Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK

PEMBUATAN MINYAK BIJI DURIAN DENGAN METODE MASERASI

Dosen Pengampu : Sulvi Purwayantie STP. MP

DISUSUN OLEH

ASTINA C1061161029

JIHAN RENIKA SARI C1061161032

OLIVIA FENY C1061161037

YUNI FEBRIYANTI C1061161038

GUNAWAN C1061161040

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan pratikum yang berjudul
“Pembuatan minyak biji Durian dengan metode Maserasi” ini selesai tepat pada waktunya..

Kami menyadari bahwa laporan pratikum ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan pratikum ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Pontianak, 29 maret 2019

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Tujuan Pratikum ........................................................................................................................ 6
BAB II .......................................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................................. 7
2.1 Durian (Durio zibethinus Murr) ............................................................................................ 7
2.1.1 Kandungan Gizi Biji Durian .................................................................................................. 8
BAB III....................................................................................................................................................... 10
METODELOGI ........................................................................................................................................ 10
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ............................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................................................... 10
3.3 Prosedur Kerja .......................................................................................................................... 10
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 12
4.1 Hasil............................................................................................................................................ 12
4.2 Pembahasan ............................................................................................................................... 12
BAB V ........................................................................................................................................................ 14
PENUTUP.................................................................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 15
LAMPIRAN............................................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Minyak lemak merupakan makanan yang penting tidak hanya karena nilai kalori
tinggi, tetapi juga karena bermanfaat bagi pelarut vitamin~vitamin dalam tubuh makluk
hidup. Disamping kegunaan sebagai bahan makanan, minyak lemak dari biji tumbuhan
juga digunakan untuk pernbuatan sabun, kosmetik, pelarut dan cat. Lemak dan minyak
lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda
susunan asam lemak maupun kadarnya. Sebagai alternatif untuk menekan jumlah
kolesterol yang terdapat dalam lemak hewani yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai
macam penyakit dapat digunakan minyak yang berasal dari tumbuh.-tumbuhan yaitu
minyak nabati, yang berisi asam lemak tidak jenuh (Winarno, 1997) Lemak dan minyak
lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Selain itu lemak dan minyak lemak juga merupakan sumber energi yang lebih
efektif disbanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak lemak
dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal.
Lemak atau minyak lemak khususnya yang berasal dari nabati, mengandung asam-asam
lemak esensial seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakhidonat
yang dapat mencegah timbulnya gejala seperti artherosclerosis karena penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol pada pembuluh darah (Laurentina, 1999)
Dengan semakin meningkatnya produksi buah durian mendorong perlunya dilakukan
penelitian untuk mengetahui kandungan minyak lemak dalam biji durian sehingga
diketahui mutu minyak lemak sebagai alternatif sumber minyak lemak baru, dengan
memanfaatkan limbah biji durian. Durian, di Indonesia merupakan sumber buah-buahan,
merupakan tanaman yang dibudidayakan, termasuk familia bombaceae, genus Durio dan
Spesies Durio zibethinus, Murr. yang tumbuh di daerah tropik. (Pulle, 1950 dan Steenis
1975). Tanaman durian mempunyai nilai ekonomi bagi petani, daging buahnya dapat
dimakan, batangnya digunakan untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, cairan akar
diminum untuk obat penyakit demam, air rebusan campuran antara akar dan daun dipakai
mandi oleh penderita penyakit demam. Sedangkan biji durian dapat dimakan setelah
direbus atau dibakar lebih dahulu,atau sebagai kripik biji durian (Sunarjono, 1999). Lemak

4
dan minyaknya, dapat disari dari sel dan jaringan dengan pelarut non polar seperti
kloroform, eter, benzena dan heksan. Dalam pengertian seharl-hari lemak merupakan
bahan padat pada suhu kamar, sedang minyak lemak dalam bentuk cair pada suhu kamar,
tetapi keduanya terdiri dari molekul-molekul trigliserida. Dalam lemak atau minyak lemak
ditemukan asam lemak jenuh seperti asam palmitat dan asam stearat, sedangkan asam
lemak tidak jenuh adalah oleat, linoleat, linolenat dan arakhidat. Minyak lemak merupakan
bahan cair yang disebabkan oleh rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya
kandungan asam lemak tak jenuh dengan satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom C-
nya sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno, 1997). Sifat fisika minyak
lemak, mempunyai warna yang beragam. Sifat fisis lainnya adalah titik lebur,
polimorfisme, titik didih, titik lunak, slipping point, shot melt point, bobot jenis, indeks
bias, titik asap, titik nyala, titik api dan titik kekeruhan. Sifat-sifat fisis ini spesifik untuk
minyak lemak yang berbeda (Kataren, 1986). Pada umumnya asam lemak jenuh dari
minyak mempunyai rantai lurus monokarboksilat dengan jumlah atom karbon genap.
Reaksi umum dari minyak dan lemak adalah hidrolisis, oksidasi dan hidrogenasi pada
ikatan rangkapnya, bahkan pecah menjadi asam organik yang lebih pendek rantainya lebih-
lebih adanya media air (Cillard dkk, 1983; Lobutza, dkk, 1967). Lemak dalam jaringan
hewan terdapat pada jaringan adiposa. Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul
gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi
karbohidrat dalam.proses respirasi (Winarno, 1997). Minyak lemak adalah unsur diet yang
sangat penting karena nilai energinya tinggi mengandung asam lemak esensial dan
pembawa vitamin yang terlarut dalam lemak. Lemak tubuh merupakan sumber energy
yang efisien, penyekat panas potensial secara langsung dalam jaringan subkutan, penyekat
listrik pada saraf bermielin. Dengan sifatnya yang tak campur air menjadikan lemak
merupakan bentuk paling ideal untuk menyimpan energi (Martin, 1987).

Walaupun minyak lemak merupakan sumber energi tetapi bila dikonsumsi secara
berlebihan akan menyebabkan kegemukan, dan menyebabkan berbagai efek yang tidak
diharapkan seperti hiperlipidemia, hiperkolesterolamia, arterosklerosis, dan kardiovaskuler
(Sihadi, 1999, Simatupang, 1997, dan Soegih, 1998). Minyak lemak dalam Farmakope
Edisi IV (Anonim, 1995), mempunyai persyaratan tertentu agar dapat digunakan sebagai
bahan makanan maupun pelarut obat, karena itu penelitian ini selain mengidentifikasi juga

5
menguji persyaratan dan dibandingkan dengan persyaratan yang diharuskan Sedangkan
analisis komposisi asam lemak dapat digunakan kromatografi gas dengan metode Paradis
dan Nawar (1981).

1.2 Tujuan Pratikum


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara esktraksi
minyak biji durian dengan metode maserasi.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Durian (Durio zibethinus Murr)


Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang
telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai buah saja.
Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman durian adalah salah satu jenis buah tropis
asli Indonesia (Rukmana, 2001). Sebelumnya durian hanya tanaman liar dan terpencar-
pencar di hutan raya "Malesia", yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan
Kalimantan. Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke
seluruh Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan.
Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena pola kehidupan masyarakat saat itu tidak
menetap. Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini kepada
masyarakat yang sudah hidup secara menetap (Setiadi, 2008). Tanaman durian di habitat
aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas (tropis). Pengembangan budidaya
tanaman durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah sampai ketinggian 800
meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah, suhu udara antara 25-32o C,
kelembaban udara (rH) sekitar 50- 80%, dan intensitas cahaya matahari 45-50% (Rukmana,
2001). Klasifikasi ilmiah tanaman durian dapat dilihat pada tabel berikut:

Buah khas daerah tropis ini termasuk ordo Malvaceae, family Bombacaceae, dan genus
Durio. Kostermans mencatat ada 27 spesies durian. Sejumlah 19 spesies ditemukan di
Kalimantan, 11 di Semenanjung Malaka, 7 di Sumatera dan 1 di Myanmar. Dari sekian
banyak spesies itu, yang bisa dimakan hanya tujuh. Spesies lain tidak bisa dikonsumsi

7
karena berbagai sebab, sepert rasa yang tidak enak, buah terlalu kecil, atau daging buah
tidak ada. Tujuh spesies durian yang bisa dimakan itu terdiri dari: Durio zibethinus
(durian), Durio kutejensis (lai), Durio oxleyanus (kerantongan), Durio dulcis (lahong),
Durio graveolens (labelak), Durio grandiflorus (durian monyet), serta Durio testudinarium
(durian kura-kura). Dari ketujuh spesies itu hanya Durio zibethinus yang paling banyak
dibudidayakan karena buahnya enak (Untung, 2008). Di Indonesia, ada 21 kultivar durian
unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu: petruk, sukun, sitokong, kani, otong, simas,
sunan, sihijau, sijapang, siriwig, bokor, perwira, sidodol, bantal mas, hepe, matahari, aspar,
sawah mas, raja mabah, kalapet, dan lai mansau (Untung, 2008).
Buah durian berbentuk bulat, bulat panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu. Buah
yang sudah matang panjangnya sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, beratnya sebagian
besar berkisar antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5-7 ruang yang didalamnya terletak 2-
5 biji. Biji terbungkus oleh daging buah, dimana daging buah tersebut strukturnya tipis
sampai tebal yang berwarna putih, kuning, atau kemerahmerahan dan merah tembaga.
Besar kecilnya ukuran biji, rasa, tekstur dan ketebalan daging buah tergantung varietas
(Barus, 2008). Daging buah strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau
kemerah-merahan atau juga merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai
kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang 1 cm.
Tiap pohon durian dapat menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan hingga 200 buah,
terutama pada pohon durian berumur tua (Rukmana, 2001).
2.1.1 Kandungan Gizi Biji Durian
Biji durian berbentuk bulat-telur, berkeping dua (dikotil), berwarna putih
kekuning-kuningan atau coklat muda. Tiap rongga terdapat 2-6 biji atau lebih.
Biji durian merupakan alat atau bahan perbanyakkan tanaman secara generatif,
terutama untuk batang bawah pada penyambungan (Tim Bina Karya Tani,
2008). Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga
berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan makanan atau bahan baku pengisi
farmasetik, contohnya pati biji durian diketahui dapat digunakan sebagai bahan
pengikat dalam formulasi tablet ketoprofen (Jufri, 2006). Berikut adalah
kandungan gizi yang terdapat dalam biji durian:

8
9
BAB III

METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Pratikum dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2019 dilaboratorium Kimia Pangan
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1.Oven
2.Timbangan analitik
3.Soxhlet
4.Loyang
5.Spinbar
6.Labu Erlenmeyer
7.Gelas beaker
8.Blender
9.Kertas saring
10. Hot plate
11. Almunium foil
3.2.2 Bahan
1.PE (Petroleum eter)
2.Es batu
3.Biji Durian kering

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Preparasi Bahan
1. Siapkan biji durian kering, dan timbang sebanyak 200 g
2. Kecilkan ukuran biji durian yang sudah di keringkan, dan di blender
3. Setelah di blender jadi bubuk biji durian kemudian masukan ke labu erlenmeyer
dan tutup rapat menggunakan alumunium foil.

10
4. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan PE dengan metode soxhlet
3.3.2 Pembuatan PE
1. Siapkan alat dan bahan seperti perangkat soxhlet, 2 buah es batu, dan 200 ml
pertamax.
2. Kemudian es batu masukan kedalam labu alas bulat dan pertamax dimasukan
dalam boiling flask.
3. Setelah selesai dirakit soxlet tersebut tunggu kondensor dingin terlebih dahulu.
4. Pada suhu pertama ke 50oC naikkan tombol ke- 2.
5. Pada suhu ke 60-69 oC turunkan tombol ke-1.
6. Pada ke 70 turunkan ke tombol 0 ( matikan ).
7. Suhu tersebut dijaga hingga menghasilakan pelarut petroleum eter yang
dibutuhkan.
3.3.3 Maserasi Bahan
1. Tuangkan PE kedalam labu Erlenmeyer yang berisi bubuk biji durian kemudian
homogenisasi kan.
2. Masukan spinbar ke dalam labu Erlenmeyer yang bertujuan untuk
mempermudahkan putaran bahan sehingga mudah untuk memekatkan bahan.
3. Letakan labu Erlenmeyer diatas hot plate selama 3 hari .
4. Lakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring hingga menghasikan
minyak yang belum murni kemudian ukur minyak tersebut.
5. Rendemen yang dihasilkan ditimbang.
6. Masukkan minyak yang belum murni tersebut dan rendemen biji durian ke
oven pada suhu 60oC selama 24 jam.
7. Ukur kembali minyak yg dihasilkan setelah dioven dan timbang kembali
rendemen yang telah dioven.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Setelah melewati proses maserasi dan pengovenan dari hasil homogenisasi 200 gr bubuk biji durian kering
dan 250 ml Petroleum Eter (PE) maka didapatkan minyak biji durian sebanyak < 3 ml dan rendemen tepung
biji durian sebanyak 35 gr. Kenapa minyak yang di hasilkan dari biji durian sangat sedikit? Itu karena
kandungan terbesar didalam biji durian didominasi oleh air dan karbohidrat sementara kandungan
lemak sengat sedikit sekali yaitu hanya ± 0,2 – 0,4 gr per 100 gr biji durian.seperti pada tabel
berikut.

12
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kandungan karbohidrat pada biji durian sangat tinggi yaitu 47,6
gram per 100 gram biji segar, sedangkan bila dimasak menjadi 48,2 gram. Amilum (karbohidrat)
berbentuk polisakarida yang dapat dipecah menjadi glukosa. Glukosa tersebut akan difermentasi
menjadi etanol. Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi
sebagai alternatif pengganti bahan makanan atau bahan baku pengisi farmasetik, contohnya pati
biji durian diketahui dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam formulasi tablet ketoprofen
(Jufri, 2006). Winarti (2006), menyebutkan bahwa biji durian, bila ditinjau dari komposisi
kimianya, cukup berpotensi sebagai sumber gizi, yaitu mengandung protein 9,79%, karbohidrat
30%, kalsium 0,27% dan fosfor 0,9% (Wahyono, 2009).

13
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan minyak biji durian dapat disimpulkan bahwa minyak biji durian yang
dihasilkan setelah proses maserasi dan pengovenan sangatlah sedikit, hanya sebanyak < 3 ml
saja dari total 200 gr bubuk biji durian kering dan 250 ml Petroleum Eter (PE) . hal tersebut di
sebabkan karena kandungan tertinggi dari biji durian merupakan 30 % karbohidrat dan 51,1 gr
air dari 100 gr biji durian sehingga hanya terdapat 0,2 gr lemak saja .

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar dan Afrisanthi. (2007) Pemanfaatan Tepung Biji Durian Menjadi Glukosa Cair
Melalui Proses Hidrolisa Dengan Menggunakan Enzim α-amilase. Jurnal Teknik Kimia,
4(2) : 10 – 13

Cornelia Melanie,dkk.(2013) PEMANFAATAN PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus


Murr.) DAN PATI SAGU (Metroxylon sp.) DALAM PEMBUATAN BIOPLASTIK, J. Kimia
Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29

Eni,dkk. (2001) KANDUNGAN ASAM LEMAK DALAM BIJI DURIAN (Durio zibethinus,
Murr), Majalah Farmasi Indonesia, 12(2), 65-71, 2001

Hermiatun Yovita,dkk. PEMANFAATAN LIMBAH BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)


SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE ALTERNATIF MELALUI PROSES
FERMENTASI OLEH JAMUR Rhizopus oligosporus, ISSN e-journal 2579-7557
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai