat berupa
setengah mengepal, jari-jari terbuka, dengan punggung jari-jari atau
dengan membentuk tangan seperti mangkuk (cupping). Biasanya
tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung dan pantat,
tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan.
Manipulasi ini dipergunakan sebagai masase pemanasan dan
pengembalian pulihnya fisik ke keadaan semula. Pengaruh mekanis
dari aksi tapotement, yang dilakukan dengan irama cepat akan
menimbulkan warna merah dan rasa panas yang berarti mengalirnya
darah lebih banyak pada daerah yang dimasase. Pengaruh fisiologis
yang ditimbulkan dari manipulasi pukulan adalah meningkatkan
peredaran darah arteri terutama pada jaringan otot, menimbulkan

9
kontraksi otot (idiomuskuler) sehingga dapat membantu kelancaran
pertukaran zat dalam tubuh.

f) Walken (Menggosok Melintang Otot)


Manipulasi walken diberikan pada daerah-daerah yang lebar.
Pelaksanaanyan hamper sama dengan effleurage, tetapi dilakukan
dengan melintang otot dengan menyusur panjangnya otot. Walken
selalu dikerjakan dengan kedua tangan dan jari-jari rapat. Gosokan
kedua tangan dilakukan dengan arah yang berlawanan, satu menarik
dan yang satu mendorong, arahnya naik menuju jantung. Pengaruh
mekanis adalah aksi walken dalam membantu pemanasan badan
(warming up) dan sebagai manipulasi untuk mendeteksi kelainan-
kelainan akibat cedera. Pengaruh fisiologis adalah memberikan
rangsangan pada persyaratan dan jaringan di bawah kulit.

10
g) Vibration (Menggetarkan)
Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga jari
yang dirapatkan. Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari
ditekankan pada tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan
seluruh lengan tersebut. Getaran ini biasanya diberikan pada tempat-
tempat yang sensitive (peka), misalnya di lekuk bawah kepala,
sekeliling persendian, di sudut luar scapula, dsb. Vibration termasuk
manipulasi masase terapi dan sangat efektif untuk memacu
persyaratan dalam upaya penyembuhan. Manipulasi dapat dilakukan
beberapa kali, dan biasanya pada akhir masase keseluruhan tubuh
(general massage). Pengaruh mekanis dari aksi vibration adalah
merangsang (menstimulasi) pada organ-organ dalam yang penting.
Pengaruh fisiologis pada vibration adalah merangsang syaraf
vegetatif (tak sadar) pada alat-alat dalam melalui aksi pada bagian
luar.

11
h) Skin Rolling (Menggeser Lipatan Kulit)
Sering kali dilakukan untuk masase penyembuhan (terapi). Pada
tempat-tempat yang permukaannya sempit (kecil) dapat dikerjakan
dengan menggunakan satu tangan, sedangkan untuk tempat-tempat
yang lebar dikerjakan dengan kedua tangan secara bersama-sama.
Caranya dengan mencubit kulit, ibu jari didorongkan dan jari-jari
yang lain melangkah-langkah berjalan ke depan. Pengaruh mekanis
adalah aksi skin rolling dalam mempertinggi tonus otot dan
memperbaiki pertukaran zat serta peredaran darah di bawah kulit.
Pengaruh fisiologis dapat melepaskan kulit dari jaringan ikat dan
melebarkan pembuluh kapiler di bawah kulit.

i) Stroking (Mengurut).
Biasanya dilakukan dengan menggunakan ibu jari, kedua ujung jari,
tiga jari atau ke empat ujung jari yang dirapatkan kemudian dengan
tekanan menggerakkan jari-jari tersebut menyusur diantara kanan
dan kiri tulang belakang (inter vertebrae), antar otot (inter
musculair), antar iga (inter costae), dst. Manipulasi ini juga
merupakan teknik masase pengobatan yaitu untuk menemukan
kelainan-kelainan berupa pengerasan-pengerasan otot (miogelosen),
ketegangan-ketegangan atau benjolan-benjolan pada otot tersebut.
Pengaruh mekanis adalah aksi Stroking dalam melemaskan jaringan

12
sehingga sirkulasi darah dan pertukaran zat menjadi lancer dan baik.
Pengaruh fisiologis yaitu mempengaruhi syaraf vegtatif (syaraf tak
sadar) pada jaringan-jaringan di bawah kulit.
2) Manipulasi Pembantu Masase
Diantara kesembilan manipulasi pokok terdapat pula manipulasi lainnya
yang disebut manipulasi pembantu atau sekunder. Manipulasi ini dapat
berfungsi melengakapi dan menyempurnakan prosedur menipulasi
pokok. Manipulasi pembantu dapat dikatakan sebagai teknik
pengembangan (improvisasi) dari manipulasi pokok yang dilakukan
pada saat dan kondisi tertentu. Beberapa manipulasi pembantu yang
penting adalah :
a) Goncangan dan Memutar.
Manipulasi ini dilakukan dengan jari-jari membengkok mengambil
bagian bawah dan atas pada bagian yang berotot pada lengan atas
dan bawah, paha atau betis dan gerakan-gerakan kesamping
(kiri/kanan) dan keatas/kebawah. Manipulasi dilakukan dengan
irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dengan sangat
berdekatan. Bila gerakan dilakukan dengan baik, goncangan ini akan
melemaskan otot-otot, menambah fleksibilitas jaringan-jaringan,
menurunkan ketegangan saraf, dan menenangkan daerah yang
dimasase.
Teknik memutar dilakukan seperti halnya dengan goncangan, akan
tetapi dengan jari-jari tangan lurus dan telapak tangan ditekankan
lebih kuat pada jaringan (lokal) yang dimasase. Manipulasi memutar
ini bermanfaat bagi keseluruhan jaringan lunak di sekitar daerah
tersebut. Efek manipulasi memutar sama halnya dengan goncangan,
karena kedua-duanya dapat dikombinasikan sebagai variasi. Para
olahragawan menggunakan goncangan dan memutar dengan tujuan
melemaskan otot-otot pada waktu beristirahat (di sela-sela
pertandingan/turun minum) atau sesudah pertandingan.
b) Tekanan

13
Tekanan adalah prosedur kuno yang diberikan pada bagian yang
kecil atau lebih besar dari tubuh. Tekanan akan berubah secara teknis
berdasarkan luas daerah yang dimasase. Tekanan pada punggung
dilakukan dengan kekuatan pada akhir masase local (partial) atau
masase keseluruhan badan (general) dan indikasi hanya pada pasien
yang sehat dan kuat. Untuk melakukan manipulasi ini dipergunakan
telapak tangan dengan jari-jari lurus dilakukan pada kiri-kanan
tulang belakang (columna vertebralis) dalam posisi telungkup.
Tekanan dilakukan sekali atau berkali-kali pada tempat yang sama
tanpa intensitas yang berlebih-lebihan. Untuk melaksanakan tekanan
yang kuat akan tetapi hemat tenaga digunakan berat badan, yang
disalurkan pada telapak tangan melalui lengan yang lurus.
Tekanan yang dilakukan pada saraf adalah prosedur masase terapi,
yang dilakukan dengan menekan terus-menerus atau secara vibration
(menggetarkan) pada suatu pangkal saraf yang sensitif atau pada
cabang yang pokok.
c) Tarikan (Cubitan) dan Peregangan.
Tarikan dan peregangan adalah prosedur masase pada persendian dan
jaringan yang dilakukan pada akhir masase. Untuk melaksankan
tarikan, masseur/masseuse memegang dengan tangan sebelah di
bagian atas persendian dan tangan yang lain berada di bawah
persendian kemudian menarik secara bersama-sama menuju ke arah
centripetal (jantung). Menipulasi ini terdiri dari tarikan sederhana
yang biasanya dikombinasikan dengan vibration, terutama dalam
masase persendian untuk melawan gejala-gejala penurunan mobilitas
persendian dan pembesaran jaringan patologis di sekitar persendian,
terutama pada persendian tangan dan kaki.
Penarikan di samping kanan-kiri columna vertebralis cervicales
dilakukan pada posisi telungkup, posisi duduk dan berdiri dengan
mengangkatnya ke arah vertikal. Menipulasi tarikan dilakukan
dengan baik dan betul agar tidak menimbulkan memar dan rasa sakit
pada kulit. Peregangan adalah gerakan aktif atau pasif yang

14
menyempurnakan gerakan metodik dari persendian dalam hal latihan
(exercise) dan mempertahankan mobilitas. Tarikan dan peregangan
adalah manipulasi yang sangat berguna dalam masase olahrgawan,
terutama dalam mengembalikan fungsi cedera persendian dan otot.
d) Prosedur Masase Lainnya.
Prosedur masase lainnya adalah semua manipulasi baru atau variasi
baru dari beberapa prosedur kuno. Bentuk atau jepitan kulit disebut
pengangkatan otot-otot. Jepitan diberikan pada bagian yang berotot
dari anggota tubuh sedangkan pengangkatan otot-otot dilakukan pada
bagian belakang. Comotlah jaringan di bawah kulit dengan jari-jari
bahkan otot sampai batas elastisitas jaringan, kemudian biarkan lepas
dari genggaman. Manipulasi ini dilakukan dengan irama dari satu
tempat ke tempat lainnya pada bagian anggota tubuh yang
berotot/berdaging.
Prosedur masase yang ditulis di atas, dapat dilakukan satu persatu
atau dikombinasi. Biasanya friction dengan petrissage, tapotement
dengan stroking, goncangan dengan putaran, tekanan dengan
vibration atau tarikan dengan tekanan. Masase dibatasi menurut
keperluannya dan indikasinya dengan satu atau dua manipulasi
pokok, tetapi jika diperlukan dalam kondisi yang lebih luas, lebih
baik seluruh manipulasi pokok dikerjakan.
Dari manipulasi pokok yang dipakai dalam masase sistem Swedia,
khusus manipulasi tapotement, skin rolling dan stroking merupakan
manipulasi-manipulasi terapi (pengobatan). Dalam pelaksanaanya
ke-sembilan manipulasi pokok ini tidak selalu digunakan secara
keseluruhan, tetapi hanya dipakai beberapa manipulasi saja sesuai
kebutuhan. Sebagai contoh seseorang yang mengalami kekakuan
pada otot betisnya setelah mengikuti gerak jalan, maka masasenya
adalah dengan memeberikan manipulasi-manipulasi : Effleurage,
Petrissage, Walken, Shaking, Effleurage. Hanya 5 (lima) macam
manipulasi saja yang digunakan. Karena kekakuan otot setelah
melakukan gerak jalan jelas bukan merupakan suatu kelainan atau

15
cedera yang serius, tetapi karena tertimbunnya zat lelah (asam
laktat/asam susu) pada otot tersebut.
Dengan memberikan Effleurage (gosokan) diharapkan peredaran
darah akan menjadi lebih lancar, sehingga asam laktat dapat terserap
mengikuti peredaran darah balik (vena). Kemudian diberikan
Petrissage (pijatan) dimaksudkan agar kekakuan otot tersebut
menjadi lemas kembali dan pengangkutan sisa pembakaran menjadi
lebih lancer. Berikutnya diberikan Walken (gosokan melintang otot)
dengan maksud jika ada rangsangan yang terlalu besar pada
persyarafan dan terdapat kelainan jaringan di bawah kulit dapat
segera diketahui dan gerakan Walken akan menimbulkan efek panas
yang menyebabkan lancarnya pembuluh darah balik (vena). Setelah
itu diberikan manipulasi Shaking (goncangan) yang berguna untuk
menggendorkan, melemaskan otot dan merangsang (menstimulasi)
organ-organ tubuh sehingga dapat berfungsi kembali dengan baik
dan pertukaran zat-pun akan menjadi lebih lancar. Akhirnya diulang
kembali manipulasi Effleurage dengan maksud untuk mengadakan
re-check (memeriksa kembali) apakah masih ada kekakuan otot di
tempat tersebut atau tidak. Effleurage penutup, selain untuk
mengadakan re-check, juga untuk memeberikan rangsangan
tambahan untuk mempelancar peredaran darah dan menimbulkan
rasa nyaman pada pasien.

c. Akupresur
Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupuntur. Pada
prinsipnya, tujuan kedua perawatan ini tidak berbeda, tergantung dan jenis
keluhan. Keduanya dipakai untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh,
menekan hingga masuk ke sistem saraf. Jika dalam penerapan akupuntur
harus memakai jarum, maka dengan hanya memakai gerakan dan tekanan
jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus akupresur dapat
dilakukan (Harper, 2006).

16
Prinsip dari akupresur ini dikenal sebagai adanya aliran energi vital
di tubuh (dikenal dengan nama Chi atau Qi (Cina) dan Ki (Jepang).
Aliran energi ini sangat mempengaruhi kesehatan. Teknik
acupressure dilakukan dengan menekan titik tertentu (yang dikenal
dengan nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu
jari untuk menstimulasi aliran energi di meridian. Daerah atau lokasi
yang dilakukan penekanan ini disebut acupoint. Acupoint terletak di
seluruh tubuh, dekat dengan permukaan kulit dan terhubung satu
sama lain melalui jaringan yang komplek dari meridian. (Turana,
2004). Banyak ragam akurpresur telah berkembang seiring dengan
waktu.

a. Shiatsu
Secara harfiah kata shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu),
serangkaian penekanan menggunakan jari secara berirama,
keseluruh bagian tubuh sepanjang meridian energi. Terapi ini
juga termasuk peregangan dan tepukan. Titik-titik tekan hanya
disentuh antara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang
sekaligus menenangkan. Shiatsu adalah versi Jepang dari
akurpresur, dan kini menjadi semakin populer di dunia barat.
b. Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada
titik-titik akupuntur yang penting pada meridian dan jalur-jalur
yang terpilih, setiap titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini
dilakukan dalam keadaan meditatif untuk menyeimbangkan
“chi” sang energi vital.
c. Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik-
titik meridian. Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan
latihan pernafasan.
d. Tui-Na

17
Ini adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik-titik
akurpresur dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.
Beberapa titik akupresure
a. Titik Sanyinjiao (SP 6)
Tiga cun atau sekitar empat jari di atas malleolus internus, tepat
di ujung tulang kering
Organ: Limpa
Fungsi: Menurunkan Dismenore
Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran.
Waktu: 3-5 menit

b. Titik Sacral Points


(B27-B34)
Terletak pada daerah sakral atau disekitar tulang sacrum.
Organ : Kandung Kemih
Fungsi: Mengurangi sakit dismenore, pegal pinggang, nyeri
persalinan.
Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran.
Waktu: 3-5 menit

18
c. Titik Taichong/Daichong (LR3/LV3)
Terletak di proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I
dan II.
Organ : Hati
Fungsi: meredakan spasme, ketegangan dan kekakuan
Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran.
Waktu : 3-5 menit

a. SP 6 Sanyinjiao(sedate)
Terletak 3 cun di atas malleolus internus.

b. LR 3 Taichong(sedate)
Terletak proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I
danmetatarsal II.

19
Gambar2SP6Sanyinjiao(Hartono2012).

Gambar 3 LR 3 Taichong (Hartono 2012).

c. PC 6 Neiguan(sedate)
Terletak 2 cun diatas pergelangan tangan.

20
Gambar 4 PC 6 Neiguan (Hartono 2012).

d. Ll 11 Quchi(sedate)
Terletak pada lipat siku.

Gambar 5 Ll 11 Quchi (Hartono 2012).

e. Li 4 Hegu(sedate)
TerletakpadapertengahansisiradialosmetacarpalIIpadado

21
rsum manus.

Gambar 7 Li 4 Hegu (Hartono


2012).

f. Gb 20 Fengchi(sedate)
Terletak satu cun dari batas rambut belakang pada
sebuah lekukan.

22
Gambar 8 Gb 20 Fengchi (Hartono 2012).

g. St 9 Renying(sedate)
Terletak 1,5 cun dibelakang prominensia Ilaryngeus dan
di depanarteri carotis.

Gambar 9 St 9 Renying (Hartono 2012).

h. St 40 Fenglong(sedate)
Terletak satu jari lateral dari titik St 38.

23
Gambar 11 St 40 Fenglong
(Hartono 2012).

2.3. Indikasi
1. Chiropractic
a. Osteoporosis
b. Gejala neuropati (misalnya kehilangan sensasi atau kekuatan pada satu
atau lebih tungkai)
c. Sebelumnya pernah operasi tulang belakang
d. Stroke
e. Gangguan pembuluh darah

2. Massage
a. Meringankan rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka punggung,
nyeri otot, fibromyalgia, dan kegelisahan
b. Mengobati kelelahan, nyeri, mual, dan muntah pada penderita kanker
c. Membantu otak, saraf, dan perilaku bayi dengan berat lahir rendah agar
berkembang secara normal

24
d. Menghilangkan sembelit kronis
e. Mengontrol asma

3. Akupresur
a. Sakit kepala tipe tegang dan migren
b. Sakit gigi
c. Kesehatan sendi
d. Siku tangan
e. Pergelangan tangan dan tangan
f. Kesehatan tulang belakang
g. Kesehatan Sendi pinggul
h. Kesehatan Sendi lutut
i. Kesehatan pergelangan kaki
j. Kesehatan telapak kaki
k. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks
2.4 Kontraindikasi
1. Luka terbuka : Karena akan menyakitkan apabila dipijat
2. Luka bakar
3. Adanya tumor : Dikhawatirkan sel-sel tumor akan menyebar
4. Orang yang memiliki jumlah trombosit rendah atau kelainan darah (pijat
dapat menyebabkan memar apabila orang tsb mengalami gangguan
pembekuan darah maka bisa terjadi perdarahan internal)
5. Demam tinggi

2.5 Manfaat
a.Chiropractic
1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan terapi chiropractic
secara teratur lebih jarang mengalami pilek dan flu dan pun ketika
mengalaminya tidak akan terlalu parah.
2. Membantu mengelola nyeri
Chiropractic dapat membantu mengelola dan mengontrol rasa sakit serta
memperkuat otot-otot setelah mengalami cedera.

25
3. Menghindari efek samping akibat penggunaan obat
Karena didasarkan pada perawatan alami, chiropractic tidak memerlukan
obat-obatan kimia untuk menyembuhkan pasien. Penggunaan obat
kimia sering memiliki efek samping yang serius dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan lain.
4. Mendapatkan penanganan kesehatan tepat waktu
Karena chiropractic merupakan cara penanganan yang holistik, saat
melakukan pemeriksaan, seorang chiropractor mungkin menemukan
kondisi atau penyakit yang belum terdeteksi sebelumnya
b. Massage
1. Menghilangkan Stres
Pijatan yang lembut dan menyeluruh pada tubuh Minasan yang kaku dan
pegal bisa membuat kita menjadi lebih rileks
2. Melancarkan Sirkulasi Darah
Dengan gerakan yang tepat, proses pemijatan pada tubuh akan membantu
melancarkan sirkulasi darah. Biasanya, saat kita merasa stres dan lelah,
sirkulasi darah akan terhambat.
3. Memperbaiki Postur Tubuh
4. Menurunkan Tekanan Darah
Body massage membantu menjaga tekanan darah agar tetap normal
5. Melemaskan Otot Kaku
Pemijatan akan membuat otot menjadi lentur dan membuat tubuh terasa
lebih segar.
6. Mengurangi Ketegangan Kepala
Yaitu dengan melancarkan peredaran darah, dengan demikian darah yang
sampai di kepala pun tidak terhambat
7. Melancarkan Pernapasan
Dengan pemijatan yang tepat di area sekitar dada dan tulang rusuk, napas
pun menjadi lancar.
c. Akupresur
1. Disfungsi ereksi

26
Disebut juga dengan impotensi, merupakan kondisi di mana pria tidak
mampu mempertahankan atau bahkan mencapai ereksi untuk dapat
melakukan hubungan intim.
2. Mual dan muntah
Teknik akupresur dengan menekan pergelangan tangan dipercaya dapat
mengatasi dan mencegah mual serta muntah.
3. Meredakan rasa sakit
Selain mengatasi mual dan muntah, akupresur juga dipercaya dapat
meredakan rasa nyeri, seperti nyeri punggung, sakit kepala, atau nyeri
pasca operasi.
4. Bantu mengatasi efek kemoterapi
Seseorang yang melakukan kemoterapi umumnya akan merasakan
mual, kelelahan, atau bahkan stres.
5. Meredakan stres pada pasien cuci darah
Penderita penyakit ginjal tahap akhir dan sudah menjalani prosedur cuci
darah atau hemodialisis, umumnya akan terpengaruh oleh stres
psikologis dan fisiologis.

2.6 Hal- Hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi


1. Massage
a) Masase dapat dikerjakan pada saat akan memandikan pasien/saat mandi,
sebelum tidur atau bila pasien menghendaki
b) Masase dilakukan selama 5-10 menit
c) Efek relaksasi dapat dicapai maksimal bila masase dilakukan sesuai
dengan gerakan pernafasan
d) Perhatikan kemungkinan pasien alergi terhadap minya atau lotion
e) Hindari pemijatan pada area kemerahan, kecuali bila kemerahan tersebut
hilang waktu dimasase
f) Masase dapat juga dilakukan pada daerah leher,tangan dan kaki
g) Masase dapat merupakan kontraindkasi pada pasien imobilitas tertentu
yang dicurigai mempunyai gangguan penggumpalan darah.

27
2. Menyusun manipulasi massage
Susunan manipulasi untuk pemulihan (reconditioning) pada tungkai
bawah:
a) Touch dan superficial stroking untuk kontak pertama dan memberikan
alat pelicin, secukupnya.
b) Effleurage secukupnya kira – kira 5 menit
c) Tiga macam manipulasi compression masing-masing 2 kali.
d) Stroking penyelang 3 kali
e) Friction spiral dan circulary
f) Stroking penyelang 3 kali
g) Tapotement halus 3 macam secukupnya
h) Vibration dan shaking secukupnya.
i) Superfisial strokinb untuk menyelesaikan massage
3. Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi
serileks mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami
ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang
diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks
akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan
mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan, ketegangan dan
kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang jika seorang pasien
diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru menimbulkan ketegangan pada
anggota tubuhnya, hal ini timbul karena ada perasaan cemas, takut sakit atau
asing terhadap keadaan sekitarnya.
Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks
selama perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan
manipulasi dengan sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu
anggota badan ke atas dan kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada
ketegangan, maka pasien diminta berbaring lagi seakan-akan tidak
bertenaga sama sekali.

28
Pasien harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan diharapkan
tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan terdapat banyak
ventilasi. Selain itu selama di masase, bagian tubuh yang tidak di masase
harus ditutup atau diselimuti.
Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi
nyaman dan efek massage dapat dirasakan secara maksimal.
Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan masase antara lain :
a. Posisi Tidur Telungkup
Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di
samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas
bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat
melibatkan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat
bangku masase yang lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan
pada bagian yang berlubang dengan hiasan dibawah sebagai penyegar
pandangan (misalnya : bunga segar yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai ke
bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga
terjadilah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di samping
badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke atas.
Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki : engkel) tidak
terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan
guling di bawah kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya
tinggi dapat digunakan cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi bangku
masase dengan diberi alas bantal tipis atau handuk yang dilipat, dan
apabila pada posisi telungkup ada pasien yang merasa sakit pada daerah
lutut, berilah alas berupa handuk atau bahan lain, sehingga tempurung
lutut akan terlindungi.
b. Posisi Tidur Telentang
Untuk memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur
telentang dan lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal
yang tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan guling atau gulungan

29
handuk di bawah lutut untuk menghindari rasa sakit pada saat
melakukan tekanan pada paha bagian depan (quadriceps).
c. Posisi Duduk
Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi,
sedangkan pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan,
leher dan kepala dalam keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh yang
kontraksi sedikitpun.Tempat duduk yang baik adalah bangku
masase, tetapi jika tidak ada dapat memakai kursi biasa yang
kerangkanya memenuhi syarat secara otomatis, dan sikap
masseur/masseuse pada saat memasase dalam posisi berdiri.

4. Penggunaan Bahan Pelicin


Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam melakukan
masase, antara lain :
a) Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi
(almond,
b) lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
c) Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll.
d) Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
e) Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
f) Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
g) Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.
Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di atas, maka
ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a) Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan
rheumason karena
b) Panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas
yang berlebihan
c) Dan rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga
mengganggu pasien.
d) Tidak terlalu cepat menguap.

30
e) Selesai masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan
sampai banyak pelicin yang tertinggal pada kulit.
Catatan :Sebagai terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam
membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah
sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat hati-
hati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama.
5. Penggunaan alat-alat massage
- Ruangan massage, dilengkapi dengan ventilasi yang baik tapi tidak
terlalu berangin.Dilengkapi dengan :
a. Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan
kecil serta sprei.
b. Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septic
dan handuk.
c. Gunting kuku, alat P3K dan obat lain yang diperlukan.
d. Bahan pelicin : parafine oil, cfream massage atau bedak higienis.
- Perlengkapan untuk pasien.
a. Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak di massage.
b. Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.
- Tata tertib massage.
a. Sebelum massage, sprei dilipat ke bawah kasur, pasien di tidurkan
di bangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Massaeur
mencuci tangan, dikeribgkan dan dihangatkan, kuku harus pendek
dan tanpa perhiasan di tangan.
b. Selama massage, Bagian badan yang tidak dimassage harus ditutup
dengan handuk besar
c. Selesai massage, Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil,
setelah massage general
d. pasien diberi waktu istirahat 10 - 15 menit.

Akupresur
a) Hindari melakukan pemijatan pada daerah kulit yang luka,
bengkak atau trauma lainnya

31
b) Setiap titik yang dipijat, perawat harus mengkaji respon klien,
apabila klien merasa terlalu sakit maka kurangi penekanan
c) Mempertahankan komunikasi terapiutik kepada pasien
d) Pada kasus pasien-pasien yang mempunyai riwayat penyakit
tertentu (darah tinggi, dll)

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik.
Manipulative and body-based practices (Praktek manipulatif dan berbasis
tubuh) berfokusterutama pada struktur dan sistem tubuh, termasuk tulang dan
sendi, jaringan lunak, dan peredaran darah dan sistem limfatik. Beberapa
praktek yang berasal dari sistem tradisional obat, seperti dari China, India,
atau Mesir, sementara yang lain dikembangkan dalam 150 tahun terakhir
(misalnya, manipulasi chiropractic dan lain-lain).Terapi komplementer
termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh
pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi
kesehatan dan kesejahteraan. Fokus terapi memandang manusia
sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).

3.2 Saran
Untuk tenaga kesehatan disarankan untuk memperhatikan kondisi pasien
dan kontrainikasi yang tidak boleh dilakukan dalam tindakan Body
Manipulasi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Hadi dan Kris Pranarka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi.J akarta : Salemba Medika
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika
Purwanto, B. 2013.Herbal dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sudarsini. 2015. Teori dan Praktik Massage untuk Kesegaran Jasmani. Malang:
Gunung Samudra.

Tarigan, C., Julita 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional
dan
Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC

Wall dan Murray.1994. Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV.


Bintang Warli Artika

34

Anda mungkin juga menyukai