Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrak

Kontrak dalam pengertian luas sering dinamakan juga perjanjian, meskipun


demikian istilah kontrak dan perjanjian memiliki arti yang hampir sama. Kontrak adalah
peristiwa dua orang atau lebih untuk saling berjanji dalam melakukan atau tidak
melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya diadakan secara tertulis. Para pihak yang
melakukan kesepakatan wajib untuk mentaati dan melaksanakan, sehingga perjanjian
tersebut menimbulkan hubungan hukum yang disebut perikatan (verbinteins).
Dikarenakan kontrak tersebut adalah kontrak yang sah.

Kemudian Menurut Pasal 1313 KUH Perdata. “Suatu persetujuan adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
atau lebih. R Subekti mengemukakan perjanjian adalah “suatu peristiwa dimana seorang
berjanji kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
sesuatu hal. “Menurut Salim MS, Perjanjian adalah “hubungan hukum antra subjek yang
satu dengan subjek yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum yang
satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban untuk
melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah disepkatinya”

2.2 Syarat Sahnya Kontrak

Menurut pasal 1320 KUH Perdata kontrak adalah sah apabila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :

a. Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak dapat dibatalkan, meliputi
:
1. Kecakapan untuk membuat kontrak (dewasa dan tidak sakit ingatan)
2. Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya
b. Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi hukum,
meliputi :
1. Suatu hal (objek) tertentu
2. Sesuatu sebab yang halal

Adapun akibat dari tidak terpenuhinya satu atau lebih dari syarat sahnya
perjanjian adalah :

a. Batal demi hukum


Dalam hal ini perjanjian tersebut dianggap tidak pernah sah dan tidak
pernah ada, dalam hal ini jika tidak terpenuhi syarat objektif yaitu syarat perihal
tertentu dan syarat kuasa yang diperbolehkan.
b. Dapat dibatalkan

1
Dalam hal ini, perjanjian tersebut baru dianggap tidak sah jika dibatalkan
oleh yang berkepentingan, jika terpenuhi syarat subjektif yaitu tercapainya kata
sepakat dan kecakapan berbuat.
c. Perjanjian tidak dapat dilaksanakan
Dalam hal ini, perjanjian tidak dapat dilaksanakan karena perjanjian ini
dengan syarat pengguhan. Dan syarat tangguhan belum bisa dilaksanakan atau
terwujud.
d. Dikenakan sanksi administrative.
Dalam hal ini, adanya sanksi adminstrative terhadap salah satu atau kedua
belah pihak yang mengadakan perjanjian karena tidak terpenuhinya syarat
perjanjian, tetapi tidak mengakibatkan batalnya suatu perjanjian tersebut.

2.3 Asas Dalam Berkontrak

Menurut pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata menyatakan bahwa perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari
bunyi pasal tersebut sangat jelas terkandung asas :

a. Konsensualisme
Maksudnya adalah bahwa pada asasnya suatu perjanjian atau perikatan yang
timbul atau lahir adalah sejak detik tercapainya sepakat mengenai hal-hal pokok dan
tidak diperlukan suatu formalitas. Ini berarti bahwa perjanjian itu lahir sejak kata
sepakat telah tercapai, walaupun dalam pelaksanaannya. Undang-undang menetapkan
tetap adanya suatu formalitas tertentu. Misalnya adanya keharusan menuangkan
perjanjiankedalam bentuk tertulis atau dengan akta notaris. Sedangkan guna
perjanjian dituangkan dalam bentuk tertulis yaitu adalah dalam hal sebagai alat bukti.
b. Kebebasan Berkontrak
Maksudnya adalah bahwa setiap orang bebas mengadakan perjanjian apa saja
baik sudah ataupun belum diatur oleh Undang-undang, bebas untuk tidak
mengadakan perjanjian, bebas untuk mengadakan perjanjian dengan siapa pun dan
juga bebas untuk menentukan isi, syarat, dan luasnya perjanjian. Kebebasan dalam
asas ini asalkan tidak melanggar ketentuan Undang-undang, tidak melanggar
kepentingan umum dan kesusilaan.

2.4 Macam-macam kontrak

a. Perjanjian kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang bisa dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank (kreditor) dengan pihak lain (debitor) yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2
Dari uraian diatas dapat dibedakan dua kelompok perjanjian kredit yaitu :
 Perjanjian kredit uang. (contoh : perjanjian kartu kredit )
 Perjanjian kredit barang. (contoh : perjanjian sewa beli, perjanjian sewa
guna usaha)
b. Perjanjian Leasing (kredit barang)
Leasing berasal dari kata keas (dalam bahasa inggris) adalah perjanjian
yang pembayarannya dilakukan secara angsuran dan hak milik atas barang itu
beralih kepada pembeli setelah angsuran lunas dibayar ( Keputusan Menteri
Perdagangan No. 34/KP/11/1980)
Ciri-ciri pokok leasing :
 Hak milik atas barang baru beralih setelah lunas pembayaran, berarti
selama kurun waktu kontrak berjalan hak milik masih menjadi hak lessor.
Hal ini berbeda dengan perjanjian pembiayaan untuk jual beli barang.
 Sewaktu-waktu lessor dapat membatalkan kontrak bila lessee lalai.
 Leasing bukan perjanjian kredit murni, namun cenderung perjanjian kredit
dengan jaminan terselubung.
 Ada registrasi kredit dengan tujuan untuk melahirkan sifat kebendaan dari
perjanjian jaminan.
c. Perjanjian Keagenan dan Distributor
Agen adalah perusahaan nasional yang menjalankan keagenan, sedangkan
keagenan adalah hubungan hukum antara pemegang merk(principal) dan suatu
perusahaan dalam penunjukan untuk melakukan perakitan / pembuatan /
manufaktur serta penjualan / distribusi barang modal atau produk industri tertentu.
Hubungan hukum keagenan
Hubungan hukum antara agen dengan principal merupakan hubungan
yang dibangun melalui mekanisme layanan lepas jual, disini hak milik atas
produk yang dijual oleh agen tidak lagi berada pada principal melainkan sudah
berpindah kepada agen, karena pada prinsipnya agen telah membeli produk dari
principal.
d. Perjanjian Franchising dan Lisensi
Franchise adalah pemilik dari sebuah merk dagang, nama dagang, sebuah
rahasia dagang paten, atau produk (biasanya disebut “franchisor”) yang
memberikan lisensi ke pihak lain biasanya disebut (franchisee) untuk menjual
atau member pelayanan dari produk dibawah nama franchisor. Franchisee
biasanya membayar semacam fee (royalti) kepada franchisor terhadap aktifitas
yang mereka lakukan. Franchisee dan franchisor merupakan dua pihak yang
terpisah satu dengan yang lainnya.

2.5 Penyebab berakhirnya kontrak bisnis

Terdapat 10 sebab berakhirnya kontrak bisnis

3
1. Pembayaran : dimaknai oleh dengan pemenuhan prestasi secara sukarela oleh
debitor
2. Penawaran pembayaran tunai dengan diikuti penitipan : dimaknai dengan
adanya keinginan memenuhi prestasi oleh debitor yang tidak ditanggapi oleh
pihak kreditor.
3. Pembaharuan utang atau novasi : dimakna dengan hapusnya kontrak lama
seiring dengan disepakatinya kontrak baru. Menurut pasal 1430 KUHP
perdata, novasi dibedakan menjadi 3, yakni : novasi objektif, novasi subyektif
pasif, novasi subyektif.
4. Perjumpaan utang atau Kompensasi dimaknai dengan suatu keadaan dimana
dua orang atau lebih saling memiliki utang piutang secara timbal balik.
5. Persatuan utang : maksudnya adalah perbuatan hukum dimana kreditor dan
debitor bersatu.
6. Pembebasan utang dimaknai dengan perbuatan hukum dimana kreditor
melepaskan haknya untuk menagih kepada debitor.
7. Pembatalan kontrak dimaknai dengan adanya tindakan wanprestasi dari
debitor, terdapat 3 syarat untuk terjadinya pembatalan kontrak, yakni : a.
kontrak harus bersifat timbal balik; b. Harus ada tindakan wanprestasi; c.
Harus dengan keputusan Hakim.
8. Berlakunya syarat batal dan ini terjadi pada kontrak bersyarat dengan syarat
membatalkan (conditional agreement)
9. Musnahnya objek kontrak, maksudnya objek yang menjadi inti dari kontrak
ternyata tidak ada.
10. Kadaluarsa atau lewat waktu, adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu
atau untuk dibebaskan dari suatu tuntutan dengan lewatnya waktu tertentu dan
atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Jangka waktu tersebut
biasanya 30 tahun. lewat waktu ada 2 jenis, yaitu : lewat waktu untuk
memperoleh hak dan lewat waktu untuk dibebaskan suatu tuntutan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

4
Kontrak (perjanjian) adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. Syarat
Sahnya Kontrak yaitu Syarat subjektif dan Syarat objektif adapun Asas dalam Berkontrak :
Konsensualisme, Kebebasan berkontrak, Pacta sunt servada. Macam-macam kontrak yaitu
Perjanjian Kredit, Perjanjian Leasing (kredit barang), Perjanjian Keagenan dan Distributor dan
Perjanjian Franchising dan Lisensi adapun Perjanjian. Adapun penyebab berakhirnya kontrak
adalah pembayaran, penawaran, pembaharuan utang, perjumpaan utang, persatuan utang,
pembebasan utang dan kadaluarsa waktu kontrak.

Anda mungkin juga menyukai