Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Metodologi Penelitian – CA
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
BAB 14
PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari
percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil
bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan
oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Untuk menguji hipotesis peneliti harus:
a) Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati
apabila hipotesis tersebut benar.
b) Memilih metode-metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan,
eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah
akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak, dan
c) Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk
menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
Type Kesalahan 1, Kesalahan 2 dan Kekuatan Statistik
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa dalam menaksir populasi berdasarkan data sampel
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu:
a. Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan a.
b. Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya
ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan b.
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima
hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
Hubungan Antara Keputusan Menolak atau Menerima Hipotesis
Keadaan Sebenarnya
Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Tidak membuat
Terima hipotesis Kesalahan tipe II (b)
kesalahan
Tolak hipotesis Kesalahan tipe I (a) Tidak membuat kesalahan
Memilih Pengujian Statistik yang Tepat
Statistical navigator adalah suatu sistem pakar yang merekomendasikan satu atau lebih prosedur
statistic setelah mengumpulkan informasi mengenai sasaran (yaitu, tujuan analisis misalnya
untuk memahami buhungan antara dua variabel), dan data (yaitu, kategori, skala). Statistical
navigator merupakan panduan bagi mereka yang tidak menguasai statistic tetapi ingin
memastikan bahwa mereka memaki teknik statistik yang tepat.
Adapun dalam penggunaannya statistical navigator dijumpai dalam membuat keputusan yang
berkaitan dengan berbagai aspek desain penelitian antara lain; sifat studi, horizon waktu, jenis
studi, situasi studi, unit analisis, desain pengambilan sampel, metode pengumpulan data, dan
lain-lain.
Pengujian Rata-Rata Sampel Tunggal
Pengujian rata-rata sampel tunggal digunakan ketika kita ingin mengetahui apakah sampel kita
berasal dari populasi tertentu tetapi kita tidak memiliki informasi populasi yang tersedia bagi
kita. Sebagai contoh, kita mungkin ingin tahu apakah nilai ujian sampel mahasiswa tertentu
mirip atau berbeda dari nilai ujian mahasiswa pada umumnya. Berikut bentuk hipotesisnya:
Pengujian rata-rata sampel tunggal terbagi menjadi dua bagian, yaitu One sample means Z test
atau Uji z rata-rata sampel tunggal dan One sample means t test atau Uji t rata-rata sampel
tunggal.
Pengujian Dua Sampel Rata-Rata Berpasangan
Dua sampel berpasangan artinya sampel dengan subjek yang sama namun mengalami
dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Pengujian ini dilakukan pada waktu
Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan sesudah
Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
o Satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
o Merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
o Berasal dari populasi dgn distribusi normal (di populasi terdapat distribusi
difference = d yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
Pengujian Dua Sampel Rata-Rata tidak Berpasangan
Pengujian ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua group yang tidak berhubungan
satu dengan yang lain, apakah kedua group tersebut mempuyai rata-rata yang sama ataukah tidak
secara signifikan. Data kuantitatif dengan asumsi data berdistribusi normal dan jumlah data
sedikit yakni di dibawah 30.
ANALISIS REGRESI
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lain.
Ada beberapa tujuan penggunaan analisis regresi, antara lain:
Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasari pada nilai
variabel bebas.
Menguji hipotesis karakteristik dependensi.
Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel
bebas diluar jangkauan sample.
Regresi dengan Variabel Dummy
Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang
bersifat kualitatif (misal: jenis kelamin, ras, agama, perubahan kebijakan pemerintah, perbedaan
situasi dan lain-lain). Variabel dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinu.
Variabel dummy hanya mempunyai 2 (dua) nilai yaitu 1 dan nilai 0, serta diberi simbol D.
D = 1 untuk suatu kategori (wanita, Batak, Islam, damai dan sebagainya).
D = 0 untuk kategori yang lain (pria, Jawa, Kristen, perang dan sebagainya).
Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara
masing-masing variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas biasanya terjadi
ketika sebagian besar variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Adapun
indikasi terdapat masalah multikolinearitas dapat kita lihat dari kasus-kasus sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang tinggi (signifikan), namun nilai standar error dan tingkat signifikansi
masing-masing variabel sangat rendah.
b. Perubahan kecil sekalipun pada data akan menyebabkan perubahan signifikan pada
variabel yang diamati.
c. Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis, misalnya variabel yang
seharusnya memiliki pengaruh positif (nilai koefisien positif), ditunjukkan dengan
nilai negatif.
Untuk melihat indikasi adanya multikolinearitas dengan tolerance value (TOL),
eigenvalue, dan yang paling umum digunakan adalah varians inflation factor (VIF),
dengan nilai toleransi kurang dari 1 atau VIF lebih besar dari 10 menunjukkan
multikolinearitas signifikan. Klein (1962) menunjukkan bahwa, jika VIF lebih besar
dari 1/(1 – R2) atau nilai toleransi kurang dari (1 – R2), maka multikolinearitas dapat
dianggap signifikan secara statistik.