Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
 Hernia adalah Menonjol nya suatu organ atau struktur organ nya
dan tempat nya yang normal melalui sebuah defek congenital atau
yang di dapat .
 Hernia adalah suatu keadaan menonjol nya isi usus suatu rongga
melalui lubang.
 Hernia adalah penonjolan sebuah organ , jaringan atau struktur
melewati dinding rongga yang secara normal berisi bagian tersebut.
2. Etiologi

Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemah nya
dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang di dapat sesudah
lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi karena
sewaktu bayi lahir tali pusat nya tidak segera berolditerasi (menutup) dan masih
terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika hernia dapat di awasi pada anggota
keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan sering terjadi pula pada
anaknya.

3. Patofisiologi

Secara patofisiologi peningkatan tekanan intra abdomen akan mendorong


anulus inguinalis internus terdesak. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali
kongenital atau karena yang didapat faktor yang dipandang berperan kausal
adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia. Lebih banyak pada laki- laki dari pada perempuan. Berbagai faktor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada Anulus Internus
yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia melewati
pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor yang dipandang berperan kausal
adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam

1
rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Bila otot dinding
perut berkontraksi, kanalis dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis, kelemahan dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan
inguinalis. Tanda dan gejala klinis dapat ditentukan oleh keadaan isi hernia, pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul
pada saat bediri, batuk, bersin atau mengejan dan menghilang setelah berbaring.

Keluhan nyeri biasanya dirasakan di epigastium atau para umbilical berupa


nyeri visceral karena regangan pada mesrentium sewaktu, satu segmen usus halus
masuk kedalam kantung hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul
kalau terjadi inkarsesari karena ileus atau strangulasi karena nekrosis ( R.
Sjamsuhidayat,2004). Bila isi kantong hernia dapat di pindahkan ke rongga
abdomen dengan manipulasi hernia disebut redusibel. Hernia irredusibel dan
hernia inkarserta adalah hernia yang tidak dapat dipindahkan atau dikurangi
dengan manipulasi. Nyeri akan terasa jika cincin hernia terjepit, jepitan cincin
hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia akan terisi transudat berupa cairan serosangoinus, ini adalah
kedaruratan bedah karena usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangrene. Pada
hernia redusibel dilakukan tindakan bedah elektif karena ditakutkan terjadi
komplikas.

4. Manifestasi Klinis
Tampak benjolan di lipat paha . Bila isi nya terjepit akan menimbul kan
perasaan
sakit di tempat itu di sertai perasaan mual. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata
perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atas nya menjadi merah dan
panas. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing
sehingga menimbul kan gejala sakit kencing ( di suria ) di sertai
hematuria ( kencing darah) di samping benjolan di bawah sela paha.
Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut
di sertai sesak nafas. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan
bertambah besar.

2
5. Pemeriksaan Penunjang
A. sianr X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus.
B. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menun jukkan
hemokonsentrasi ( peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
ketidak seimbangan elektrolit.

6. Pengobatan
a. Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah
efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.
b. Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan
kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus.
Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir.
Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan
usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan
bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
c. Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
d. Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan
herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia
dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.
e. Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia
langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak
dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan
anastomois “end to end”.
7. Komplikasi
a. Hernia berulang,
b. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
c. Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah,
d. Luka pada usus (jika tidak hati-hati),
e. Setelah herniografi dapat terjadi hematoma,
f. Fostes urin dan feses,

3
g. Residip,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi
8. Pencegahan
a. mengurut atau melakukan pijat tradisonal orang yang berpengalaman
membantu mengatasi turun hernia.
b. kurangiralah mengangkat beban berat namun seandainya sudah terlanjut
dilakukan maka sebaiknya tekukan lutut dan kita mengangkatnya dari
bawah misalnya seperti lifter atau atlet sedang mengangkat besi.
c. membiasakan diri dengan menggunakan celana dalam.
d. membiasakan diri sebelum sarapan mengangkat kaki ke atas dan bokong
yang menempel pada dinding sambil mengurut perut ke arah dada.
e. masukanlah jari ke mulut setiap pagi hari sebelum sarapan seperti orang
agar mau muntah, hal ini bisa bertujuan untuk membuat usus akan tertarik
ke atas dengan sendirinya dan mencegah terjadinya hernia.
9. Konsep Dasar Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekrjaan, no register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2) Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya
komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
3) Riwayat kesehatan lalu
Biasanya px dengan HIL akan mengalami penyakit kronis
sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing
(BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan factor
predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.
4) Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di
selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita
berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat
benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada benjolan
tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan
muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.

4
5) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau
penyakit menular lainnya.

a. Penyimpangan KDM

1) Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d adanya insisi dari pembedahan dan
trauma jaringan.
b. Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka insisi pada operasi.
c. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
2) Rencana Intervensi
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya insisi dari pembedahan dan
trauma jaringan.
Tujuan : rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi dalam waktu 3x24 jam.
Kriteria : - kx mengungkapkan myeri berkurang
- kx bebas dari rasa nyeri
- Ekspresi wajah tenang dan santai
- kx dapat tidur dan istirahat dengan nyaman
Rencana :
Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi yang baik.
R/ : Dengan komunikasi yang baik akan memudahkan kita dalam melaksanakan
asuhan keperawatan sehingga px & kiq lebih kooperatif
Catat lokasi, intensitas, durasi dan penyebaran rasa nyeri
R/ : Mengetahui perkembangan nyeri dan tanda – tanda nyeri hebat sehingga
dapat menentukan tindakan selanjutnya.
Beri penjelasan pada kx sebab – sebab terjadinya nyeri
R/ : kx tidak merasa cemas dan mengerti sebab – sebab nyeri.
Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
R/ : Menurunkan ketegangan otot, sendi dan melancarkan peredaran darah
sehingga dapat mengurangi nyeri.
Beri dorongan pada klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.
R/ : Menghindari kekakuan sendi otot dan penekanan pada daerah tertentu
Laksanakan instruksi dokter untuk pemberian obat analgesik
R/ : Analgesik berfungsi sebagai depresan system syaraf pusat sehingga dapat
mengurangi atau menghilangkan nyeri.
c. Potensial terjadi infeksi adanya luka pada okerasi.
Tujuan : Luka operasi tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : tidak ada tanda – tanda infeksi / radang (color, dolor, rubar, tumor,
functio laesa).

5
Rencana:
Beri penjelasan pada klien perlunya menjaga kebersihan daerah luka operasi
R/ : Dengan penjelasan diharapkan kx mengerti tentang pentingnya menjaga
kebersihan daerah luka operasi.
Observasi tanda – tanda infeksi pada daerah operasi
R/ : Respon jaringan terhadap infeksi di manifestasikan dengan oedem,
kemerahan, dan berkurangnya epitelisasi atau granulasi kulit.
Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi.
R/ : Gangguan pada integritas kulit atau dekat dengan lokasi operasi adalah
sumber kontaminasi luka.
Rawat luka operasi dengan tekhnik aseptik
R/ : Tindakan aseptik akan menghangat pertumbuhan kulitan dan menjaga luka
operasi dari infeksi.
Observasi gejala kardinal
R/ : Mengetahui perkembangan kesehatan kx dan peningkatan suhu merupakan
salah satu tanda infeksi.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.
R/ : Anergiotik berfungsi untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi
d. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
Tujuan : pasien mampu mobilisasi
Kriteria Hasil : -pasien mampu melakukan pergerakan secara bertahap
-pasien bisa beraktifitas mandiri
Rencana :
Beri motivasi & latihan pada pasien untuk beraktifitas
R/ : meningkatkan perasaan untuk beraktivitas
Ajarkan teknik mobilisasi di tmpat tidur
R/ : melatih menggerakan anggota tubuh
Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan membantu melatih mobilisasi pasien
R/ : keluarga punya peran penting membantu pasien
Tingkatkan aktifitas secara bertahap
R/ : meningkatkan mobilitas pasien

Anda mungkin juga menyukai